showpoiler-logo

Sinopsis & Review Bayi Ajaib (2023), Remake Apik dengan Kesan Klasik

Ditulis oleh Suci Maharani R
Bayi Ajaib (2023)
3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Bayi Ajaib (2023) menjadi film yang sangat dinantikan. Diproduksi oleh Falcon Pictures, remake dari film horor klasik berjudul sama karya Tindra Rengat ini memang bikin penasaran.

Selain digarap oleh sutradara ternama Rako Prijanto, deretan pemeran utamanya juga sangat menjanjikan. Ada Vino G. Bastian, Adipati Dolken, Desy Ratnasari, Teuku Rifnu Wikana dan masih banyak lagi. Secara garis besar, film ini masih mengisahkan persaingan Dorman dan Kosim yang menjadikan Didi sebagai korbannya.

Versi terbarunya memiliki kualitas visual, efek, hingga plot yang terasa lebih runtut dibandingkan versi tahun 1982. Sayangnya, ada beberapa scene dan karakter iconic yang sepertinya sengaja dihilangkan dan hal ini sangat disayangkan.

Lalu, bagaimana awalnya permusuhan antara Dorman dan Kosim bisa terjadi sehingga Didi bisa berubah jadi siluman bayi berkepala kakek tua? Buat yang penasaran dengan film Bayi Ajaib (2023), kamu bisa membaca sinopsis dan ulasan singkat filmnya hanya di Showpoiler.

Baca juga: 8 Rekomendasi Remake Film Klasik Indonesia yang Wajib Ditonton

Sinopsis

review bayi ajaib 2023_sinopsis_

Berlatar tahun 90-an, di Desa Huripbagja terdapat dua pemuda yang berusaha mencari kekayaan dengan jalan yang berbeda.

Ketika Kosim (Vino G. Bastian) tidak sengaja mendapatkan emas di sungai, kehidupannya langsung berubah total. Ia langsung menikahi gadis impiannya yang bernama Laras (Sarah Fajira) dan memulai hidup yang serba berkecukupan.

Sementara Dorman yang putus asa dengan kemiskinan, memutuskan untuk mencari kekayaan dengan cara instan. Pria ini nekat memasuki hutan untuk mencari sebuah makam keramat milik seorang penjajah Portugis bernama Albert Dominique.

Di desa ini memang Dorman yang bisa membangkitkan roh Albert Dominique, karena pria ini adalah keturunan tidak langsung sang penjajah. Tapi untuk mendapatkan kekayaan, Dorman harus memberikan kakeknya itu kehidupan.

Mengetahui istri Kosim sedang mengandung, Dorman pun menculik dan membawa wanita itu pada kakeknya. Berbagai keanehan pun kerap mendatangi keluarga Kosim.

Pasca Sumi ditemukan oleh warga, Kosim kaget melihat kandungan sang istri yang tiba-tiba pindah ke punggung. Bahkan saat putranya lahir, Kosim seakan menutup mata dengan berbagai keanehan yang terjadi di sekitarnya.

Tujuh tahun telah berlalu, kini Kosim sedang disibukkan untuk mencalonkan diri sebagai kepala desa. Ia sengaja membuat acara khitan besar-besaran untuk putranya yang bernama Didi, tapi berbagai keanehan muncul dan hal ini membuat Kosim cemas.

Orang-orang mulai percaya kalau Didi dirasuki oleh roh jahat. Pasalnya, orang-orang yang pernah berhubungan dengan keluarganya selalu ditemukan tewas mengenaskan.

Bahkan salah satu teman putranya mengatakan, kalau Didi berubah jadi setan berkepala orang tua. Hal ini membuat Kosim cemas, sebab ia takut warga tidak akan memilih dirinya jadi Kepala Desa.

Di tempat lain, Dorman kesal karena kepala desa yang menjabat yaitu Pak Soleh (Teuku Rifnu Wikana) telah menutup tempat pesugihannya. Ia menawarkan kerjasama dengan Kosim, tapi pria ini menolak.

Hal inilah yang membuat Dorman murka. Ia sempat mengirimkan santet untuk keluarga Pak Soleh tapi berhasil diagagalkan oleh seorang ustadz. Ia juga mengirimkan Didi untuk membunuh Pak Soleh, namun aksi itu berhasil digagalkan oleh Rini (Anantya Rezky).

Rasa sayang Didi pada sahabatnya itu, membuat anak ini berani melawan Albert Dominique dan menolak untuk membunuh Pak Soleh. Tapi, kian hari Didi semakin tidak terkendali, puncaknya saat ia mengejar orang-orang yang menyadari bahwa dirinya dirasuki Albert Dominique.

Bagaimana cara Kosim dan Sumi menyelamatkan anak mereka. Benarkah Didi tidak akan selamat dari genggaman Albert Dominique?

Pertahankan Sisi Klasik, tapi Visual dan Efeknya Canggih

bayi ajaib 2023_Pertahankan Sisi Klasik, Tapi Visual dan Efeknya Canggih_

Mempertahankan kesan klasik, Bayi Ajaib (2023) versi Rako Prijanto ini terasa mirip dengan aslinya versi Tindra Rengat.

Bedanya, versi terbarunya jelas memiliki kualitas visual dan efek CGI yang menjanjikan. Mulai dari color grading kearah sephia atau warna alami dari lentera dan obor yang kekuningan, hal ini bikin kesan lawas dalam filmnya semakin terasa.

Ada banyak gambar-gambar memukau, seperti saat Kosim berjalan menyusuri tanah kosong mencari keberadaan putranya. Gambar tersebut terasa sangat mencekam dan tambahan cahaya alami dari obor, memberikan banyak makna tersirat.

Saya menikmati sinematografinya yang cukup rapi, meski ada scene yang ingin menggambarkan adegan jatuh dengan gambarnya yang buram.  

Untuk efek CGI, memang penampakan bayi Didi dengan kepala Albert Dominique terlihat sedikit lebih smooth. Tapi saya juga tidak ingin berbohong, kalau efeknya tidak sebagus itu karena masih terlihat kalau kepala sang bayi adalah hasil rekayasa dan bukan kepala asli.

Hal serupa juga berlaku di scene saat Didi terbang hingga merangkak di langit-langit kamarnya. Efek komputernya masih belum halus.

Rombak Ulang, Ada Beberapa Scene Ikonis yang Hilang

bayi ajaib 2023_Rombak Ulang, Ada Beberapa Scene Ikonis yang Hilang_

Secara keseluruhan, timeline alurnya memang sama dengan Bayi Ajaib (1982) karya Tindra Rengat. Namun, Rako Prijanto dan scriptwriter, Alim Sudio, menambahkan banyak plot baru.

Hal ini memang diperlukan, karena plot originalnya terasa menclok-menclok. Jujur, saya mengapresiasi usaha mereka untuk membuat alurnya tetap berjalan di arah yang sama.

Penambahan alur baru, seperti hadirnya keluarga Pak Soleh, bikin premis ceritanya lebih kuat. Namun, ada catatan penting yang ingin saya sampaikan, yakni beberapa scene ikonis yang hilang dalam Bayi Ajaib (2023).

Pertama, tidak ada scene saat Dorman masuk ke dalam kuburan Albert Dominique. Padahal scene ini sangat penting untuk development karakter Dorman.

Lalu scene ikonis lainnya ketika sosok seorang musafir yang memperingatkan Kosim soal Didi, juga tidak ada. Ternyata sosok ini digantikan dengan mantri sunat yang akhirnya mati dengan cara yang mirip.

Lalu, perbedaan mencolok dari karakter Kosim. Seingat saya di versi tahun 1982 Kosim masih beribadah ke masjid dan tidak sekejam itu.

Scene lainnya yang tidak ada adalah saat Dorman menghancurkan makam Albert Dominique. Seingat saya yang bersaing menjadi kepala desa ada tiga orang: Pak Soleh, Kosim dan Dorman.

Tapi dalam film ini Dorman hanya fokus menjadi dukun dan berusaha menghancurkan Pak Soleh. Bisa saya katakan, 50 persen ceritanya sudah dirombak.

Alur Sangat Lambat, Bikin Filmnya Agak Membosankan

Alur Sangat Lambat, Bikin Filmnya Agak Membosankan___

Alur cerita Bayi Ajaib (2023) versi Rako Prijanto ini memang lebih runtut dan memiliki banyak materi baru. Pada awalnya saya merasa excited, tapi lama-kelamaan alurnya terasa sangat membosankan.

Mungkin karena saya sudah menonton versi originalnya, sehingga secara otomatis langsung membandingkan alurnya satu sama lain.

Saya pikir Rajo Prijanto terlalu fokus untuk memberikan development untuk semua karakternya. Mulai dari menunjukkan Kosim sebagai sosok pria kejam dan culas, Dorman sebagai dukun yang licik dan picik hingga sosok Pak Soleh dan keluarganya.

Alhasil, plotnya berjalan sangat lama dan lambat. Saya sampai mengantuk di tengah-tengah filmnya berjalan.

Tapi bagi yang belum menonton versi lawasnya, alur yang panjang ini membuat mereka bisa memahami ceritanya. Sehingga para penonton baru ini tidak perlu menonton versi lawasnya dahulu untuk memahami cerita Bayi Ajaib (2023).

Setidaknya para pemerannya berhasil memberikan akting terbaik mereka, meski saya sendiri merasa Vino G. Bastian dan Adipati Dolken agak “kurang lepas”. Apalagi ada inkonsistensi pada bagian makeup karakternya.

Contoh kecilnya, wajah Albert Dominique berubah-ubah dari versi bayi, ke versi anak hingga ke versi Albert Dominique yang asli. Lalu kandungan Laras, di opening dengan saat melahirkan, ukuran perutnya berbeda. Anehnya, kenapa sosok Dorman saja yang penampilannya tidak diubah supaya terlihat lebih tua dan dewasa.

Post-Credit Jadi Sinyal Adanya Bayi Ajaib 2?

Post Credit Jadi Sinyal Adanya Bayi Ajaib 2___

Akhirnya saya menyadari, kenapa Rako Prijanto dan penulis cerita Alim Sudio nekat mengubah banyak hal dari Bayi Ajaib (1992) garapan Tindra Rengat.

Ternyata mereka akan membuat film Bayi Ajaib selanjutnya, entah dibuat dalam versi trilogi atau tidak. Hal ini disinyalir dari post credit filmnya yang datang di bagian paling akhir atau sebelum penutup.

Dalam scene yang singkat itu, Sumi sedang melahirkan anak kedua mereka. Setelah si jabang bayi lahir, Sumi berteriak ketakutan di dalam kamar. Dukun beranak lalu keluar dengan keadaan leher seperti digigit sambil mengeluarkan banyak darah.

Dari situ muncul sosok setan wanita berwarna putih dengan telinga runcing dan gigi hitam yang menyeramkan. Setan itu menggendong anak Kosim dan berkata, bahwa Kosim harus membayar hutang yang masih belum terbayarkan.

Setan itu berkata, Kosim harus menyerahkan anak keduanya atau menyerahkan Didi padanya. Sejak awal memang ada yang janggal dari sosok Kosim, apalagi Albert Dominique juga pernah menagih janji yang sama kepada Kosim saat Didi di-ruqyah.

Bayi Ajaib (2023) sebenarnya bukan film horor yang menyeramkan. Film ini jarang banget punya jumpscare dan hanya fokus pada pemerannya.

Secara keseluruhan, film ini worth banget untuk ditonton, walau tidak memiliki hal yang memorable. Setelah melihat post credit yang ditampilkan sebagai penutup filmnya, apakah kamu excited untuk menantikan Bayi Ajaib 2? Jawab lewat kolom komentar, ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram