bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Bad Boys For Life, Humor & Aksi

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Bad Boys For Life
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Duet detektif Miami, Mike Lowrey dan Marcus Burnett, harus berhadapan dengan pasangan ibu dan anak dari mendiang gembong narkoba yang melampiaskan dendam dan membuat kekacauan di kota mereka. Penantian 17 tahun untuk menyaksikan kelanjutan film action comedy yang pastinya penuh dengan ledakan dan kejar-kejaran mobil yang seru tertuntaskan sudah.

Bad Boys for Life menjadi film ketiga untuk melengkapi trilogy Bad Boys yang film pertamanya dirilis di tahun 1995 dan sequel-nya di tahun 2003. Tapi kali ini, Michael Bay tidak kembali menyutradarai dan diserahkan kepada duet sutradara asal Belgia, Adil & Bilall, yang menjadikan film ini sebagai debut mereka di perfilman Hollywood.

Berikut ini kami akan berikan sinopsis dan ulasan film yang diproduseri oleh Jerry Bruckheimer ini, berikut beberapa cerita penundaan produksi yang berkepanjangan.

Sinopsis

Bad Boys For Life

Isabel (Kate del Castillo), janda dari gembong narkoba Benito, kabur dari penjara dengan bantuan putranya, Armando (Jacob Scipio). Setelahnya, Isabel mengutus Armando ke Miami untuk mengambil uang simpanan ayahnya dan membunuh orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian ayahnya di dalam penjara.

Marcus (Martin Lawrence) baru saja menjadi kakek dan berpikir untuk pensiun. Ketika perayaan kelahiran cucunya, Mike (Will Smith) ditembak secara mendadak oleh pengendara motor di tepi jalan dan membuat Mike koma selama beberapa bulan. Setelahnya, Armando terus membunuh satu persatu orang di dalam daftar yang diberikan oleh ibunya dan menebar teror di kota Miami.

Setelah sembuh, Mike langsung bergerak mengejar penembaknya, tetapi dia tidak berhasil membujuk Marcus untuk kembali dari pensiunnya. Mengingat sifat Mike yang tidak bisa dicegah, Kapten Howard (Joe Pantoliano) mengizinkannya untuk mengusut kasusnya tapi harus bekerja sama dengan AMMO (Advanced Miami Metro Operations) yang dipimpin oleh Letnan Rita (Paola Nunez).

Hubungan asmara masa lalu antara Mike dan Rita sedikit banyak mempengaruhi kerjasama mereka beserta ketiga anggota tim lainnya. Dalam sebuah penggerebekan penjualan senjata gelap, Mike berusaha menggali info dari seorang penjahat, tetapi gagal karena dia keburu tewas. Juga ketika mengejar informasi dari penjahat lainnya yang ternyata sudah dibunuh oleh Armando yang sempat baku hantam dengan Mike.

Kapten Howard yang juga menyatakan ingin pensiun, ditembak juga oleh Armando di depan Mike. Kejadian ini membuat Marcus kembali dari pensiunnya, tapi dia ingin bekerja sama dengan AMMO. Mereka melacak keberadaan penjahat yang kemungkinan anak buah Armando, dan Mike berhasil berhadapan dengannya dalam sebuah situasi menegangkan di helikopter.

Akibat dari misi mereka yang gagal, AMMO dihentikan operasinya. Sementara itu, Mike baru menyadari kemungkinan Armando adalah putranya dari Isabel ketika dulu dia menyamar masuk ke dalam kartel tersebut. Untuk menuntaskan misi ini, Marcus dan Mike terbang ke Mexico untuk mengejar Armando dan Isabel. Ternyata, AMMO pun datang mengiringi mereka.

Mike bertemu dengan Isabel di Hidalgo Palace, dan tidak berapa lama terjadi baku tembak yang juga menyebabkan sebuah helikopter terjatuh ke dalam gedung dan membakar keseluruhan gedung. Armando yang berkelahi dengan Mike menyadari jika Mike adalah ayahnya yang juga dibenarkan oleh ibunya. Tembakan Isabel ke Mike dihadang oleh Armando dan Isabel ditembak oleh Rita kemudian terbakar.

Film Ketiga, Tanpa Michael Bay

Film Ketiga, Tanpa Michael Bay

Produksi film Bad Boys 3 ini sebenarnya sudah dicanangkan sejak tahun 2008 oleh Michael Bay, tetapi menurutnya akan sulit karena dia dan Will Smith meminta bayaran yang tinggi untuk tampil di film itu. Beberapa penulis naskah sudah mulai menulis skenarionya, meski masih belum jelas kapan akan dimulai produksinya, ditambah dengan mundurnya Michael Bay dari kursi sutradara.

Di tahun 2015, Joe Carnahan masuk sebagai sutradara dan melengkapi penulisan naskah dan merencanakan pembuatan dua film sekaligus secara back-to-back. Tapi di tahun 2017, Carnahan mundur dari produksi, tetapi naskahnya tetap dipakai. Jadwal rilisnya pun menjadi tidak jelas, maju-mundur antara awal tahun 2018 dan summer 2019.

Akhirnya datanglah duo sutradara asal Belgia, Adil & Bilall, yang baru saja meraih kesuksesan di perfilman Eropa dengan film Patser (2018). Will Smith dan Martin Lawrence pun menyatakan kembali ke dalam produksi film untuk menghidupkan karakter Mike dan Marcus. Syuting dilaksanakan dari November 2018 hingga Maret 2019 di Atalanta dan Miami, dan film dirilis pada Januari 2020.

Ride Together, Die Together

Ride Together, Die Together

Sedari awal film, kita sudah diberikan petunjuk yang menyiratkan film ini akan menjadi yang terakhir bagi Will Smith dan Martin Lawrence untuk bersama memerankan karakter yang sepertinya sudah melekat pada mereka setelah berlalu dua film selama rentang waktu 25 tahun ini. Kehadiran cucu bagi Marcus adalah alasan yang sangat kuat baginya untuk pensiun.

Beberapa kali kita dihadapkan pada situasi tarik-ulur antara hubungan mereka berdua, apakah akan berlanjut atau berakhir disini. Di akhir film, kita diberikan jawaban yang adil, dimana Marcus tetap memilih pensiun dan Mike tetap bertugas. Lalu siapa partner-nya? Di credit title, ditampilkan sebuah adegan yang memberikan petunjuk kemungkinan sequel dengan Armando sebagai partner baru Mike.

Maximum Adrenalin Rush

Maximum Adrenalin Rush

Pasti tidak mudah bagi Adil & Bilall untuk mengimbangi presentasi Michael Bay di dua film sebelumnya terhadap berbagai adegan action spektakuler dengan jalan cerita yang mengikat. Dalam beberapa adegan, sepertinya mereka tetap memakai gaya cinematography yang biasa digunakan Bay, seperti gambar 360 derajat dan adegan car chase penuh dengan ledakan.

Tetapi, keseluruhan adegan action yang disajikan kali ini bisa disimak dengan baik dan tidak melelahkan mata seperti di Bad Boys II [2003]. Naskah yang ditulis oleh Chris Bremner, Peter Craig, dan disempurnakan oleh Joe Carnahan ini bisa dibilang cukup kuat dan bisa menyentuh sisi psikologis, meski terdapat unsur pengulangan kisah Star Wars dengan terkuaknya identitas ayah dan anak.

Will Smith kali ini tampil lebih baik dari performanya di dua film sebelumnya. Dia bisa tampil santai dan garang dengan emosi yang tampak jelas, sedangkan Martin Lawrence sedikit tampil dewasa dengan mengurangi banyolannya tetapi tetap lucu dengan beberapa sentilan ringan. Lawrence memang sudah sedikit lamban dalam melakukan adegan action, dan itu terlihat jelas di film ini.

Pemeran lainnya tampil serba cukup sesuai dengan porsinya, dan tidak ada yang menonjol. Sedikit yang mencuri perhatian adalah penampilan gagah Vanessa Hudgens yang jauh berbeda dengan penampilannya di High School Musical dulu. Sedangkan koreografi action-nya cukup baik dengan memasukkan sedikit banyak referensi dari John Wick, yaitu berkelahi dengan tembak-menembak jarak dekat.

Akhir dari Sebuah Petualangan

Akhir dari Sebuah Petualangan

Memang tidak mudah untuk mengakhiri sebuah film dengan kesuksesan demi kesuksesan dari film sequel-nya juga. Desakan untuk menghadirkan petualangan baru selalu saja mengemuka meski prosesnya tidak mudah. Pada akhirnya kita bisa bernafas lega ketika film ini dirilis dengan tingkat kesuksesan yang lebih dari sebelumnya.

Bad Boys for Life menjadi film dengan penghasilan terbesar jika dibandingkan kedua film sebelumnya dengan total $204 juta untuk peredaran di Amerika Utara saja. Jika tidak karena adanya pandemi Covid-19, bisa jadi pendapatannya bisa lebih dari ini.

Tentu saja semua yang kita harapkan dari sebuah film action comedy ditampilkan dengan baik dalam Bad Boys for Life yang kali ini lebih bercerita tentang sebuah dendam meski masih di wilayah gembong narkoba. Segera tonton secara streaming atau download filmnya di Netflix sekarang juga!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram