bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Chihayafuru Part 1: Kami no Ku

Ditulis oleh Mutiara Dwi C.K.
Chihayafuru Part 1
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Film Chihayafuru merupakan sebuah film live action yang diadaptasi dari serial manga dengan judul yang sama karya Yuki Suetsugu. Manga nya berhasil mendapatkan penghargaan dari Manga Taishou dan Kodansha Manga Award. Sedangkan film ini berhasil mendapatkan penghasilan sebesar 179 juta Yen.

Film ini dibuat dalam bentuk film trilogy yang terbagi dalam judul film Chihayafuru Kami no Ku (2016), Chihayafuru Shimo no Ku  (2016) dan Chihayafuru Musubi (2018).

Di film ini kamu bisa melihat akting dari Suzu Hirose, Shuhei Nomura dan Mackenyu sebagai tokoh utama dalam film ini. Secara garis besar, film ini menceritakan tentang sekelompok anak SMA yang tergabung dalam klub permainan tradisional Jepang, karuta.

Film ini juga dibumbui kisah persahabatan dan romansa manis khas SMA Jepang yang tidak berlebihan bahkan terkadang kocak. Kalau penasaran dengan kisahnya, yuk simak sinopsis dan review film Chihayafuru Part  1 berikut ini!

Baca juga: Review & Sinopsis Live Action Rurouni Kenshin (2012)

Sinopsis

Chihayafuru Part 1: Kami no Ku

Cerita dimulai pada tiga tahun sebelumnya. Ayase Chihaya (Suzu Hirose) di tahun pertama masuk SMA, Chihaya bertemu kembali dengan teman masa kecilnya, Mashima Taichi (Shuhei Nomura). Taichi tidak mengira kalau Chihaya masih begitu menyukai karuta sama seperti dulu.

Waktu kecil, Chihaya, Taichi dan Wataya Arata (Mackenyu) pernah berjanji, kalau dengan bermain karuta maka mereka akan tetap saling terhubung.

Chihaya sangat tergila-gila dengan permainan karuta, oleh karena itu ia bertekad untuk membuat sebuah klub karuta di sekolah. Tapi, untuk membuat klub tersebut, harus ada minimal lima orang anggota agar klub itu bisa dibuka.

Taichi menyebut Chihaya dengan sebutan “karuta baka” karena saking tergila-gilanya dengan karuta. Tapi kemudian, Chihaya memaksa Taichi untuk ikut bergabung dengan klub karuta dan menjadi target anggota pertamanya.

Kemudian, Taichi melihat pertandingan karuta yang akan diikuti oleh Chihaya. Dan setelah melihat pertandingan tersebut, akhirnya Taichi bergabung dengan klub yang didirikan oleh Chihaya.

Di saat Taichi dan Chihaya memindahkan matras, Yusei Nishida (Yuma Yamoto) alias ‘Nikuman’ melihat mereka dan dengan sukarela ikut bergabung klub karuta karena sebetulnya Nikuman dulu adalah lawan main Chihaya, Taichi dan Arata.

Tapi karena anggotanya masih kurang, klub belum bisa didirikan. Chihaya , Taichi dan Nikuman pun berusaha merekrut anggota lagi.

Kemudian Chihaya melihat Ooe Kanade (Kamishiraishi Mone) yang sedang melihat poster buatannya. Dengan susah payah dan dengan suatu syarat akhirnya Ooe ikut bergabung.

Kemudian Taichi berhasil mengajak Komano Tsutomu (Morinaga Yuki) alias ‘Tsukue’ yang anti sosial bergabung. Sebetulnya Tsukue kurang tertarik dengan karuta, tapi ia bergabung karena peraturan sekolah yang mengharuskan siswanya mengikuti suatu klub ekstrakurikuler.

Setelah ada lima anggota akhirnya klub karuta pun bisa didirikan dengan pemimpin klubnya adalah Taichi. Target awal adalah mengikuti sebuah kompetisi dan para anggota harus belajar karuta kurang lebih sekitar satu bulan saja.

Chihaya kemudian mengajak anggota lainnya untuk mengikuti camp pelatihan karuta di tempat Chihaya dan Taichi belajar karuta ketika SD.

Saat diperjalanan pulang dari sekolah, Chihaya memberanikan diri menelepon Arata dan memberi tahu kalau ia berhasil membuka klub karuta. Lalu, Chihaya mengajak Arata untuk bertemu kembali di Omi Jingu yang merupakan tempat pertandingan terbesar karuta di Jepang. 

Arata yang masih menyukai permainan karuta ia sering berlatih sendiri di rumah. Ia berharap bisa menjadi pemain karuta terbaik di Jepang.

Hari berikutnya, klub karuta Chihaya pun mulai berlatih terutama bagi Ooe dan Tsukue yang belum pernah bermain karuta sama sekali. Setiap puisi yang dibacakan untuk bermain karuta, Ooe selalu semangat karena ia sangat menyukai puisi klasik Jepang.

Sedangkan Tsukue, ia tidak terlalu tertarik dengan permainan karuta. Tapi Tsukue tersentuh dengan kata-kata Chihaya dan akhirnya mulai tertarik untuk bermain karuta dan akhirnya ikut ke pelatihan karuta.

Lalu dimulailah pelatihan karuta, tidak hanya berlatih kartu tapi mereka pun melatih fisiknya. Di waktu istirahat, Ooe melihat foto masa kecil Chihaya dan Taichi.

Nikuman mulai membicarakan Arata yang merupakan cucu dari pemain karuta terbaik di Jepang. Tapi, Arata pernah sekali kalah melawan Taichi ketika SD.

Ketika dimulai pelatihan kembali, pembicaraan Taichi dan salah satu orang yang telah kenal lama dengan Taichi membicarakan sesuatu tentang Chihaya. Ooe yang ada di dekat Taichi pun terkejut dengan yang ia dengar kalau Taichi menyukai Chihaya sejak dahulu.

Disaat semua hampir terlelap tidur, Ooe dan Chihaya masih terbangun. Chihaya menceritakan masa lalunya ketika bersama Taichi dan Arata.

Lalu Ooe menanyakan apakah Arata yang menyebutkan tentang puisi “Chihayafuru” kepadanya? Lalu menanyakan juga Arata orang yang seperti apa.

Keesokan harinya di tempat pelatihan, Chihaya berlatih dengan seorang lelaki dari tim lain. Saat berlatih Chihaya kalah dalam pertandingan pelatihan tersebut.

Sementara itu Taichi dan Nikuman pergi untuk mengikuti pertandingan karuta. Di sana Taichi bertemu kembali dengan Arata, lalu ia memberikan nomor teleponnya kepada Taichi untuk disampaikan kepada Chihaya.

Kenangan masa kecil Taichi menghampiri kembali, tentang ia merasa cemburu kepada Arata. Baik dari segi kehebatannya dalam bermain karuta dan juga karena Chihaya selalu terlihat bersemangat ketika melihat Arata bermain karuta. Di pertandingan ini pun Taichi dan Nikuman kalah.

Keesokan harinya, Chihaya, Taichi dan Nikuman merasa tidak semangat. Ooe yang merasa khawatir dengan sikap tiga orang tersebut memanggil Tsukue. Kemudian Tsukue menyemangit ketiga orang itu dan memberitahu tentang kekurangan ketiga orang tersebut.

Setelah mereka kembali semangat, Tsukue memperlihatkan sebuah aplikasi yang ia buat untuk bermain karuta dan mereka merasa terkagum-kagum dengan kehebatan Tsukue.

Hari demi hari mereka terus berlatih karuta, menghafalkan setiap puisi-puisi yang ada di dalam permainan karuta.

Tidak lupa juga mereka terus melatih fisik mereka dan saling berbagi teknik yang baik untuk bermain karuta. Tersisa satu hari lagi untuk mengikuti pertandingan karuta, mereka tetap berlatih hingga larut.

Di perjalanan pulang, Chihaya berkata kepada Taichi kalau ia senang sekali karena Taichi ikut bergabung dengan klub karuta yang ia impikan selama ini.

Lalu Taichi pergi ke suatu tempat dimana ia bertemu dengan guru karuta nya dan ia bercerita tentang ia yang selama ini berjuang keras tapi tidak pernah bisa mengalahkan Arata.

Gurunya lalu memberikan nasihat kepada Taichi, kalau ia harus belajar untuk bisa menerima kenyataan dan terus berusaha sampai akhir apapun hasilnya nanti yang akan didapatkan.

Hari pertandingan pun tiba para anggota lainnya pun akhirnya mengerti tentang syarat yang diberikan oleh Ooe ketika ingin bergabung dengan klub karuta yaitu, menggunakan hakama (salah satu baju khas Jepang) ketika melakukan pertandingan. Bahkan, Ooe membagikan brosur toko baju tradisional milik keluarganya disana.

Setelah mengikuti beberapa kali pertandingan, baik Chihaya, Taichi, Nikuman dan Ooe berhasil memberikan skor untuk sekolah mereka. Tapi Tsukue tidak bisa memberikan skor sama sekali dan merasa kalau ia tidak cocok dengan karuta, bahkan berpikiran untuk pulang saja karena ia terus menerus kalah.

Hingga akhirnya sampai di pertandingan terakhir, tim Chihaya bertemu dengan tim sekolah Hukou. Salah satu anggotanya adalah orang yang pernah bertanding dengan Chihaya ketika sedang pelatihan, bahkan orang tersebut mengintimidasi Chihaya.

Tsukue yang masih merasa tidak bisa memberikan sumbangsih untuk timnya ia hanya berdiam diri saja tidak mengikuti permainan. Hal itu membuat Chihaya dan anggota lainnya kurang berkonsentrasi dan merasa akan kalah.

Lalu, ketika Chihaya berhasil mengambil salah satu kartu dan terlempar kepada Tsukue, ia teringat kembali dengan puisi yang ‘kesepian’ yang pernah dibacakan ketika latihan bersama.

Dari sana, Tsukue mulai bangkit kembali dan mulai mengikuti pertandingan. Chihaya dan yang lainnya pun memberikan semangat satu sama lain untuk terus berjuang.

Berkat perjuangan terakhir Taichi yang berusaha untuk mematahkan kegagalan yang selama ini  sering ia alami dalam pertandingan, tim Chihaya bisa menang dengan skor 3-2.

Setelah pertandingan selesai, Taichi memberikan nomor telepon Arata yang belum ia berikan kepada Chihaya. Taichi pun berkata untuk menelepon dan memberitahukan kalau mereka telah menang dalam pertandingan karuta.

Dan akhirnya Taichi memberitahu Arata tentang kejadian ketika mereka masih kecil dimana Taichi adalah yang menyembunyikan kacamata Arata sehingga ia bisa mengalahkan Arata.

Taichi pun lalu mengatakan kepada Arata kalau ia menyukai Chihaya sejak dulu dan ia akan berusaha untuk mengalahkan Arata dalam pertandingan karuta. Namun, Arata berkata kalau ia berhenti bermain karuta.

Kisah Perjuangan Klub Permainan karuta

Kisah Perjuangan Klub Permainan karuta

Dimulai dengan Chihaya yang sangat tergila-gila dengan permainan karuta, dengan susah payah ia akhirnya bisa mengumpulkan lima orang anggota termasuk dirinya. Bisa dibilang karakter Chihaya ini orangnya cukup optimis, unik dan menyenangkan.

Apalagi kalau sudah menyangkut dengan karuta, ia pasti berkobar-kobar. Lucunya adalah ketika Chihaya sudah selesai melakukan sebuah pertandingan, ia pasti akan langsung tertidur. Tidak hanya karakter Chihaya, tapi beberapa karakter lainnya pun terkadang bisa membuat tertawa ketika menontonnya.

Selama 1 jam 51 menit, meskipun tidak mengerti dengan permainan karuta  pun tidak usah khawatir, karena masih tetap bisa menikmati film nya, bahkan bisa sampai ketagihan untuk nonton lho. Apalagi ketika sudah masuk ke adegan pertandingannya, kadang penonton pun ikut dibuat tegang.

Persahabatan dan Kisah Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Persahabatan dan Kisah Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Sebuah film dengan genre sport khususnya permainan tradisional Jepang, karuta ini menurut saya sangat unik. Karena mungkin bangi orang Jepang sendiri sudah mulai meninggalkan permainan ini.

Tapi untuk orang luar khususnya di untuk orang Indonesia, dengan menonton film ini tentunya menambah wawasan baru juga.

Meskipun cerita lebih fokus pada permainan karuta, tapi ceritanya pun dibalut dengan kisah persahabatan tiga karakter utama yaitu Chihaya, Taichi dan Arata.

Walaupun disini karakter Arata hanya diperlihatkan sebentar-sebentar saja yaitu ketika bertemu dengan Taichi dan di akhir cerita.

Mereka yang sudah berjanji sejak kecil, bahwa dengan bermain karuta mereka pasti dipertemukan kembali. Dan itu benar-benar terjadi ketika mereka sudah masuk ke SMA.

Lalu, ada juga sedikit kisah cinta tentang Taichi yang sudah menyukai Chihaya sejak kecil. Tapi sayangnya Chihaya tidak mengetahui hal tersebut.

Tapi emosi seorang yang cintanya bertepuk sebelah tangan sudah diperankan dengan baik dan tidak berlebihan. Bahkan menurut saya, kisah cinta bertepuk sebelah tangan ini membuat alur ceritanya jadi lebih menarik lagi dan sekaligus gemas juga.

Latihan Keras yang Berujung Kemenangan

Latihan Keras yang Berujung Kemenangan

Dari awal pembentukan klub karuta ini memang sudah cukup banyak perjuangan. Belum lagi ditambah dengan dua anggota baru yang belum pernah bermain karuta sama sekali.

Mereka pun sampai melakukan pelatihan yang bisa dibilang cukup ketat demi bisa ikut pertandingan dan bisa memenangkan pertandingan karuta.

Meskipun sempat ada masalah karena ada salah satu anggotanya yang merasa ia tidak bisa seperti teman-temannya yang lain. Dan bahkan ia sempat menyesal bergabung dengan klub karuta ini, karena jadinya merasakan perasaan yang campur aduk setelah tidak pernah menang.

Tapi, lagi-lagi disini juga diperlihatkan kalau perjuangan, ketulusan dan kepercayaan antar tim ini akhirnya terbayarkan dengan kemenangan. Bahkan Taichi yang biasanya dihadapkan pada fatal game di karuta ini akhirnya bisa memenangkan ketidak beruntungannya tersebut.

Sehingga mereka pun akhirnya bisa memenangkan pertandingan dan bersuka cita termasuk pembimbing dan guru karuta mereka.

Bagi yang sudah membaca manga atau nonton animenya mungkin akan merasakan sedikit perbedaan dan mungkin ada beberapa adegan yang tidak sesuai. Tapi bagi saya, secara keseluruhan  baik dari segi sinematografi, musik, karakter dan alur cerita sudah cukup baik dan tidak berlebihan.

Dengan akhir cerita yang masih menggantung ditambah ada cuplikan tentang film Chihayafuru Part II, tentunya bikin penasaran dengan kisah kelanjutannya.

Bagaimana kisah cerita anggota klub karuta Chihaya selanjutnya dan akan seperti apa kisah cinta antara Chihaya, Taichi dan Arata.

Buat yang belum nonton filmnya bisa langsung nonton aja film Chihayafuru Part I ini. Dan buat yang penasaran dengan kisah selanjutnya bisa baca juga sinopsis dan review Chihayafuru Part II: Shimo no Ku ini. Dan jangan lupa juga untuk membaca sinopsis dan review film lainnya hanya di Bacaterus.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram