bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Braven, Diserang Bandar Narkoba

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Braven
3.2
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Bermaksud hendak berlibur dengan sang ayah ke pegunungan, Joe terpaksa bertahan dari ancaman yang ditebar oleh seorang bandar narkoba dan kelompoknya.

Semua terjadi karena kabinnya digunakan sebagai tempat penyimpanan kokain. Berusaha menyelamatkan seluruh anggota keluarganya dari ancaman, Joe harus melumpuhkan mereka satu demi satu.

Braven adalah film action thriller karya Lin Oeding yang dirilis oleh Saban Films secara streaming pada 2 Februari 2018. Menampilkan Jason Momoa sebagai tokoh sentral dalam kisah dengan nuansa musim dingin, film ini menyajikan cerita penuh ketegangan dari awal hingga akhir film.

Apakah film action yang sederhana ini bisa memuaskan harapan para penontonnya? Sebelum menyaksikan filmnya, ada baiknya menyimak review berikut terlebih dahulu.

Baca Juga: Film Action Terbaru yang Wajib Ditonton Tahun Ini

Sinopsis

Braven sinopsis_
Tahun Rilis 2018
Genre ,
Sutradara
Pemeran Jason Momoa
Review Baca di sini

Joe Braven selesai memuat kayu-kayu pohon yang sudah ditebang ke atas truk, lalu kembali ke rumah. Sebelum masuk rumah, dia berpapasan dengan istrinya yang hendak berangkat kerja.

Setelah menemani Charlotte untuk tidur, dia mencari ayahnya, Linden, di sekitar rumah. Ternyata ayahnya berada di bar dan membuat keributan, sehingga Joe harus menjemputnya ke sana.

Mereka berdua dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan atas luka-lukanya. Dokter berkata bahwa Linden perlu diperiksa kembali kondisi bekas gegar otaknya yang belakangan ini sering membuatnya kehilangan ingatan.

Atas saran Stephanie, Joe membawa ayahnya berlibur berdua ke kabin di pegunungan untuk berbicara empat mata tentang kondisinya. Sementara itu, sopir truk yang membawa kayu tebangan bernama Weston, singgah di sebuah tempat untuk membawa selundupan kokain.

Hallet, kurir kokain, ikut serta bersama dengan Weston. Di jalan, mereka mengalami kecelakaan. Dengan cepat Hallet membuka kayu yang di dalamnya terdapat kokain dan memindahkannya ke dalam tas. Kemudian, kokain tersebut dibawa ke kabin milik Joe untuk disimpan.

Lalu, mereka dibawa oleh polisi patroli ke sebuah motel. Hallet menginformasikan situasi terkini kepada bosnya, Kassen. Keesokan paginya Kassen dan anak buahnya menemui Hallet di motel dan membawa mereka ke kabin. Ternyata di sana ada Joe dan Linden, serta Charlotte yang ikut menyelinap ke dalam mobil.

Mereka menemukan tas berisi kokain dan mulai membuat persiapan jika pemiliknya menjemput. Kassen memerintahkan anak buahnya untuk mengepung kabin dari empat penjuru.

Joe menyerahkan tas yang berisi setengah dari jumlah semestinya, dan melakukan negosiasi untuk yang setengahnya lagi. Tapi Kassen menolaknya dan meminta setengahnya itu sekarang juga dengan membunuh Weston.

Joe mengeluarkan panah dan membunuh satu anak buah Kassen yang memicu baku tembak antara mereka. Joe mengebutkan ATV dengan membawa tas besar dan Charlotte di balik selimut.

Kassen dan sopirnya melakukan pengejaran. Joe menyuruh Charlotte untuk naik ke atas bukit agar bisa mendapat sinyal dan menghubungi ibunya.

Ketika Stephanie mendapat telepon dari Charlotte, dia langsung pergi menuju lokasi dan menghubungi sheriff dalam perjalanannya. Joe berhasil dihentikan oleh salah satu anak buah Kassen.

Sempat berkelahi, Joe mengaitkan tali kaki Gentry dan mengebutkan ATV ke tebing. Gentry memegang kaki Joe dan mereka jatuh bersama ke laut di bawahnya. Tapi Gentry mendarat di batu besar yang menewaskannya.

Kassen terus melakukan pengejaran dan menyadari bahwa Charlotte naik ke atas bukit. Dia menyuruh Ridley untuk mengejar Charlotte. Sementara itu, Hallett berusaha masuk ke dalam kabin dan dibunuh oleh Linden.

Ridley berhasil menemukan Charlotte tapi tertahan karena terkena panah yang ditembakkan Stephanie. Charlotte berlari ke jalan raya dan bertemu dengan sheriff yang langsung menuju ke kabin. Joe kembali ke kabin dan membunuh dua anak buah Kassen lainnya, tapi tidak bisa menyelamatkan Linden yang ditusuk oleh Kassen.

Joe kemudian mengejar Kassen yang membawa seluruh kokain dalam tasnya. Berhasil menghadang, Joe merebut tas itu dan berlari ke tebing. Apa yang akan Joe lakukan di posisi yang terdesak?

Berhasilkah dia mengalahkan Kassen? Semakin seru bukan filmnya? Makanya, tonton terus film ini sampai selesai untuk menemukan jawabannya, ya!

Premis Sederhana Tanpa Pendalaman Karakter

Premis Sederhana Tanpa Pendalaman Karakter_

Kesan sederhana sangat melekat pada film Braven. Cerita klise yang sudah sering diulang di dalam film sebelumnya, ditampilkan lagi dengan konsep yang sedikit berbeda.

Sempat menjanjikan di awal film dengan pengenalan karakter utama dan drama yang cukup baik, cerita kemudian berjalan hanya pada jalur action saja dan mengabaikan sisi dramanya.

Dengan seting lokasi utama di sebuah kabin di pegunungan bersalju daerah Newfoundland, Kanada, kesederhanaan film semakin mengerucut.

Ketika para penjahat datang dan menunjukkan diri, adu strategi antara mereka pun dimulai. Mulai dari sini, konsep film sangat serupa dengan yang ditampilkan di film First Blood (1982) sebagai contohnya.

Joe dan Linden yang sudah mengetahui medan, dengan segera menyusun strategi dadakan yang berhasil membunuh satu demi satu anak buah Kassen. Tapi anehnya, meski sebagai pendatang, Kassen mengarahkan anak buahnya seolah dia juga sudah mengenali medan tempurnya. Di sini mulai terlihat kelemahan cerita.

Setaktis apapun sebuah pasukan, mereka harus mempelajari daerah yang didatanginya terlebih dahulu baru menentukan posisi, formasi dan strategi. Tapi Kassen dan anak buahnya seolah lebih hebat daripada pasukan militer terbaik manapun dengan langsung bergerak ke posisi masing-masing.

Adegan Action Biasa yang “Tidak Biasa”

Adegan Action Biasa yang “Tidak Biasa”_

Sementara itu, seiring durasi 1 jam 34 menit terus berjalan, kita diperlihatkan ketangguhan dan ketangkasan Joe Braven dalam melumpuhkan lawannya. Dia memancing satu demi satu anak buah Kassen, tidak berhadapan secara frontal. Strategi yang sama yang pernah dipakai oleh Rambo di film First Blood tadi.

Kita pasti paham kenapa Rambo mampu melakukan semua itu, tapi kita tidak dibuat paham dengan kosongnya latar belakang kehidupan Joe sebelum kejadian ini.

Apakah dia pernah mengenyam pengalaman militer sehingga ahli dalam menggunakan berbagai senjata? Thomas Pa’a Sibbett melewatkan bagian penting yang menjadi pondasi karakterisasi dalam sebuah film ini.

Bahkan kita menunggu sebuah petunjuk tentang masa lalu Joe hingga akhir film, tapi tidak juga diberikan. Sebagai koordinator stuntman, sutradara Lin Oeding menyajikan adegan action yang cepat dan keras.

Bahkan cara Joe dan Linden menghabisi lawannya sangat bervariasi, seolah lawan-lawan mereka menemui kematian seperti korban dalam film-film Final Destination.

Ada hal yang biasa terjadi dalam film-film action seperti ini, yaitu kurang detailnya sebuah adegan. Satu contoh adalah ketika Joe dan Gentry jatuh dari tebing karena tertarik ATV.

Gentry mendarat di sebuah batu besar dan langsung tewas, sementara Joe jatuh ke laut. Tidak kita lihat bangkai ATV yang menyeret mereka di sekitar situ. Dan anehnya, posisi jatuh mereka berbeda jauh. Kenapa bisa begitu, ya?

Lalu, di adegan pertarungan akhir antara Joe dan Kassen. Sebelumnya kita lihat Joe memasang perangkap beruang di dekat pohon tumbang. Saat berkelahi, Joe berusaha mendorong Kassen agar menginjak perangkap itu, tapi selalu gagal.

Kassen pun tahu ada perangkap diletakkan di situ. Tapi kemudian mendadak Joe menginjak perangkap itu dan menabrak Kassen hingga jatuh dari tebing.

Mungkin sang sutradara berharap kita berkomentar, “Hmm, ini enggak biasa nih!” saat melihatnya, tapi justru kita akan berpikir apa memang tidak ada cara lain bagi Joe untuk mendorong Kassen sampai harus mengorbankan kakinya masuk perangkap? Memang hal ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Jason Momoa, Bintang Action Terkini

Jason Momoa, Bintang Action Terkini_

Sejak kehadiran Jason Momoa di film Conan the Barbarian (2011), dia dipercaya akan menjadi bintang action masa depan penerus Arnold Schwarzenegger.

Tapi di film-film setelahnya, dia belum dipercaya untuk menjadi pemeran utama. Momoa selalu beraksi bersama pemeran lainnya, seperti di film Justice League (2017). Sekalinya dia beraksi sendiri di film Road to Paloma (2014), tidak berkesan.

Baru lewat film Braven ini kita melihat kualitas aktor utama yang menguasai karakternya dengan baik ada padanya. Dia terlihat sangat bagus menampilkan sosok yang mencintai keluarga, sehingga adegan antara Momoa, Jill Wagner dan Sasha Rosoff terasa natural.

Begitupun gestur yang dia tunjukkan ketika berkeliling rumah, terasa detail sekali penggambaran seorang kepala keluarga yang baik diperankan olehnya.

Ketika memasuki adegan yang membutuhkan aksinya, sudah tidak perlu diragukan lagi kehandalannya di bidang ini. Semua terlihat meyakinkan. Intinya, dalam film ini kita diperlihatkan totalitas seorang bintang action dalam membawakan perannya.

Meski memiliki kelebihan di sisi akting dan sinematografi yang apik dalam menampilkan pemandangan alam bersalju, Braven masih lemah dari sisi naskah yang tidak memasukkan latar belakang karakter utama ke dalam jalan ceritanya. Dan semua karakter hanya berada pada satu dimensi saja, tanpa ada tendensi lain dalam sikapnya.

Tapi bagi yang ingin menikmati film action dengan konsep yang sederhana, maka Braven adalah pilihan yang layak untuk mengisi waktu luang kita yang berharga. Langsung ditonton saja filmnya, ya! Dan persiapkan diri untuk mempertahankan keselamatan keluarga bersama Joe Braven di film ini.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram