Sinopsis & Review Serial Emily in Paris Season 3 (2022)

Ditulis oleh Suci Maharani R
Emily in Paris Season 3
2.8
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Kisah Emily Cooper dan kota Paris sepertinya tidak akan ada habisnya. Memasuki musim ketiga, serial original Netflix ini sepertinya masih betah dengan konsep yang sama.

Hal ini bisa dilihat dari alur ceritanya yang tetap menjadikan cinta dan pekerjaan sebagai masalah utamanya. Meski membosankan dan klise, inilah sihir Emily in Paris Season 3 (2022) yang selalu bisa menarik perhatian.

Dibalik berbagai kritik yang didapatkan oleh Emily in Paris Season 3 (2022), serial garapan Darren Star ini tetap bertengger di puncak favorit Netflix. Inilah sihir yang membuat serial original Netflix ini begitu dicintai banyak orang. Apalagi banyak yang merasa, kalau alur cerita yang ditampilkan terasa semakin kosong dan tidak unik seperti musim pertamanya.

Emily Cooper sepertinya akan terlibat dengan kisah cinta dan prahara pekerjaan yang lebih rumit dari sebelumnya. Apakah Emily bisa mengatasi krisis ini? Buat kamu yang penasaran, Bacaterus akan membagikan sinopsis dan ulasan Emily in Paris Season 3 (2022) di bawah ini.

Baca juga: Sinopsis & Review Emily in Paris S2, Hubungan Emily Terkuak

Sinopsis

Sinopsis

Pasca Silvie (Philippine Leroy-Beaulieu) memutuskan untuk keluar dari Savoir, Emily (lily Collins) terjebak bersama Madeline (Kate Walsh).

Apalagi Madeline mengatakan, bahwa Savoir resmi ditutup dan ia akan kembali ke Amerika secepatnya. Hal ini membuat Emily dilema, pasalnya ia tidak memungkiri bahwa dirinya sudah sangat terikat dan nyaman berada di Paris.

Emily pun memberanikan diri, ia memutuskan untuk meninggalkan Savoir dan Madeline. Hal ini membuatnya jadi pengangguran untuk beberapa saat. Untungnya Emily memiliki Alfie (Lucien Laviscount) dan Gabriel (Lucas Bravo) yang selalu membantunya. Tentu saja, berhubungan dengan dua pria ini kerap membuat hatinya goyah.

Di sisi lain, Sylvie tidak bisa mengingkari bahwa perusahaan barunya tidak akan lengkap tanpa hadirnya Emily. Tetap dengan gayanya yang judes, Sylvie mempekerjakan lagi Emily di perusahaannya dan mulai mengerjakan projek bersama-sama.

Kehadiran Emily memang memberikan banyak kesempatan, namun hal ini membuat Julien (Samuel Arnold) merasa frustasi.

Bukan satu atau dua kali, Emily selalu mencuri kesempatannya untuk bersinar di depan klien. Julien mengakui, bahwa ide yang diberikannya tidak sehebat Emily.

Namun cara Emily yang selalu memberikan ide atau bekerja tanpa berdiskusi dengannya. Hal ini membuat Julien sangat kesal. Masalah pekerjaan juga hampir saja membuat hubungan Emily dan Mindy bermasalah.

Hal ini dikarenakan Emily yang menyabotase pekerjaan kekasih Mindy, sehingga hubungan persahabatan ini sempat kikuk. Untungnya Mindy adalah tipe orang yang logis, sehingga ia bisa membuat kekasihnya dan sahabatnya berbaikan. Masalah tidak hanya datang dari pekerjaan saja, kisah asmara Emily yang rumit juga tidak ada habisnya.

Pasca mengetahui soal perselingkuhan Camille (Camille Razat), Emily masih belum berani untuk berkata jujur pada Gabriel. Emily juga masih dilanda rasa bingung, karena jauh di dalam hati terkecilnya ia masih berharap bisa bersama Gabriel. Namun janjinya pada Camille, membuat Emily berusaha keras untuk bisa fokus pada hubungannya dengan Alfie.

Namun hal yang dilakukan Camille di malam pernikahannya berhasil membuat rencana hidup Emily berantakan. Camille menolak menikah dengan Gabriel, karena ia merasa cinta Gabriel hanya untuk Emily saja.

Hal ini membuat Alfie sangat marah dan meninggalkannya. Di sisi lain, Gabriel mengatakan bahwa ia ingin menikahi Camille karena tahu wanita itu tengah mengandung.  

Kenapa Karakter Emily Terlihat Seperti Pick Me Girl?

Kenapa Karakter Emily Terlihat Seperti Pick Me Girl

Membandingkan dengan musim pertamanya, saya ingat melihat Emily sebagai sosok gadis pekerja keras dan tidak mudah menyerah. Kecerdasan dan cara berpikirnya yang unik, membuat gadis ini bisa survive dari tekanan dan budaya kerja di Paris.

Namun dalam musim kedua dan ketiga, saya benar-benar muak melihat sikap Emily yang seakan-akan jadi pusat kehidupan banyak orang.

Dalam musim ketiga, terlihat sekali Emily dihadirkan sebagai sosok yang sangat diinginkan banyak orang. Memang pemikiran Emily soal advertisement selalu keren. Tapi saya setuju dengan pendapat Julien, bahwa Emily selalu mengganggu pekerjaannya.

Saya yang menontonnya saja merasa geram, pasalnya Emily semakin lama malah terlihat seperti seorang “pick me girl”.

Caranya mengambil spotlight dan kesempatan bekerja dari Julien, hal ini membuat saya ikut merasa kesal. Caranya memberikan ide dalam sebuah forum, secara tidak langsung memang agak menjatuhkan Julien dan rekan lainnya. Saya pikir Emily harus belajar menahan diri dan belajar untuk berdiskusi sebelum mengeluarkan segala ide brilian yang ada di kepalanya.

1 2»
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram