bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Cyber Hell: Exposing an Internet Horror

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Cyber Hell: Exposing an Internet Horror
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang murid SMA masuk perangkap yang dikirim GODGOD melalui Twitter. Dari sana, calon korban digiring ke Telegram dan mulai hidup di dalam ‘neraka’.

Dia diancam menggunakan foto-foto yang bersifat pribadi. Jika tidak menuruti kehendaknya foto tersebut akan dikirim ke sekolah dan ayah si korban. 

Mengantongi identitas pribadi calon korban adalah kunci GODGOD mengendalikan mereka. Siksaan yang seolah tanpa ujung itu akhirnya menemui titik terang setelah Kim Wan, Jurnalis The Hankyoreh mulai melakukan investigasi.

Seperti apa kasus Nth Room Chat yang menghebohkan Korea Selatan itu terungkap? Mari simak dokumenter Cyber Hell: Exposing an Internet Horror (2022) berikut ini!

Sinopsis

Review Cyber Hell Exposing an Internet Horror_sinopsis_
Tahun Rilis 2022
Genre ,
Sutradara
Pemeran
Review Baca di sini

Park So Ra, siswi SMA Wanita Daeun Kelas 3-2, tiba-tiba mendapat pesan langsung melalui Twitter dari seseorang yang mengaku bernama GODGOD. Dia mengatakan kalau foto So Ra sudah disalahgunakan. Dia juga meminta So Ra membuka link yang sudah dikirimkan.

So Ra kaget karena menemukan foto-foto pribadinya di sana. Ketika bertanya siapa yang sudah mengunggahnya GODGOD malah membuat So Ra semakin khawatir.

Pasalnya, GODGOD mengetahui identitasnya dan mengancam akan menyebar foto tersebut ke sekolah jika tidak patuh. Dia memerintahkan So Ra untuk menginstall aplikasi Telegram.

Di sebuah grup obrolan, GODGOD mengatakan pada para anggota grup bahwa mereka kedatangan ‘budak baru’. Responsnya pun terlihat antusias.

GODGOD kemudian kembali mengancam So Ra dengan membeberkan alamatnya dan nomor telepon ayahnya. Dia mengancam akan menyebar foto So Ra tadi ke ayahnya dan teman-teman, kecuali So Ra mengirim foto dirinya sedang bugil tanpa menutup wajah.

So Ra yang ketakutan tidak berani mengirim foto bugil, tapi hal itu membuat GODGOD marah. Permohonan So Ra tidak menghentikannya karena yang GODGOD mau adalah foto bugil gadis itu. GODGOD tidak hanya meminta satu, melainkan banyak foto dalam hitungan detik.  

Berita tentang puluhan korban termasuk anak di bawah umur diancam merekam video pornografi mulai ramai di televisi.

Video eksploitasi seksual anak di bawah umur melalui Telegram, tepatnya Ruang Obrolan Nth, banyak dibicarakan. Berita menyebutkan bahwa pelaku menggunakan data pribadi korban untuk membuat mereka patuh.

Kim Wan, Jurnalis The Hankyoreh, mulai bercerita. Hari Minggu pagi dia dan anak-anak menikmati waktu bersama sambil bermain. Saat itu dia sambil memikirkan mengenai artikel yang akan ditulis untuk pekan depan.

Namun, tiba-tiba dia mendapat telepon dari orang kantor. Kim Wan diminta untuk memeriksa informasi yang mereka dapat melalui email.

Email teratas berisi informasi pelaporan penyebaran pornografi anak di Telegram. Awalnya, Kim Wan tidak begitu yakin informasi ini bisa menjadi bahan liputan. Pasalnya internet dan pornografi anak telah jadi isu selama puluhan tahun.

Kim Wan lalu berpikir akan dengan cepat membuat berita tersebut. Dia pun mulai menggali info yang didapat.

Informasi mengatakan bahwa seorang siswa SMA terus menyebarkan pornografi anak di ruang obrolan Telegram yang punya sekitar 9.000 anggota.

Informan tersebut lalu memberi info detail seperti alamat IP yang digunakan hingga alamat lengkap pelaku yang diduga merupakan murid salah satu SMA bahasa asing di Incheon.

Sekolah tersebut merupakan sekolah bergengsi sehingga kemungkinan besar pelakunya adalah murid yang pintar dan dianggap teladan. Fakta ini membedakannya dari kasus serupa. Kim Wan pun langsung merilis beritanya malam itu.

Kim Wan berpikir informasi mengenai ruang obrolan di Telegram yang digunakan untuk menyebarkan pornografi dan dijalankan oleh remaja tersebut akan berakhir dengan berita penangkapan sosok pelaku keesokan harinya.

Namun, yang terjadi Kim Wan justru mendapat email berisi peringatan bahwa data pribadinya telah disebarkan di Telegram.

Mulanya Kim Wan tidak ambil pusing karena foto-foto yang dibagikan adalah foto pribadinya yang mudah didapat di internet. Akan tetapi, dia mulai berpikir serius ketika mereka memiliki foto anak-anak dan keluarganya. Anggota grup obrolan itu lantas membuat kontes untuk menangkap Kim Wan. 

Mereka berlomba mencari tahu mengenai tanggal lahirnya, nama istrinya dan anak-anak sampai nomor telepon. Hadiahnya mendapat kesempatan memerintah ‘budak’ ambil satu foto sesuai keinginan. Kim Wan stres akibat serangan orang tak dikenal kepadanya. 

Setelah rapat redaksi diputuskan bahwa tim khusus harus dibentuk untuk kasus ini. Kim Wan kemudian ditemani oleh reporter Oh Yeon Seo.

Tak lama, Kim mendapat informasi bahwa pelaku sebenarnya adalah Baksa. Berdasarkan informasi dari seseorang ber-nickname Joker, Kim Wan dan Oh Yeon Seo diajak bertemu untuk membicarakan perihal informasi ini. 

Dengan hati-hati karena khawatir anak buah Baksa mengintai mereka, Kim Wan dan Oh Yeon Seo akhirnya bertemu Joker.

Menurut Joker, Baksa adalah sosok bak dewa di Telegram. Joker mengetahui soal Baksa karena salah satu kenalannya merupakan korban. Lantas, siapa Baksa sebenarnya? Akankah Kim Wan akhirnya dapat mengungkap kasus yang besar dan menjijikan ini? 

Kasus Eksploitasi Seksual Melalui Telegram

Review Cyber Hell Exposing an Internet Horror_Kasus Eksploitasi Seksual Melalui Telegram_

Cyber Hell: Exposing an Internet Horror (2022) dibuka dengan ilustrasi ketika seorang bernama GODGOD mulai menjerat korbannya.

Belum apa-apa kamu sudah disuguhi peragaan ulang yang dikemas dalam visualisasi percakapan antara GODGOD dengan salah satu korban melalui aplikasi Twitter dan Telegram.

Dengan pembukaan yang cukup triggering, tayangan berupa dokumenter berdurasi 1 jam 45 menit ini akan sangat mengganggu, khususnya jika kamu punya trauma tersendiri terhadap kekerasan seksual online. Pengantar yang dipilih sebelum memasuki sajian lebih kompleks terhitung cerdas. 

Beberapa menit awal film dokumenter ini sudah menyuguhkan rangkuman materi yang akan disuguhkan, yakni penipuan, pengancaman dan pelecehan seksual yang menjurus pada kekerasan seksual.

Dengan alur berisi narasi dari para narasumber, kasus kekerasan seksual online yang terkenal di Korea Selatan dengan nama Nth Room Chat bergulir secara runut dan rinci. 

Memburu Dua Akun Besar

Review Cyber Hell Exposing an Internet Horror_Memburu Dua Akun Besar_

Pengemasan fakta dalam Cyber Hell: Exposing an Internet Horror (2022) sama seperti film dokumenter kebanyakan yang berisi penuturan para saksi dan ahli.

Mereka yang menjadi narasumber di dokumenter ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam pengungkapannya. Dimulai dari kemunculan jurnalis Kim Wan dari The Hankyoreh, fakta kejahatan internet ini mulai dituturkan. 

Dibungkus dengan sinematografi yang dramatis setiap kali narasumber baru akan menceritakan pengalamannya, penjelasan mereka terasa sekali sistematis.

Kita bisa tahu dari mana awalnya kasus ini dapat terangkat ke media, lalu bagaimana para saksi dan ahli menyelidikinya, mengumpulkan materi yang akan menjadi bukti sampai ancaman dan penghinaan yang mereka terima.

Selama nonton dokumenter ini, emosimu akan ikut naik turun. Ada rasa gemas dan kecewa ketika berita pertama yang diungkap jurnalis The Hankyoreh diabaikan begitu saja oleh sosial.

Ada rasa marah ketika para pelaku bertindak jemawa seolah tak akan pernah terungkap dan tertangkap. Hingga rasa puas saat dua akun besar yang mengendalikan ruang chat mesum itu ditangkap dan mendapat hukuman. 

Visualisasi Menarik Gambarkan Kondisi Korban

Review Cyber Hell Exposing an Internet Horror_Visualisasi Menarik Gambarkan Kondisi Korban_

Cerita sesuram kasus Nth Room Chat yang diangkat menjadi materi Cyber Hell: Exposing an Internet Horror (2022) tentu tidak menghadirkan korban-korbannya secara langsung. Namun, kita bisa merasakan putus asa dan tertekan para korban melalui visualisasi yang ditampilkan. 

Hanya dengan teks berisi kata-kata melecehkan dan mengancam, kemudian disertai ilustrasi seorang wanita yang dikendalikan tangan raksasa dan wajah berwarna hitam dan menakutkan, perasaan tertekan itu nyata.

Belum lagi ilustrasi ketika seorang wanita seperti tenggelam dalam keadaan leher dan kaki terikat seolah tak akan pernah bisa mencapai daratan dan menghirup udara bebas.

Rangkaian ilustrasi itu lugas menggambarkan perasaan putus asa dan kebingungan para korban karena terjebak dalam kondisi yang serba sulit dan menyesakkan. Ilustrasi tersebut benar-benar memberikan pengalaman yang melelahkan mental, bahkan untuk para penonton.

Cyber Hell: Exposing an Internet Horror (2022) sebuah dokumenter yang merekam terungkapnya kasus kekerasan seksual online terbesar di Korea Selatan.

Ia sekaligus menjadi gambaran bahwa fenomena semacam ini banyak terjadi di sekitar kita. Kebutuhan terhadap konten-konten pornografi akan selalu banyak selama peminatnya pun banyak. 

Ada banyak peringatan dan pesan yang disampaikannya. Sebagai tontonan, ia sekaligus membeberkan fakta bahwa siapa pun bisa menjadi korban atas kejahatan semacam ini.

Ingin tahu dengan detail kasus Nth Room Chat yang sempat menghebohkan Korea Selatan? Dokumenter ini bisa kamu saksikan di Netflix! Kalau mencari rekomendasi film dokumenter lain yang tak kalah seru, silakan mampir ke artikel 10 Film Dokumenter Terbaik yang Dapat Menambah Wawasan ini.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram