Review dan Sinopsis Film Animasi Vivo (2021)

Ditulis oleh Siti Hasanah
Vivo
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Satu lagi animasi terbaru di tahun 2021 rilis, di bawah naungan Netflix dan Sony Pictures Animation, yakni Vivo. Mungkin yang biasa nonton animasi, tentunya sudah tidak asing dengan Pixar dan sudah pasti tidak perlu mempertanyakan lagi kualitas animasi dari Pixar.

Untuk animasi yang diproduksi Sony, beberapa di antara karya terbaiknya yaitu Spider-man: Into the Spider-verse dan Monster Inc. Saat Pixar memperkenalkan animasi yang memiliki latar belakang Amerika Latin yang berjudul Coco, Sony Pictures Animation pun merilis Vivo di tahun ini.

Film Coco sukses membuat setiap penonton nangis bombay. Namun, siapa sangka jika Vivo pun sukses membuat cerita yang tidak kalah menyentuh. Inilah review lengkap dari animasi terbaru Netflix dan Sony satu ini!

Baca juga: 10 Film Animasi Terbaik yang Dibuat oleh Studio Pixar

Sinopsis

Sinopsis

Di awal adegan, penonton disambut dengan musikal megah dan ceria dari seekor Kinkajou dan pemiliknya bernama Andrés di Havana, Kuba. Andrés sendiri adalah seorang musisi jalanan senior yang selalu ditemani oleh Kinkajou kesayangannya – Vivo (Lin-Manuel Miranda).

Sepanjang hidupnya Andrés (Juan de Marcos González) bernyanyi untuk menyambung hidup, hingga suatu hari, Andrés mendapatkan surat dari teman duet sekaligus perempuan yang dikaguminya, Marta Sandoval (Gloria Estefan­).

Marta ingin bertemu dan mengajak Andrés untuk berduet lagi dengannya. Sayangnya, sehari setelah menerima surat dari Marta, Andrés meninggal dunia. Sebelum meninggal, Andrés sempat menunjukkan lagu buatannya untuk Marta kepada Vivo. Pemakaman Andrés dilakukan oleh keponakannya – Rosa (Zoe Saldana), serta anak perempuannya, Gabi (Ynairaly Simo).

Mengingat Andrés ingin menyampaikan perasaan terpendamnya melalui lagu ciptaannya kepada Marta, Vivo pun berinisiatif untuk pergi menyusul Marta dengan ikut Rosa dan Gabi ke rumah mereka di Key West, Florida secara diam-diam. Gabi pun menemukan Vivo bersembunyi di tas-tas milik Gabi dan mereka perlahan menjadi akrab.

Saat Gabi mengetahui jika tujuan Vivo ikut ke Florida untuk pergi memberi lagu kepada Marta – yang sedang berada di Miami, Gabi pun tergerak untuk menolong Vivo. Terlebih, Gabi sedang menghindari grup pecinta alam yang bernama Sand Dollars. Gabi dan Vivo pun akhirnya berinisiatif untuk meninggalkan Florida menuju Miami.

Petualangan Gabi dan Vivo tentunya sangat mendebarkan. Mulai dari terhalangnya perjalanan mereka karena bertemu tiga anggota Sand Dollars lainnya. Kemudian bertemu ular Anaconda hijau – Lutador saat mereka terpisah di hutan belantara. Hingga Vivo dan Gabi harus kehilangan lembar musik Andrés saat suasana tegang menghadapi Lutador.

Suasana sedih bukan main ketika Vivo dan Gabi harus kehilangan lembar musik milik Andrés untuk Marta. Kira-kira, kalau sudah begini, bisakah Vivo dan Gabi menyampaikan kasih tak sampai Andrés kepada Marta untuk terakhir kalinya?

Premis Sederhana yang Menguras Emosi

Premis Sederhana yang Menguras Emosi

Premis cerita dari Vivo sebenarnya bisa dikatakan sederhana, bahkan lebih sederhana dari pada pendahulunya dari rumah produksi Pixar, Coco. Seluruh film menjelaskan petualangan Vivo dan Gabi dari Kuba, Florida, dan pergi ke Miami dengan segala hambatan dan rintangannya. Namun, dari awal film, Vivo memulai petualangan serunya dari rasa sedih menguras emosi.

Bahkan momen sedih pun diciptakan di tengah film juga, dan ditutup dengan air mata bahagia. Namun sayangnya, kompleksitas cerita dan premis yang terbilang sederhana, bahkan konflik ceritanya kurang gereget, entah rasanya sulit untuk menaruh film ini sebagai film yang memorable bagi sebagian orang. Kemasan ceritanya tampak terlalu sederhana.

1 2»
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram