bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Black Swan, Obsesi Mengambil Alih Realita

Ditulis oleh Aditya Putra
Black Swan
4.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Manusia memiliki keinginan yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Keinginan yang kuat akan tumbuh menjadi obsesi. Obsesi bisa menjadi pedang bermata dua untuk seseorang.

Bisa menjadi baik kalau obsesi yang kita miliki memacu kita untuk berkembang menjadi lebih baik. Bisa juga buruk, kalau kita menghalalkan segala cara demi mewujudkan obsesi itu. 

Biasanya obsesi terbentuk tanpa kita sadari. Dimulai dari keinginan kita untuk menjadi manusia yang lebih baik dari hari ini. Di film Black Swan, seorang wanita sangat ingin menjadi balerina yang sukses.

Keinginan itu tumbuh menjadi obsesi yang justru membawanya ke dalam masalah personal. Simak lebih jauh dalam sinopsis dan review filmnya berikut.

Sinopsis

black-swan-2_

Nina Sayers adalah seorang perempuan muda yang tinggal di New York. Dia tergabung dalam sebuah perusahaan balet. Thomas Leroy, instruktur balet, berniat membuka musim baru dengan menampilkan pertunjukan bernama Swan Lake karya Tchaikovsky. Balerina utama, Beth MacIntyre, dipaksa melepaskan perannya. Masalahnya, usia Beth dianggap sudah terlalu tua.

Thomas mengadakan audisi untuk mencari pemeran utama dalam Swan Lake. Swan Lake mengharuskan seorang balerina memerankan dua karakter. Dua karakter itu adalah White Swan Odette dan Black Swan Odile. White Swan merupakan perwujudan dari karakter yang innocent dan rapuh. Black Swan merupakan kebalikannya, sensual sekaligus gelap.

Nina mengikuti audisi untuk mendapatkan peran utama di pertunjukan Swan Lake. Thomas terkesan dengan penampilan Nina. Nina tampil sempurna memerankan Odette. Hanya saja, karakter Odile sama sekali nggak berhasil diperankan oleh Nina.

Keesokan harinya, Nina meminta Thomas untuk memberinya peran. Thomas mencium Nina secara paksa. Nina balik menggigit bibir Thomas lalu pergi.

Pada malam harinya, Nina melihat jajaran pemain Swan Lake. Dia terkejut karena melihat namanya sebagai pemeran utama. Para balerina di perusahaan balet berpesta. Beth yang sedang mabuk, menuduh Nina menggunakan cara curang untuk mendapat peran utama. Cara yang dimaksud adalah dengan memberi imbalan berupa seks.

Keesokan harinya, Nina mendapat kabar bahwa Beth sudah meninggal karena ditabrak mobil. Thomas berpendapat bahwa Beth melakukan bunuh diri. Nina mengunjungi Beth di rumah sakit. Dia melihat kaki Beth yang cedera parah. Cedera itu menyebabkan Beth nggak bisa menjadi balerina lagi. Untuk seorang balerina, kaki adalah segalanya.

Ketika sedang latihan, Thomas meminta Nina memperhatikan balerina baru, Lily. Lily memiliki tubuh yang nyaris sama persis dengan Nina. Selain itu, Thomas mengatakan bahwa Lily memiliki hal yang nggak dimiliki Nina. Lily dianggap memiliki karisma gelap dan liar. Oleh karena itu, dia digadang-gadang bisa menjadi Odile. 

Kehadiran Lily membuat Nina merasa terancam. Nina mulai merasakan halusinasi. Dia bahkan menemukan luka goresan di punggungnya. Suatu malam, Lily mengajak Nina untuk pergi minum. Nina sudah diperingatkan oleh sang ibu, Erica, supaya menolak. Nina malah mengiyakan ajakan Lily. Lily memasukkan ekstasi ke minuman Nina.

Lily dan Nina berada di bawah pengaruh obat-obatan. Mereka mencoba menggoda dua orang pria. Mereka kemudian pulang ke rumah Nina. Erica beradu argument dengan Nina. Menurut Erica, Lily membawa pengaruh buruk.

Nina bersikeras membawa Lily ke dalam kamar. Mereka berdua pun berhubungan seks. Keesokan paginya, Nina terlambat untuk mencoba kostum pertunjukan Swan Lake.

Nina menemui Lily untuk membicarakan kejadian di malam sebelumnya. Lily membantah semua pernyataan Nina. Nina merasa Lily disiapkan untuk menjadi penggantinya. Nina semakin tenggelam dalam halusinasi.

Dia mulai sulit membedakan realita dan halusinasinya. Sementara itu, malam pertunjukan semakin mendekat. Bisakah Nina mempertahankan posisinya untuk peran utama? 

Obsesi dan Logika

black-swan-3_

Black Swan merupakan psychological thriller yang kelam. Plotnya banyak menghadirkan kejutan. Itu semua dilengkapi dengan pendalaman karakter Nina yang sangat solid. Dia diceritakan hidup berdua dengan ibunya, Erica.

Mereka hidup di apartemen sederhana. Erica dulu adalah seorang balerina. Dia mengincar peran yang sama. Sayangnya, ketika mendapatkan peran itu, dia hamil. 

Kegagalan Erica membuatnya mendorong Nina untuk mewujudkan impian masa mudanya. Hal itu membuat Erica menjadi ibu yang terlalu protektif.

Nina terjebak dalam obsesi sang ibu. Balet menjadi satu-satunya cara dia untuk mengekspresikan perasaannya. Tapi tekanan dari sang ibu untuk mendapat peran utama Swan Lake membuat kondisi Nina memburuk.

Kondisi psikologis Nina yang memburuk juga disebabkan oleh kehadiran Lily. Lily merupakan kebalikan dari sosok Nina. Hal itulah yang membuat Nina merasa posisinya sebagai pemeran utama terancam. Obsesi menjadi Odette sekaligus Odille pun mengambil alih pikiran Nina. Akhirnya, dia mengalami berbagai halusinasi.

Tempo Terjaga dari Awal sampai Akhir

black-swan-4_

Black Swan bukanlah tipikal film yang langsung memacu temponya. Ia terlebih dahulu membangun cerita. Sampai di pertengahan film, temponya terasa datar.

Tapi hal itu nggak membuat film membosankan. Konflik dimunculkan perlahan, sejalan dengan pengenalan karakter Nina. Baru di pertengahan sampai akhir, tempo terasa begitu konsisten dilengkapi dengan banyak kejutan.

Keunikan dari film karya Darren Aronofksy adalah kita dibuat menebak-nebak tentang yang dialami Nina. Apakah Nina sedang berada dalam halusinasi ataukah memang realita?

Pertanyaan itu semakin sering muncul seiring dengan bergulirnya cerita. Twist di film ini pun dibangun dengan begitu pintar. Selain itu, kehadirannya pun disajikan pada momen yang tepat.

Secara sinematografi, film ini menggunakan berbagai teknik pengambilan gambar. Ada beberapa adegan yang seolah diambil menggunakan handheld camera. Kamera seperti sengaja dibuat bergerak untuk menguatkan kondisi psikologis Nina yang sedang bermasalah. Ada juga POV yang digabung dengan long shot ketika adegan balet. 

Film ini memberikan kesan mengganggu bukan hanya dari cerita, tapi juga secara visual. Ada adegan bulu angsa keluar dari punggung. Ada pula tulang kaki yang mengalami dislokasi. Tapi kejeniusan film terletak pada suasana paranoid yang ditampilkan.

Contohnya adalah ketika Nina berjalan sendirian. Dia melihat ada wanita lain dengan jaket yang sama. Kita dibuat mengira bahwa wanita itu adalah Lily.

Penampilan Mila Kunis dan Natalie Portman

black-swan-5_

Black Swan menampilkan dua pemeran utama yang cukup berani, Natalie Portman dan Mila Kunis. Kedua aktor relatif memerankan karakter yang itu-itu saja. Tapi film ini mengubah persepsi tersebut. Keduanya tampil di luar zona nyaman mereka. Mila Kunis bisa menjadi sosok Lily yang liar, gelap dan penuh petualangan.

Terlepas dari bagusnya penampilan Kunis, bintang utama dalam film ini adalah Natalie Portman. Sang aktor berhasil memerankan Nina nyaris tanpa cela. Dia bisa menunjukkan perubahan ekspresi, sampai gestur yang meyakinkan.

Sang aktor berkorban banyak untuk peran ini. Dia menurunkan berat badan sampai 10 kg. Dia juga berkorban ikut latihan balet. Pengorbanan itu ternyata terbayar lunas.

Black Swan menunjukkan sisi gelap manusia ketika dikuasai oleh obsesi. Hebatnya film ini menyajikannya dengan cara yang anggun, megah tapi kesan mengganggunya tetap kental. Durasi selama 108 menit terasa pas untuk pengalaman yang diberikan. Kamu Tim Nina atau Tim Lily nih? Bagikan pendapatmu di kolom komentar, guys!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram