bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Belfast, Dilema Keluarga di Tengah Kerusuhan

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Belfast
3.8
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang bocah menjalani keseharian hidup bersama keluarganya di sudut kota Belfast yang menjadi sasaran kerusuhan karena konflik agama dengan tetap bersekolah dan bermain meski dalam pengawasan ketat dari pihak keamanan.

Saat situasi semakin genting, mereka berada di persimpangan pilihan, tetap di Belfast yang mereka cintai, atau pindah ke daerah lain dengan semua hal yang baru.

Belfast adalah film drama produksi Irlandia Utara karya Kenneth Branagh yang dirilis oleh Focus Features pada 24 November 2021.

Menceritakan pengalaman masa kecil Kenneth Branagh ketika keluarganya berada di tengah konflik yang dikenal dengan nama The Troubles, film ini menjadi sebuah semi autobiografi karena tidak menggunakan nama asli untuk para karakternya.

Termasuk salah satu film terbaik di tahun 2021, film ini juga masuk sebagai nominasi Oscar di 7 kategori termasuk Best Picture. Simak review berikut yang akan mengulas film yang ditampilkan tanpa warna ini.

Baca juga: 10 Film Terbaik Peraih Piala Oscar yang Harus Kamu Tonton

Sinopsis

Sinopsis

Belfast, 1969. Buddy yang sedang bermain dipanggil pulang oleh ibunya untuk minum teh. Sedikit lagi sampai rumah, tiba-tiba dia menyaksikan sekelompok orang yang membuat kerusuhan.

Mereka merangsek ke pemukiman mereka dan merusak semua kaca rumah, menimpuk rumah-rumah dengan batu, bahkan ada yang memukul warga yang berdiri di pinggir jalan.

Tujuan mereka adalah mencari warga Katolik. Buddy dan kakaknya, Will, segera diamankan oleh ibu mereka di dalam rumah. Setelah kerusuhan berhenti karena polisi datang, segera para warga bergotong-royong membersihkan semua yang berserakan dan memperbaiki semua kerusakan.

Setelah itu mereka membuat barikade di depan pemukiman yang dijaga secara bergiliran oleh warga pria dewasa. Ayah Buddy datang dari Inggris untuk melihat kondisi keluarganya.

Mereka pergi ke gereja dan Buddy sangat terkesima dengan ceramah sang pendeta tentang dua jalan, satu ke arah kebaikan dan satu ke arah keburukan. Di rumah, Buddy menggambar imajinasi tentang dua jalan itu di kertas.

Sementara itu di sekolah, Buddy menyimpan perasaan suka kepada seorang siswi Katolik yang pintar di kelasnya. Dia sering cerita kepada kakeknya tentang perasaannya dengan polos dan lugu.

Pop dan Granny pun memberikan semangat kepada Buddy agar bisa mendapat perhatian siswi itu, yaitu dengan lebih giat belajar.

Dengan nilai yang bagus, posisi duduk di kelas selalu diubah sesuai dengan perolehan nilai para murid. Buddy beranjak maju dan duduk di kursi ketiga, sehingga dekat dengan Catherine, nama siswi tersebut.

Pa didekati oleh Billy Clanton, seorang tokoh kriminal yang menjadi penjaga pemukiman, agar ikut berada di sisi mereka dalam pertikaian ini. Tapi Pa menolaknya.

Moira, sepupu Buddy, mengajak Buddy mencuri di sebuah toko yang berujung dengan kegagalan dimana Buddy hanya berhasil mengambil sebungkus kue coklat yang tidak disukainya. Polisi datang ke rumah dan menanyai Buddy yang setelah itu membuat dia dimarahi oleh Ma.

Pa mengajukan sebuah gagasan untuk pindah ke daerah lain yang lebih aman untuk memulai hidup baru. Pilihannya adalah Sydney atau Vancouver.

Tapi rencana ini ditolak oleh Ma yang masih khawatir dengan pelunasan hutang-hutang mereka dan juga sangat mencintai Belfast sehingga tidak ingin pindah ke kota lain. Billy selalu mendekati Pa, bahkan hingga menyusul ke sekolah Buddy, tapi Pa tetap menolak.

Situasi kota yang tidak juga membaik, memberikan pertimbangan tersendiri bagi Ma untuk menerima gagasan Pa. Namun mereka menunggu hingga Natal untuk mengambil keputusannya.

Moira sekali lagi mengajak Buddy melakukan aksi kriminal, kali ini menjarah toko bersama sekelompok begundal. Dan Buddy hanya mengambil sekotak deterjen.

Sampai di rumah, Ma yang mengetahui perbuatan Buddy langsung membawanya kembali ke toko bersama Moira untuk mengembalikan deterjen itu, tapi justru mereka terlibat dalam situasi mencekam ketika Billy menyandera Ma dan Buddy agar bisa memaksa Pa ikut di sisinya.

Bagaimana nasib Buddy dan Ma? Apakah Pa bisa melepaskan mereka dari penyanderaan Billy? Apakah mereka akan tetap di Belfast atau pindah? Semua jawaban itu akan kita dapatkan dengan menonton film yang sangat menyentuh hati ini sampai akhir.

Melihat Semua Masalah dari Mata Sang Bocah

Melihat Semua Masalah dari Mata Sang Bocah

Di adegan pembuka film yang seolah tenang, kita langsung dikejutkan oleh kerusuhan yang dilakukan oleh sekelompok orang radikal.

Tutup bak sampah yang digunakan oleh Buddy sebagai tameng mainan, ternyata berfungsi dengan baik untuk melindungi Ma dan Buddy dari lemparan batu yang datang bagai hujan. Ketegangan belum berakhir dan kerusakan semakin banyak terjadi.

Konflik agama yang dikenal dengan nama The Troubles ini memang terjadi di Irlandia Utara sejak era 1960an dan baru berakhir di tahun 1998.

Tapi kita tidak akan dipusingkan dengan seluk-beluk konflik itu secara detail, karena kita diajak melihatnya melalui mata seorang bocah bernama Buddy, sosok masa kecil Kenneth Branagh.

Buddy melihat barikade yang dibangun di depan pemukimannya, mendengar perkembangan situasi dari berita TV dan radio, serta perbincangan dengan Pop dan Granny. Semua disesuaikan dengan nalar seorang anak kecil seusianya yang menanggapi semua itu dengan polos.

Salah satunya adalah dialog cerdas antara Buddy dengan Moira tentang cara membedakan orang Protestan atau Katolik berdasarkan nama.

Tidak hanya tentang konflik saja film ini bercerita, tetapi juga semua sisi hidup keseharian Buddy di tengah-tengah keluarganya yang selalu berusaha tampil harmonis.

Buddy dimanja dengan berbagai hadiah dari ayahnya, namun juga dimarahi oleh ibunya karena mencuri. Semua dia sadari dan dicerna sesuai posisinya sebagai anak kecil.

Lihat bagaimana dia menangis tersedu ketika menyatakan bahwa dia tidak ingin pindah dari Belfast karena semua temannya ada disini. Juga kisah cinta monyet yang manis, menambah bumbu yang diracik dengan baik dalam film berdurasi 1 jam 38 menit ini.

Buddy berusaha memiliki nilai yang bagus agar bisa duduk dekat dengan Catherine, siswi yang disukainya. Rotasi pertama membuatnya duduk di sebelah belakang sisi kiri Catherine, sehingga Buddy bisa selalu melihatnya.

Lucunya, ketika rotasi berikutnya, Buddy yang senang berada di bangku terdepan dan berharap di sebelah Catherine, justru pujaan hatinya duduk tepat di belakangnya.

Adegan ini dibesut dengan manis sekali dan pasti membuat kita tersenyum. Serpihan kisah cinta ini memberikan warna kehangatan tersendiri bagi film dengan sinematografi yang sangat apik dalam menampilkan atmosfer kota Belfast di era 1960an dalam warna hitam putih ini.

Apalagi nyaris di sepanjang film setiap adegan diiringi oleh lagu-lagu dari Van Morrison. Meski sebagian besar film tampil tanpa warna, ada beberapa adegan yang hadir dengan warna, seperti film dan pentas teater yang keluarga Buddy tonton setiap akhir pekannya.

Kecintaan Kenneth Branagh kepada Dunia Sinema

Kecintaan Kenneth Branagh kepada Dunia Sinema

Dari kegiatan keluarga inilah kita tahu dari mana asal kecintaan Kenneth Branagh kepada dunia sinema. Sedari kecil dia sudah diajak menonton film, yang lucunya salah satu dari film itu ialah film yang menampilkan keseksian Raquel Welch yang dikomentari oleh Pa sebagai bahan pendidikan bagi anak-anak mereka.

Selain itu, Buddy juga melihat kedua orang tuanya seolah bintang film yang glamor. Dia melihat ibunya sebagai sosok yang elegan dan penuh semangat, sementara itu ayahnya adalah sosok yang kharismatik dan baik hati.

Dalam satu adegan dimana ayah dan ibunya bernyanyi serta menari, kesan glamor itu begitu terlihat. Chemistry Jamie Dornan dan Caitriona Balfe juga sangat padu.

Kakek dan neneknya pun turut menjadi rujukan keromantisan baginya, bahkan di usia yang sudah sangat lanjut, sisi romantis Pop masih bisa membuai Granny. Buddy juga sering meminta saran kepada kakeknya tentang cara mendekati Catherine di sekolah.

Gambaran Apik Keluarga Kelas Menengah yang Sederhana

Gambaran Apik Keluarga Kelas Menengah yang Sederhana

Dari semua jalinan cerita yang disajikan, Belfast sebenarnya bertutur tentang gambaran keluarga kelas menengah dengan segala kesederhanaannya.

Ayah yang bekerja jauh dari rumah dan pulang sebulan dua kali, bahkan ketika dipindahkan ke divisi baru jadwal pulangnya lebih jarang, adalah gambaran betapa kerasnya semangat seorang ayah untuk menafkahi keluarganya.

Meski sibuk bekerja, Pa juga tetap memikirkan keselamatan keluarga dan melindungi semampunya. Sementara Ma fokus dengan perannya sebagai ibu rumah tangga yang menjaga dan mendidik kedua putra mereka.

Pa memberikan apresiasinya kepada Ma atas usaha yang dilakukannya demi keluarga selama ini. Ma berhasil mendidik Will dan Buddy menjadi anak yang berhati baik dan pintar.

Kecintaan mereka kepada kota Belfast terpaksa harus dipatahkan demi keselamatan mereka sendiri. Setelah berkonfrontasi dengan Billy, tidak ada jalan lain bagi Pa dan seluruh keluarganya untuk pindah ke Inggris dimana dia bekerja.

Meski berat, tapi ini adalah jalan terbaik. Granny pun mengizinkan mereka pergi setelah wafatnya Pop secara mendadak.

Belfast adalah film yang sangat intim bagi Kenneth Branagh karena mengupas kisah masa kecilnya. Ada kesamaan misi dengan Alfonso Cuaron lewat film Roma (2018) dan Lee Isaac Chung lewat film Minari (2020).

Film-film tersebut sama-sama menyajikan kisah masa kecil mereka dengan cerita masing-masing yang membentuk karakter mereka saat ini.

Meski jalan ceritanya seolah terbata-bata dalam bertutur, lebih seperti serpihan rutinitas harian yang kemudian membentuk persepsi di otak penonton tentang benang merahnya.

Film ini kuat di segi akting dan pengarahan Kenneth Branagh dari kursi sutradara yang berhasil menjabarkan visinya dengan cermat sehingga menghasilkan sebuah film coming-of-age yang unik sekaligus berkualitas.

Tidak lupa, Kenneth Branagh memberikan dedikasi kepada mereka yang mengalami peristiwa ini dengan sebuah kalimat, “For the ones who stayed. For the ones who left. And for all the ones who were lost.” Kita langsung bisa merasakan kesedihan hati sang sutradara.

Selain Best Picture, film ini juga masuk nominasi Oscar di kategori Best Director, Best Supporting Actor untuk Ciaran Hinds, Best Supporting Actress untuk Judi Dench, Best Original Screenplay, Best Original Song, dan Best Sound.

Semua ini sudah cukup bagi kita untuk memasukkan film ini ke dalam daftar film yang wajib ditonton. Langsung saja ditonton filmnya, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram