bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Deep Rising, Teror Gurita Haus Darah

Ditulis oleh Aditya Putra
Deep Rising
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Bumi ini terbagi menjadi lautan dan daratan. Lautan mempunyai wilayah yang lebih luas daripada daratan. Berdasarkan data persentase 70% permukaan bumi adalah air. Maka dari itu, kehidupan di daratan sebagian besar sudah diteliti oleh manusia. Hal itu berkebalikan dengan lautan yang masih banyak menyimpan misteri.

Banyaknya mahluk di laut yang belum berhasil diteliti secara sains oleh manusia menjadikan laut sebagai tempat yang misterius. Banyak bentuk hewan yang nggak biasa yang tiba-tiba ditemukan.

Di film Deep Rising, ada hewan mematikan yang siap memangsa manusia di lautan. Hewan itu adalah gurita yang mengincar darah manusia. Seperti apa sinopsis dan review filmnya? Kita bahas, yuk!

Sinopsis

Kapten Finnegan bersama dua orang krunya, Joey Pantucci dan Leila tengah berlayar di Laut Cina Selatan. Mereka ditodong oleh sekelompok tentara bayaran.

Para tentara bayaran itu adalah Hanover, Mulligan, Billy, T-Ray, Mamooli dan Vivo. Mereka meminta Finnegan untuk mengemudikan kapal melewati badai. Finnegan mendengar bahwa Hanover dan anak buahnya ditugaskan meluncurkan torpedo.

Sementara itu, ada juga kapal mewah yang melintas di Laut Cina Selatan. Kapal itu adalah Argonautica, kapal pesiar mewah dengan penumpang berasal dari kelas atas.

Simon Canton, pembuat Argonautica menunjukkan kelebihan kapal buatannya pada penumpang. Di saat yang sama, ada Trillian, perempuan buronan polisi yang berada di atas kapal untuk melakukan pencurian.

Trillian mencuri dompet nahkoda kapal, Kapten Arthenton. Untuk menghindari kecurigaan, dia pergi ke dek kapal dan mendengar suara aneh yang semakin mendekat.

Merasa nggak nyaman, dia masuk ke dalam kapal. Dia kemudian menggunakan kartu akses dari dompet Arthenton untuk membongkar brangkas berisi barang-barang berharga. Sebelum berhasil mencuri, Trillian tertangkap oleh Arthenton beserta petugas keamanan.

Argonautica tiba-tiba mengalami gangguan. Sistem navigasi dan komunikasi kapal mati. Tiba-tiba ada sesosok mahluk yang mendekati kapal. Mahluk itu ke dalam kapal dan membunuh para penumpang.

Para penumpang yang masih selamat berlarian untuk bersembunyi. Tapi mahluk itu punya organ tubuh yang bisa masuk ke lubang kecil. Salah satunya adalah lewat lubang toilet yang dijadikan akses untuk membunuh penumpang.

Kapal yang dikemudikan Finnegan mengalami kerusakan setelah tabrakan dengan speedboat. Leila dan Pantucci melihat sebuah kapal dari kejauhan yang ternyata adalah Argonautica.

Sadar berisi penumpang orang kaya, Hanover dan kawan-kawannya mengubah haluan. Mereka berniat merampok barang-barang berharga dari para penumpang Argonautica.

Anak buah Hanover berhasil masuk ke Argonautica. Hanover akan mengecek keadaan penumpang di kapal mewah itu. T-Ray dan Mamooli bertugas mengawal Pantucci dan Finnegan untuk mencari suku cadang kapal.

Perdebatan antara Finnegan dan T-Ray terjadi. Di tengah perdebatan itu, seekor mahluk muncul dari air. Ia menangkap T-Ray, menghisap darahnya lalu memuntahkannya kembali.

Mamooli menemukan rekannya sudah nggak bernyawa. Dia menuduh Finnegan dan Pantucci sebagai pelaku pembunuhan. Sebelum melapor pada Hanover, Mamooli menjadi korban keganasan mahluk laut yang sama. Finnegan dan Pantucci langsung mengambil senjata T-Ray dan Mamooli untuk melarikan diri.

Di pelarian, mereka bertemu dengan Trillian yang kemudian bergabung bersama Finnegan dan Pantucci. Hanover dan Vivo membuka sebuah lemari besi. Mereka dikejutkan karena ada Canton dan Arthenton yang bersembunyi di lemari besi tersebut. Vivo terluka karena Canton secara refleks menggunakan kapak untuk membela diri.

Hanover terlibat adu senjata api dengan Canton dan Arthenton. Pertarungan terhenti setelah Canton menyatakan kapalnya diserang mahluk mengerikan.

Canton, Arthenton dan Hanover bertemu dengan Finnegan, Pantucci dan Trillian. Finnegan mengetahui bahwa Canton merupakan orang yang mengutus Hanover untuk meledakkan Argonautica.

Canton menyusun rencana jahat itu demi mendapatkan uang dari asuransi dalam jumlah yang besar. Arthenton marah mengetahui rencana jahat Canton. Ketika keadaan memanas, mahluk laut mengerikan muncul lagi.

Kali ini sosoknya jelas, ia adalah seekor gurita yang berukuran besar. Walau saling membenci dan ada masalah semua orang yang masih selamat harus bekerja sama. Bisakah mereka menyelamatkan diri dari teror gurita raksasa haus darah?

Monster Khas Tahun 90-an

Film horror yang menggunakan monster sebagai antagonis nggak pernah surut dari waktu ke waktu. Tapi di dekade 90-an, tema itu dipakai oleh puluhan judul film.

Beberapa di antaranya yang terkenal adalah Godzilla, Jurassic Park, Alien, Mimic dan Werewolf. Nggak mengherankan kalau Deep Rising pun menggunakan tema serupa, hanya saja monster yang dipilih adalah gurita raksasa.

Menonton Deep Rising akan membawa kita menonton monster khas 90-an karena penggunaan CGI-nya pun sesuai pada jamannya.

Walau terlihat kuno dibandingkan dengan teknologi jaman sekarang, tapi bukan menjadi masalah besar karena keseruan yang ditawarkan film ini. Monster haus darah yang tiba-tiba muncul di tengah laut cukup memberikan nuansa ngeri untuk penonton.

Penggabungan Action dan Horror

Deep Rising menjadi spesial karena penggabungan action dan horror. Gurita raksasa cukup untuk mengintimidasi kita dengan menyerang kapal mewah beserta penumpangnya. Untuk mengalahkannya, orang-orang yang masih selamat harus mencari kelemahannya. Tentu bukan pekerjaan mudah karena nyawa menjadi taruhannya.

Nuansa ngeri dikombinasikan dengan adegan-adegan laga di film ini. Tembak-menembak, kejar-kejaran, ledakan, sampai upaya menyelamatkan diri dari gurita menggunakan speedboat di dalam kapal pesiar mewah menjadi sajian yang seru. Dengan premis sederhana tapi konflik yang jelas, film ini sangat memanjakan penonton pecinta adegan-adegan yang memacu adrenalin.

Konflik Masing-Masing Karakter

Orang-orang yang selamat bukan hanya harus menyelamatkan diri dari serangan gurita besar tapi juga mengatasi permasalahan internal. Arthenton bermasalah dengan Trillian yang mencuri dompetnya.

Arthenton juga bermasalah dengan Canton yang mencoba membahayakan nyawanya demi mendapat uang asuransi. Finnegan dan Pantucci bermasalah dengan Hanover karena Hanover-lah yang membuat mereka terjebak di Argonautica.

Konflik internal itu membuat masalah semakin meruncing. Bisa dibayangkan bagaimana orang-orang yang nggak menyukai satu sama lain harus mengesampingkan ego dan bekerja sama demi kelangsungan hidup mereka.

Potensi saling berkhianat atau mengorbankan orang yang nggak disukai sangat mungkin untuk muncul. Tapi di sisi lain, perlu orang yang banyak untuk menaklukan gurita raksasa.

Karakter-karakter yang tersisa di Argonautica ternyata masing-masing menyembunyikan sesuatu. Nggak ada kebaikan melawan kejahatan melainkan siapa yang lebih buruk dari siapa. Walau kurang pendalaman dari segi cerita, tapi keunikan mereka yang harus menyelamatkan diri bisa menjadi penawar.

Deep Rising bisa dikategorikan sebagai cult film dari dekade 90-an. Tanpa banyak basa-basi, langsung secara intens menunjukkan horror yang mengerikan dengan tempo yang terbilang cepat.

Sebagai hiburan bagi penikmat horror dan action, film ini bisa menjadi tontonan sempurna walau nggak banyak disebut oleh penggemar film.

Kalau kamu terbiasa menonton film-film rilisan tahun 2010 ke atas, mungkin matamu akan merasa kurang nyaman menonton film ini. Karena teknologi yang digunakan di film ini belum secanggih sekarang.

Tapi, kalau kamu cukup terbuka menerima kekurangan itu, film ini akan terasa mengasyikan. Suka film sejenis ini? Kalau punya rekomendasi lain, kamu boleh menuliskannya di kolom komentar, teman-teman!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram