bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Brahms: The Boy II, Boneka Berisi Roh Jahat

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Brahms: The Boy II
2.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Melanjutkan ketegangan The Boy (2016), Brahms: The Boy II masih membawa jejak-jejak pendahulunya. Boneka porselen yang mulus dan dihuni iblis jadi hal utama yang ditawarkannya. Kali ini Anda akan diajak berkenalan dengan sebuah keluarga kecil bahagia yang suatu hari harus berurusan dengan Brahms. Keluarga tersebut terdiri atas Sean, Liza dan Jude.

Niat hati untuk menyegarkan diri dari trauma akibat peristiwa perampokan, yang didapat keluarga ini justru teror baru, yang lebih mengerikan dan mengancam. Liza tak pernah menyangka jika sang putra, Jude, bisa sampai terbelenggu pada sosok arwah jahat yang terperangkap dalam sebuah boneka. Upaya pun dilakukan sebelum hal buruk terjadi. Mampukah dia dan suami melindungi anaknya? Kelanjutan kisah Liza, Sean dan Jude bisa Anda tonton dalam Brahms: The Boy II, terutama setelah membaca sinopsis dan ulasannya di bawah ini.

Sinopsis

Sebuah keluarga kecil hidup bahagia sebelum sebuah kejadian perampokan membuat dua anggota keluarganya mengalami trauma. Liza (Katie Holmes) malam itu tak pernah menyangka rumahnya kedatangan dua perampok bertopeng yang kelak akan membuatnya kerap bermimpi buruk. Begitu pun dengan Jude (Christopher Convery) yang jadi tak punya keinginan untuk bicara setelah menyaksikan Liza dianiaya oleh perampok tersebut. Untuk berkomunikasi Jude menggunakan media gambar dan tulisan.

Melihat dua anggota keluarganya mengalami kesulitan, Sean (Owain Yeoman) tidak tinggal diam. Sang kepala keluarga lantas meminta bantuan Dr. Lawrence (Anjali Jay) untuk melakukan terapi pada Jude agar dia mau bicara kembali. Sean juga berencana mengajak Liza serta Jude untuk pergi ke luar kota selama beberapa hari guna memberi suasana yang baru.

Liza semula menolak tapi kemudian mengiyakan karena sama-sama ingin kondisi keluarganya membaik.  Esok harinya mereka pun berangkat menuju sebuah pedesaan yang sejuk dan jauh dari keramaian. Setelah beberapa jam, Sean beserta keluarga sampai di lokasi.

Mereka sangat bersemangat hingga tak sabar untuk berkeliling, jalan-jalan menikmati udara segar dari pepohonan yang ada di hutan dekat guest house mereka, yang ternyata masih merupakan property milik keluarga Heelshire. Tak lama berjalan-jalan mereka menemukan rumah utama keluarga Heelshire yang sudah lama kosong.

Sampai di depan rumah kosong, Jude mendengar bisikan yang disertai dengan embusan angin. Suara tersebut menuntut bocah laki-laki itu ke suatu tempat. Ketika diikuti Jude menemukan sebuah boneka porselen yang sudah dalam keadaan rusak dan usang terkubur. Sean dan Liza yang sibuk mengagumi bangunan rumah keluarga  Heelshire tidak menyadari Jude pergi. Begitu berniat mencari, Jude sudah ada di sana sembari membopong boneka tersebut.

Jude tampak menyukainya dan ingin membawa boneka itu ke guest house mereka. Tak merasa ada yang aneh, Liza dan Sean mengizinkan. Sesampainya di rumah Liza membersihkannya dan mendapati retak-retak pada boneka tersebut; tampak pernah rusak sebelumnya. Saat tengah membersihkan, Liza menemukan secarik kertas berisi 10 peraturan untuk merawat boneka itu.

Kertas yang sudah hampir rusak tersebut bertuliskan aturan-atruan antara lain dilarang ada tamu, jangan tinggalkan sendiri, jangan tutupi wajah, dan siapkan makanan di kulkas. Belum lama berada di antara keluarga Sean, boneka tersebut sudah menampakkan keanehan yang tertangkap oleh Liza. Dari cermin Liza melihat ia tampak menoleh tapi tak dihiraukan dan menganggapnya sebagai halusinasi.

Esok harinya Liza terbangun mendengar suara piano dari arah luar. Rupanya Jude sedang memainkan itu sembari ditemani sang boneka yang sudah dalam keadaan rapi. Liza mengira Jude lah yang mendandani boneka tersebut. Cerita berlanjut saat Sean bertanya mengenai nama boneka baru mereka. Secara cepat Jude menjawab dengan menuliskan nama Brahms. Sean kaget dengan reaksi cepat Jude dan kembali bertanya dapat dari mana nama tersebut.

Si bocah menjawab dengan polos bahwa boneka itu sendiri yang memberitahunya. Jude lantas mengajak Liza kembali pergi ke hutan, untuk mengambil sesuatu. Sesuatu yang dimaksud ternyata adalah kotak berisi perlengkapan Brahms.

Tak lama seorang lelaki paruh baya bernama Joseph (Ralph Ineson) beserta anjingnya menghampiri mereka. Joseph mengaku sebagai tukang kebun sekaligus penjaga property keluarga Heelshire. Joseph lalu mengantar keduanya pulang dan bertemu Sean di sana.

Di dalam rumah, Liza mulai menyampaikan kekhawatirannya terhadap Brahms pada Sean. Apalagi dia dan Jude baru saja menemukan sebuah kotak misterius berisi pakaian-pakaian boneka tersebut. Malam harinya Liza kembali mimpi didatangi para perampok. Paginya Liza dibuat terkejut mendapati boneka beruang Jude bernama Mr. Brown dalam keadaan terjabik-jabik di bawah bantal.

Dia kemudian menanyakan hal itu pada Jude yang sedang bersama Sean dan Brahms. Menurut si bocah yang melakukan itu adalah Brahms. Pengakuan Jude tentu tidak membuat Sean dan Liza percaya. Mereka tetap mengira bahwa Jude yang melakukannya lalu menghukum sang buah hati untuk mengerjakan tugas di dalam kamar dan hanya boleh keluar jika sudah mengakui kesalahan.

Cerita berlanjut saat Liza asyik membaca buku di ruang tengah. Namun, dia tiba-tiba merasa melihat Brahms menoleh ke arahnya, tak lama televisi di ruangan menyala sendiri. Sebuah kejadian yang membuat Liza semakin takut adalah dia mendengar suara kaki berlari ke arah kamar sementara Brahms sudah tidak ada di tempat duduknya. Begitu Liza mengikuti, pintu kamar dalam keadaan terkunci dari dalam. Begitu berhasil terbuka, Liza melihat Brahms sudah ada di sana.

Dia semaking bingung mencerna keanehan-keanehan yang terjadi dan kemudian mulai mencari tahu info terkait boneka tersebut di situs tentang boneka antik. Namun, untuk mengetahuinya Liza harus mencari tahu kode unik yang biasanya tercetak di bagian telapak kaki dan tangan boneka tersebut. Namun saat memasukkan kode OWS 606H, Liza tidak menemukan apa pun.

Esok harinya Liza tidak sengaja melihat-lihat buku yang selalu dibawa Jude untuk berkomunikasi. Liza kaget karena gambar yang terdapat di sana sungguh mengerikan, yaitu gambar mengenai pembunuhan dan kematian. Saat sedang melihat-lihat buku, Liza dikagetkan Jude dari arah belakang. Anak itu terlihat rapi dengan setelan jas; bergaya persis Brahms. Apa yang sebenarnya terjadi? Petaka apa yang akan menimpa Sean dan keluarga?

Premis Horor Klasik tentang Boneka Berkekuatan Iblis

Penikmat film-film horor pasti sudah khatam betul dengan kehadiran boneka-boneka yang dikendalikan iblis. Dalam beberapa kali kesempatan mereka tampil sebagai inti cerita, seperti Annabelle (2014) atau si lawas Chucky. Menjadikan benda mati sebagai objek menyeramkan entah mengapa selalu bisa menarik perhatian dan menimbulkan kengerian dalam nuansa yang beda.

Formula ini yang masih dibawa dalam film Brahms: The Boy II sebagai sekuel The Boy (2016). Premisnya tetap klasik, yaitu teror iblis dalam tubuh boneka yang sulit dijelaskan dengan nalar. Konfliknya pun serupa dengan pendahulunya; si boneka menghabisi atau mengancam nyawa siapa pun yang memisahkan dia dengan seseorang yang dianggap tuannya.

Dalam film ini Anda akan melihat boneka Brahms yang sudah terkubur bisa memengaruhi seorang anak untuk melakukan hal-hal berbahaya bagi kedua orangtuanya. Sebenarnya tidak ada yang istimewa, karena karakter anak yang ditampilkan pun tidak jauh-jauh dari anak yang sedang bermasalah. Mungkin iblis di luar negeri juga lebih mudah memengaruhi manusia yang pikirannya sedang kosong ya, seperti Jude, dibanding anak-anak yang lebih ceria dan sehat mentalnya.

Di satu sisi, formula ini tampak sebagai kemalasan sang sutradara untuk mengeksplorsi kemungkinan lainnya. Namun di sisi lain, karakter-karakter semacam ini sepertinya sengaja dipilih karena lebih mudah membangun nuansa yang menyeramkan. SIngkatnya metode ini seperti jalan pintas agar penonton langsung terbawa dalam mood misterius yang ingin disampaikan.

Baca juga: Film Horor Bertema Boneka yang Paling Menegangkan

Lanjutan The Boy (2016) dengan Penjelasan

Dari segi premis Brahms: The Boy II tidak menampilkan sesuatu yang berbeda. Konflik atau plot pun bernasib serupa. Anda mungkin akan bosan hingga pertengahan film karena tidak terlalu banyak hal baru yang dipertontonkan. Namun, gagasan untuk menyelipkan scene ketika Liza mencari tahu mengenai identitas boneka Brahms cukup segar. Ia mampu menarik kembali perhatian Anda yang mulai kabur.

Scene ini jadi pembeda yang cukup besar dan berpengaruh terhadap keseluruhan jalan cerita The Boy nantinya. Prasangka kita sebagai penonton bahwa ada yang tidak beres dengan boneka tersebut mendapat penjelasan resmi. Boneka itu ternyata sudah bermasalah sejak dulu kala. Polanya sama, dia memengaruhi si anak atau pemiliknya, untuk membunuh kedua orangtua.  

Potensial untuk Dibuat Sekuel Lagi

Brahms: The Boy II mendapat banyak ulasan negatif, sebagian menyebutnya tanggung karena hanya mengulang pola ketegangan dari film pendahulunya. Namun, scene yang menceritakan tentang masa lalu atau sejarah Brahms sejujurnya sangat potensial dibuat sekuel lagi.

Film lanjutan yang dimaksud bisa diisi cerita masa lalu mengenai mengapa boneka tersebut dihuni iblis, mengapa iblis itu memiliki dendam sedemikian rupa hingga menghabisi banyak orang di tahun-tahun selanjutnya dan siapa pemilik pertama boneka tersebut. Cerita itu bisa dikemas dengan setting film-film zaman dulu. Nuansa menyeramkannya pasti lebih terasa, seperti sensasi menegangkan yang disuguhkan The Witch (2015).

Brahms: The Boy II yang memasang Katie Holmes sebagai salah satu daya tariknya bukan film horor yang dari awal hingga akhir menawarkan hal baru. Wajar jika banyak yang bisa bosan dan kecewa karena kemiripan cerita dengan film-film serupa. Namun, secara keseluruhan ia masih bisa ditonton dan memberikan ketegangan di beberapa bagian. Untuk membuktikannya, Anda bisa menyaksikan Brahms: The Boy II secara utuh. Selamat menonton!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram