bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Creed III, Menghadapi Sosok dari Masa Lalu

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Creed III
3.9
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Memutuskan untuk pensiun dan menghabiskan waktu untuk keluarga, Adonis Creed kembali ke ring tinju demi menghadapi Damien Anderson, sosok dari masa lalunya.

Dalam keterpurukan mental karena kematian ibunya dan keangkuhan Damien, Adonis juga tidak siap secara fisik setelah tiga tahun tidak bertinju. Tapi dia harus merebut kembali gelar juara dunia yang berada di tangan Damien.

Creed III adalah film drama tentang tinju yang menjadi debut penyutradaraan Michael B. Jordan dan dirilis oleh Warner Bros Pictures pada 3 Maret 2023. Merupakan film ketiga Creed sekaligus ke-9 dalam franchise Rocky, film ini menyajikan cerita baru yang tidak ada hubungannya dengan sosok Rocky Balboa.

Apakah film ini akan sama suksesnya dengan dua film sebelumnya? Meski Ryan Coogler dan Sylvester Stallone masih duduk di kursi produser, akankah Michael B. Jordan mampu memenuhi ekspektasi mereka dalam menyambung napas bagi franchise ini?

Simak review berikut yang akan mengulas tuntas film yang berlokasi syuting di Atlanta ini.

Baca juga: Sinopsis & Review Creed II, Adonis Berhadapan dengan Dendam Lama

Sinopsis

Review Creed III_sinopsis_

Los Angeles, tahun 2002. Adonis “Donnie” Creed remaja menyelinap keluar rumah untuk menemani Damian Anderson bertanding tinju amatir. Donnie pandai dalam menganalisa lawan yang akan dihadapi Damian, sehingga dengan mudah Damian bisa mengalahkannya.

Sepulangnya dari arena tinju, Donnie bertemu Leon di depan minimarket dan memukulnya. Damian datang dengan menodongkan pistol ke arah teman-teman Leon. Polisi datang, Damian ditangkap dan Donnie melarikan diri dari lokasi itu.

Kini Donnie sudah menyatakan diri pensiun setelah tiga tahun sebelumnya melakukan pertandingan terakhir melawan Ricky Conlan, petinju yang pernah mengalahkannya dahulu.

Dia sudah memiliki sasana tinju sendiri dengan rekannya, Tony “Little Duke” Evers yang sedang mencoba mempertahankan gelar juara tinju mereka, Felix Chavez.

Di luar sasana, Donnie bertemu dengan Damian yang baru keluar dari penjara setelah 18 tahun lamanya menjalani hukuman. Damian meminta tolong kepada Donnie untuk mewujudkan impiannya menjadi juara tinju dunia. Donnie tidak menjanjikan itu, tapi dia mengizinkan Damian latihan di sasananya sebagai sparring partner bagi Felix.

Sementara itu, hidup Donnie yang berlimpah kekayaan juga tidaklah sempurna. Putrinya, Amara, adalah anak tuna rungu yang manis namun sering dijahili teman-temannya di sekolah dan dia sering membalasnya dengan berkelahi. Mary Anne pun mulai sakit-sakitan dan pernah terkena stroke yang membuat Donnie dan Bianca khawatir.

Bianca juga sudah tidak menyanyi lagi dan memilih menjadi produser bagi penyanyi lain karena masalah pendengarannya yang semakin buruk. Donnie memperkenalkan Damian kepada keluarganya dan diundang ke pesta label musik Bianca di mana terjadi pemukulan kepada Viktor Drago yang membuat tangannya patah.

Akibatnya, pertandingan mempertahankan gelar juara dunia kelas berat yang disandang Felix haus diatur ulang. Dan pilihan jatuh kepada Damian atas saran Donnie. Pertandingan tetap digelar dalam skala internasional meski ini adalah pertandingan perdana Damian sebagai petinju profesional.

Di pertandingan, Damian melancarkan berkali-kali teknik berbahaya yang menggambarkan kelicikan taktiknya. Tidak menunggu lama, Damian menjatuhkan Felix yang membuatnya langsung pingsan.

Seusai pertandingan, Donnie menghampiri Damian yang sedang berpesta dan baru menyadari keangkuhan sahabat lamanya itu. Merasa hatinya terbakar, Donnie kemudian menantang Damian bertanding lewat acara TV yang disiarkan secara live.

Donnie berlatih keras di bawah arahan Little Duke dan berusaha mengembalikan fisik serta mentalnya yang sedang dalam kondisi terpuruk. Ditambah lagi, Mary Anne wafat yang membuat dirinya berduka. Setelah melewati latihan intensif, Donnie pun siap menghadapi Damian dalam perebutan gelar juara kelas berat dunia.

Berhasilkah Donnie mengembalikan kejayaan dan menebus kekalahan Felix? Atau justru Damian mampu mempertahankan gelarnya sebagai juara dunia? Tonton terus keseruan pertandingan ini hingga usai untuk menemukan jawabannya.

Keluar dari Bayang-Bayang Rocky

Creed III_Keluar dari Bayang-Bayang Rocky_

Seperti yang sudah diucapkan oleh Rocky Balboa di film Creed II bahwa sekarang adalah waktu bagi Adonis bersinar, maka film Creed III mencoba keluar dari bayang-bayang Rocky dari dua film sebelumnya.

Kali ini naskah yang disusun oleh Keenan Coogler dan Zach Baylin hanya fokus pada kisah Donnie sebagai sosok petinju bermental juara.

Latar belakang hidup Donnie sedikit dikupas di awal film tentang persahabatan dirinya dengan Damian yang menjadi lawan utamanya di film berdurasi 1 jam 56 menit ini. Cerita masa lalu itu menjadi pondasi konflik yang cukup kompleks di dalam film yang mempengaruhi sebagian besar karakternya.

Meski menyatakan diri keluar dari bayang-bayang Rocky, nyatanya elemen cerita dari film-film Rocky sebelumnya dikutip kembali ke dalam alur kisah film ini.

Sebagai contoh, sosok Damian Anderson disamakan dengan Rocky Balboa di film Rocky yang mendapat kesempatan menjadi petinju profesional dengan menjadi lawan juara dunia.

Hal ini disinggung oleh Damian kepada Donnie dan Donnie kepada Felix sang juara dunia. Mereka menyamakan diri dengan pertandingan Apollo vs Rocky dahulu. Tapi kepribadian Damian tidaklah sama dengan Rocky, dia lebih mirip James “Clubber” Lang di film Rocky III berdasarkan latar belakang dan ambisinya.

Lalu, pensiunnya Donnie dari dunia tinju hanya untuk kembali merebut gelar juaranya, kurang lebih sama dengan yang dilakukan Rocky di film Rocky II.

Pengulangan premis dari film Rocky IV juga terlihat saat Damian mengalahkan Felix dengan cedera yang parah hampir sama dengan yang dilakukan Ivan Drago pada Apollo Creed di film tersebut. Hanya saja, Felix tidak sampai meninggal dunia.

Sama dengan Rocky yang kemudian menantang Ivan demi membalaskan kekalahan Apollo, Donnie juga menantang Damian demi membalaskan kekalahan Felix dan kembali merebut gelar juara miliknya.

Dan tidak lupa adegan di mana Donnie melatih Felix. Walau melalui arahan Little Duke, ini pernah dilakukan juga oleh Rocky di film Rocky V. Pada akhirnya, semua elemen cerita dari film Rocky terbawa semua.

Debut Penyutradaraan Michael B. Jordan yang Apik

Creed III_Debut Penyutradaraan Michael B. Jordan yang Apik_

Namun, di tangan Michael B. Jordan yang bertindak selaku aktor utama dan sutradaranya, dia membawa elemen baru yang belum pernah ditampilkan sebelumnya.

Dari sisi cerita, Creed III tampil sabar dalam menyuguhkan pondasi emosi dengan rangkaian adegan drama penuh dialog. Dan semua karakter mendapat porsi masing-masing dalam membentuk puncak emosi di pertandingan utamanya.

Hidup Donnie yang mewah dan terlihat nyaman, ternyata masih menyimpan rasa bersalah yang dia pendam lama dan kembali terbuka dengan kehadiran Damian.

Keputusan untuk menampilkan Damian menjadi lawan Felix dianggapnya sebagai sebuah kesalahan besar yang terlambat dia sadari. Namun, dia harus menyelesaikan masalah ini dengan mengalahkan Damian.

Rumah yang besar dengan studio musik di dalamnya di mana Bianca bisa membuat karya-karyanya, ternyata menyimpan rasa sakit bagi Bianca yang tidak bisa tampil lagi di pentas musik sebagai penyanyi.

Meski mencoba selalu tersenyum, dia ceritakan semua ini kepada Damian. Kesabaran Donnie dan Bianca dalam membesarkan Amara yang tuna rungu sangat besar dan patut dijadikan teladan.

Tidak hanya karakter utama saja yang mendapat kesempatan untuk melengkapi konflik, tapi karakter pendukung seperti Mary Anne pun mendapat porsi seimbang.

Diceritakan bahwa Mary Anne menyimpan semua surat Damian kepada Donnie dengan maksud melindungi anak asuhnya itu dari pengaruh buruk Damian. Tapi hal ini justru menyakiti perasaan Donnie, meski akhirnya dia sadar tentang niat baik itu.

Performa Mengagumkan Para Pemerannya

Creed III_Performa Mengagumkan Para Pemerannya_

Selain sisi cerita yang tertata rapi, Michael B. Jordan juga mampu mengarahkan para pemeran dalam film ini dengan baik sehingga mereka bisa tampil gemilang membawakan karakter masing-masing.

Tessa Thompson tetap mempertahankan performa apiknya sebagai wanita tuna rungu yang bisa bicara dengan bantuan alat dengar. Cara bicaranya begitu meyakinkan ditambah dengan penggunaan bahasa isyarat.

Phylicia Rashad juga tampil dengan adegan yang sangat menyentuh hati. Kehangatan sikapnya yang dibawa ke dalam keluarga Donnie menggambarkan sosoknya sebagai orang tua yang bijak.

Dan kehilangannya terasa sangat mendalam bagi Donnie, yang digambarkan pada adegan saat terakhirnya bersama Donnie yang sangat menyayat hati.

Tentu saja akting Michael B. Jordan sendiri tidak mengecewakan. Guratan dilema di wajahnya begitu jelas terlihat, seolah banyak sekali yang dia pikirkan. Teknik bertinjunya tidak berkurang yang dilengkapi dengan penggambaran adegan pertandingan yang mengagumkan.

Selain menegangkan, berkali-kali teknik slow-motion berhasil membuat kita menahan napas dan ikut berpikir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sebagai contoh, dalam pertandingan di awal film, Donnie berkali-kali melihat titik lemah Conlan pada rusuk kirinya. Gerakan lambat ini membuat kita menunggu kapan Donnie akan melayang pukulannya ke titik tersebut.

Teknik ini baru pertama kali dilakukan di dalam franchise Rocky dan merupakan terobosan baru sekaligus peningkatan teknik visual yang dilakukan oleh Michael B. Jordan untuk film ini.

Tentu saja hal ini didukung oleh ketangkasan Michael B. Jordan dan Jonathan Majors membawakan karakter mereka masing-masing dalam adegan yang paling dinanti di film seperti ini, yaitu adegan pertandingan tinjunya.

Khusus Jonathan Majors, dia sekali lagi tampil efektif dalam membawakan karakternya. Dia berhasil menampilkan akting meyakinkan sehingga kita sudah tahu apa yang ada dalam pikirannya dan perasaan dalam hatinya lewat ekspresi serta gesture-nya.

Dan di setiap adegan yang menghadirkannya, kita selalu melihat api amarah dan ambisi besar dalam tatapan matanya.

Creed III cukup berhasil keluar dari bayang-bayang franchise Rocky dengan pemaparan alur cerita yang menuntut kesabaran dan adegan pertandingan tinju yang imajinatif.

Selain menggunakan teknik slow-motion, dalam sebuah adegan kita diperlihatkan Donnie dan Damian bertanding seolah di alam fantasi yang merupakan interpretasi perasaan mereka di dalam pertandingan tersebut.

Performa akting para pemerannya sangat apik dan efektif, sehingga membuat film ini tidak memiliki adegan yang sia-sia di dalamnya.

Dikabarkan bahwa film lanjutannya sedang dalam tahap perencanaan berikut sebuah film spin-off yang sedang dipertimbangkan. Sudah siap mengikuti petualangan baru dalam karir bertinju Adonis Creed? Yuk, langsung tonton filmnya sekarang, ya! Selamat menyaksikan.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram