showpoiler-logo

Sinopsis & Review Film The Curious Case of Benjamin Button (2008)

Ditulis oleh Aditya Putra
The Curious Case of Benjamin Button
4.3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Setiap manusia ditakdirkan untuk menjalani siklus waktu yang sama. Semua orang akan lahir sebagai bayi, menjadi menjadi anak-anak, lalu tumbuh sampai beranjak dewasa.

Setiap kelahiran akan memiliki akhir yang sama, yaitu kematian. Dalam perjalanan menjalani siklus itu, perubahan merupakan keniscayaan. Bukan hanya tentang penampilan fisik, tapi juga karakter.

Terkadang ada orang-orang yang dilahirkan berbeda dan harus hidup dengan kondisi seperti itu. Film drama The Curious Case of Benjamin Button mengangkat cerita tentang seseorang yang harus hidup dalam kondisi berbeda.

Bukan perbedaan yang biasa kita dengar sehari-hari, orang dalam cerita ini harus hidup melawan siklus waktu. Yuk simak sinopsis dan review filmnya berikut ini.

Sinopsis

curious-case-of-benjamin-button-2_

Pada tahun 2005, Daisy Fuller sedang terbaring di rumah sakit dan merasa hidupnya nggak akan lama lagi. Di luar, badai Katrina sedang terjadi.

Caroline, anak dari Daisy, mendengar cerita dari sang ibu tentang Mr. Gateau, seorang tunanetra yang bekerja sebagai pembuat jam. Gateau membuat jam untuk mengenang mereka yang gugur di perang dunia pertama. Daisy kemudian meminta Caroline untuk membacakan diary milik Benjamin Button.

Malam hari tanggal 11 November 1918, seorang anak laki-laki dilahirkan dengan wajah serta tubuh menyerupai orang tua. Caroline, ibu dari sang anak meninggal ketika melahirkan.

Ayah dari sang anak, Thomas, membuang anak itu ke pintu panti jompo. Pegawai dan koki di panti jompo, Queenie dan Mr. Cook, merawat anak itu dan menamainya Benjamin.

Benjamin tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Dia bisa berbaur dengan orang-orang berusia tua di panti jompo. Meski demikian, di dalam dirinya tetap menyimpan rasa ingin tahu yang besar sebagaimana anak-anak pada umumnya.

Dia mulai meninggalkan kursi roda dan belajar berjalan menggunakan tongkat. Dia berteman dengan Mrs. Maple yang mengajarinya bermain piano, serta Ngunda yang mengajarinya cara memandang hidup.

Pada hari Thanksgiving tahun 1930, Benjamin bertemu dengan Daisy yang ketika itu masih berusia tujuh tahun. Daisy sedang menengok neneknya di panti jompo. Daisy menjalin kedekatan dengan Benjamin.

Benjamin kemudian bekerja di sebuah kapal bernama Chelsea. Pekerjaan itu membuatnya harus meninggalkan New Orleans untuk waktu yang lama. Benjamin kerap mengirimi Daisy surat. Sementara Benjamin pergi jauh untuk bekerja, Daisy masuk akademi balet di New York.

Pada tahun 1941 di Murmansk, Benjamin jatuh cinta pada Elizabeth Abott, istri dari Menteri Perdagangan Inggris. Hubungan Benjamin dan Elizabeth harus berakhir dan Benjamin patah hati. Pada bulan Desember, Amerika turut serta dalam perang dunia kedua. Mike, kapten Chelsea, mendaftarkan kapalnya ke Angkatan Laut.

Chelsea diterima sebagai salah satu kapal yang akan digunakan Angkatan Laut untuk berperang. Ketika di laut, kru kapal menyaksikan berbagai kapal Amerika tenggelam dan banyak tentara yang mati.

Penyebabnya adalah kapal U-Boat yang muncul ke permukaan dan menembakkan senjata. Chelsea membalas sampai kedua kapal meledak dan tenggelam. Benjamin ditemukan selamat keesokan harinya.

Pada tahun 1945, Benjamin kembali ke New Orleans dan menemui Queenie. Queenie memberi tahu bahwa Mr. Weathers sudah meninggal dunia. Benjamin juga menemui pujaan hatinya, Daisy. Ketika itu, Daisy mencoba merayu tapi Benjamin menolak.

Benjamin kemudian menjenguk Thomas, orang yang ditemuinya sebelum berangkat menggunakan Chelsea. Thomas menceritakan bahwa Benjamin adalah anak kandungnya dan mewariskan segala asetnya untuk Benjamin.

Pada tahun 1947, Benjamin mengunjungi Daisy di New York tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Ternyata Daisy sudah menjalin cinta dengan orang lain.

Cinta Benjamin nggak luntur, dia mengunjungi Daisy yang kecelakaan mobil pada tahun 1947. Daisy divonis nggak boleh menjadi balerina lagi. Tubuh Benjamin semakin muda sementara Daisy semakin menua. Bagaimana akhir kisah keduanya?

Penggunaan Tempo Lambat

curious-case-of-benjamin-button-3_

Durasi The Curious Case of Benjamin Button adalah 166 menit. Durasi sepanjang itu memungkinkan sutradara untuk meramu cerita secara lengkap.

Kita akan diajak mengupas tuntas kehidupan Benjamin dari bayi sampai dia menua, lengkap dengan berbagai perubahan yang dialaminya. Karena itulah cerita bergerak dengan tempo pelan, demi memberi pendalaman yang solid pada karakter Benjamin dan Daisy.

Pendalaman karakter yang solid menjadikan sosok Benjamin sebagai nyawa pada plot utama. Film ini bukan hanya menceritakan Benjamin dan Daisy, melainkan kejadian-kejadian lain yang dihadapi Benjamin

Benjamin harus hidup dengan fisik serta karakter berbeda dan berlawanan dengan orang-orang. Premis itu diambil dari cerita pendek dengan judul yang sama karya F. Scott Fitzgerald.

Unsur drama di film ini sangatlah kental. Benjamin harus melihat orang-orang di sekitarnya semakin ringkih karena menua sementara dia justru semakin bugar ketika memasuki usia tua.

Queenie yang mengasuhnya semakin menua, bahkan Mr. Weathers meninggal dunia. Daisy pun menunjukkan perubahan pada fisik ketika menua sementara Benjamin semakin muda. Pola pikir mereka pun berbanding terbalik.

Visual yang Mendekati Sempurna

curious-case-of-benjamin-button-4_

Selain cerita yang unik, kekuatan dari The Curious of Benjamin Button adalah dari visualnya yang mendekati sempurna. Dalam beberapa adegan, long shot dipilih agar kamera bisa merekam situasi karakter dengan atmosfer serta perasaan karakter.

Beberapa adegan menunjukkan waktu siang hari untuk menunjukkan kesan hangat. Beberapa lagi dibuat begitu sepi dan menguatkan asumsi bahwa Benjamin berbeda dengan orang lain.

Penggunaan make-up dan efek untuk membuat perubahan fisik pada karakter Benjamin dan Daisy pun patut diacungi jempol.

Brad Pitt dibuat bertransformasi untuk masuk ke dalam berbagai rentang usia. Dia tiba-tiba digambarkan sebagai anak-anak, kemudian menjadi remaja dengan wajah berjerawat, lalu di wajahnya mulai muncul bintik sebagaimana yang muncul pada orang tua.

Cerita yang memotret tiga dekade berbeda, dikemas dengan apik. Dari segi artistik, tata rias, gaya rambut, kostum dan interior yang ditampilkan bisa memudahkan kita mengidentifikasi bahwa cerita terus bergerak.

Nggak mengherankan kalau film ini masuk nominasi Best Picture dan menjadi pemenang untuk Best Art Direction, Best Makeup dan Best Visual Effects di Academy Awards.

Penyertaan Simbol Unik

curious-case-of-benjamin-button-5_

David Fincher merupakan sutradara yang dikenal dengan kegemarannya menyelipkan detail dengan makna tertentu yang berkaitan dengan cerita.

The Curious of Benjamin Button pun jadi panggung untuk menampilkan ciri khasnya itu. Adegan jam yang bergerak terbalik merupakan simbol keinginan dari Mr. Gateau. Ia ingin anaknya bisa kembali hidup setelah tewas dalam perang dunia pertama.

Ada beberapa adegan yang menampilkan burung kolibri. Jenis burung itu ditampilkan karena memiliki kemiripan dengan kisah Benjamin. Burung kolibri merupakan burung yang mampu terbang dengan posisi mundur. Seperti Benjamin yang siklus hidupnya mundur, berlawanan dengan semua orang di sekitarnya.

The Curious of Benjamin Button menunjukan keunikan lewat ceritanya yang segar serta visual yang bisa memanjakan mata. Dua jempol untuk Brad Pitt dan Cate Blanchett bisa memainkan karakter di usia yang berbeda-beda.

Cerita yang dramatis dan pesan-pesan yang tersirat menjadi keunggulan lainnya. Dari cerita Benjamin, pesan apa nih kamu bisa kamu petik? Coba tulis di bawah, teman-teman!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram