Review & Sinopsis Deaf U, Dokumenter Kehidupan Remaja Tuli


Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.
Semakin banyak platform yang bergerak sebagai distributor, semakin banyak juga film dan serial yang bisa dinikmati. Terlebih dengan segala fitur yang disediakan, kita akan makin dimanjakan dengan segala kemudahan yang ada. Selain itu, film dan serial dengan berbagai genre dan cerita pun jauh lebih bervariatif sebagaimana segmen pasar yang makin meluas.
Netflix pada tahun 2020 lalu merilis sebuah serial berjudul Deaf U. Serial ini merupakan documenter series yang menyoroti kehidupan remaja tuli di Amerika. Bukan cuma itu, mereka juga diberi kebebasan untuk membicarakan dan melakukan apa saja dengan kamera mengarah pada diri mereka. Penasaran? Langsung simak review dan sinopsisnya yuk!
Sinopsis

- Tahun Rilis: 2020
- Genre: Docuseries
- Produksi: Hot Snakes Media
- Jumlah episode: 8
- Produser: Sami Housman
- Pemain: Cheyenna Clearbook, Rodney Burford, Tessa Lewis, Alexa Paulay-Simmons
Deaf U menyoroti kehidupan tujuh remaja yang berkuliah di Gallaudet University. Tempat itu merupakan tempat kuliah khusus bagi penyandang tuli dan yang mengalami kesulitan pendengaran. Ada 700 orang mahasiswi dan 300 orang mahasiswa yang belajar di sana. Sebagaimana remaja, kamera mengikuti setiap kegiatan mereka.
Rodney memperkenalkan dirinya sebagai seorang “asshole”. Dia adalah seorang pemain football tim kampusnya bersama salah satu mahasiswa yang juga menjadi fokus serial ini yaitu Dalton. Ketika sedang nggak bermain, dia menghabiskan waktu dengan para wanita. Dia mengaku sebagai seseorang yang manis terhadap wanita.
Tessa memperkenalkan dirinya dan kelompok bernama The Elites. The Elites adalah kelompok penyandang tuli karena faktor biologis dan menggunakan American Sign Language (ASL) sebagai bahasa utamanya. Mahasiswa dan mahasiswi di Gallaudet menjalankan aktivitas sebagaimana remaja seusianya.
Alexa kemudian mendapat giliran berbicara dan menyatakan bahwa dia pernah dihamili oleh Daequan dan masih belum mengikhlaskan kejadian tersebut. Cheyenna aktif sebagai influencer di media sosial tapi nggak mendapat respon positif dari The Elites. Cheyenna dianggap bermuka dua karena menggunakan bahasa lain selain ASL ketika mengupload kontennya di sosial media.
Daequan mendapat kesempatan untuk memperkenalkan diri. Dia mendapat kesulitan untuk berbicara menggunakan isyarat. Dia bukanlah tuli secara biologis dan kehilangan pendengarannya ketika akan memasuki kuliah. Hal itu membuat dia harus belajar ekstra agar bisa berkomunikasi dengan teman-temannya di Gallaudet.
Alexa menyatakan pada Tessa bahwa dia pernah melakukan aborsi. Tessa memperlihatkan gestur yang berbeda dan memberi dukungan dengan cara yang terkesan nggak sepenuh hati. Di Gallaudet, gosip merupakan hal yang lumrah. Bahkan hubungan personal seseorang dengan orang lain akan dengan mudah menyebar.
Daequan berhasil mengajak Raelynn untuk berkencan. Sementara itu, Alexa bertemu dengan ibunya untuk makan siang bersama. Bukannya membahas topik yang aman, Alexa membahas tentang seks dengan sang ibu. Di Gallaudet, ceritanya dan Daequan semakin menyebar dan mereka terpaksa harus berbicara untuk memberi respon yang tepat.
Renate Rose, seorang aktivis panseksual bercerita dalam sebuah terapi mengenai kesulitannya dalam mengendalikan amarah. Dia menambahkan menderita PTSD setelah menyaksikan hubungan kedua orang tuanya yang banyak melibatkan kekerasan. Di tempat lain, Rodney mempertanyakan status hubungannya dengan Cheyenna.

Cheyenna menyatakan kebingungan karena dirinya dibesarkan sebagai orang Kristen yang menentang orientasi seksualnya. Dia menyatakan diri sebagai aseksual sementara Rodney menyatakan bahwa dia bukan ingin mendekati Cheyenna karena keyakinannya. Melainkan karena ingin membantu mengatasi ketakutannya.
Renate mendapat program terapi baru yang ternyata program itu juga diikuti oleh Cheyenna. Keduanya akhirnya berani mengungkapkan jati diri serta ketakutan-ketakutan mereka. Ternyata Cheyenna bukan hanya memiliki masalah dengan keyakinannya tapi juga trauma di masa lalu. Renate menguatkan Cheyenna sebagaimana dia sendiri pun berjuang melawan ketakutannya.
Pada acara Halloween, para pria dan The Elites bertikai dan membuat suasana panas. Dalton dan Alexa mulai berhubungan walau nggak secara gamblang menjelaskan mereka pacaran. Sementara itu, Cheyenna mencoba menginterpretasikan lirik dari musik malam itu. Perempuan-perempuan lain berdiskusi akan seperti apa suara mereka kalau bernyanyi.