bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Death Wish, Balas Dendam Sadis

Ditulis oleh Yanyan Andryan
Death Wish
2.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Death Wish merupakan film keluaran Amerika yang disutradarai oleh Eli Roth dan skenario naskahnya dikerjakan oleh Joe Carnahan. Film ini sendiri adalah sebuah remake dari film tahun 1974 dengan judul yang sama, dan juga ceritanya berdasarkan novel karya Brian Garfield yang rilis di tahun 1972.

Aktor kawakan Bruce Willis membintangi film Death Wish sebagai karakter utamanya yang bernama Paul Kersey. Ia adalah seorang dokter ahli bedah trauma yang bekerja di sebuah rumah sakit yang ada di Kota Chicago.

Paul lalu berubah menjadi vigilante, dan berusaha membalas dendam kepada orang-orang yang telah membunuh istrinya, Lucy, serta melukai putrinya, Jordan, dengan sangat parah. Simak ulasan lengkaonya berikut ini:

Sinopsis

death-wish-1_
  • Tahun Rilis: 2018
  • Genre: Action thriller
  • Rumah produksi: Cave 76 Productions, dan Metro-Goldwyn-Mayer
  • Sutradara: Eli Roth
  • Pemeran utama: Bruce Willis, Vincent D'Onofrio, Elisabeth Shue, Dean Norris, dan Kimberly Elise

Di rumah sakit tempatnya bekerja, Paul Kersey berusaha menyelamatkan seorang polisi yang tertembak oleh penjahat. Namun, polisi tersebut telah tewas di ruang operasi sebelum dirinya benar-benar mencoba mengeluarkan peluru dari tubuhnya.

Rekan kerja dari polisi itu lalu merasa kecewa kepada Paul karena sang dokter beranjak ke ruangannya untuk menyelamatkan penjahat yang ditembak oleh rekannya itu.

Beberapa hari kemudian, Paul bersama istrinya, Lucy, dan putri mereka satu-satunya, Jordan, mengajak saudara laki-lakinya, Frank, untuk makan di sebuah restoran. Di tempat tersebut, seorang petugas parkir bernama Miguel diam-diam bertingkah aneh dengan memotret alamat rumah mereka yang terdapat di dalam layar mobil milik Paul.

Pada malam harinya, Paul kembali ke rumah sakit, sedangkan Lucy dan Jordan berada di rumah untuk membuat kue. Ketiga penjahat tibat-tiba muncul di rumah, dan satu dari mereka memaksa Lucy untuk mengambil semua harta benda yang disimpan di brankas yang ada di kamar Paul.

Sementara itu, Jordan disekap oleh dua penjahat lainnya, dan mereka berusaha untuk mengikatnya. Namun, Jordan berhasil melawan dan melukai salah satu wajah penjahat. Sang penjahat tersebut merasa panik, menghajar Jordan dengan sadis hingga ia menembak Lucy, yang berhasil membawa semua harta benda keluarganya.

Mayat Lucy selanjutnya di bawa ke rumah sakit, dan Paul pun mengetahui jika sang istri telah tewas terbunuh, serta Jordan dirawat karena mengalami koma setelah penganiayaan terhadap dirinya. Selepas proses pemakaman, Paul cukup frustasi karena polisi belum bisa menangkap para pelaku. Paul lalu mencoba membeli senjata api, namun ia menjadi ragu karena harus mengurus izin kepemilikan senjata.

Saat berada di rumah sakit, Paul harus mengobati seorang anggota geng yang terkena luka tembak parah. Pistol milik orang tersebut kemudian jatuh ke lantai, dan Paul pun menyembunyikannya di bawah kolong kasur. Paul mengambil pistol itu, dan ia membawanya untuk berlatih menembak seorang diri.

Dengan pistol itu, Paul memberanikan diri turun ke jalanan untuk mencari informasi tentang pelaku yang menyerang keluarganya. Ia lalu mencoba menghentikan pelaku pencurian mobil, dan dengan berani Paul pun menembaki penjahat tersebut hingga tewas.

Aksi yang dilakukan oleh Paul kemudian direkam oleh salah seorang warga, dan ia mengunduh videonya itu ke internet. Tindakan Paul ternyata menjadi viral, dan masyarakat menyebutnya sebagai “Malaikat Pencabut Nyawa” alias “Grim Reaper”.

Di sisi lain, identitas Paul sebagai Grim Reaper masih terjaga karena saat ia melakukan aksinya itu dirinya selalu menggunakan jaket hoodie untuk menutupi wajahnya.

Setelah tindakan pertamanya itu, Paul tetap kembali ke jalanan untuk terus mencari informasi sang pelaku. Di siang hari, ia membunuh seorang pengedar narkoba berjuluk "Ice Cream Man" bersama dengan anak buahnya di jalanan.

Selepas dari aksinya itu, Paul kembali ke rumah sakit, dan menemukan salah satu pasiennya yang ia kenal bernama Miguel meninggal. Paul merasa jam tangan yang digunakan oleh Miguel adalah miliknya yang telah dicuri saat peristiwa perampokan di rumahnya itu.

Lewat telepon milik Miguel, Paul pun akhirnya menemukan keberadaan sang pelaku, dan mencoba untuk membalas dendam kepada mereka.

Sajian Action yang Tanggung

death-wish-2_

Bruce Willis adalah aktor yang kerap membintangi film bertemakan action yang sangat populer mulai dari waralaba Die Hard, Red, The Fifth Element, Tears of the Sun, Looper, G.I. Joe: Retaliation, dan tentunya masih banyak lagi.

Dalam setiap film yang ia mainkan, Bruce selalu tampil sebagai jagoan utamanya dengan kemampuan menggunakan senjata, dan bertarung yang sangat meyakinkan.

Dalam film Death Wish ini, Bruce diperlihatkan tidak memiliki kemampuan menembak, dan berkelahi yang baik. Karakternya sebagai Paul Kersey mungkin sedikit berbeda dari apa yang sering ia perankan di film-filmnya yang lain.

Sosok Paul di film ini adalah seorang dokter ahli bedah trauma yang terpaksa belajar menggunakan senjata api untuk balas dendam kepada penjahat yang telah membunuh istri, dan melukai putrinya. Pada aksi vigilante pertamanya pun, Paul terlihat masih amatir dalam menembak meskipun dirinya berhasil membunuh para penjahat di jalanan.

Seiring keberaniannya yang semakin percaya diri, Paul lambat laun benar-benar menjadi seorang “Grim Reaper” di Kota Chicago dan membunuh para penjahat dengan caranya sendiri. Walaupun tidak terlihat tangguh, Bruce rasanya masih terasa lumayan baik dalam memerankan karakter Paul Kersey.

Di sisi lain, meskipun film ini mempertontonkan adu tembak dan kekerasan, namun nyatanya hal itu tidak terasa istimewa sebagai sebuah sajian action yang mumpuni. Death Wish selama 1 jam 47 menit pun bisa dibilang memberikan alur cerita yang biasa saja dengan sajian balas dendam pembunuhan yang terasa kurang menggigit.

Masih Seru Namun Kurang Meyakinkan

death-wish-3_

Dalam film ini, aksi vigilante yang dilakukan oleh Paul Kersey menjadi sebuah debat publik, dan mereka mempertanyakan moralitas tindakan dari sang dokter tersebut.

Tindakan main hakim sendiri dari Paul di satu sisi sangat didukung oleh masyarakat karena tingkat kejahatan di Chicago sangat tinggi, sedangkan mereka yang menolak berasalan bahwa Paul seorang rasis yang hanya membunuh penjahat kulit hitam.

Paul Kersey tidak hanya membunuh penjahat secara sadis, namun perasaan dendamnya yang mendalam telah menguasai jalan pikirannya. Kekerasan dan kemarahan yang ia lakukan merupakan tindakan singkat untuk memperbaiki kesedihannya.

Tetapi, pendekatan moralitas dan penyesalan dari apa yang dilakukan oleh Paul tidak dieksplorasi penuh menjadi bagian penting dalam Death Wish

Sepanjang film ini berjalan, Death Wish pun pada akhirnya mengalir menjadi aksi balas dendam semata. Tidak ada upaya dramatisasi yang coba untuk dilebihkan, dan semua momen kekerasannya disajikan tanpa basa-basi.

Sayangnya, momen-momen action di film ini masih terasa kurang mendebarkan jika dibandingkan dengan film-film laga dari Bruce Willis yang lainnya.

Sementara itu, sang sutradara Eli Roth kurang solid dalam mengeksekusi film action ini. Eli mungkin mencoba menyajikan Death Wish sedemikian rupa untuk membuatnya terlihat “keren” dan brutal. Meskipun film ini masih tetap berjalan seru dan menghibur untuk ditonton, tetapi pendekatannya masih belum terasa meyakinkan.

Film Action Thriller yang Biasa Saja

death-wish-4_

Para pemain yang terdiri dari Elisabeth Shue (Lucy Kersey), Dean Norris (Detektif Kevin Raines), Camila Morrone (Jordan Kersey), Vincent D'Onofrio (Frank Kersey), dan Beau Knapp sebagai Knox, pemimpin penjahat yang menyerang keluarga Paul, telah melakukan apa yang mereka bisa dengan karakternya masing-masing.

Sementara itu, Bruce Willis masih tetap prima dengan usianya yang sudah tidak muda lagi. Dalam film ini pun, karakternya bersikap sembrono tanpa ambil resiko dalam membunuh semua orang yang ia incar.

Pertarungannya dengan Knox menjadi salah satu bagian tontonan yang cukup seru setelah ia berhasil menyiksa dengan sadis dua penjahat lainnya yakni Fish (Jack Kesy), dan Joe (Ronnie Gene Blevins).

Secara singkatnya, Death Wish mengambil tema kekerasan vigilante dengan konten action dan kekerasan yang masih terasa tanggung. Sajian aksinya mungkin terasa biasa saja, plotnya berjalan sederhana, dan suguhan sinematografinya pun tidak bisa dibilang istimewa maupun buruk.

Death Wish secara kesimpulannya memang berjalan menjadi film yang lumayan menghibur, namun genre action thriller yang coba disuguhkan tidak benar-benar berkesan. Walaupun masih ada konten yang sadis, film ini pun rasanya terlihat biasa saja, dan tidak terlalu spesial.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram