bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Blood on Her Name, Mengupas Moralitas

Ditulis oleh Aditya Putra
Blood on Her Name
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Setiap manusia dibekali dengan moralitas. Indikator utamanya berada pada perasaan ketika memutuskan untuk melakukan sesuatu, apakah perbuatan itu baik atau buruk. Walau terkadang ada perbedaan pada ukuran moralitas satu sama lain, tindakan-tindakan yang merugikan orang lain akan tetap dianggap sebagai perbuatan buruk.

Salah satu perbuatan buruk yang dianggap paling kejam adalah menghilangkan nyawa orang lain. Di film Blood on Her Name, ada sesosok mayat yang tewas dibunuh tapi pelakunya berdalih bahwa dia melakukan pembelaan diri. Anehnya, dia enggan melibatkan pihak berwajib. Yuk simak lebih lanjut dalam sinopsis dan review di bawah ini.

Sinopsis

Leigh Tiller adalah seorang ibu tunggal untuk anaknya yang berusia remaja, Ryan. Dia bekerja di bengkel milik mantan suaminya yang sedang di penjara. Di bengkel, dia menyeret mayat seorang pria kemudian membungkusnya menggunakan plastik. Kemudian dia memasukannya ke dalam bagasi sebuah mobil. Leigh pergi ke sebuah danau dengan niat menenggelamkan mayat itu.

Sebelum dia melakukannya, ponsel di saku mayat itu berbunyi. Leigh membuka pesan suara dari ponsel yang berisi suara seorang pria yang mencari ayahnya. Dia mengurungkan niatnya menenggelamkan mayat. Dia kemudian membawa mayat itu kembali ke bagasi dan memarkirkan mobil di halaman bengkel.

Ryan tersangkut kasus kekerasan sampai melukai mata kiri seorang pria. Alhasil, dia harus melaporkan tindakannya dalam jangka waktu tertentu pada Polisi. Nathan, seorang polisi, menanyakan mengapa ada luka di wajah Leigh. Leigh mengaku bahwa dia baru saja terjatuh. Dia melanjutkan bahwa anaknya adalah anak baik-baik dan tindakannya hanya untuk membela diri.

Sesampainya di bengkel, Leigh melihat ada CCTV yang artinya perbuatannya pada malam itu terekam. Merasa khawatir, dia membuang rekaman CCTV itu. Rey, salah satu pegawai sekaligus teman dari mantan suami Leigh, curiga karena wajah Leigh terluka. Leigh menjawab bahwa dia terlibat pertengkaran dengan seorang pecandu narkoba yang menerobos masuk ke bengkel.

Merasa bersalah dan ingn menghilangkan bukti pembunuhan, Leigh memutuskan untuk mengantar mayat itu ke rumahnya. Dia berhasil memasukan mobil berisi mayat ke dalam gudang rumah. Kemudian dia meninggalkan sepucuk surat di kotak surat yang berisi pernyataan bahwa ada seseorang di dalam gudang.

Leigh masih diliputi rasa bersalah. Dia mengunjungi temannya seorang pengedar narkoba. Ketika akan menggunakan narkoba, dia menyadari bahwa kalungnya hilang. Setelah mencari dan nggak juga menemukannya, dia menyadari bahwa kalung itu tertinggal ketika dia mengantar mayat. Dia pun berangkat ke rumah tersebut.

Sebelum berhasil menemukan kalung, Leigh melihat seorang pria masuk. Dia pun membatalkan usaha mencari kalung. Sheriff Richard Tyler, ayah dari Leigh, mendatangi bengkel karena curiga terhadap gerak-gerik Leigh. Terlebih mobil Leigh ditemukan di sekitar rumah seorang pria bernama Cobb yang tewas dibunuh.

Setelah didesak, Leigh mengaku bahwa dia membunuh Cobb karena Cobb menyerangnya lebih dulu. Richard mencoba membantu tapi Leigh menolak. Leigh kembali ke rumah Cobb untuk mencari kalungnya. Hal pertama yang dia cek adalah suratnya di kotak surat yang ternyata sudah hilang. Dia bergerak ke dalam gudang dan membuka bagasi mobil. Mayat Cobb sudah nggak ada di tempat, pun kalung milik Leigh. Karena kesulitan, Leigh memilih pulang.

Di bengkel, Leigh didatangi oleh Dani Wilson, wanita yang mengaku sebagai pacar dari Cobb. Leigh mengaku nggak mengetahui apa-apa tentang Cobb. Dani menemukan foto Leigh menggunakan kalung di dinding. Sebelum didesak, Leigh mengaku sudah menghabisi Cobb tapi tindakannya itu merupakan upaya membela diri. Dani memilih pergi tanpa mengatakan apapun.

Rey mengantar Leigh dan Ryan agar bisa menenangkan diri. Ketika mengobrol berdua dengan Rey, Leigh mengaku bahwa dia mencoba menyingkirkan mayat Cobb. Rey memberi usul agar Leigh melapor Polisi. Leigh menolak karena bengkelnya ternyata dijadikan tempat menyimpan narkoba dan mobil curian. Apakah yang akan dilakukan Leigh supaya terhindar dari hukuman?

Tempo Pelan

Blood on Her Name menyajikan nuansa tegang lewat tempo yang pelan. Nyaris nggak ada eskalasi dalam tempo sepanjang film. Cerita di film ini secara lengkap dituturkan dengan penggambaran karakter yang cukup solid. Nyaris nggak ada suasana mencekam, sebagai gantinya kita akan diberi kesempatan untuk masuk ke dalam karakter Leigh yang kebingungan.

Bagi yang ingin menyaksikan adegan aksi atau adegan berdarah-darah, film karya Matthew Pope ini minim menyajikan kedua unsur tersebut. Dialog antar tokoh yang menguasai hampir 80% dari film merupakan cara sang sutradara menyampaikan pesannya. Pesan itu adalah betapa mengerikannya rasa bersalah ketika beradu dengan moralitas dan kasih sayang.

Baca juga: Inilah Daftar Film Thriller Terbaik Sepanjang Masa

Mengupas Moralitas

Moralitas menjadi tema yang coba diangkat dalam film Blood on Her Name. Leigh merasa bersalah karena tindakannya terhadap Cobb. Dia nggak sampai hati membuang mayat Cobb ke sungai karena mengetahui Cobb punya seorang anak laki-laki. Pun dengan keengganannya dibantu sang ayah yang menawarkan solusi tapi secara moral merupakan tindakan yang salah.

Tindakan Leigh yang banyak memikirkan baik dan buruk bukannya tanpa sebab. Ketika kecil, dia pernah menyaksikan bagaimana ayahnya menghabisi seseorang. Agar sang ayah nggak terkena masalah, Leigh menyimpan rahasia rapat-rapat sepanjang hidupnya. Hal itu juga yang membuat hubungannya dengan sang ayah memanas karena menurut Leigh, Richard memberi pengaruh buruk.

Selain Leigh, karakter Richard pun dijadikan alat untuk mengupas moralitas. Sebagai seorang polisi, dia rela melakukan apa pun untuk melindungi pekerjaannya. Dengan cara yang keras, dia coba mendidik Leigh dan ingin melakukan hal serupa pada Ryan. Alasannya agar Ryan bisa menjadi orang yang bisa membela dirinya sendiri.

Ada juga karakter Ryan, yang digambarkan sebagai anak pendiam. Tindakan kriminal yang dilakukannya membuat dia merasa mewarisi karakter sang ayah. Tapi Leigh mencoba menjaga Ryan agar menjadi anak baik dengan terus menyuntikan kata-kata bahwa Ryan adalah anak yang baik. Padahal Ryan merasa dia harus bertanggung jawab atas segala tindakannya.

Semua karakter di Blood on Her Name digambarkan abu-abu. Nggak ada yang seperti malaikat melainkan semuanya punya keburukan dan kekurangan. Leigh yang tampak sebagai ibu yang baik hati ternyata punya motif dalam pembunuhan Cobb. Alhasil sepanjang film, kita akan dibuat menebak-nebak.

Penampilan Bethany Anne Lind

Karakter Leigh di Blood on Her Name digambarkan secara menarik. Seorang ibu tunggal yang menyayangi anaknya tapi punya masa lalu buruk dengan sang ayah, Richard. Untuk mengobati kesedihannya, dia menggunakan narkoba. Ketika ada mayat di bengkel, dia melawan hatinya untuk membuang mayat itu dan lolos dari ancaman penjara.

Ada kesan Leigh hanya membuat keputusan-keputusan buruk yang berakibat pada dirinya sendiri. Tapi, dia merupakan seseorang yang mengedepankan moralitas. Dia nggak mau memberi contoh buruk pada Ryan. Alhasil, dia kebingungan dalam memutuskan sesuatu karena banyaknya pertentangan dengan moralitasnya.

Bethany Anne Lind bisa dengan apik memerankan karakter Leigh. Kuat tapi di sisi lain terlihat rapuh, penuh keraguan tapi berusaha memegang prinsip hidupnya. Ekspresi Lind ketika memerankan Leigh pun sangat meyakinkan. Ekspresinya ketika marah, menangis, kebingungan dan mengkalkulasi dampak dari tindakannya terasa begitu natural.

Blood on Her Name bukanlah tipe film yang memacu adrenalin. Tempo lambat dijadikan alat untuk membuat karakterisasi terasa tanpa cela. Kalau kamu suka film yang mengupas bagian dalam manusia, jangan lewatkan film ini! Sebagian orang bilang kalau nonton film ini cukup melelahkan. Bagaimana denganmu? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar, yuk!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram