bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Boyhood, Tumbuh Kembang Sang Bocah

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Boyhood
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Mason mengalami perjalanan hidup penuh liku di masa perkembangannya menuju remaja setelah perceraian orang tuanya yang membentuk sifat dan sikapnya terhadap keluarga, teman dan orang-orang disekitarnya. Boyhood adalah proyek ambisius sutradara Richard Linklater yang membutuhkan waktu 12 tahun untuk produksinya!

Proyek film ini dimulai di tahun 2001 dan selesai pada 2013 yang kemudian tayang perdana di Sundance Film Festival dan dirilis secara luas pada 15 Agustus 2014. Termasuk sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa, film ini menggambarkan secara nyata bagaimana pertumbuhan seorang anak laki-laki hingga remaja dengan segala problematikanya.

Banyak meraih penghargaan, film ini dibintangi oleh sahabat Richard Linklater, Ethan Hawke, dan putrinya, Lorelei Linklater. Pasti penasaran kan bagaimana proses produksi film ini dan apa saja hal mengagumkan lainnya? Simak review kami tentang film yang keseluruhan syutingnya dilakukan di Texas ini.

Sinopsis

Sinopsis

Tahun 2002, Mason yang berusia 6 tahun dengan kakaknya, Samantha, hidup bersama ibunya, Olivia. Suatu malam, Mason melihat ibunya bertengkar dengan kekasihnya karena lebih memilih menghabiskan waktu bersama anak-anaknya daripada dia. Setahun berikutnya, mereka pindah ke Houston supaya Olivia bisa kuliah demi masa depan yang lebih baik dan dekat dengan ibunya.

Setahun kemudian, ayah mereka datang berkunjung dan membawa kedua anaknya menghabiskan waktu bersama. Ketika dia memaksa untuk mengantar mereka pulang ke rumah, padahal seharusnya diantar ke rumah ibunya, Olivia sempat terlihat bertengkar dengan mantan suaminya yang dilihat oleh Mason dari jendela. Suatu kali, Mason diajak ke kampus oleh Olivia dan dikenalkan dengan dosennya, Bill.

Tahun 2005, Olivia dan Bill menikah dan menyatukan anak-anak mereka dalam satu keluarga besar. Karena usia Mason dan Samantha sama dengan kedua anak Bill dan juga belajar di sekolah yang sama, mereka menjadi teman dan saudara yang baik.

Setahun kemudian, Mason dan Samantha menghabiskan waktu kembali bersama ayah mereka dan kemudian menginap di rumah ayahnya yang juga dihuni oleh seorang teman, Jimmy. Saat itu ayahnya sedang merintis karir sebagai musisi. Sementara itu, Olivia melanjutkan pendidikannya dan selalu mendukung cara asuh Bill yang keras, termasuk mencukur habis rambut Mason.

Perlakuan Bill yang keras semakin tidak terkendali yang membuat Olivia pergi dari rumah setahun kemudian. Olivia kembali ke rumah hanya untuk menjemput kedua anaknya dan tinggal sementara di rumah seorang teman sembari mengurus perceraian. Tahun 2008, mereka bertiga pindah ke San Marcos. Ayah Mason mengajaknya berkemah di pegunungan dan berbicara dari hati ke hati.

Tahun berikutnya, Olivia menjadi dosen di sebuah universitas dan dekat dengan salah seorang mahasiswanya, Jim, yang juga seorang veteran tentara dalam perang Iraq. Sementara itu, Mason diganggu oleh teman sekolahnya tetapi tidak menjadi masalah dan dia mencuri perhatian salah seorang teman wanitanya.

Tahun 2010, Mason masuk SMA dan mulai sedikit terpengaruh teman-temannya dalam penggunaan marijuana dan minuman keras. Di hari ulang tahunnya, Mason dan Samantha diajak oleh ayah mereka, yang sudah menikah lagi dan memiliki anak, ke rumah keluarga istrinya. Mason menerima banyak hadiah berupa CD The Beatles, kitab Injil dan senapan.

Tertarik dengan fotografi setahun kemudian, Mason ditegur oleh guru sekolahnya karena tidak perhatian kepada pelajaran. Dalam sebuah pesta, Mason bertemu dengan Sheena yang kemudian menjadi kekasihnya. Pulang larut malam, Mason smepat bertikai dengan Jim yang sedang mabuk. Olivia kemudian bercerai dengan Jim dan kondisi keuangan mereka semakin memburuk.

Tahun 2012, Mason dan Sheena mengunjungi Samantha di kampusnya dan menginap di asrama. Mereka berbincang tentang bagaimana kehidupan seorang mahasiswa. Di akhir masa SMA setahun kemudian, Mason berpisah dengan Sheena, mendapat medali perak dari kontes foto dan mendapat beasiswa kuliah setelah lulus. Seluruh keluarga hadir dalam pesta kelulusannya.

Olivia bertemu dengan Mason dan Samantha untuk membicarakan masalah pindah dari rumah ke apartemen kecil karena semua anaknya sudah tidak tinggal bersamanya lagi. Olivia sempat bersedih ketika melepas Mason ke kampusnya karena menyadari waktu tidak terasa cepat berlalu. Sampai di asrama, Mason diajak teman sekamarnya hiking ke gunung dimana Mason berbicara hati ke hati dengan Nicole.

Proyek Ambisius 12 Tahun

Proyek Ambisius 12 Tahun

Ide pembuatan film ini berawal dari keinginan Richard Linklater untuk menampilkan kisah hubungan antara orang tua yang bercerai dengan anak-anaknya yang mempengaruhi pertumbuhan, sifat, sikap dan pemikiran mereka. Richard Linklater sudah memulai syuting di tahun 2001 dengan naskah yang belum rampung dan dana yang belum turun dari IFC, pihak distributor.

Baru di tahun 2002 proyek ini diumumkan meski tidak mengundang banyak perhatian karena film ini dibuat dalam skala kecil dengan tim produksi yang sedikit. IFC berjanji memberikan bujet produksi sebesar $200 ribu pertahun. Setelah 12 tahun, tentunya total bujet yang dikeluarkan menjadi $2,4 juta.

Richard Linklater menyewa Ellar Coltrane sebagai sosok Mason yang pada saat itu masih berusia 6 tahun dan belum boleh menandatangani kontak sesuai peraturan De Havilland dimana tidak boleh melakukan kontrak kerja dengan anak berusia di bawah 7 tahun. Untuk pemeran lainnya, tentu saja Ethan Hawke menjadi pilihan utama untuk berperan sebagai sosok ayah.

Ethan Hawke sendiri adalah sahabat Richard Linklater dimana mereka berhasil membuat trilogi “Before”: Before Sunrise (1995), Before Sunset (2004) dan Before Midnight (2013). Bahkan Ethan Hawke berjanji akan melanjutkan produksi film Boyhood apabila Richard Linklater meninggal dunia dalam perjalanan panjang proses pembuatan film ini.

Sedangkan untuk memerankan sosok ibu, dipilihlah Patricia Arquette dan karakter Samantha diperankan oleh putri sang sutradara, Lorelei Linklater. Seluruh tim produksi, termasuk para pemerannya, bertemu sekali atau dua kali setiap tahunnya untuk menyusun naskah dan merencanakan proses syuting selama 2-4 hari. Pra-produksi biasanya dilakukan dua bulan sebelum tanggal syuting.

Setiap bertemu, para pemeran saling berbagi cerita kepada Richard Linklater yang kemudian menyusun naskahnya. Bisa dibilang, Boyhood tampil seperti kompilasi film pendek yang merangkum dengan baik semua aspek yang muncul dari kisah pertumbuhan seorang anak.

Dan jangan harap kita akan diberi tahu waktu atau tahun berapa adegan itu terjadi, tapi kita akan dengan mudah untuk mengetahuinya, lewat latar belakang yang dimunculkan, seperti lagu-lagu hits dan peristiwa besar yang terjadi di dunia, antara lain perang Iraq dan pemilu. Juga kita bisa melihatnya dari perubahan fisik yang dialami oleh Mason dan Samantha.

Richard Linklater menampilkan dialog sederhana tapi cerdas seperti dalam trilogi “Before” dengan tema beragam, mulai dari musik, film, hingga ke politik dimana saat itu tensi politik memang sedang panas seiring kebijakan perang ke Iraq sebagai efek dari peristiwa 9/11 dan pergantian presiden dari George Bush, Jr. ke Barrack Obama.

Negara bagian Texas yang menjadi lokasi utama film ini dengan beberapa daerah seperti Houston dan Austin sebagai lokasi utama, ditampilkan dengan sinematografi yang sederhana sehingga memunculkan sisi keintiman kita dengan karakter dan lokasinya. Pewarnaan cenderung stabil dan hanya sedikit berubah mengikuti waktu yang berjalan maju menembus satu dekade.

Loyalitas dan Totalitas Akting Para Pemerannya

Loyalitas dan Totalitas Akting Para Pemerannya

Proses produksi 12 tahun bagi sebuah film tentunya membutuhkan loyalitas yang tinggi dari seluruh tim produksi, terutama para pemerannya. Proyek pasti akan gagal apabila salah satu diantaranya tidak sabar dan menolak untuk melanjutkan perannya. Untung saja, para pemeran film Boyhood adalah orang-orang terdekat Richard Linklater yang berjiwa professional.

Kapasitas akting Ethan Hawke dan Patricia Arquette rasanya sudah tidak perlu diragukan lagi. Mereka mampu menghidupkan karakter masing-masing dengan sangat baik. Wajar jika mereka masuk sebagai nominator Best Supporting Actor dan Best Supporting Actress di ajang Academy Awards dan Golden Globes Awards, bahkan Patricia Arquette berhasil dinyatakan sebagai pemenang pada kedua ajang itu.

Sedangkan akting Lorelei Linklater dan Ellar Coltrane memang terbilang masih mentah, tapi berkat arahan yang cukup baik dari sutradara, mereka bisa tampil natural apa adanya sesuai dengan usia mereka. Beruntung tidak ada pergantian pemeran, sehingga kita bisa total menyimak perubahan mereka dalam film berdurasi 2 jam 45 menit ini.

Pengaruh Orang Tua Terhadap Anak

Pengaruh Orang Tua Terhadap Anak

Seorang anak terlahir dengan polos dan orang tualah yang membentuk dan mewarnai mereka sehingga bisa memiliki perilaku yang baik atau buruk. Hal ini tercermin dalam perjalanan hidup kedua orang tua Mason yang sudah berpisah. Di awal film, ibu mereka hanyalah pekerja dengan pendapatan yang kurang untuk mereka bertiga dan jalan hidupnya berubah menjadi lebih baik ketika kembali ke bangku kuliah.

Setelah berhasil lulus sebagai sarjana dan menikah dengan dosennya, Olivia melanjutkan pendidikannya dengan mengambil gelar master dan menjadi dosen di sebuah universitas. Sayangnya, kehidupan percintaannya tidak sebaik karir akademiknya, dia menikah dua kali hanya untuk bercerai kemudian dengan dua pria pecandu minuman keras.

Sedangkan ayah mereka adalah orang yang memiliki jiwa yang bebas dengan tidak memiliki pekerjaan tetap sebagai pegangan, bahkan pernah meniti karir sebagai musisi. Tetapi seiring berjalannya waktu, kedewasaan itu datang dan matang pada dirinya dengan menikah lagi dan membina keluarga dengan baik serta memiliki pekerjaan yang mapan dan mampu menopang keluarganya.

Perceraian kedua orang tua dan perbedaan pemikiran serta pola asuh, membuat Mason sebenarnya berada di persimpangan. Mason cenderung pendiam dan idealis, sehingga dia tidak memiliki banyak teman. Berkat kesabaran ibunya dalam menjaga dan merawatnya, serta nasihat tepat waktu dari ayahnya, berhasil mengantarkannya melewati masa remaja dengan baik.

Ayahnya berkata bahwa jalan hidup manusia itu tidaklah sama dengan mencontoh kepada dirinya dan Jimmy, teman serumahnya, yang sama-sama bermimpi menjadi musisi. Ayahnya berhenti mengejar mimpi dan memilih keluarga sedangkan Jimmy berhasil menjadi musisi terkenal. Pada akhirnya, mengutip dari adegan terakhir, entah orang yang memanfaatkan waktu, atau waktu yang memanfaatkan orang.

Boyhood tampil menceritakan hidup layaknya hidup itu sendiri dan menghembuskan kisah yang intim dengan kerja produksi yang mengagumkan. Rasanya akan sulit bagi sineas lain untuk menyamai pencapaian Richard Linklater di film ini. Ambisi dan impiannya tercapai secara paripurna.

Maka ketika film ini hadir di Netflix, tidak perlu ragu lagi untuk menonton ulang dan merasakan kembali pengalaman mengamati perjalanan hidup Mason yang penuh problematika. Meski sudah menonton untuk kedua kalinya, film yang menyandang metascore 100 ini tetap menakjubkan bagi saya. Tentunya bagi kalian juga. Segera tonton filmnya, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram