Review & Sinopsis Do Revenge, Pembalasan Dendam pada Sang Mantan

Satu lagi film Netflix yang mengangkat tema remaja, ‘Do Revenge’ hadir meramaikan rilisan film bertema cinta dan masa muda. Film yang menghadirkan bintang Riverdale, Camila Mendes, ini dirilis pada 16 September 2022 yang lalu dan hanya bisa ditonton lewat situs layanan streaming film berbayar, Netflix.

Tak hanya Camila Mendes, film yang kabarnya terinspirasi dari film Strangers on Train karya Alfred Hitchcock ini juga diramaikan oleh aktris berbakat seperti, Maya Hawke, Austin Abrams, dan Ava Capri. Ada juga Sophie Turner sebagai cameo dan aktris ‘buffy’, Sarah Michelle Gellar.

Lalu seperti apa filmnya? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini, yuk!

Sinopsis

Drea Torres (Camila Mendes) adalah tipe cewek populer, pintar, dan berprestasi. Ia juga dikelilingi teman-teman yang suportif dan kekasih yang tampan. Namun tak seperti kebanyakan teman-teman sekolahnya, Drea bukan berasal dari keluarga berada.

Ia berhasil masuk ke Rosehill berkat beasiswa. Berpacaran dengan Max (Austin Abrams), lelaki paling populer dan juga kaya di sekolahnya turut membuat popularitas Drea melambung.

Saat itu, teman-temannya yang juga teman-teman Max tengah merayakan hari ulang tahun Drea yang ke 17 tahun. Drea tentu sangat bahagia karena bisa mendapatkan hampir apapun yang ia inginkan meskipun kenyataannya dia bukan orang kaya.

Sepulang dari pesta itu, Drea berduaan dengan Max, karena Drea akan segera mengikuti Audisi Teen Vogue, Max meminta Drea untuk membuatkannya sex tape. Drea pun menyanggupinya. Ia lalu merekam dirinya sendiri yang tengah membuka bikininya. 

Tak disangka, video yang tadinya hanya ia bagikan ke Max, malah tersebar ke seluruh siswa di sekolah. Dalam sekejap, Drea pun jadi orang yang paling dijauhi di sekolahnya. Drea menduga kalau itu semua perbuatan Max. Dengan tak segan-segan, Drea meninju Max sampai ia terkapar.

Karena video pornonya tersebar, Drea dihukum untuk menjadi pekerja di klub tenis sekolahnya. Kesal dengan perbuatan Max itu, Drea bersumpah akan membalaskan dendamnya pada siapapun yang mengusik dan menggunjingkan video pornonya.

Di klub tenis, Drea bertemu dengan Eleanor (Maya Hawke) yang dari awal berusaha mendekatinya. Eleanor adalah sosok gadis muda yang terbilang ‘cupu’. Dari segi penampilan dan karakter, Ia juga bukan tipe orang yang bisa menjadi teman Drea. Tapi entah kenapa, Eleanor malah ingin menjadi teman Drea.

Dia pun berusaha untuk berteman dan memahami kondisi Drea. Eleanor lalu menceritakan kondisinya yang tak jauh berbeda dengan Drea. Ia dipermalukan sebagai lesbi oleh orang yang disukainya yaitu Carissa.

Eleanor merasa mereka sama-sama terkucil akibat perbuatan seseorang dan itu menghancurkan mereka. Mendengar itu, Drea yang tadinya tak peduli dengan Eleanor malah mengajak Eleanor berkomplot untuk membalaskan dendam mereka.

Mereka berdua pun menyusun rencana aksi balas dendam yang bisa menghancurkan Max dan Carissa. Drea mengubah penampilan Eleanor yang tadinya super cupu menjadi gadis yang diinginkan banyak lelaki.

Dengan penampilan barunya itu, Eleanor akan berusaha mendekati Max agar mereka bisa mendapatkan informasi bahkan rahasia terbesar Max.

Awalnya semua rencana berjalan sempurna. Drea dan Eleanor berhasil membuat Carissa dikeluarkan dari sekolah karena menanam ganja dan magic mushroom di Green House sekolah mereka. Mereka juga mencoba mengekspos isi chat Max dimana ia flirting dengan banyak wanita (bahkan pria) di sekolahnya.

Tapi tampaknya sosok Max terlalu kuat dan mempesona. Sahabat-sahabatnya berusaha memperbaiki keadaan dengan menyebarkan rumor lainnya sehingga bukan cibiran yang didapat, Max malah dipuji-puji satu sekolah.

Lalu, apa yang akan dilakukan Drea dan Eleanor selanjutnya? Kamu bisa menonton filmnya sama selesai untuk mengetahui plot twist di akhir film ya!

Sarat dengan Dark Comedy

Sekilas, film ini mengangkat kisah remaja pada umumnya yang tengah haus akan eksistensi dan kepopuleran. Secara garis besarnya, film ini mengangkat isu bullying yang kerap terjadi di kalangan remaja.

Namun ternyata selain bullying, banyak juga isu-isu sensitif lainnya yang coba diangkat lewat scene dan dialog-dialog di film seperti rasisme dan LGBT. Isu tersebut dibalut dengan humor yang tak terasa berlebihan.

Meskipun tidak secara langsung tergambar lewat adegan (kecuali LGBT), namun jelas bahwa film ini ingin menyuarakan isu tersebut. Tak aneh, film-film bertema remaja dari Netflix memang tengah gencar mengangkat isu-isu sensitif bahkan terang-terangan mengkampanyekan LGBT.

Karakter Wanita yang Sangat Kuat dan Mandiri

Selain isu sensitif yang cukup ketara di film ini, karakter wanitanya terbilang sangat kuat. Ini terlihat dari sikap yang ditunjukkan Drea dan Eleanor.

Drea dibuat menjadi sosok gadis muda berbakat yang tak gentar meski masalah berat tengah menghampirinya. Drea berusaha mencari jalannya sendiri untuk bertahan dan melawan ketika ada yang menyerangnya.

Di sisi lain, Eleanor yang disangka ‘cupu’ ternyata memiliki masa lalu yang kelam. Ia pun  bangkit dan berubah menjadi sosok yang sangat berbeda untuk melawan pelaku perundungannya dulu. Kedua karakter ini bisa dibawakan dengan baik oleh Camila Mendes dan Maya Hawke.

Perlu diakui bahwa sang sutradara pintar memilih pemeran utama karena Camila Mendes sangat cocok memerankan karakter Drea Torres.

Selain karena karakter wajah Camila Mendes yang memang ‘judes’, Camila juga berhasil memainkan ekspresi wajah dan gestur yang sempurna sehingga penonton bisa turut kesal namun juga bersimpati dengan sosok Drea Torres.

Penampilan Maya Hawke juga tak bisa diabaikan. Ia benar-benar bisa merubah karakter cupunya menjadi gadis penuh dendam yang pandai bernegosiasi. Penampilannya ini cukup impresif mengingat Maya memang anak dari aktris dan aktor kenamaan Hollywood yaitu Uma Thurman dan Ethan Hawke.

Baca Juga: 15 Film Remaja Terbaik Sepanjang Masa yang Sangat Seru

Pelajaran Berharga untuk Para Remaja

Dengan berbagai isu sensitif yang diangkat, film ini sebenarnya ingin menyampaikan pesan yang sangat bagus untuk para remaja. Mereka yang tengah membangun jati diri ini sering kali lupa bahwa hal yang lebih penting dari sekedar eksistensi adalah moral kita.

Drea menganggap kondisi ekonominya tidak jadi masalah. Otak cerdas dan penampilan lebih bisa menjadi modal utamanya untuk eksis. Tapi ia tak sadar kalau sikapnya selama ini pun banyak menyakiti hati orang lain.

Semua masalah yang menimpanya ini tak lain akibat sikapnya sendiri. Tanpa sikap yang baik, ia bahkan bisa dengan mudah melepaskan mimpinya untuk masuk ke universitas ternama.

Film ini memang serupa dengan film-film remaja lainnya dengan permasalahan klasik. Hanya saja penyajiannya dibuat lebih modern.

Awalnya kamu mungkin merasa bisa menebak kemana film ini akan berakhir, tapi plot twist di akhir film cukup membuat film ini terasa lebih berkesan. Durasi 118 menit pun hampir tidak terasa karena film ini diwarnai dengan dialog-dialog seru dan plot cerita yang menarik.

Kalau kamu butuh hiburan saat suntuk, film ini bisa kamu tonton segera. Jangan lupa beri pendapat di kolom komentar kalau sudah menonton filmnya ya!