bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Black Bear (2020), Dua Cerita Satu Kepala

Ditulis oleh Aditya Putra
Black Bear
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Di antara berbagai pekerjaan yang bisa dijadikan profesi, ada beberapa yang mengharuskan pekerjanya mempunyai kreativitas tinggi.

Orang-orang yang bergerak di bidang seni merupakan contoh profesi yang mengharuskan pelakunya terus berpikir kreatif dari waktu ke waktu. Walau mereka mempunyai ciri khas masing-masing tapi tetap saja mereka dituntut untuk berkembang.

Ada kalanya bagi seniman untuk merasakan tumpul dalam menghasilkan karya. Bagi penulis, istilah itu disebut dengan writer’s block. Ketika itu terjadi, seniman biasanya berusaha sekuat tenaga untuk mencari inspirasi. Hal itu juga yang dilakukan oleh seorang penulis naskah dalam film Black Bear. Seperti apa sinopsis dan review filmnya? Yuk kita bahas!

Sinopsis

black-bear-1_
  • Tahun Rilis: 2020
  • Genre: Drama, Comedy, Thriller
  • Produksi: Oakhurst Entertainment, Productivity Media, Tandem Pictures, Blue Creek Pictures
  • Sutradara: Lawrence Michael Levine
  • Pemain: Aubrey Plaza, Christopher Abbott, Sarah Gadon, Paola Lazaro, Grantham Coleman

Seorang perempuan bernama Allison duduk di pinggir danau menggunakan pakaian renang berwarna merah. Setelah terduduk cukup lama, dia kemudian mengambil alas duduknya kemudian pergi ke dalam rumah. Dia duduk memegang pulpen dan melihat sebuah kertas di depannya lalu bersiap untuk menulis.

Part 1: The Bear in the Road

Allison adalah mantan aktris, seorang penulis sekaligus sutradara film yang diakuinya nggak laku secara komersil di pasaran. Dia berlibur ke sebuah rumah di wilayah Adirondack Mountains milik Gabe dan Blair yang sedang hamil. Gabe dan Blair mencoba menemani Allison yang mengatakan tujuannya ke rumah mereka untuk mencari inspirasi.

Gabe mulai menunjukan ketertarikan pada Allison yang mengaku belum punya suami. Gabe dan Blair sering cekcok mengenai berbagai hal dan membuat Allison berada di tengah-tengahnya.

Blair mengangkat masalah bagaimana karir Gabe di bidang musik yang nggak terlalu sukses. Sedangkan, Gabe mengkritik kebiasaan minum alkohol yang sering dilakukan Blair.

Allison mulai terlibat dalam berbagai obrolan Gabe dan Blair. Bahkan dari berbagai topik yang dilempar, Allison bisa mengeluarkan pendapat yang seolah mendukung Gabe tapi kemudian mendukung Blair.

Hal itu justru membuat tensi antara Gabe dan Blair semakin memanas. Puncaknya adalah Allison mendukung pendapat Gabe dalam mengkritik feminisme yang membuat Blair mengancam untuk pergi.

Allison memilih meninggalkan Gabe dan Blair. Blair menuduh Gabe memiliki ketertarikan pada Allison. Gabe harus menenangkan kekasihnya yang sedang gusar itu. Setelah Blair tertidur, Gabe menghampiri Allison yang sedang berenang di danau.

Keduanya kemudian mengobrol. Gabe menyatakan bahwa kehamilan Blair adalah kecelakaan sedangkan Allison mengatakan bahwa dia berbohong pada Gabe dan Blair mengenai banyak hal.

Gabe dan Allison mulai berciuman. Ketika mereka nyaris berhubungan seks, Blair memergoki mereka. Dia menyerang Gabe dan mengusir Allison.

Gabe yang melawan, mendorong Blair sampai terjatuh ke sofa dan mengeluarkan darah. Gabe meminta Allison membawa mobil untuk mengantar ke rumah sakit. Di perjalanan, mobil diserang oleh seekor beruang dan menabrak pohon.

Part 2: The Bear by the Boat House

Rumah di tepi danau yang semula berisi Allison, Gabe, dan Blair mulai berubah dengan kehadiran lebih banyak orang yang sedang melakukan proses syuting. Gabe menjadi sutradara dari film berjudul Black Bear dengan Allison dan Blair sebagai dua pemeran utamanya.

Gabe dan Allison sudah menikah tapi Gabe sering berlaku kasar pada Allison. Hal itu diperparah dengan tindakan Gabe yang lebih menganak-emaskan Blair.

Gabe semakin membuat Allison gusar dengan membuat kesan dia berselingkuh dengan Blair. Gabe bermaksud untuk mengeluarkan akting terbaik dari Allison tapi Allison meresponnya dengan cara lain.

Allison mulai mabuk-mabukan dan menghilang dari lokasi syuting. Alhasil, Gabe harus menyuruh krunya untuk kembali membawa Allison ke lokasi.

Ketika Allison sampai di set dalam keadaan mabuk, Gabe memarahinya dan menyalahkannya karena meminta peran sebagai pemeran utama. Setelah beberapa take, Allison berhasil membuat adegan yang terasa nyata. Tapi Allison terlalu merasa tersakiti dan menyerang Gabe. Siapakah sebenarnya Allison, Gabe, dan Blair?

Pengemasan Cerita yang Rumit

black-bear-2_

Black Bear secara jelas membagi ceritanya ke dalam dua bagian. Bagian yang pertama adalah Allison yang berlibur ke rumah Gabe dan Blair.

Bagian kedua adalah proses syuting film dengan keadaan Allison dan Gabe sudah menikah serta Allison mencurigai Gabe dan Blair berselingkuh. Perbedaan cerita yang mencolok ini berpotensi membuat kebingungan karena alurnya yang terkesan non-linear.

Pembabakan dalam film yang naskahnya ditulis sekaligus disutradarai Lawrence Michael Levine ini terasa jelas dari tone-nya.

Di babak pertama yang lebih banyak menyoroti interaksi Allison, Gabe, dan Blair, lebih terasa unsur komedinya. Topik yang dilempar merupakan topik serius dan Allison menanggapi dengan semaunya sendiri seperti ingin memperbesar konflik antara Gabe dan Blair.

Di babak kedua, tone menjadi lebih serius. Permasalahan rumah tangga Allison dan Gabe makin meruncing. Alasan Gabe yang menggunakan metode Kubrick dalam mengeluarkan kemampuan maksimal aktornya, malah membuat keadaan makin runyam. Pasalnya, Allison menganggap Gabe benar-benar menyukai Blair.

Secara sinematografi, Black Bear bisa secara pintar mengambil gambar lokasi yang terkesan begitu dingin. Hal itu seperti sengaja menciptakan nuansa kontras dengan masalah yang dihadapi tiga karakter utama. Penggunaan sinematografi ini menguatkan persepsi bahwa ada dua hal yang bertabrakan dalam kehidupan Allison, Gabe, dan Blair.

Penuh dengan Multi Interpretasi

black-bear-3_

Perbedaan mencolok dua bagian dalam Black Bear ini bukannya tanpa alasan. Levine seperti ingin membedah isi kepala Allison dalam melihat persepsi kehidupannya.Yang mana yang nyata dan yang halusinasi sangat sulit untuk ditentukan.

Kemunculan beruang pun bukanlah mengada-ngada melainkan ada petunjuk di akhir yang bisa menghubungkan cerita.

Dari segi pendalaman karakter, Allison, Gabe, dan Blair diberi pendalaman yang kuat. Perubahan cerita nggak membuat salah satu kehilangan posisinya dalam memegang peranan penting dalam plot.

Walau begitu, peran Blair-lah yang paling minim untuk diangkat. Tapi hal itu bukan masalah besar karena posisi Blair lebih dimaksudkan untuk memperdalam konflik.

Levine tampak ingin membiarkan penonton menerjemahkan karyanya dengan pikiran seliar mungkin. Dia memberi petunjuk agar kita menghubungkan cerita dalam Black Bear seperti puzzle. Sekilas film ini punya pendekatan yang sama dengan Mulholland Drive, hanya saja nuansa dramanya lebih kental dan dibalut dengan unsur komedi di babak pertama.

Penampilan Apik Aubrey Plaza

black-bear-4_

Black Bear dibuka dengan penampilan Aubrey Plaza sebagai Allison. Sepanjang film, Plaza-lah yang menjadi penggerak cerita.

Di babak pertama, dia berhasil menampilkan spesialisasinya dengan komedi deadpan lengkap dengan nada dan kata-kata seenaknya. Di babak kedua, dia pun secara meyakinkan bisa menjadi wanita yang begitu rapuh merasa suaminya berselingkuh.

Film ini bisa dibilang menjadi film pertama yang memberi Plaza keleluasaan dalam menunjukkan kemampuannya dalam berakting. Di babak pertama, dia menjadi karakter yang merupakan persona dirinya di industri hiburan.

Di babak kedua, dia dituntut untuk sedih sejadi-jadinya sebagai respons atas metode penyutradaraan Gabe yang ingin aktrisnya mengeluarkan emosi secara berlebih dan berhasil melakukannya dengan sangat baik.

Black Bear bukanlah tipikal tontonan ringan. Setiap dialog, ekspresi dan rincian-rincian kecil di layar perlu diperhatikan untuk menghubungkan dua babak yang menyajikan cerita berbeda.

Durasi yang cukup panjang selama 104 menit nggak akan terasa lama karena film ini bisa membuat kita penasaran dengan akhirnya seperti apa. Suka film yang bikin mikir? kamu wajib coba menonton film dengan genre komedi thriller ini. Kalau punya rekomendasi film lain, boleh loh bagikan di kolom komentar!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram