bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Bridge to Terabithia, Kekuatan Imajinasi

Ditulis oleh Siti Hasanah
Bridge to Terabithia
4.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Bridge to Terabithia merupakan sebuah film bergenre drama fantasi yang diliris pada tahun 2007. Sutradara film ini adalah Gábor Csupó dan penulis naskahnya yaitu David L. Paterson dan Jeff Stockwell.

Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama yang ditulis oleh Katherine Paterson pada tahun 1977. Cerita novelnya berdasarkan cerita anak dari penulis buku, yaitu David L. Peterson.

Bridge to Terabithia yang dibintangi oleh Anna Sophia Robb, Josh Hutcherson, Bailee Madison, Robert Patrick, dan Zooey Deschanel ini bercerita tentang kehidupan dua anak umur 11 tahun yang bertetangga.

Mereka menciptakan dunia mereka sendiri yang diberi nama Terabithia. Biar lebih jelas, yuk baca dulu sinopsis dan review filmnya di sini sebelum kamu menontonnya!

Sinopsis

review-bridge-to-terabithia-1_

Jesse "Jess" Aarons (Josh Hutcherson) merupakan anak umur 11 tahun yang tinggal bersama dengan keluarganya yang terdiri dari ibu, ayah dan 4 saudara kandungnya di Lark Creek. Dia merupakan anak laki satu-satunya dalam keluarga itu.

Keluarga Jesse memiliki kesulitan finansial. Meskipun begitu, Jesse merupakan anak yang memiliki imajinasi yang luar biasa dan dia menumpahkan imajinasinya itu dalam bentuk gambar.

Tiap hari dia selalu pergi ke sekolah menaiki bus bersama dengan adik perempuannya yang bernama May Belle (Bailee Madison). Di dalam bus dia selalu diganggu oleh murid lain yang bernama Janice Avery (Lauren Clinton). 

Hari itu, Jess harus memakai sepatu bekas kakak perempuannya karena orang tuanya tak memiliki banyak uang.

Karena hal itu juga, saat berada di dalam kelas, Jess olok-olok oleh temannya yang bernama Scott Hoager (Cameron Wakefield ) dan Gary Fulcher (Elliot Lawless). Di hari yang sama di kelasnya muncul seorang murid batu yang bernama Leslie Burke (AnnaSophia Robb). 

Saat jam istirahat, Jess mengikuti lomba lari dan dirinya sudah berlatih sebelumnya di rumah. Ternyata Leslie juga ikut dalam lomba tersebut dan tanpa dinyana Leslie memenangi lomba tersebut. Hal ini membuat Jess kesal. Saat pulang, Jess dan Leslie baru mengetahui bahwa ternyata mereka bertetangga. 

Hubungan Jess dan ayahnya tidak terlalu hangat dan ayahnya lebih sering menghabiskan waktu bersama adiknya, May Belle. Saat pulang, di dalam bus, Leslie secara tidak sengaja melihat Jess mewarnai gambarnya. Namun, Jess bersikap dingin dan menutup bukunya. Leslie tetap berusaha ramah dengan menawarkan permen karet padanya.

Keesokan harinya, saat di lorong kelas, Jess kembali diganggu oleh kedua temannya itu dan buku gambarnya hampir jatuh. Untungnya Leslie yang berada di belakangnya bisa menangkap buku tersebut. Dia mengomentari gambar dan kemampuan menggambar Jess. 

Pada mata pelajaran Mrs. Myers (Jen Wolfe), Leslie diminta untuk membacakan tulisan esainya. Ketika Leslie membacakan cerita dalam tulisannya, Jess seperti menyaksikan apa yang ditulis dalam cerita Leslie. 

Kemudian Mrs. Myers menyuruh anak-anak menonton acara televisi untuk bahan tulisan mereka. Namun Leslie mengatakan bahwa ia tak memiliki televisi. Hal itu membuat dirinya ditertawakan oleh teman-temannya. Namun Leslie tidak memedulikan ejekan teman-temannya. 

Sepulang sekolah, Leslie mengajak Jess untuk pergi ke suatu tempat. Mereka berlari melewati padang rumput yang luas hingga memasuki hutan.

Di situlah mereka melihat sebuah ayunan dari tali. Awalnya Jess ragu dan melarang Leslie untuk mencobanya. Namun, begitu menyaksikan Leslie berayun dengan senangnya, Jess pun berani untuk mencoba.

Leslie juga yang mengajak Jess untuk memasuki hutan di seberang sungai dengan menggunakan tali tersebut. Keduanya kemudian menjelajahi hutan tersebut dan menemukan sebuah rumah pohon yang menjadi tempat rahasia mereka.

Mereka pun akhirnya menemukan dunia baru yang mereka beri nama Terabithia. Setelah itu, keduanya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah pohon tersebut.

Di hari ulang tahun Jess, orang tuanya memberikan sebuah hadiah yang ternyata tidak terlalu bagus sehingga langsung rusak saat itu juga. Tak disangka keesokan harinya Jess juga mendapatkan hadiah ulang tahun kejutan dari Leslie berupa cat warna. 

Karena kebun di dalam greenhouse rusak oleh hewan, ayahnya kemudian memasang perangkap untuk menangkap hewan tersebut dan membunuhnya. Jess tidak suka ide itu. Maka saat mendengar suara di green house, dia segera bangun dan mengeluarkan hewan yang terjebak dari jebakan ayahnya. Ini membuat ayahnya berang pada Jess. 

Rupanya ucapan ayahnya kepada dirinya saat marah membuat Jess jadi kehilangan kepercayaan pada Terabithia sehingga mengatakan hal yang kasar pada Leslie. Keesokan harinya dia minta maaf kepada Leslie dan menghadiahinya seekor anak anjing yang diberi nama Pangeran Terrien disingkat P.T.

Tak hanya Jess yang mendapatkan bullying, Leslie juga. Dia diintimidasi oleh Janice Avery. Keduanya akhirnya membalas dendam dengan mempermalukan Janice di hadapan anak laki-laki yang disukainya. Ketika pulang, Leslie mengajak Jess mampir ke rumahnya. Jess melihat kehangatan keluarga yang tidak dia rasakan di rumahnya.

Leslie juga menemukan alasan mengapa Janice suka melakukan bullying. Janice ternyata sering mendapat perlakuan kasar dari ayahnya. Setelah kejadian itu, Leslie dan Janice pun jadi berteman. Keesokan harinya Ms. Edmunds guru musiknya, menelepon untuk mengajak Jess ke museum. Jess senang mendengarnya. 

Sepulang dari museum ibunya tiba-tiba histeris melihatnya. Ayahnya mengabari sesuatu tentang Leslie. Berita itu membuat Jess hancur.

Kisah Persahabatan dan Kekuatan Imajinasi yang Menyentuh Hati

review-bridge-to-terabithia-2_

Sutradara film ini mengarahkan cerita persahabatan serta kekuatan imajinasi dengan cara yang menyentuh hati sehingga muncullah keajaiban dalam kehidupan anak-anak.

Meskipun ada efek visual yang dimasukkan ke dalam film ketika menggambarkan mahluk-mahluk di Terabithia, kisah yang menyentuh justru datang dari pengalaman Leslie dan Jess di kehidupan nyata.

Keduanya harus berhadapan dengan guru yang strict, murid penganggu, juga orang tua yang tidak hangat. Apa yang mereka dapatkan dalam dunia imajiner, mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Contohnya saja saat Janice yang hobi memalak anak-anak yang akan menggunakan toilet taman bermain dan mengganggu adik Jess, keduanya kemudian membalas dendam dengan mempermalukannya di depan murid lain

Namun saat mengetahui Janice ternyata mengalami siksaan dari ayahnya, mereka berempati dan membayangkannya muncul sebagai penolong di Terabithia.

Karakter yang Realistis dan dengan Background yang Jelas

review-bridge-to-terabithia-3_

Tiap karakter di film ini terasa realistis dan mempunyai background yang bisa dipercaya. Contohnya saja karakter Janice. Digambarkan Janice adalah anak yang suka mem-bully murid-murid lain yang berusia lebih muda darinya, seperti Jess dan May Belle. Keduanya tampak tak berdaya. 

Ternyata ada penyebab untuk tindakan Janice tersebut. Janice memiliki ayah yang suka menyiksa sehingga membuat dirinya jadi anak yang senang mengganggu orang lain. 

Tak ada karakter jahat dalam film ini. Janice yang seorang pem-bully, setelah ditolong oleh Leslie akhirnya menjadi teman dan bahkan menolong Jess. Mrs. Myers yang terlihat galak, ternyata dia menyimpan rahasia sedih dalam hidupnya. Dia juga yang membantu Jess ketika kehilangan teman dekatnya. 

Begitu juga dengan ayah Jess yang digambarkan sebagai ayah yang pemarah seperti ketika Jess menghilangkan kunci. Namun, di akhir film, ayah Jess membuktikan dirinya sangat peduli pada Jess dan membantu Jess di saat-saat terberatnya.

Shot dan Soundtrack Menjadi Kekuatan Utama Film

review-bridge-to-terabithia-4_

Lokasi syuting Bridge to Terabithia sebagian besar berada di Auckland, Selandia baru. Maka tak mengherankan jika film ini menyajikan hamparan padang rumput yang luas serta hutan yang masih alami.

Ketika Leslie meminta Jess untuk menutup matanya kemudian membukanya, terpampang di layar pemandangan yang indah, sebuah lembah besar lengkap dengan air terjun, gunung serta kastil. Penonton diajak melihat dunia Terabithia melalui mata Jess dan Leslie. 

Di kelas Ms Edmunds (Zooey Deschanel), penonton bisa mendengarkan lagu yang menggambarkan situasi Leslie dan Jess, seperti lagu “Why can’t we be friends?”dan “Someday.” Inilah yang menjadi highlight dalam film ini, bidikan panorama yang indah dan soundtrack yang efektif.

Twist yang Tak Disangka

review-bridge-to-terabithia-5_

Melihat persahabatan antara Leslie dan Jess yang begitu dekat, penonton mengharapkan mereka akan bersama-sama hingga akhir cerita. Mungkin mereka akan tumbuh bersama hingga dewasa. Namun tak disangka sebuah kejadian buruk menimpa Leslie.

Ini adalah sebuah twist yang tak disangka-sangka. Namun memang ceritanya berdasarkan kisah nyata dari anak sang penulis novel, David L. Paterson. Temannya semasa kecil, Lisa Hill, terkena sambaran petir hingga meninggal. Penonton pun disuguhi penampilan pilu seorang Jess yang kehilangan teman baiknya.

Pesan yang Luar Biasa

review-bridge-to-terabithia-6_

Bridge to Terabithia mengajarkan pada penonton bahwa segala sesuatu itu mungkin terjadi jika kita mempercayainya. Leslie mengajarkan kekuatan imajinasi sehingga dia bisa membuat Terabithia. Kekuatan yang diajarkan Leslie telah berhasil membuat Jess yang pemalu menjadi berani melawan pengganggunya. 

Bridge to Terabithia” mampu menyajikan topik orang dewasa dengan sentuhan dan kepekaan. Film ini mengajarkan tentang kekuatan imajinasi tapi tetap berpijak pada dunia nyata. Karena itu, film ini cocok untuk ditonton oleh anak-anak dengan tetap dalam bimbingan orang tua.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram