bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Children of Men, Ambang Kepunahan Manusia

Ditulis oleh Aditya Putra
Children of Men
4.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Manusia sudah tinggal di bumi selama beribu-ribu tahun lamanya. Setiap tahunnya, jumlah manusia terus bertambah. Kemampuan manusia dalam bereproduksi dan beradaptasi membuat manusia terhindar dari kepunahan. Jumlah bayi yang lahir masih lebih banyak dibanding angka kematian. Bisa dibilang, manusia masih jauh dari kepunahan. 

Dari jaman dahulu, manusia sempat mengalami fenomena yang membuat populasi manusia berkurang drastis. Entah itu karena bencana alam, atau karena tragedi seperti perang.

Di film Children of Men, manusia diceritakan sudah sulit untuk bereproduksi. Hal itu mengancam umat manusia yang berada di ambang kepunahan. Simak sinopsis dan review filmnya berikut.

Sinopsis

children-of-men-2_
  • Tahun Rilis: 2006
  • Genre: Action, Thriller
  • Produksi: Strike Entertainment, Hit and Run Productions
  • Sutradara: Alfonso Cuaron
  • Pemain: Clive Owen, Julianne Moore, Clare-Hope Ashitey, Michael Caine, Chiwetel Eijofor

Pada tahun 2027, dunia sedang dilanda fenomena mengerikan. Dalam 18 tahun terakhir, nggak ada sama sekali manusia yang melahirkan. Akibatnya ada kepanikan massal di berbagai wilayah. Perang terjadi di mana-mana.

Manusia diprediksi akan segera mengalami kepunahan. Britania Raya menjadi satu-satunya wilayah yang berfungsi sebagaimana negara di jaman dulu. 

Orang-orang berlomba untuk tinggal di Britania Raya. Tingginya angka imigran membuat Britania memberlakukan kontrol ketat di wilayahnya. Para imigran gelap ditangkap, dipenjara atau bahkan dieksekusi.

Theo Faron, mantan aktivis yang kini bekerja kantoran, sedang menyaksikan berita di sebuah kafe. Ketika dia pergi ke luar, kafe itu meledak karena bom.

Theo diculik oleh sekelompok orang. Para penculik itu adalah anggota Fishes, kelompok imigran sayap kanan. Fishes dipimpin oleh mantan istri Theo, Julian Taylor. Theo dan Julian bercerai setelah anak mereka meninggal karena pandemi flu di tahun 2008. Julian mengajak Theo bekerja sama. Dia ingin Theo mengurusi dokumen seorang imigran bernama Kee. 

Theo berhasil mendapatkan dokumen untuk Kee lewat bantuan sepupunya. Bantuan itu bukannya tanpa imbalan. Sepupu Theo meminta uang dalam jumlah yang banyak. Theo ikut dalam misi membawa Kee ke Britania Raya. Dia pergi bersama Julian, Luke, yang merupakan anggota Fishes dan seorang bidan bernama Miriam.

Dalam perjalanan, sekelompok orang menyerang mobil yang ditumpangi rombongan Theo. Julian tewas terbunuh. Setelah itu, dua orang polisi memberhentikan mobil. Luke membunuh kedua polisi tersebut. Theo dan rekan-rekannya menyembunyikan mayat Julian di mobil. Mereka kemudian pergi ke markas Fishes.

Di markas Fishes, Kee mengaku pada Theo bahwa dia sedang mengandung. Hal itu membuat Kee menjadi satu-satunya wanita yang mengandung di dunia. Menurut Kee, Julian ingin membawanya ke The Human Project.

The Human Project adalah sebuah proyek rahasia yang bertujuan mengobati infertilitas umat manusia. Theo berniat membawa Kee ke The Human Project. 

Ide itu ditentang oleh Luke yang meminta mereka berdua supaya tinggal. Luke terpilih sebagai pemimpin baru Fishes. Pada malam hari, Theo tanpa sengaja mendengar pembicaraan para anggota Fishes.

Ternyata kelompok yang membunuh Julian adalah Fishes. Dengan begitu, Luke bisa menjadi pemimpin. Bayi di dalam kandungan Kee kelak akan digunakan sebagai alat untuk memantik revolusi.

Theo membangunkan Kee dan Miriam. Mereka mencuri mobil kemudian melarikan diri dari markas Fishes. Mereka pergi ke rumah teman Theo, Jasper Palmer. Jasper dulunya adalah seorang kartunis yang mengangkat tema-tema politik.

Kini dia hidup sebagai pengedar ganja di wilayah terpencil. Theo merasa keberadaannya, Kee dan Miriam cukup aman untuk sementara waktu.

Theo berencana mengantar Kee ke Tomorrow, kapal The Human Project. Kapal itu akan berlabuh di wilayah Bexhill-on-Sea. Jasper meminta bantuan pada Syd. Syd adalah polisi imigran yang kerap membeli ganja pada Jasper.

Fishes ternyata sudah mengetahui keberadaan Theo dan Kee. Bisakah Theo membawa Kee ke Tomorrow? Akankah Kee melahirkan bayi pertama dalam 18 tahun terakhir?

Tema Berat Dikemas dengan Ringan

children-of-men-3_

Children of Men mengangkat beberapa tema berat seperti xenophobia, teknologi korporasi, kerusakan lingkungan dan berbagai intrik politik. Hasilnya adalah adanya paranoia massal.

Filmnya saja dibuka dengan adegan mengerikan. Sebuah berita mengatakan bahwa Diego, manusia termuda di dunia baru saja meninggal. Padahal Diego adalah harapan setelah adanya infertilitas di bumi selama 18 tahun. 

Dari banyaknya tema yang diangkat, xenophobia menjadi yang paling digarisbawahi di film ini. Para imigran digambarkan mengalami hidup yang menyedihkan. Mereka dikurung dalam sebuah kerangkeng. Jumlah orang di dalamnya pun melebihi kapasitas. Beberapa lagi harus bersembunyi di sisa-sisa reruntuhan gedung. 

Fishes merupakan kelompok sayap kanan imigran. Mereka berani menggunakan konfrontasi langsung dengan petugas. Pemerintah Britania sendiri menganggap tindakan Fishes sebagai bentuk terorisme. Secara nggak langsung film ini pun mengangkat tentang fasisme dan ultranasionalisme. Keduanya dibangun di atas rasa takut manusia.

Tema-tema berat yang diangkat di film ini hebatnya dikemas dengan ringan. Kita bahkan nggak akan terbawa berpikir terlalu jauh ketika menonton. Upaya Theo menyelamatkan dirinya dan Kee saja sudah cukup menegangkan. Hanya saja, tema-tema tadi menjadi menarik karena relevansinya dengan perkembangan jaman.

Pemanfaatan Detail-Detail Kecil

children-of-men-4_

Children of Men memanfaatkan detil-detil kecil untuk menyampaikan petunjuk. Liputan berita di televisi, tulisan di koran sampai dialog digunakan untuk menguatkan narasi dalam plot.

Secara visual, kekacauan dunia berhasil ditampilkan dengan maksimal. Hal itu dilengkapi dengan pewarnaan yang kental dengan warna abu. Hasilnya adalah sebuah tampilan distopia yang menakutkan.

Film garapan Alfonso Cuaron ini menampilkan beberapa teknik sinematografi brilian. Salah satunya adalah penggunaan long take.

Dalam sebuah adegan, Theo harus membawa Kee ke tempat yang aman. Sementara di sekitar mereka ada peperangan antara petugas dengan Fishes. Kamera terus mengikuti pergerakan Theo dan Kee. Kemudian kamera bergerak menyoroti sekitar. 

Di sekitar ada orang-orang yang tiarap sampai terluka karena tembakan. Nggak tanggung-tanggung, long take itu berlangsung selama enam menit. Film ini nggak cuma memuaskan dari segi cerita, tapi juga sajian visualnya. Terutama untuk kamu yang menyukai cerita-cerita bertema distopia. Film ini berhasil menyajikan distopia yang terasa dekat dengan realita.

Sosok Theo yang Humanis

children-of-men-5_

Children of Men mengandalkan bayangan mengerikan dari kehidupan manusia. Ada potensi menjadikan film ini sebagai ajang heroism.

Untungnya, hal itu nggak terjadi. Protagonis dalam film, Theo, digambarkan secara humanis. Di awal film, dia menyaksikan kafe yang baru didatanginya meledak karena bom. Dia menunduk, mematung dan menunjukkan rasa takut dalam dirinya.

Clive Owen tampil meyakinkan sebagai Theo Faron. Dia memenuhi segala ekspektasi. Sang aktor bisa menunjukkan sosok Theo sebagai manusia yang punya rasa takut.

Dia juga bisa menjadi sosok yang memberi pesan bahwa masih ada harapan bagi umat manusia. Segala tindakan heroiknya pun masuk akal, seperti bisa dilakukan oleh manusia kebanyakan.

Children of Men merupakan sebuah film thriller yang gelap dan depresif. Sepanjang 109 menit film ini menghadirkan berbagai nuansa mengerikan dari sebuah distopia.

Distopia itu pun terasa beririsan dengan realita saat ini. Ending di film ini pun terbuka, mengundang penonton untuk memiliki asumsi sendiri. Suka film bertema dystopia? Kasih judul film favoritmu di kolom komentar, yuk!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram