bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Drama The Red Sleeve (2021)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
The Red Sleeve
2.9
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

The Red Sleeve (2021) ikut memanjangkan daftar drama genre sageuk yang bisa kamu tonton di tahun ini. Khusus pencinta drama-drama historical, setting di zaman Joseon, lengkap dengan trik dan intriknya memang selalu ditunggu. Dibintangi Lee Jun Ho setelah menyelesaikan Wamilnya di Maret lalu, drama ini juga dimainkan oleh Lee Se Young.

Berjumlah 16 episode The Red Sleeve (2021) bercerita tentang kehidupan para dayang yang diajarkan sejak kecil untuk melayani raja. Seorang dayang bernama Duk Im terkenal pintar dan berani. Dia senang mendapat bayaran untuk membacakan buku bagi dayang yang lain.

Tulisan tangannya pun terkenal indah. Suatu hari dia membuat pangeran kesal. Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya? Simak ulasan The Red Sleeve selengkapnya berikut ini!

Baca juga: Sinopsis & Review Drama Korea Crash Landing on You (2019)

Sinopsis

Pangeran Yi Han bersedih atas wafatnya sang nenek, tapi Raja Youngjo, sang kakek, melarangnya. Sebagai anak kecil yang nekat, Yi Han pergi diam-diam dari istana untuk melihat jasad sang nenek atau Selir Yeong untuk terakhir kali.

Di sana dia bertemu dan dibantu Duk Im, dayang kecil istana yang ditugaskan ke sana oleh dayang senior. Pertemuan itu berkesan untuk Yi Han. Apa yang akan terjadi selanjutnya pada mereka?

Episode 1-2

Episode 1-2

Berita kematian Selir Yeong membuat Pangeran Yi San bersedih. Dia ingin sekali melihat jasad sang nenek untuk terakhir kali tapi Raja Youngjo sebagai kakeknya melarang.

Jika Yi San pergi artinya dia mengakui sebagai anak dari penjahat, karena anak Raja Youngjo dan Selir Yeong yaitu Putra Mahkota Sado yang tewas adalah penjahat. Meski dilarang, Yi San dibantu Hong Duk Ro, diam-diam menyelinap keluar dari istana dan pergi ke kediaman Selir Yeong.

Di sisi lain dayang cilik yang pintar dan berani, Sung Duk Im, terpilih untuk menghadiri pemakaman Selir Yeong seorang diri. Di tengah jalan keduanya bertemu tapi Duk Im tak tahu bocah lelaki yang menjadi temannya di perjalanan itu adalah seorang pangeran.

Yi San menangis melihat jasad neneknya tapi Duk Im coba menghibur. Sampai Raja Youngjo secara mengejutkan tiba di sana. Duk Im membantu Yi San keluar sebelum raja benar-benar melihatnya. Duk Im sendiri tetap berada di dalam dan berbincang dengan raja.

Kepintaran Duk Im menarik hati Youngjo, raja pun memberikan sebuah buku tentang Pelajaran Moral untuk Wanita yang ditulis langsung oleh Selir Yeong.

Nasib para selir mengikuti raja yang mereka layani. Jika raja diusir dari istana, mereka pun harus pergi. Duk Im yang ditugaskan menjadi pelayan raja mendengar bahwa pangeran menyimpan buku terlarang yang sangat dibenci Raja Youngjo.

Buku tersebut berisi masa lalu raja yang merupakan anak seorang pelayan. Tak ingin terusir dari istana, Duk Im kecil segera mencari buku tersebut dan menemukannya.

Di saat bersamaan Raja Youngjo juga menugaskan para prajurit mencari buku itu. Sambil bersembunyi Duk Im menyobek halaman yang memuat catatan bahwa raja adalah putra pelayan lalu melemparkan buku tersebut dan ditemukan oleh Duk Ro.

Raja yang sudah murka dan siap menghukum Yi San berubah pikiran ketika melihat halaman terlarang itu hilang. Yi San mengaku menyobek bagian itu karena sangat menghargai raja sehingga tak ingin membacanya. Duk Ro mengaku pada Yi San bahwa dialah yang menyobek bagian tersebut sehingga membuat sang pangeran berhutang budi.

Yi San sendiri terus mencari Duk Im menggunakan bantuan ibunya, tapi sang ibu meminta Yi San melupakan gadis itu karena dapat membahayakan mereka. Yi San sepakat tapi diam-diam dia terus memikirkannya.

Keduanya kini tumbuh dewasa dan bertemu lagi secara tidak sengaja. Duk Im membuat pangeran tercebur ke kolam. Untuk kesalahannya Pangeran Yi San meminta Duk Im menulis surat permintaan maaf. Suatu malam Pangeran Yi San mendapat pesan anonim yang dikirim secara misterius.

Pesan tersebut berisi kalimat merendahkan, bahwa putra seorang penjahat tak boleh menjadi raja. Duk Ro berjanji akan menemukan pengirim pesan tersebut.

Duk Im yang sedang menyalin buku pelajaran di dekat ruang belajar sang pangeran, terkagum-kagum mendengar kebijaksanaan Pangeran Yi Han.

Tak lama Yi Han datang dan Duk Im yang tidak tahu wajah sang pangeran mengusirnya secara tidak sopan. Esok harinya Yi Han kembali datang ke perpustakaan dan menuduh Duk Im sebagai mata-mata karena sudah menyalin buku pelajarannya.

Duk Im yang masih tidak tahu wajah pangeran, menolak keras tuduhan itu. Yi Han sendiri kagum dengan tulisan tangan Duk Im walau sempat meragukannya. Yi Han yang mengaku sebagai Duk Ro atau Guru Putra Mahkota diusir dari ruangan itu. Duk Im bahkan melemparinya dengan garam.

Melihat suasana hati Yi Han buruk, Duk Ro mengajaknya melihat para dayang berlatih untuk Hari Festival Dayang Istana. Kebetulan Duk Im diminta membacakan dongeng untuk para dayang.

Dongeng yang dibacakan Duk Im mengingatkan Yi Han terhadap penderitaannya di masa lalu ketika dia diperlakukan kasar oleh sang ayah karena lebih diutamakan Raja Youngjo. Kelahiran Yi Han dianggap membawa kematian bagi sang ayah yaitu Putra Mahkota Sado.

Saat Yi Han menyendiri di perpustakaan, Duk Im datang untuk kembali menyalin. Yi Han dengan perasaan yang masih sedih meminta Duk Im berhenti membaca buku, apalagi untuk orang-orang.

Hari itu secara tidak sengaja dia berpapasan dengan Duk Ro. Duk Im terpesona oleh ketampanan dan kelembutannya dan berandai-andai bahwa dia adalah Guru Putra Mahkota yang diidamkan banyak dayang.

Duk Im menyerahkan surat permintaan maaf pada Pangeran Yi Han. Yi Han yang membaca tulisannya menyadari kalau wanita itu adalah wanita yang melemparnya dengan garam dan membuatnya kesal. Ide untuk mengerjai Duk Im pun muncul. Pangeran Yi Han menolak surat permintaan maaf dan memintanya diperbaiki.

Yi Han yang sempat mengaku sebagai Guru Putra Mahkota coba memberi masukan tapi tetap saja Duk Im gagal lagi hingga beberapa kali sampai membuat dayang itu kesal.

Duk Im menemukan peta pemburu harimau dan membuat Yi Han senang. Keinginan Yi Han untuk memburu harimau agar tidak lagi menimbulkan korban membuat Duk Im terkesan.

Mereka sering bertemu di perpustakaan tapi Duk Im masih belum tahu lelaki di depannya adalah Putra Mahkota. Malam saat perayaan festival dayang hanya Duk Im yang diperintahkan berjaga oleh Pangeran Yi Han karena pangeran tak suka dia membaca buku untuk dayang yang lain.

Yi Han sendiri sedang berburu harimau dan mendapat laporan kalau harimau sedang menuju istana. Saat sedang menyalin di perpustakaan, Yi Han memintanya membaca buku untuk orang lain.

Episode 3-4

The Red Sleeve Ep 3-4

Duk Im hampir diterkam harimau jika Yi Han tidak datang menolongnya. Bersama pasukan Putra Mahkota Yi Han berhasil mengalahkan harimau. Namun, hal ini justru membuat Raja Youngjo marah karena tindakan Yi Han dianggap sebagai cikal-bakal pengkhianatan. Raja Youngjo merasa dilangkahi karena Yi Han tidak meminta izin lebih dulu.

Dua adik Putra Mahkota Yi Han, Putri Chung Yeon dan Putri Chung Sun, mencari cara agar kakek mereka mau memaafkan Yi Han. Mereka lalu meminta Duk Im menyalin novel kesayangan Raja Youngjo. Duk Im yang merasa berhutang budi terhadap Yi Han atau lelaki yang menyelamatkannya dari terkaman harimau, bersedia melakukannya.

Duk Im lalu menghadap raja untuk menyerahkan novel sekaligus meminta raja membebaskan Putra Mahkota. Raja sempat marah tapi kemudian mengasihani Duk Im karena mengingatkan dia terhadap mendiang putrinya. Raja juga memaafkan Putra Mahkota. Kemarahannya kemarin karena raja sebenarnya khawatir akan keselamatan cucunya itu.

Duk Im lalu dikenalkan oleh Putri Chung Yeon pada kakaknya. Di sanalah akhirnya Duk Im tahu kalau pria yang menyelamatkannya dari harimau, pria yang selama ini dia kenal sebagai Guru Putra Mahkota, pria yang sering dia temui di perpustakaan istana adalah Putra Mahkota. Duk Im kesal karena merasa dibohongi.

Yi Han tidak memedulikan siapa pengirim surat anonim yang memfitnahnya. Dia malah meminta pasukan menyelidiki orang yang berniat mencelakainya pada perburuan harimau kemarin. Hubungan Yi Han dan Duk Im masih belum terlalu baik. Tak ingin meninggalkan ganjalan karena tahu Duk Im mengumpatnya di belakang, Yi Han memberi Duk Im kesempatan mengeluarkan isi hatinya secara terang-terangan.

Duk Im terpilih menjadi pelayan Putra Mahkota yang mewajibkannya ada di sisi Yi Han sepanjang hari. Dia merasa terbebani tapi tak bisa menolak. Hari itu Duk Im diminta ibu Putra Mahkota, Ratu Hong, memata-matai Yi Han dan melaporkannya. Walau melanggar aturan istana, Duk Im bersedia karena saat kecil pernah berhutang nyawa pada wanita itu.

Ratu Hwa Wan yang membenci Duk Im karena pelayan itu membuat Raja Youngjo memaafkan Yi Han, menghukumnya sebab kesalahan sepele. Namun Yi Han berhasil menyelamatkannya dari hukuman berat setelah dia juga merasa tertolong oleh Duk Im.

Malam itu Duk Im memata-matai Yi Han, mengikutinya yang berkunjung ke rumah bordil atas permintaan Ratu Hong. Di sana dia malah bertemu Guru Putra Mahkota, Hong Duk Ro. Anehnya Duk Ro justru memerintahkan pasukan untuk membunuhnya. Sejurus kemudian Yi Han datang menghentikan hal tersebut.

Episode 5-6

The Red Sleeve Ep 5-6

Sung Duk Im mengaku kalau dia diperintah Ratu Hong untuk memata-matai Yi San. Putra Mahkota itu marah karena Duk Im sudah berkhianat. Dia pun mengancam akan membunuh tapi urung karena Duk Im melancarkan rayuan dan pujiannya. Yi San malah mengakui bahwa saat-saat dirinya bersama Duk Im di perpustakaan terasa istimewa.

Upacara Kedewasaan untuk dayang istana digelar. Masing-masing Dayang membawa makanan dan menemui Putra Mahkota, termasuk Duk Im. Ratu Hong yang datang menemui Putra Mahkota menjebak Duk Im agar gadis itu mendengar hal buruk tentang dayang istana dari mulut Yi San.

Yi San dengan yakin bicara pada ibunya bahwa lelaki terhormat seperti dirinya tidak akan mungkin bersanding dengan dayang rendahan. Begitu Yi San tahu bahwa dayang yang ada di depannya adalah Duk Im, ekspresinya berubah merasa bersalah.

Raja berencana mengangkat Putra Mahkota menjadi penggantinya. Keinginan Raja tersebut membuat Putri Hwawan dan anak angkatnya, Sekretaris Jung tidak tinggal diam. Mereka melaporkan bahwa Yi San sering pergi ke rumah bordil. Sebelum ada bukti, Raja mengurung Yi San di kamarnya.

Di tempat berbeda Kepala Dayang Cho dan Hong Jung Yeo juga berencana menggagalkan penobatan Putra Mahkota. Dayang Cho tidak sudi jika anak seorang penjahat, yang sudah membunuh banyak orang di istana, jadi pemimpin.

Ratu Hong menyadari kalau putranya tertarik pada Duk Im. Dia pun berpesan padanya untuk menjaga Putra Mahkota. Hari itu Duk Im menawarkan diri menjaga Putra Mahkota yang sedang dihukum Raja. Dia membacakan puisi klasik romantis yang membuat Yi San terhanyut.

Tak lama Raja yang termakan bukti dari Putri Hwawan mendatangi Yi San dengan murka. Peristiwa itu disaksikan Duk Im. Raja melarang siapa pun masuk ruangan tapi Duk Im melanggarnya. Dia menguatkan Yi San secara langsung dan berhasil menenangkannya.

Yi San meminta Duk Im menemui kelompok Dongdukhoe untuk menyelidiki Sekretaris Jung atau Jung Baek Ik. Dia juga menugaskan Duk Im mendapatkan hati Ratu Kim untuk mendukung Putra Mahkota. Agar Ratu Kim mendukung Yi San, Duk Im harus mencari cara agar Putri Hwawan dapat diatur dan dikendalikan oleh Ratu Kim tanpa ada satu pun yang bisa memihaknya, termasuk Raja.

Duk Im berhasil melakukannya. Ratu Kim berada di atas angin sehingga bisa membujuk Raja membebaskan Putra Mahkota dari hukuman. Ratu Kim puas dan meminta Duk Im tinggal di Istana Ratu untuk sesaat. Hal ini membuat orang-orang di kubu sebrang merasa geram, termasuk Hong Duk Ro yang licik.

Dia sengaja membuat gesture, seolah bermesraan dengan Duk Im. Yi San yang diam-diam melihat dari jauh salah paham dan emosi. Untuk meredamnya para dayang berinisiatif menyediakan rendaman herbal agar Putra Mahkota sedikit lebih tenang.

Para dayang tidak ada yang berani mendekat sampai Duk Im datang. Dia dipaksa melayani kebutuhan mandi Putra Mahkota. Yi San langsung menunjukkan cemburunya dengan dalih khawatir. Saat Duk Im akan menuangkan air hangat tanpa sengaja dia terjatuh ke bak mandi, Yi San pun menangkapnya

Episode 7-8

Episode 7-8

Raja Youngjo mulai menunjukkan tanda-tanda pikun. Yi San hari itu merasa bahagia karena diam-diam mendengar pengakuan Duk Im bahwa gadis tersebut mencintainya. Sementara itu Duk Im juga tidak kalah bahagia karena akhirnya bisa bertemu lagi dengan kakaknya, Sung Sik, yang lama terpisah.

Duk Im menolak tawaran Ratu Kim dan memilih bekerja di Istana Timur untuk Yi San. Dia pun menolak permintaan Kepala Dayang Cho untuk dicalonkan menjadi selir. Duk Im hanya ingin menjadi pelayan biasa walau dia juga punya perasaan yang sama terhadap Yi San.

Siang itu Yi San memberi Duk Im jeruk yang cukup berharga, tapi gadis itu menolak. Dia merasa tidak pantas mendapatkannya dan merasa punya hak untuk menolak. Ditolak oleh Duk Im seperti itu membuat Yi San merajuk, apalagi mendengar dari Kepala Militer Kang Tae Ho bahwa Duk Im hanya menyukainya sebagai pelayan kepada Putra Mahkota, tidak ada perasaan pribadi.

Rasa kesalnya semakin menjadi saat malam itu Yi San melihat Duk Im akrab dengan seorang pria. Yi San tidak tahu kalau pria itu adalah kakak Duk Im. Dengan perasaan tidak karuan, Putra Mahkota menunggu Duk Im di perpustakaan.

Dia menegaskan bahwa Duk Im adalah miliknya tapi Duk Im menolak karena menurutnya pelayan juga punya hal bersifat pribadi. Yi Sam tidak mau kalah dengan mengulangi perkataannya.

Setelah menolak permintaan Kepala Dayang Choi untuk menjadi selir agar bisa menjadi mata dan telinganya mengawasi Putra Mahkota, Duk Im dituduh mencuri buku milik mendiang Selir Kerajaan Yeong. Duk Im tidak terima karena buku tersebut diberikan langsung oleh raja pada saat Selir Yeong meninggal dunia.

Duk Im hampir dijatuhi hukuman berat tapi berkat detail cerita yang dia sampaikan, raja yang ingatannya mulai lemah mengingat kembali peristiwa di malam itu. Yi San yang ikut mendengar cerita Duk Im menyadari kalau anak kecil perempuan yang menemaninya menengok jenazah sang nenek adalah Duk Im.

Di Istana Gwangan, Kepala Dayang Choi mendoktrin para dayang untuk tidak percaya pada raja dan hanya melindungi sesama dayang. Choi rupanya juga menyiksa Dayang Park yang berada di pihak Yi San.

Choi sangat berambisi menjegal Yi San menjadi raja karena dia memiliki dendam pribadi terhadap mendiang Selir Yeong, nenek Yi San. Dia iri karena raja lebih memilih Yeong menjadi selir daripada dirinya.

Gerakan melawan keputusan raja menjadikan Yi San penerus raja mulai terang-terangan. Yi San dan kelompoknya, termasuk Duk Ro, tidak tinggal diam. Dia akan melawan dengan petisi yang meminta hukuman bagi mereka.

Selesai dengan urusannya Yi San sengaja menemui Duk Im. Gadis itu akhirnya tahu bahwa anak lelaki yang hadir di pemakaman Selir Yeong dulu adalah Yi San.

Episode 9-10

Episode 9-10

Menggantikan raja yang sakit Yi San melakukan perjalanan mengunjungi makam kerajaan yang diiringi banyak pengawal dan dayang. Singgah di istana sementara Wol Hye dan dayang-dayang yang merupakan anggota Istana Gwanghan merencanakan pemberontakan terhadap Yi San.

Wol Hye memerintahkan Dayang Seo mengambil bahan makanan yang jaraknya cukup jauh. Duk Im menawarkan diri untuk ikut. Dayang Seo menceritakan semua tentang Istana Gwanghan yang dipimpin Kepala Dayang Cho. Di tengah jalan Duk Im menemukan banyak kantong mesiu dibuang ke sungai.

Dia berfirasat akan ada hal buruk terjadi pada Putra Mahkota. Dibantu Dayang Seo dia membuat layang-layang berisi pesan. Pesan tersebut terbaca oleh Yi San dan Duk Ro. Yi San memerintahkan Duk Ro meminta bantuan pada prajurit di ibu kota.

Tak lama pemberontak datang dan membuat Yi San serta pengawal kewalahan karena minimnya senjata. Duk Im sendiri terus berlari berniat mengabarkan bahaya yang mengancam Yi San.

Pada serangan kedua, Yi San hampir kalah tapi Duk Ro dan prajurit bantuan datang tepat waktu. Mereka berhasil meringkus pemberontak. Duk Im sendiri akhirnya sampai ke istana sementara dengan terengah-engah. Dia kelelahan dan istirahat di pelukan Yi San. Yi San sendiri mengetahui kalau Duk Im lah pengirim layang-layang berisi pesan itu.

Duk Ro mengingatkan Yi San yang masih terus memangku Duk Im untuk segera bergerak karena banyak orang di istana butuh perlindungan, bukan hanya satu wanita. Kehebohan di istana sementara terdengar oleh raja tapi karena pengaruh penasihat negara kedua, raja malah mencurigai Yi San sehingga memindahkan istananya.

Di tempat berbeda Duk Im dan Dayang Seo mencari daftar dayang yang tergabung sebagai anggota Istana Gwanghan untuk menghapus nama Dayang Seo dari sana. Mereka mencari daftar tersebut ke kamar Kepala Dayang Cho, tapi mereka malah menemukan gerbang rahasia menuju Gwanghan.

Lebih jauh mereka juga menemukan Dayang Park yang disandera dan luka-luka. Mereka lalu membawa dayang tersebut ke tempat persembunyian dan merawatnya. Kepala Dayang Cho mengetahui hal ini tapi dia lebih fokus pada menjegal Yi San naik tahta.

Hari perjamuan untuk memberi nama kehormatan bagi raja yang diprakarsai Yi San tiba. Putri Hwawan duduk bersebelahan dengan sekongkolnya: Selir Moon. Raja terlihat bahagia dengan perjamuan makan yang dihadiri anggota keluarga. Namun, suasana berubah mencekam kala kesemek mentah dan kepiting bumbu dihidangkan.

Dua makanan itu mengingatkannya atas peristiwa kematian sang kakak atau raja terdahulu, Raja Gyeongjong, yang meninggal karena diracun. Akibat hal itu raja yang sekarang hidup tersiksa di bawah rumor bahwa dia lah pelaku pembunuh kakaknya.

Episode 11-12

Episode 11-12

Yi San menanggung hukuman atas kejadian di perjamuan. Tak bisa melihat Yi San terus terpojok, Duk Ro mengumpulkan beberapa anggota Dongdukheo untuk menemui Yi San dan membahas upaya pelengseran raja. Yi San menolak usaha Duk Ro walau setuju bahwa kondisi kakenya sudah tidak memungkinkan untuk memimpin.

Di tempat berbeda Dayang Park memberi tahu rahasia pada Duk Im dan Dayang Seo mengenai sebuah dokumen. Dokumen tersebut berisi perjanjian antara raja dan mendiang putra mahkota atau ayah Yi San, bahwa putra mahkota bersedia menyerahkan nyawanya dengan syarat Yi San harus menjadi raja selanjutnya.

Petunjuk keberadaan Dokumen Kebenaran yang rahasia itu terdapat pada topi, cincin yang dipakai Ratu Hong dan tato di punggung Duk Im. Dibantu sang kakak Duk Im tampaknya berhasil memecahkan petunjuk tersebut.

Di istana, Yi San menghadap raja atau kakeknya. Raja terlihat sangat marah karena mengetahui kalau Yi San memiliki organisasi rahasia bernama Dongdukheo. Informasi tersebut dibocorkan oleh penasihat negara yang dia peroleh dari Kepala Dayang Cho. Dongdukheo dicurigai berniat pada pemberontakan raja.

Di tempat berbeda Duk Im berusaha merayu Ratu Kim untuk menghentikan raja. Usahanya berhasil dan ratu bersedia menemui raja, sementara raja sendiri sudah menghunus pedang di hadapan Yi San. Ingatan raja terperangkap di masa lalu tepatnya saat Pangeran Jangjo, putranya atau ayah Yi San masih hidup.

Ratu Kim menemui raja dan Duk Im menjelaskan tentang Dokumen Kebenaran. Kepala Dayang Cho gagal menghentikannya dan raja sendiri yang mengambil Dokumen Kebenaran dari tempat rahasia. Kepala Dayang Cho seharusnya dihukum mati tapi dia diampuni oleh raja karena bagaimana pun hubungan mereka sangat dekat di masa lalu. Namun, Cho lebih memilih bunuh diri.

Sekretaris Kerajaan Jung juga menawarkan diri menggantikan ibu angkatnya, Putri Hwawan, untuk menerima hukuman mati dari Yi San. Dayang Park pun meninggal dunia. Raja sendiri akhirnya menghembuskan napas terakhir setelah menobatkan Yi San jadi Raja Joseon yang baru.

Tiga tahun berlalu Yi San sudah melakukan tugas-tugas yang ditinggalkan raja terdahulu. Saat Duk Im mengantarkan ramuan herbal, Yi San memintanya menjadi selir. Dia ingin membangun keluarga dengan Duk Im. Yi San memberi Duk Im waktu berpikir selama beberapa hari.

Episode 13-15

Episode 13-15

Yi San kembali diserang oleh pemberontak, kali ini Wol Hye berhasil ditangkap. Di sisi lain Yi San juga harus menghadapi keputusan Ratu Kim yang akan memilihkan selir kerajaan untuknya.

Pilihannya jatuh pada adik Hong Duk Ro yang kini jadi Sekretaris Kerajaan. Yi San menolak dan coba cari pembelaan pada Ratu Hong. Namun, ternyata Ratu Hong juga mendukung keputusan Ratu Kim.

Pasalnya Ratu Hong sudah menemui Duk Im dan mendengar penolakannya untuk dijadikan selir. Yi San kecewa karena Duk Im tidak mengatakan langsung padanya.

Duk Im tidak ingin menjadi wanita ke sekian dalam hidup Yi San, sedang Yi San juga tak mungkin hanya memiliki satu wanita. Ratu Wonbin pun akhirnya terpilih menjadi selir raja, pendamping Yi San.

Hidup di istana tidak membuat Ratu Wonbin bahagia. Apalagi perlakuan Raja juga tidak sebaik dugaannya. Ratu Wonbin meninggal tiba-tiba dan membuat Hong Duk Ro sangat patah hati sampai gelap mata.

Dia menculik dayang di istana Ratu Kim dan berniat memfitnah Ratu Kim atas kematian adiknya. Dia juga menculik Kyung Hee, salah satu teman Duk Im.

Yi San yang mengetahui semua perbuatan Duk Ro, termasuk menjadi pemimpin untuk bawahan Kepala Dayang Cho yang masih tersisa sangat kecewa. Dia menunggu waktu yang tepat untuk menghukumnya tapi Duk Im yang ingin segera menyelamatkan Kyung Hee malah tertangkap oleh Duk Ro.

Yi San segera datang dan membebaskannya bersama dayang-dayang yang lain. Namun, Yi San yang semula akan menghukum mati Duk Ro mengubah putusannya. Dia hanya memecat Duk Ro dari jabatan Sekretaris Kerajaan. Yi San lalu meminta Duk Im menemuinya.

Alih-alih meminta maaf karena berencana melibatkan Ratu Kim dalam menangkap Duk Ro tanpa seizinya, Duk Im melawan. Yi San begitu marah, Duk Im pun tak mau kalah. Pernyataan cinta Yi San ditampiknya dengan pongah tapi Yi San malah menciumnya.

Setelah itu Yi San mengusir Duk Im dari istana. Saat Yi San memeriksa kamar Duk Im, dia menemukan sobekan kertas dari buku terlarang, yang menyelamatkannya saat kecil dulu. Setahun berlalu Yi San kembali bertemu Duk Im. Duk Im juga tanpa sengaja bertemu Duk Ro.

Duk Im mendengar bahwa Yi San bersiap memilih selir baru, pengganti Ratu Wonbin. Hari itu Duk Im kembali dipanggil ke istana atas perintah Ratu Hong sebagai pelayan Selir Kerajaan Hwa, selir baru Yi San. Namun, Selir Hwa yang cemburu melihat kedekatan Duk Im dengan Yi San menyiksanya.

Ratu Hong sengaja membawa Duk Im kembali ke istana karena dia tahu dayang itulah yang bisa membahagiakan putranya. Di sisi lain berita kematian Hong Duk Ro memukul Yi San.

Bersama dengan itu Yi San tahu bahwa Duk Im lah pelayan muda yang menyobek buku terlarang yang menyelamatkan nyawanya. Kali ini Duk Im tidak menolaknya. Dia terlihat berubah pikiran. 

Episode 16-17

Episode 16-17

Selir Kerajaan Hwa meminta bantuan Ratu Kim menghukum Duk Im atas tuduhan perselingkuhan. Dia mengatakan bahwa Duk Im telah berselingkuh dengan seorang pria.

Dayang Seo yang mengetahui hal ini langsung mengabari Ratu Hong. Ibu kandung Yi San itu lantas menjelaskan bahwa pria yang dicurigai Selir Hwa sebagai selingkuhan Duk Im adalah kakak kandungnya.

Ratu Hong lanjut menjelaskan bahwa ayah Duk Im adalah pengawal Putra Mahkota Sado. Pasca kematianya, Ratu Hong menjaga Duk Im dan mengangkatnya jadi dayang istana.

Selir Hwa yang mendengar penjelasan itu masih saja mencari-cari kesalahan Duk Im sampai menyinggung bahwa ayah Duk Im adalah seorang pengkhianat karena mengabdi pada Putra Mahkota Sado yang jahat dan pendosa besar.

Perkataan Selir Hwa sangat menyinggung Yi San yang juga ada di sana. Dia lalu memutuskan tidak lagi membiarkan Duk Im menjadi pelayan Selir Hwa, sekaligus memerintahkan Dayang Seo untuk membawa Duk Im ke kamar tidurnya.

Malam itu Yi San dan Duk Im bermalam bersama. Duk Im resmi menjadi selir Yi San. Tiga bulan pasca menjadi selir, Duk Im hamil. Berita ini membuat Yi San senang tapi dia tidak bisa langsung menemui Duk Im karena merasa berkewajiban menenangkan hati ratu yang belum kunjung hamil padahal sudah tiga tahun mendampingi Yi San.

Kebahagiaan itu tidak lama karena putra pertama Yi San dan Duk Im meninggal karena sakit campak. Duk Im yang saat itu tengah mengandung sangat terpukul. Kesedihannya bertambah kala mengetahui salah satu teman dekatnya yang sesama dayang istana, Young Hee, keguguran karena hamil diam-diam. Young Hee melakukan pelanggaran berat sehingga harus menerima hukuman mati.

Kesehatan Duk Im terus memburuk hingga akhirnya meninggal dunia dengan disaksikan oleh Yi San. Sebelum meninggal Duk Im ingin sekali bertemu dengan dua temannya tapi keinginannya tidak terwujud. Kematian Duk Im menjadi duka yang sangat mendalam. Yi San bahkan tidak peduli terhadap pemilihan selir kerajaan pengganti Duk Im.

Hingga bertahun-tahun berlalu, Yi San masih mengingatnya walau harus pura-pura lupa karena kewajibannya sebagai raja. Pada satu kesempatan dia bertemu secara tidak sengaja dengan putra Sung Sik, keponakan mendiang Duk Im, bernama Sung Gung Min di istana. Yi San akhirnya membawa Duk Im di ingatannya hingga ajal menjemput.

Kisah Pangeran dan Dayang Pemilik Tulisan Tangan yang Indah

Kisah Pangeran dan Dayang Pemilik Tulisan Tangan yang Indah

The Red Sleeve (2021) bercerita tentang seorang pangeran dan dayang yang memiliki tulisan tangan yang indah sekaligus hobi sekali membacakan buku untuk orang lain.

Sejak kecil dayang bernama Duk Im diatur untuk bekerja di Istana Timur, yang artinya melayani sang pangeran. Seperti drama-drama sageuk arus utama, pertemuan pertama mereka diawali saat keduanya masih kecil.

Duk Im kecil yang mendapat tugas menghadiri pemakaman Selir Yeong bertemu dengan pangeran dan membantunya kabur dari raja. Bantuan Duk Im meninggalkan kesan tersendiri tapi karena banyak alasan terkait keselamatan mereka, pangeran setuju untuk melupakannya. Mereka pun kembali bertemu ketika sudah sama-sama lebih dewasa.

Pertemuan Pertama yang Klise

Pertemuan Pertama yang Klise

Pertemuan antara Duk Im dan Pangeran Yi Han untuk pertama lagi setelah sekian lama dikemas dengan formula yang cliché. Kekonyolan saat keduanya terpaksa tercebur kolam, apalagi saat Duk Im berniat menolong pangeran tapi malah menariknya lagi ke dalam air, terasa kurang natural.

Hubungan mereka saat kali pertama bertemu yang bagai Tom & Jerry juga menjemukan. Ditambah Duk Im yang tidak mengetahui bahwa pria menyebalkan itu adalah pangeran, kemudian Yi Han yang membalasnya dan sengaja mengerjainya untuk iseng membalas dendam, melengkapi kebosanan dua episode awal dari The Red Sleeve (2021).

Formula seperti itu memang umum dipakai dan gak masalah selama eksekusi dan aktingnya menarik, sayang, drama ini kurang memenuhi keduanya.

Drama Pertama Junho Setelah Selesai Wamil

Drama Pertama Junho Setelah Selesai Wamil

Dua episode awal The Red Sleeve (2021) tidak menampilkan konflik berarti. Ringan tapi juga kurang berkesan karena premis atau konflik utama yang ingin disampaikan, rasanya tidak terlalu kuat. Meski begitu drama ini akan mengobatimu yang sudah rindu melihat Lee Joon Ho berakting.

Penampilannya sebagai Putra Mahkota di The Red Sleeve (2021) adalah penampilannya pertama setelah lepas dari Wamil bulan Maret lalu.

Ketampanannya apalagi berperan sebagai pangeran terlihat sangat pas dengannya. Interaksi Junho dengan Lee Se Young sebagai pemeran Dak Im bisa membuatmu terus penasaran untuk melihat perkembangan hubungan mereka. Tertarik mengikutinya? Nantikan di episode-episode mendatang ya!

Duk Im Semakin Dekat dengan Yi Han

Duk Im Semakin Dekat dengan Yi Han

Identitas Yi Han sebagai Putra Mahkota akhirnya diketahui Duk Im. Seperti yang bisa dibayangkan, Duk Im tentu merasa dibohongi dan dibodohi. Drama keduanya berlanjut saat Duk Im yang sangat ingin menghindari Yi Han, justru ditugaskan menjadi pelayannya. Yi Han sendiri beberapa kali terlihat menyelamatkan dan melindungi Duk Im.

Episode 3 dan 4 The Red Sleeve (2021) sudah mulai menampilkan gejolak dan intrik-intrik khas kerajaan yang identik dengan haus kekuasaan. Sedikit-sedikit sudah mulai terlihat pula mana karakter yang memihak Putra Mahkota Yi Han dan mana yang jadi lawannya. Kita tunggu dan lihat saja masalah apa yang menunggu mereka di depan sana!

Putra Mahkota Mulai Tunjukkan Perasaannya

Putra Mahkota Mulai Tunjukkan Perasaannya

Duk Im mulai menunjukkan keluwesannya sebagai pelayan pribadi Yi San atau Putra Mahkota. Tidak ada lagi drama-drama atau ekspresi terpaksa darinya. Di episode kali ini dia membantu Yi San melakukan hal-hal yang penting; seperti mendapatkan dukungan dari Ratu Kim.

Di awal episode 5, setelah Yi San menyelamatkan Duk Im, pria itu sudah mulai menunjukkan perasaannya dan tampak semakin besar di episode 6.

Selama dua episode 5 dan 6, emosi Yi San terhadap Duk Im bertambah jelas. Dia menampakkan kecemburuan dan bertingkah konyol karena terus memikirkan Duk Im.

Sayangnya, ada adegan yang terasa kurang natural, terutama saat Duk Im terjatuh ke bak mandi Yi San. Adegan jatuh yang harus dilakukan Lee Se Young terlihat kurang luwes, persis adegan jatuh di episode awal saat tanpa sengaja Duk Im menyeburkan Putra Mahkota ke kolam.

Sementara itu orang-orang yang membenci Yi San semakin terang-terangan. Putri Hwawan dan anak angkatnya tanda tedeng aling-aling, menyerang Yi San sehingga dia dihukum. Alasan Dayang Senior Cho ingin menggagalkan pengangkatan Yi San menjadi Raja juga akhirnya dipaparkan. Bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Duk Im Mencintai tapi Menolak Jadi Selir

Duk Im Mencintai tapi Menolak Jadi Selir

The Red Sleeve (2021) memasuki episode 7 dan 8 dengan rating yang terus naik. Kisah Yi San dan Duk Im memasuki perkembangan baru kala keduanya sudah tidak menyangkal perasaan masing-masing.

Duk Im bahkan membuat pengakuan yang membahagiakan Yi San; dia mengaku mencintainya di depan teman-teman dayang lain. Mereka juga akhirnya mengetahui kalau masing-masing pernah bertemu saat kecil dulu.

Namun, dua episode ini sekaligus mulai berisi kesedihan karena cinta saja tidak cukup bagi Duk Im untuk bersedia menjadi selir Yi San.

Menariknya penolakan tersebut dikemas secara simbolis dengan skrip yang melibatkan sebuah jeruk berharga. Duk Im tidak langsung menolak Yi San di hadapannya, tetapi menolak pemberian jeruk berharga tersebut.

Masa Lalu Mulai Disinggung

Masa Lalu Mulai Disinggung

Pada episode 7-8 ini, The Red Sleeve (2021) juga sedikit me-rewind kejadian di masa lalu ketika Yi San dan Duk Im bertemu di pemakaman Selir Yeong saat mereka kecil. Perasaan Yi San jadi semakin kuat setelah mengetahui bahwa Duk Im lah yang membantunya melihat jasad sang nenek untuk terakhir kali.

Masa lalu Selir Young sebagai selir kerajaan serta dendam Kepala Dayang Cho juga diceritakan walau tidak secara langsung. Bagian ini membuat penasaran, terutama tentang bagaimana peristiwa kematian ayah Yi San yang sebenarnya?

Apakah benar ada keterlibatan Kepala Dayang Cho atas kematian Putra Mahkota tersebut? Konflik ini menjadi bumbu lainnya di samping kisah cinta Yi San dan Duk Im yang tidak kalah rumit.

Duk Im Menemukan Istana Gwanghan

Duk Im Menemukan Istana Gwanghan

Dua episode The Red Sleeve (2021) di minggu ini tensi mulai menegangkan karena Yi San mendapat serangan pertamanya. Wol Hye yang bekerja untuk Kepala Dayang Cho memimpin penyerangan. Beruntung Duk Im memperlihatkan kepintaran dan kepekaannya di sini. Dia menjadi penyelamat Yi San untuk ke sekian kalinya.

Episode 9 dan 10 bukan hanya mempertontonkan kepintaran Duk Im tetapi juga keberaniannya. Hanya bermodal nekat dan ingin membantu Dayang Seo, Duk Im bertaruh nyawa masuk ke kamar Kepala Dayang Cho dan akhirnya menemukan Istana Gwanghan.

Scene ini cukup menegangkan apalagi ditampilkan dengan suasana yang temaram dan gelap. Sementara itu hubungannya dengan Yi San tampak mulai semakin dekat. Ada satu dua scene romantis antara mereka yang lambat dan emosional. Penasaran?

Yi San Menjadi Raja

Yi San Menjadi Raja

Perlu lebih dari 10 episode hingga akhirnya Yi San benar-benar menjadi raja. Setelah melalui gejolak emosi antara bersedia atau tidak menggantikan kakeknya, Yi San tak bisa lagi menolak ketika raja sendiri yang mengangkatnya. Peristiwa pengangkatan Yi San menjadi raja mengubah suasana di drama ini.

Pasalnya, ada beberapa karakter yang meninggal, seperti Kepala Dayang Cho hingga raja itu sendiri. Suasana di istana tampak lebih dingin dibanding sebelumnya. Kondisi yang semula panas oleh trik dan pemberontakan, mulai reda, setidaknya di dua episode ini, terutama di episode 12. 

Maukah Duk Im Menjadi Selir?

Maukah Duk Im Menjadi Selir?

The Red Sleeve (2021) episode 11 peran Duk Im cukup besar, terutama karena dia yang mengabarkan tentang Dokumen Kebenaran kepada raja. Secara tidak langsung dia adalah orang di balik pengangkatan Yi San menjadi raja. Hubungannya dengan YI San semakin dalam, terutama di episode 12.

Setelah menunggu masa duka cita berakhir, yaitu 3 tahun, Yi San masih menyimpan perasaan terhadap Duk Im. Sebagai penutup episode minggu ini, Yi San bahkan melamar Duk Im menjadi selirnya. Kira-kira apakah Duk Im mau menerima? 

Tiga Episode The Red Sleeve (2021) yang Emosional

Tiga Episode The Red Sleeve (2021) yang Emosional

Minggu ini penggemar drama The Red Sleeve (2021) dijamu dengan tiga episode berturut-turut, mulai dari episode 13 hingga 15. Selama itu pula banyak peristiwa yang disuguhkan. Khusus bagi shipper Yi San dan Duk Im, tiga episode ini membawa emosi naik dan turun.

Pasalnya, hubungan Yi San dan Duk Im tidak menunjukkan tanda-tanda bahagia terlebih setelah perselisihan antara keduanya. Duk Im sampai diusir dari istana karena Yi San merasa frustasi tidak bisa mengendalikannya.

Pemilihan selir kerajaan untuk Yi San juga menambah emosional, seolah kesempatan Duk Im menjadi pendamping Yi San semakin tipis. Namun, semua terjawab di akhir episode 15; Duk Im mulai mengakui perasaan yang selama ini dia sembunyikan.

Tiga episode The Red Sleeve (2021) memiliki beberapa adegan penting. Pertama terpilihnya Ratu Wonbin, adik Hong Duk Ro, sebagai selir kerajaan. Kemudian kematiannya yang disusul dengan kematian Hong Duk Ro yang memukul Yi San.

Lantas, benarkah tidak akan ada yang menghalangi kebahagiaan Yi San dan Duk Im lagi? Jawabannya akan ditemukan di dua episode terakhir minggu depan!

Banjir Air Mata di Dua Episode Terakhir

anjir Air Mata di Dua Episode Terakhir

Drama sageuk yang mendapat sambutan baik di kalangan pecinta drama Korea ini menutup ceritanya dengan banjir air mata. Dua episode terakhir The red Sleeve (2021) memotret kebahagiaan Yi San yang akhirnya menyanding Duk Im sebagai selir. Kebahagiaan mereka berlanjut ketika Duk Im hamil.

Sayangnya, jatah bahagia Yi San dan Duk Im sepertinya mulai habis dari scene itu, karena scene selanjutnya hanya berisi kesedihan karena kehilangan demi kehilangan. The Red Sleeve (2021) yang diangkat dari kisah nyata kehidupan Raja Jeongjo dan Selir Kerajaan Uibin Seong ini memang menguras emosi.

Kisah mereka menjadi alur utama yang tertulis di buku-buku atau catatan sejarah Korea Selatan. Menariknya, sutradara mengemas akhir cerita Raja Jeongjo dan Selir Uibin dengan cara yang cantik tanpa mengubah fakta sejarah. Penonton mendapat penghiburan karena kemesraan dan kebahagiaan Yi San serta Duk Im tetap disuguhkan sampai The Red Sleeve (2021) benar-benar selesai.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram