bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Navillera, Drama Keluarga Penuh Haru

Ditulis oleh Siti Hasanah
Navillera
4.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sebuah serial drama Korea yang diangkat dari Webtoon dengan judul Navillera mulai dirilis tanggal 22 Maret 2021. Song Kang dan Park In Hwan diplot sebagai protagonis dalam drama ini. Keduanya menampilkan chemistry yang apik sebagai mentor dan murid dalam berlatih balet.

Mengingat kesuksesan Webtoon karya Hun dan Jimin ini, banyak penggemar yang menantikan cerita versi dramanya, terlebih saat mengetahui nama Song Kang terdaftar sebagai aktor utamanya. Aktor muda satu ini selalu berhasil menampilkan lakon berkualitas yang dipercayakan padanya. Nah, inilah sinopsis dan review Navillera yang kamu tunggu!

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun Rilis: 2020
  • Genre: Drama, Family
  • Sutradara: Han Dong Hwa
  • Produksi: Studio Dragon
  • Pemain: Park In Hwan, Song Kang, Na Moon Hee, Hong Seung Hee
  • Jumlah Episode: 12

Serial drama yang penuh adegan haru dan kehangatan keluarga ini mengangkat kisah seorang mantan pegawai kantor pos yang bertekad untuk mengejar mimpinya menari balet yang telah ia kubur selama hampir sepanjang hidupnya.

Adalah Shim Deok Cheol (Park In Hwan), seorang kakek berusia 70 tahun yang kembali menemukan semangat untuk mengejar cita-citanya menari balet. Terlambat memang, namun bukan kehendaknya ia baru mendapat kesempatan untuk berlatih balet di usia senja.

Shim Deok Cheol dilarang untuk menari balet oleh ayahnya. Menurut sang ayah menari balet bagi laki-laki adalah sebuah hal yang memalukan. Setelah menikah, ia disibukan oleh kewajibannya mencari nafkah bagi keluarga sederhananya, sehingga praktis ia tidak punya waktu untuk memikirkan balet.

Baru setelah pensiun ia bertemu dengan Lee Chae Rok (Song Kang), seorang pemuda yang sangat mencintai balet. Melihat Chae Rok menari, mimpinya untuk menari balet kembali tergugah.

Anak muda yang dingin dan pendiam itu tentu tidak menggubris keinginan kakek tua yang memintanya untuk menjadi mentor baletnya. Menurutnya, usia Deok Cheol sudah terlalu terlambat untuk menari balet.

Siapa pun yang mendengar hal itu akan berpikir bahwa keinginannya itu adalah sebuah hal konyol. Ini pula yang dirasakan oleh seluruh keluarga. Bahkan tetangga yang mengetahuinya mencemoohnya.

Di luar dugaan Deok Cheol mempunyai tekad yang kuat untuk berlatih balet. Chae Rok yang meragukan keinginan Deok Cheol akhirnya luluh dan menghargai keinginannya dengan bersedia menjadi mentornya.

Pertemuannya dengan Deok Cheol juga membawa pengaruh positif baginya. Chae Rok semakin fokus pada latihan, sisi hangatnya yang biasanya dia sembunyikan menjadi lebih terlihat. Dengan adanya Deok cheol di sisi Chae Rok, anak muda yang dulu dipaksa ayahnya untuk menjadi atlet sepak bola ini menjadi seseorang yang lebih menjiwai setiap tarian bukan sekedar terobsesi pada juara.

Singkatnya, Deok Cheol berhasil menyakinkan semua orang bahwa keinginannya bukan hanya sekedar selingan di waktu pensiunnya. Ia ingin menari balet, meskipun sekali seumur hidup. Ia ingin merasakan melakukan sesuatu yang ingin dilakukannya sebelum ia dijemput ajal. 

Alzheimer Menjadi Motivasi Deok Cheol Menari Balet

Alzheimer Menjadi Motivasi Deok Cheol Menari Balet

Mendengar seorang kakek menari balet sudah cukup bikin kita mengernyitkan kening. Membayangkan seorang kakek memakai pakaian balet lebih menggelikan. Itu yang dirasakan oleh anak-anak dan istri Shim Deok Cheol.

Keinginan Kakek Deok Cheol berlatih balet menyulut emosi seluruh keluarga. Anak tertuanya, Shim Seong San (Jung Hae Kyun) adalah yang paling frontal. Ia bahkan mengancam tidak akan menginjakkan kaki di rumah jika Doek Cheol keukeuh berlatih balet.

Istrinya pun tak kalah marah. Choi Hae Nam (Na Moon Hee), sang istri yang telah mendampinginya selama ini menyuruhnya melupakan balet dan bersikap wajar seperti lansia pada umumnya yang menghabiskan masa pensiun dengan tenang.

Anak keduanya, Shim Seong Seok (Kim soo Jin) mendorong sang ayah untuk menyukai kegiatan lain yang biasa dilakukan orang tua sesuainya. Bahkan ia membelikan jaket baru dan menemaninya naik gunung.

Si bungsu lebih memilih diam meskipun ia pun terheran-heran bagaimana ayahnya bisa mendapat ide untuk berlatih balet di usianya yang sudah uzur. Namun, alih-alih protes, Shim Seong Gwan (Jo Bok Rae), anak bungsunya itu lebih berusaha mengerti keinginan gila ayahnya.

Namun, di balik semua itu tidak ada yang mengetahui bahwa ia memutuskan untuk berlatih balet, hal yang paling diinginkan sejak kecil itu, adalah setelah ia mendengar didiagnosa terkena Alzheimer oleh dokter.

Diagnosa itu seperti vonis yang menentukan bahwa hidupnya tidak akan sebaik dulu dan ia tidak bisa hidup normal seperti yang lainnya. Ia menyadari bahwa semakin hari tubuhnya semakin lemah dan ia akan hidup tanpa memori apa pun.

Ia ingin merasai hidup yang penuh sebelum Alzheimer merenggut kebahagiaannya. Oleh sebab itulah ia sangat gigih berlatih dan mensiasati gejala Alzheimer yang mulai sering muncul agar bisa merasakan bahagianya melakukan hal yang diinginkannya dalam hidup.

Park In Hwan Ragu, Song Kang Senang 

Park In Hwan Ragu, Song Kang Senang

Park In Hwan memang bukan wajah baru di dunia perfilman Korea. Pria yang lahir tahun 1945 ini adalah langganan supporting actor yang justru membuat protagonis menonjol. Namun, dalam serial drama Navillera, ia mendapat peran sentral sebagai pemeran utama.

Ketika membaca Webtoon-nya, ia sempat dilanda rasa ragu karena harus melakoni peran sebagai Shim Deok Cheol yang punya keinginan berlatih balet. Bagi lelaki yang juga tampil dalam film Exit ini, balet adalah peran baru yang menantang baginya.

Meskipun Park In Hwan dan Song Kang berlatih balet selama 6 bulan sebagai salah satu persiapan menjalani perannya, untuk seseorang yang kaku dan tidak mengenal balet sama sekali, kemampuan tubuhnya untuk menyesuaikan dengan gerakan balet cukup membuatnya ragu dan gugup.

Namun, melihat penampilan apiknya di drama, rasanya keraguan yang dirasakannya tidak membuat penampilannya buruk. Sebaliknya, ia terlihat luar biasa.

Berbeda dengan Song Kang yang justru terlihat senang dan menyukai latihannya terutama saat melihat perubahan pada tubuhnya pasca menjalani latihan balet selama 6 bulan. Ia merasa jadi lebih mampu menyesuaikan gerakan balet yang menurutnya rumit dan sangat teknis.

Namun, meskipun menyukai latihan balet, Song Kang pun kesulitan mengikuti gerakannya. Oleh sebab itu, ia lebih ingin menjiwai setiap tarian balet dan mengolah ekspresi dan emosi dalam balet. 

Kostum Song Kang di Episode Akhir jadi sorotan 

Kostum Song Kang di Episode Akhir jadi sorotan

Di sepanjang 12 episode di dalam drama Navillera, kamu akan melihat pertemanan manis antara Shim Deok Cheol dan Lee Chae Rok serta hubungan keluarga yang erat meskipun tak jarang ada konflik besar terjadi di dalamnya. Dalam setiap episodenya, Navillera kerap mendapat respon baik dari para penonton. Kamu bisa melihat hal ini dari rating yang dicapai dalam setiap episodenya.

Sayangnya, menjelang episode terakhir Navillera, adegan yang seharusnya hangat dan menyentuh tersebut justru membuat penonton terganggu. Pasalnya di episode tersebut diceritakan Song Kang dan Park In Hwan tampil di panggung.

Park In Hwan mengenakan kostum balet yang ketat namun, kostum balet yang dikenakan Song Kang lah yang jadi sorotan. Kostum ketat yang dikenakannya memamerkan lekuk tubuh Song Kang dan membuat penonton serasa ingin menutup mata.

Gambar-gambar Song Kang dengan kostum balet ketat berwarna putih itu ramai dibicarakan dan tersebar di internet. Ada yang berkomentar bahwa Song Kang seharusnya mengenakan kostum berwarna hitam seperti yang Park In Hwan kenakan.

Sinematografi Sederhana yang Sukses Menangkap Emosi

Sinematografi Sederhana yang Sukses Menangkap Emosi

Navillera bukanlah sebuah drama yang banyak menampilkan adegan para tokoh yang berurai air mata atau konflik rumit. Sebaliknya, Navillera sarat adegan sederhana dan sering terjadi di sekitar kita. Namun, kepiawaian Han Dong Hwa meramu cerita menjadikan Navillera istimewa.

Episode pertama diawali dengan adegan Shim Deok cheol yang menghadiri pemakaman koleganya yang meninggal. Di sana telah berkumpul teman-teman sejawat yang sama-sama berusia uzur.

Obrolan mengenai masa tua yang mereka jalani pun mengalir begitu saja. Semakin dibahas, semakin kesepian mereka jadinya. Menit-menit episode awal tersebut merupakan pintu gerbang bagi penonton untuk menyelami perasaan seorang Shim Deok Cheol.

Han dong Hwa selaku sutradara drama ini begitu detail menggambarkan konflik batin Deok Cheol yang terjebak dalam dilema mengejar cita-cita dan protes keluarga terhadap keinginannya tersebut. Navillera punya cerita romantis yang minim. Keakraban antara Shim Eun Ho (Hong Seung Hee) dan Lee Chae Rok lebih bisa disebut keakraban antara cucu dibanding disebut sebagai pasangan.

Cerita romantis yang sangat terasa hangat justru terlihat dari pasangan Shim Deok Cheol dan Choi Hae Nam. Han Dong Hwa menggambarkan perhatian dan kasih sayang pasangan ini dengan sederhana, pelan tapi terasa kuat.

Elemen emosi dalam serial drama Navillera ini adalah kekuatan yang bikin drama ini menjadi drama menarik. Dialog-dialog di dalamnya pun seolah mengajak penonton untuk merenungi arti hidup.

Jadi, kalau kamu mencari drama dengan slice of life yang kental, Navillera bisa menjadi rekomendasi yang tepat. Navillera memang sudah selesai tayang, namun kamu masih bisa saksikan di platform Netflix. Jadi, silakan tonton dan resapi setiap adegan dari drama yang sangat berarti bagi Park In Hwan ini.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram