bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Boogie Nights, Pasang Surut Industri Pornografi

Ditulis oleh Aditya Putra
Boogie Nights
4.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Ada sebuah ungkapan berbunyi every dog has its day. Ungkapan itu berarti bahwa semua orang akan mempunyai masanya masing-masing untuk sukses.

Masa kesuksesan kita pasti berbeda dengan orang lain. Bisa jadi lebih cepat atau lebih lama. Begitu juga sebaliknya, akan ada juga masa terpuruk. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat bukti nyata dari ungkapan itu.

Pornografi di Amerika sudah menjadi sebuah industri dengan keuntungan yang masif sejak lama. Tahun 70-an dianggap sebagai masa keemasan industri tersebut.

Film Boogie Nights menceritakan bagaimana pasang surutnya industri pornografi.  Ia juga dilengkapi dengan bagaimana kehidupan pelaku industrinya. Kalau ingin tahu seperti apa ceritanya, simak dulu sinopsis dan review filmnya yuk!

Sinopsis

boogie-nights-2_
  • Tahun Rilis: 1997
  • Genre: Drama
  • Produksi: Lawrence Gordon Productions, Ghoulardi Film Company
  • Sutradara: Paul Thomas Anderson
  • Pemain: Mark Wahlberg, Julianne Moore, Burt Reynolds, Don Cheadle, John C. Reily

Pada tahun 1977, Eddie Adams adalah seorang pemuda yang dikeluarkan dari sekolahnya. Dia bekerja di sebuah klub malam bernama Reseda.

Ketika sedang bekerja, Eddie dihampiri oleh sutradara film porno, Jack Horner. Jack merasa Eddie cocok untuk masuk ke dalam industri pornografi. Terlebih, Eddie punya ukuran penis di atas rata-rata.

Rollergirl adalah seorang siswi SMA. Di sekolah, dia kerap digoda oleh para pria. Untuk mengisi waktu luang, dia bekerja di Reseda. Suatu malam, dia merasa frustasi pada hidupnya.

Dia menghampiri Eddie dan memberi oral seks. Rollergirl kemudian diajak Jack untuk audisi film porno dan dipasangkan dengan Eddie. Mereka berdua pun diaudisi dengan cara berhubungan seks di depan Jack.

Eddie mulai sering terlambat pulang ke rumah. Sang ibu menuduh pacar Eddie sebagai akar masalahnya. Eddie membantah tuduhan sang ibu. Mereka berdua bertengkar.

Sang ibu menyatakan bahwa Eddie nggak akan sukses kalau hanya menghabiskan waktu dengan pacarnya. Eddie memutuskan keluar rumah. Dia ingin membuktikan bahwa dia bisa menjadi orang yang sukses.

Eddie tinggal di rumah milik Jack di San Fernando Valley. Di sana, dia berkenalan dengan orang-orang yang sudah terjun ke industri pornografi.

Mereka adalah Amber Waves, Reed Rothchild, Buck Swope dan Becky Barnett. Jack mengatakan bahwa Eddie perlu nama panggung untuk terjun ke industri pornografi. Eddie memilih nama Dirk Diggler.

Eddie syuting film porno pertamanya. Dia beradegan seks bersama Amber. Film itu sukses besar. Eddie mulai mendapatkan penghasilan yang besar.

Dia menggunakan penghasilannya untuk membeli rumah, pakaian, serta mobil mewah. Eddie mulai mencoba mencari ide untuk film porno bersama Reed. Mereka berdua mempresentasikan film porno dengan balutan action pada Jack.

Eddie menikmati masa kejayaannya. Film porno-action yang dia bintangi dengan Reed laku di pasaran. Dekade 70-an akan segera berakhir. Jack mengadakan acara pesta tahun baru di rumahnya.

Little Bill Thompson, asisten sutradara, merasa muak akan kelakuan istrinya. Istri Thompson kerap berhubungan seks dengan pria lain. Thompson pun menghabisi nyawa istrinya dengan cara ditembak.

Pada malam pergantian tahun, Jack ditemui oleh seorang produser, Floyd Gondolli. Floyd memberi saran agar Jack berhenti menyutradarai film porno.

Bagi Floyd, film porno akan segera punah. Tren akan berganti menjadi format video. Jack menolak ide tersebut. Baginya film porno adalah sebuah karya seni yang nggak bisa ditransformasikan ke dalam bentuk lain.

Dirk dan Reed mulai gemar mengonsumsi kokain. Kebiasaan itu membuat Dirk kesulitan ereksi. Bahkan Dirk mulai mengalami mood swing. Kehadiran bintang baru bernama John Doe pun mengusiknya.

Dirk merasa kehadiran Doe mengancam posisinya sebagai bintang porno. Akankah Dirk berhasil mempertahankan karirnya di level atas? Akankah Jack bersikukuh membuat film porno?

Penyertaan Banyak Subplot

boogie-nights-3_

Boogie Nights bukan hanya menceritakan kisah Eddie bergelut di industri pornografi. Ada banyak subplot yang menyertainya. Di awal film, kita akan diperlihatkan adegan Amber menelepon.

Amber menelepon mantan suaminya agar diizinkan berbicara dengan anaknya. Sang suami menolak. Amber menjadi pribadi yang rindu akan kehadiran anak. Dia menjadikan Dirk seakan-akan anaknya sendiri. 

Ada subplot yang berfokus pada hidup Buck. Buck bekerja sebagai salesman di toko audio. Dia kerap menjelaskan deskripsi barang terlalu detail.

Hasilnya, nggak banyak pengunjung yang mau membeli. Dia membintangi film porno untuk mendapatkan uang. Uang itu ingin dia gunakan untuk membuka toko audio miliknya sendiri.

Subplot mengenai Reed nggak banyak mendapat screentime. Reed mengaku bisa menjadi seorang pesulap apabila nggak menjadi bintang porno. Ada juga subplot mengenai Jack. Jack menganggap film porno merupakan karya seni. Dia bersikukuh pada pendapatnya tersebut. Padahal pelaku industri lain sudah mulai beralih ke format video porno.

Masih banyak subplot lain dalam film ini. Ada Scotty J yang diam-diam menyukai Dirk. Ada juga Todd yang membawa Dirk dan Reed masuk lebih dalam ke lembah narkoba.

Selain itu, ada juga Dirk dan Reed yang mencoba beralih ke dunia musik ketika industri pornografi menukik tajam. Belum lagi, subplot tentang Dirk yang harus mencari pekerjaan lain demi mendapat uang ketika karirnya jatuh.

Kupas Tuntas Industri Pornografi

boogie-nights-4_

Kecemerlangan Boogie Nights adalah bagaimana ia bercerita secara lengkap tentang industri pornografi. Adegan syuting pertama Dirk sebagai bintang porno dikemas dengan brilian.

Kita dipertontonkan bagaimana para pemain film porno harus berkomunikasi sebelum tampil. Begitu juga dengan kru film yang harus menyiapkan berbagai detail supaya karya yang dihasilkan optimal.

Film ini mengangkat bagaimana film porno jaman dahulu menyertakan cerita pendukung. Pemilihan tema film serta pengemasannya ditampilkan dalam beberapa adegan.

Cara itu juga yang ingin dipertahankan Jack. Porno dalam bentuk video dianggapnya bukan karya seni yang nyata. Terlebih video porno nggak memberikan cerita yang lengkap sebagai pendukungnya.

Secara sinematografi, film garapan Paul Thomas Anderson ini nggak memberikan sajian yang biasa. Adegan syuting pertama Dirk dikemas dengan brilian.

Bagaimana adegan berganti dari menyoroti Dirk ke Jack dan kru terlihat memukau. Jack dan krunya mencoba mencari gambar yang pas. Long take juga banyak digunakan di film ini. 

Penampilan Jajaran Cast

boogie-nights-5_

Thomas Paul Anderson gemar menggunakan cast yang besar. Boogie Nights bukanlah sebuah pengecualian. Para cast diberi kesempatan untuk bersinar.

Beberapa diberi screen time yang banyak, beberapa lagi nggak. Hal itu nggak mengurangi keseruan cerita. Apalagi masing-masing karakter diberi pendalaman yang solid.

Mark Wahlberg sebagai bintang utama tampil meyakinkan sebagai Eddie/Dirk. Kita bisa melihat perubahan karakternya dari sebelum menjadi bintang dan setelah menjadi bintang.

Julianne Moore tampil membawa emosi dalam setiap adegan yang menampilkan sosok Amber. Begitu juga dengan Burt Reynolds sebagai Jack. Dia bisa menjadi sosok ayah bagi para pemain film porno. 

Boogie Nights memperlihatkan bagaimana kehidupan industri pornografi dan para pemainnya. Film ini bisa membuka mata bahwa para pemain porno juga manusia.

Durasi selama 155 menit tergolong panjang untuk ukuran film drama. Tapi kalau sajiannya sebagus film ini, waktu kita nggak terasa terbuang sia-sia. Punya rekomendasi film serupa? Tulis di kolom komentar, teman-teman!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram