showpoiler-logo

Sinopsis & Review Dear Zindagi, Berdamai Dengan Masa Lalu

Ditulis oleh Suci Maharani R
Dear Zindagi
3.5
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Siapa yang tidak mengenal aktor kawakan satu ini Shah Rukh Khan, sang legenda film-film romantis Bollywood. Meski sudah menua, harus diakui bahwa pesona Shah Rukh Khan masih tetap kuat bahkan di film Dear Zindagi ini. Berbeda dengan film-film sebelumnya, di film ini Shah Rukh Khan mengambil peran sebagai seorang terapis.

Dear Zindagi (2015) adalah film yang ditulis dan disutradarai oleh Gauri Shinde, sementara Gauri Khan membatu di bagian produksi.

Dear Zindagi berhasil meraih penilaian 7.6 dan mendapatkan banyak pujian kritis dan positif di Amerika Utara. Berkat penampilan epic dari Alia Bhatt dan Shah Rukh Khan film ini berhasil meraup pendapatan kotor hingga ₹ 1,39 meski gagal menang di berbagai ajang award Show.

Sinopsis

Sinopsis Dear Zindagi

Kaira (Alia Bhatt) adalah seorang sinematografer yang menjanjikan, namun kehidupannya tidak sebaik karirnya. Kaira harus mengalami putus cinta setelah mengakui bahwa ia berselingkuh dengan Raghuvendra (Kunal Kapoor). Sayangnya Raghuvendra pun meninggalkannya ke New York dan bertunangan dengan wanita lain.

Kesialan Kaira tidak sampai disitu saja, ia terusir dari rumahnya karena di bangunan itu hanya di sewakan untuk orang yang sudah berkeluarga saja. Segala masalah yang muncul, dengan enggan Kaira berakhir tinggal di Goa bersama dengan kedua orang tuanya.

Selama tinggal di Goa, Kaira mengalami gangguan tidur yang lumayan parah hingga ia tidak sengaja menonton seminar Dr. Jehangir Khan atau “Jug”. Seorang psikolog yang sedang membicarakan mengenai kesadaran kesehatan mental di konferensi itu.

Kaira pun memberanikan diri untuk menemuinya, Kaira awalnya berbohong dengan mengatakan temannya memiliki masalah. Namun, Kiara akhirnya mengakui bahwa dia lah yang mengalami gangguan tidur yang cukup serius.

Tanpa disangka-sangka Jug justru memiliki metode yang aneh namun membuatnya nyaman. Kaira mulai membuka satu persatu permasalahannya dan mulai kembali ke kehidupan normalnya.

Hingga suatu hari di pesta penyambutan kedatangan adiknya Kiddo, Kaira lepas control dan mengungkapkan isi hatinya di depan keluarganya. Kaira mengatakan kenangan masa kecilnya yang membahagiakan sekaligus pahit.

Ia bahagia saat tinggal bersama kakek dan neneknya, namun diabaikan oleh kedua orang tuanya karena dianggap beban. Jug dengan sabar mendengarkan dan memberikan saran agar Kaira melepaskan ketakutannya, berdamai dengan kedua orang tuanya dan kembali hidup.

Kaira akhirnya memulai kehidupannya dari awal hingga ia menyadari bahwa ia mulai jatuh cinta pada Jug. Di sesi akhir terapinya, Kaira mengatakan isi hatinya namun Jug mengatakan bahwa hal yang normal jika pasien merasa ada ikatan dengan sang terapis. Tapi hubungan yang lebih dari itu tidak mungkin, Kaira mengakhiri cintanya pada Jug dengan pelukan terakhir.

Kaira yang akhirnya menyelesaikan film pendeknya membuat pemutaran perdana bersama teman, kolega dan keluarga. Banyak orang yang hadir termasuk mantan pacarnya, hingga ia bertemu dengan seorang pria yang berprofesi sebagai desainer furniture (Aditya Roy Kapur).

Jangan Anggap Remeh Gangguan Mental

Jangan Anggap Remeh Gangguan Mental

Tidak banyak yang menyangka bahwa Dear Zindagi akan memberikan kita sebuah tontonan mengenai kesehatan mental. Pasalnya untuk film yang berasal dari Industri Bollywood yang mengangkat isu mental health para wanita sangat langka.

Di India sendiri sudah bukan rahasia umum bahwa para wanita selalu dipandang sebelah mata baik dalam keluarga maupun sosial. Kaira bisa menjadi gambaran akan mentalitas yang dimiliki oleh para wanita lajang bukan hanya di India tapi Indonesia.

Pemikiran-pemikiran kolot bahwa anak perempuan harus anggun, harus menikah di usia sekian lalu menjadi istri dan ibu yang baik. Hal ini memang tidak salah, tapi bukanlah hal yang mutlak harus diterapkan dan dipaksakan pada setiap anak.

Akibat dari pemaksaan paham di atas, banyak wanita yang justru kehilangan jati dirinya. Tekanan yang sudah ada sejak kecil akan mempengaruhi pemahaman dan kehidupannya saat dewasa.

Kaira adalah wujud yang sangat tepat dari banyak wanita yang hilang arah dan stress dengan norma-norma kolot. Kaira mungkin terlihat fine, tapi di dalamnya ada kemarahan, benci, dan hilangnya kepercayaan diri. Ini bukanlah negative thinking, tapi mental issue yang sudah seharusnya menjadi perhatian.

Banyak orang berfikir bahwa gangguan mental di zaman seperti sekarang ini itu suatu yang umum. Jika seseorang merasa mengalami gangguan mental itu hanya pemikiran negatifnya saja.

Kenyataannya gangguan mental tidak timbul dari pikiran negatif saja, bisa saja itu adalah trauma yang menghantui. Bahkan beberapa kasus justru sangat berbahaya jika dibiarkan tanpa penanganan begitu saja.

Pola Asuh Sangat Berperan Penting

Pola Asuh Sangat Berperan Penting

Sebuah plot yang tidak di sangka-sangka saat Kaira akhirnya mengatakan isi hatinya pada orang tuanya dan mengakui mengenai masa kecilnya pada Jug. Kaira kecil merasa di khianati dan di campakkan oleh kedua orang tuanya yang berakhir menutup diri.

Akibatnya, Kaira tumbuh menjadi anak yang penyendiri, pembangkang, memiliki ideliasmenya sendiri dan sulit menjalani hubungan jangka panjang. Sebagai orang tua, sudah menjadi tanggung jawab dan hal yang mutlak untuk memberikan kehidupannya bagi anak mereka.

Banyak orang tua yang berfikir bahwa hidup mereka yang utama baru setelah itu anak. Pemikiran lainnya yang dimiliki oleh para orang tua adalah kami bekerja sekuat tenaga untuk memberikan kehidupan yang layak untuk anak.

Tapi satu hal yang sering dilupakan, bahwa hal terpenting bagi anak-anak bukanlah uang tapi waktu dan kasih sayang. Anak-anak membutuhkan curahan kasih sayang dari kedua orang tuanya, bahkan hal kecil pun bisa menjadi sangat berharga bagi mereka.

Hidup dengan segala kemewahan bukanlah kebahagiaan mutlak, sebaliknya kegagalan bukanlah akhir segalanya. Setiap anak memiliki kelebihan dan spesial, tidak ada anak yang tidak berguna mereka hanya belum tahu dimana keahliannya.

Kaira adalah realita dari ego para orang tua, karena harus diakui banyak para orang tua yang menganggap anaknya beban. Banyak orang tua yang tidak memahami dan menyadari perubahan sikap anak tidak terjadi begitu saja tapi selalu ada penyebabnya. Hal yang perlu diingat bahwa orang tua juga bisa menjadi sumber utama dari hancurnya kehidupan anak mereka.

Cara Lepaskan Semua Beban dalam Hidupmu

Cara Lepaskan Semua Beban dalam Hidupmu

Dr. Jehangir Khan atau “Jug” mungkin menjadi dokter impian bagi banyak orang di dunia. Bukan hanya bagaimana caranya menyembuhkan pasiennya, tentu saja karena ia tampan dan mempesona.

Shah Rukh Khan tidak diragukan lagi menjadi orang yang paling tepat memerankan Dr. Jug. Caranya yang rileks dan friendly berbeda jauh dan tidak terasa seperti dokter pada umumnya.

Dibanding memberikan nasihat yang terkesan menggurui, Jug justru memberikan berbagai pemikiran dan filosofi yang ia pahami. Ia memberikan sebuah cerita sebagai perumpamaan dari filosofi yang ia miliki agar lebih mudah untuk diterima oleh sang pasien. Dr. Jug dengan santai membiarkan pasiennya yang menentukan how it work and how it solve.

Tidak pernah mengatakan “aku memahamimu” atau “kamu tidak bersyukur”, Dr. Jug justru memberikan cheers saat Kaira akhirnya mengungkapkan kesedihannya.

Satu kalimat yang sangat membekas datang dari Dr. Jug “Jangan biarkan masa lalu memeras masa kini, merusak masa depan yang indah”, menjadi awal Kaira melepaskan segala kenangan buruknya.

Scene penuh emosi lainnya adalah ketika Kaira menceritakan kisah bahagia dan menyedihkannya di usia 5-6 tahun, dimana ia bahagia ketika hidup bersama kakek dan neneknya, menulis surat untuk kedua orang tuanya.

Lalu bagaimana ibunya menjatuhkan mental dan merenggut kebahagiaan dari Kaira Kecil dengan mengatakan bahwa Kaira bisa menjadi beban bagi mereka.

Bahwa memang sulit untuk seorang anak dapat memahami apa yang orang tua rasakan di usianya. Dibanding menyalahkan, kita bisa menganggap mereka sebagai manusia yang pernah melakukan kesalahan.

Berdamailah dengan masa lalu, katakan selamat datang pada kehidupan yang baru dan selamat tinggal masa lalu. Lepaskan dirimu dari rasa takut, tidak dipedulikan dan kesendirian karena ini akan mempengaruhi masa depanmu.

Alia Bhatt Berhasil Memerankan Kaira dengan Baik

Alia Bhatt Berhasil Memerankan Kaira dengan Baik

Harus diakui Dear Zindagi bisa saja menjadi film yang membosankan dan meaningless jika bukan Alia Bhatt yang memerankan Kaira. Kita gambaran yang sempurna mengenai wanita berusia sekitar 20-30 tahun yang berusaha melawan kerasnya hidup.

Wanita yang sudah Lelah dengan cinta, pengkhianatan, konflik keluarga dan wanita yang tidak tahu siapa dirinya. Bukan hanya sekedar wanita yang to much laziness atau wanita gila yang butuh perhatian. Alia Bhatt memberikan gambaran wanita karir yang stress dengan segala hiruk pikuk yang ada di kota.

Bisa menjadi teman yang baik tapi menjadi anak dan pribadi yang buruk di sisi lain. Alia Bhatt berhasil membuat kita merasakan sulitnya menjadi wanita di tengah kolotnya pemikiran keluarga.

Kaira adalah sosok wanita yang sangat mandiri, cerdas, berbakat dan sangat berapi-api mungkin karena usianya yang masih muda. Namun di sisi lainnya, Kaira adalah wanita yang sudah lelah dengan segala stereotype mengenai wanita, pernikahan, pria dan orang tua yang tidak memperdulikannya.

Hal ini sejujurnya mungkin banyak dialami oleh wanita Indonesia terutama wanita karir. Emosi kita akan dibawa ke naik turun lalu senyum bahagia dan juga menangis melihat Kaira di film ini.

Salah satu adegan yang cukup menyentuh ketika Kaira mengatakan keluh kesahnya selama ini pada keluarhanya. Kaira mengakui bahwa ia mengikuti terapi karena merasa sudah hampir gila dan mengatakan bahwa keluarganya bisa mengatakan bahwa ia memang gila.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram