showpoiler-logo

Sinopsis & Review Dynasty Warriors, Adaptasi Game Populer

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Dynasty Warriors
2.7
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Di akhir kekuasaan Dinasti Han, para panglima perang dan pendekar dari seluruh daratan Cina bersekutu untuk melawan pengkhianatan Dong Zhuo. Tetapi ternyata para panglima dan pendekar ini memiliki agenda tersendiri di dalamnya. Dynasty Warriors adalah film produksi Hong Kong yang merupakan adaptasi dari video game populer yang sudah memiliki 9 seri hingga tahun 2018.

Menampilkan banyak bintang film dari Hong Kong, Cina dan Taiwan dalam deretan pemerannya, film arahan sutradara Roy Chow ini juga akan menyuguhkan adegan silat yang memukau, pameran special effect mutakhir dan kedahsyatan pertempuran di medan perang. Akankah film yang didistribusikan oleh Netflix ini memenuhi ekspektasi kita dan para fans gimnya? Simak review kami berikut ini.

Sinopsis

  • Tahun: 2021
  • Genre: Action, Adventure, Fantasy
  • Produksi: HMV Digital China Group Limited, Tecmo Koei
  • Sutradara: Roy Chow
  • Pemeran: Wang Kai, Louis Koo, Han Geng

Di akhir masa pemerintahan Dinasti Han yang merupakan salah satu dari tiga kerajaan besar di daratan Cina, panglima Dong Zhuo dan pasukannya berusaha menumpas pemberontakan Sorban Kuning. Pertempuran besar terjadi di tanah lapang sekitar pegunungan. Tiga pendekar datang. Mereka adalah Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei. Kesaktian mereka membantu memukul mundur pasukan pemberontak.

Kemenangan Dong Zhuo membuatnya besar kepala dan menganggap pemerintahan Dinasti Han lemah sehingga dia melakukan kudeta. Raja yang masih kecil diasingkan beserta seluruh keluarganya. Kejadian ini memicu kegusaran para panglima kerajaan yang masih setia kepada raja, salah satunya adalah Cao Mengde yang biasa dipanggil dengan sebutan Cao Cao.

Tiga pendekar menempuh perjalanan jauh untuk bergabung dengan pasukan sekutu. Di perjalanan mereka masuk ke dalam gua yang ternyata adalah Sword Forge Castle. Mereka mendapat informasi dari The Master tentang jati diri Cao Cao yang pedang saktinya berasal dari kastil ini dan musuh besar mereka, Lu Bu. Tiga pendekar ini pun kemudian diberikan senjata sakti masing-masing oleh The Master.

Benar saja! Ketika pertempuran antara pasukan sekutu melawan pasukan Dong Zhuo yang dipimpin oleh Lu Bu, para pendekar banyak berguguran dimana kepala mereka semua terpisah dari badannya dan terlempar ke markas pasukan sekutu. Hingga akhirnya Guan Yu maju dan bertarung sengit dengan Lu Bu yang disusul oleh pertempuran dahsyat antara dua pasukan besar ini.

Liu Bei dan Zhang Fei datang membantu Guan Yu menghadapi Lu Bu yang sangat sakti. Pertarungan mereka terjadi hingga menembus ke bawah tanah dimana mereka bertiga harus melukai diri mereka masing-masing supaya kesaktian senjata mereka keluar. Tapi sayangnya, sebelum kesaktian senjata mereka mencapai batas maksimal, Lu Bu ditarik mundur atas perintah Dong Zhuo.

Dong Zhuo memindahkan ibukota negara dan membawa serta seluruh anggota kerajaan bersamanya. Cao Cao datang mengunjungi Liu Bei dengan maksud mengajak menyatukan kekuatan kembali. Tapi Liu Bei yang menyadari perbedaan tujuan dengan Cao Cao yang ingin berkuasa menolaknya dan tetap setia dengan pemerintahan Dinasti Han. Mereka pun berpisah.

Adaptasi Video Game Populer

Bagi kalian yang merupakan gamers sejati, gim Dynasty Warriors tentu menjadi permainan favorit yang pernah dimainkan. Buktinya, sejak perilisan pertama di tahun 1997, sudah 9 seri yang dirilis hingga Dynasty Warriors 9 di tahun 2018. Respon positif bertaburan dalam setiap seri yang dirilis dan tercatat hingga bulan Februari 2020 sudah 21 juta keping terjual di seluruh dunia.

Ternyata, gim action ini merupakan spin-off dari gim utamanya, Romance of the Three Kingdoms, yang merupakan salah satu gim strategi terbaik. Sejak kemunculan gim ini di tahun 1985, sudah 14 seri kelanjutan gim produksi Jepang ini yang dirilis hingga tahun 2020 kemarin.

Latar belakang cerita kedua gim ini berdasarkan novel sejarah terkenal, Romance of the Three Kingdoms karya Luo Guanzhong yang ditulisnya pada abad ke-14. Novel ini menyajikan kisah sejarah keruntuhan Dinasti Han yang dipadukan dengan berbagai legenda dan mitologi Cina sebagai bumbu dalam alur ceritanya. Novel ini seringkali dianggap setara nilai seninya dengan karya-karya William Shakespeare.

Dengan kepopuleran novel dan gimnya, tentu saja bermunculan film adaptasinya. Jika dirunut dari awal abad ke-20, setidaknya ada tiga film klasik adaptasi novel ini dari Cina dan Hong Kong, yaitu Dingjun Mountain (1905), The Witty Sorcerer (1931), dan Diao Chan (1938).

Memasuki era perfilman modern, ada beberapa film yang sepertinya wajib ditonton, antara lain Three Kingdoms: Resurrection of the Dragon (2008) yang dibintangi oleh Andy Lau, Red Cliff (2008) yang dibagi menjadi dua film karya John Woo, The Lost Bladesman (2011) dengan Donnie Yen sebagai Guan Yu, dan The Assassins (2012) dimana Cao Cao diperankan oleh Chow Yun Fat.

Bertabur Bintang Asia

Tapi baru film Dynasty Warriors ini yang murni mengadaptasi gim yang terinspirasi dari novel tersebut, sehingga mengharuskan mayoritas elemen-elemen yang ada di gimnya tampil di dalam film produksi Hong Kong dan Cina ini. Tentu saja, seperti dalam gimnya, akan banyak karakter yang muncul dan memegang peranan di dalam jalan ceritanya.

Louis Koo yang berperan sebagai Lu Bu, panglima antagonis, adalah yang paling menonjol padahal durasi adegannya tidak lebih banyak dibanding aktor lainnya. Meski tidak banyak dialog yang diucapkan, kharismanya tidak terbantahkan. Aktor Hong Kong ini tampak sadis ketika berada di medan perang dan menjadi sosok romantis dalam sebuah adegan bersama Gulnazar yang berperan sebagai Diaochan.

Selain Louis Koo, masih ada deretan aktor Cina yang berakting cukup baik, yaitu Wong Kai sebagai Cao Cao yang murah senyum dan patriotis tapi menyimpan misteri dan Han Geng yang berperan sebagai Guan Yu dengan karakternya yang tidak kenal rasa takut dan patuh kepada perintah kakaknya, Liu Bei yang diperankan oleh aktor Taiwan, Tony Yang.

Dalam film yang dipenuhi oleh pemeran pria ini terselip dua nama aktris asal Cina, yaitu aktris senior Carina Lau yang berperan sebagai Master of the Sword Forge Castle dan aktris cantik berdarah Uyghur, Gulnazar, sebagai Diaochan. Memang terasa tidak seimbang, tapi hal ini bisa dimengerti karena memang pada masa terjadinya kisah ini wanita tidak memiliki peran dalam pemerintahan dan sejarah.

Sinematografi yang Indah untuk Cerita yang Kurang Mengikat

Dengan durasi film sepanjang 2 jam, tidak mudah untuk menampilkan banyak karakter secara seimbang. Penulis naskah Christine To sepertinya sulit untuk menentukan tokoh mana yang akan diperdalam karakternya. Sepertinya pilihan jatuh pada sosok Cao Cao yang memiliki durasi tampil lebih banyak dan latar belakang kehidupan karakternya juga diungkit oleh The Master.

Tapi ternyata pilihan ini tidak cukup mengena dan seolah mengabaikan karakter-karakter lainnya yang juga memegang peranan penting di dalam cerita. Contohnya adalah sosok Lu Bu. Diperankan oleh superstar Louis Koo, karakter ini tidak mendapat banyak adegan dan seolah menyia-nyiakan talenta aktornya saja. Bahkan adegan romantis yang diselipkan menjelang akhir terasa dipaksakan.

Tapi beberapa kelemahan dalam naskah dan ceritanya ini coba ditutupi oleh keindahan sinematografi yang berada di tangan Kenny Tse. Memilih Selandia Baru sebagai lokasi syuting terbukti membuat mata kita sejuk dengan indahnya pemandangan pegunugan bersalju nan syahdu. Seolah tidak perlu kata-kata romantis lagi yang harus diucapkan oleh Lu Bu kepada Diaochan untuk menyatakan cintanya.

Suasana berbeda hadir ketika pergerakan kamera yang dinamis dan polesan special effect mutakhir membantu dahsyatnya berbagai adegan pertempuran dalam film ini, terutama ketika pedang-pedang sakti saling beradu saat para pendekar mengeluarkan jurus-jurusnya. Mungkin inilah elemen utama dari gim yang hendak ditampilkan kembali dalam filmnya.

Dynasty Warriors menjadi salah satu film adaptasi video game yang bisa dibilang cukup baik dalam menampilkan berbagai elemen dari sumber utamanya. Dengan deretan cast mentereng untuk banyak karakter penting yang tidak semuanya tergali menjadikan terkesan sia-sia. Bahkan jalan cerita yang kurang konsisten menimbulkan banyak pertanyaan setelah film usai.

Pasti kita bertanya, apakah mereka berhasil menumbangkan Dong Zhuo dan pasukannya? Dan bagaimana persekutuan para panglima dimana yang terlihat hanya menyisakan Cao Cao dan Liu Bei di akhir film? Apa maksud menyelipkan kisah romantis Lu Bu ditengah persiapan perang? Semua pertanyaan ini akan terjawab jika film ini memiliki sequel, mengingat film ini hanyalah pembuka kisah kemelut tiga kerajaan.

Bagi penikmat film action, terutama film silat, dan para gamers, Dynasty Warriors tentunya menjadi film yang pantas untuk ditonton. Diatas segala kekurangannya, yang kita harapkan akan diperbaiki jika ada sequel-nya, film ini tidak akan membuang waktu kita dengan sia-sia. Tonton sekarang di Netflix, ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram