bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Back to the Future Part III (1990)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Back to the Future Part III
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Marty McFly harus memaksa Doc di tahun 1955 untuk bisa membuatnya menembus waktu ke tahun 1885 demi menyelamatkan Doc masa depan yang terjebak di era Old West Amerika yang penuh dengan koboi dan jatuh cinta dengan seorang guru. Bisakah Marty meyakinkan Doc untuk kembali bersamanya ke tahun 1985?

Back to the Future Part III adalah film sci-fi comedy yang menjadi penutup dari trilogi petualangan Marty McFly dalam menembus waktu. Sedikit berbeda, kali ini tema western dijadikan latar belakang cerita yang sedikit memberikan nuansa berbeda dari dua film sebelumnya. Masih disutradarai oleh Robert Zemeckis dan diproduseri oleh Steven Spielberg, syuting film ini dilakukan secara simultan dengan film kedua.

Sebagai penyempurna review kami pada dua film sebelumnya, simak pula review film yang dirilis pada 25 Mei 1990 ini sebelum menonton seluruh koleksinya secara marathon di Netflix.

Sinopsis

back-to-the-future-1990-1_
  • Tahun: 1990
  • Genre: Adventure, Comedy, Sci-Fi, Western
  • Produksi: Universal Pictures, Amblin Entertainment, U-Drive Productions
  • Sutradara: Robert Zemeckis
  • Pemeran: Michael J. Fox, Christopher Lloyd, Mary Steenburgen

Sesaat setelah mengirim Marty ke tahun 1985, Doc di tahun 1955 terkejut dengan kehadiran Marty kembali yang memintanya untuk memperbaiki mobil DeLorean yang tersembunyi di sebuah gua dan mengirimnya ke tahun 1885. Dengan mengikuti petunjuk dari surat yang dikirim Doc di tahun 1885, Doc di tahun 1955 berhasil menyelesaikan mobil mesin waktu itu dan mengirim Marty ke tahun 1885.

Marty tiba di tahun 1885 lima hari sebelum peristiwa penembakan Doc yang didapat Marty dari berita di surat kabar lama. Mendarat tepat di tengah-tengah perburuan koboi dan Indian, Marty menyembunyikan mobilnya di gua kecil yang ternyata ada seekor beruang di dalamnya. Marty melarikan diri dan pingsan. Terbangun di rumah leluhurnya, Seamus McFly, Marty memperkenalkan diri sebagai Clint Eastwood.

back-to-the-future-1990-5_

Marty membuat ulah saat bertemu Buford Tannen dan kelompoknya, tetapi berhasil diselamatkan oleh Doc. Mendapat berita dari Marty tentang kematiannya karena ditembak Buford, dengan bukti batu nisan bertuliskan namanya, Doc yang sudah merasa nyaman berada di era Old West ini setuju untuk kembali ke tahun 1985 bersama Marty. Mereka mulai mereparasi mobil DeLorean yang bocor tangki bensinnya.

Setelah bertanya dengan masinis kereta api, mereka berkesimpulan menggunakan kereta api untuk mendorong mobil DeLorean agar bisa sampai pada kecepatan yang diharapkan. Saat melihat lokasi yang berupa rel kereta yang belum selesai di sebuah jurang, mereka tidak sengaja menyelamatkan Clara yang kereta kudanya hilang kendali. Doc dan Clara kemudian saling jatuh cinta pada pandangan pertama.

back-to-the-future-1990-6_

Di sebuah festival kota yang sekaligus menjadi peresmian jam kebanggan kota, Doc yang sedang berdansa dengan Clara mendapat ancaman dari Buford tapi berhasil diselamatkan oleh Marty yang justru ditantang adu tembak oleh Buford dua hari kemudian. Nama Doc dalam foto nisan berubah menjadi Clint Eastwood yang menandakan jika Marty akan kalah dalam adu tembak itu.

Setelah meletakkan mobil DeLorean di atas rel kereta, Doc menyelinap pergi untuk mengucapkan salam perpisahan kepada Clara, tapi Clara tidak percaya dengan alasan yang diajukan Doc yang kemudian membuat Doc frustrasi dan pergi ke bar untuk meminum Whiskey. Marty terbangun pagi hari tanpa mendapati Doc disana dan langsung mencarinya ke kota.

Marty menemukan Doc di bar yang sedang bercerita tentang masa depan. Setelah menenggak segelas Whiskey, Doc pingsan. Buford datang untuk menagih Marty adu tembak, tapi Marty sibuk untuk membuat Doc sadar dari pingsannya dengan ramuan dari pemilik bar. Merasa ditantang dan emosi, Marty mengelabui Buford yang percaya jika dia tertembak lalu menendangnya.

Buford kemudian ditangkap oleh Sheriff karena aksi perampokan bank yang dia lakukan sehari sebelumnya. Marty dan Doc kemudian melanjutkan rencana mereka dengan mencuri sebuah lokomotif kereta api lalu mendorong mobil DeLorean menuju rel buntung di atas jurang. Tidak disangka, Clara yang sebelumnya mengetahui kalau Doc berkata jujur muncul dan naik ke lokomotif.

Nyaris terjatuh, Doc menolong Clara dengan menggunakan hoverboard milik Marty. Sayangnya, Doc tidak bisa kembali masuk ke mobil DeLorean dan Marty kembali ke masa depan sendirian. Marty kembali ke tahun 1985 di atas rel dan keluar dari mobil tepat waktu sebelum sebuah kereta api menabrak dan menghancurkan mobil tersebut.

back-to-the-future-1990-7_

Menyadari semua kembali ke kehidupan normal, bukan kehidupan alternatif seperti sebelumnya, Marty membangunkan Jennifer yang masih tertidur di kursi depan rumahnya. Ditantang untuk balapan oleh Douglas, Marty malah mengebutkan mundur mobilnya dan menyaksikan jika mobil Douglas nyaris celaka. Bisa jadi jika diteruskan, justru Marty yang celaka.

Marty dan Jennifer datang melihat serpihan mobil DeLorean dan tiba-tiba terkejut dengan kehadiran sebuah lokomotif kereta api yang dikendarai oleh Doc beserta Clara dan kedua putranya. Doc memberikan Marty foto mereka berdua di depan jam dari tahun 1885. Setelah itu, Doc pamit untuk pergi lagi menuju waktu yang tidak diketahui.

Lebih Ringan Secara Cerita

back-to-the-future-1990-2_

Masih ingat dengan cerita Back to the Future Part II (1989) yang lalu? Kerumitan tumpang-tindih dimensi, paradoks dalam paradoks, istilah-istilah ilmiah yang sulit dimengerti, adalah santapan utama kita saat menontonnya, juga dengan film pertamanya yang menjadi “breakthrough”. Tapi kali ini, Bob Gale sebagai penulis naskah, menyuguhkan alur cerita yang sederhana dan linear.

Begitupun dengan pengarahan sutradara Robert Zemeckis yang menampilkan suasana Old West dengan sangat sederhana, nyaris seperti setting sitcom TV, lengkap dengan karakter-karakter tipikal yang selalu ada di film-film bertema western, bahkan dilengkapi juga dengan kehadiran tiga bintang western veteran dalam sebuah adegan di bar.

Tidak akan kita temukan semua kerumitan dalam cerita seperti di dua film sebelumnya, bahkan ada beberapa kekonyolan tentang sains yang muncul, seperti mobil DeLorean yang ditemukan di gua dan masih bisa menyala setelah disimpan selama nyaris seabad lamanya. Belum lagi kemungkinan mengebutkan mobil dengan didorong kereta api yang tentunya kecepatannya lebih lambat.

Penutup Trilogi yang Manis

back-to-the-future-1990-3_

Meski mungkin pecinta film fiksi ilmiah akan sedikit kecewa dengan “keilmiahan” film ketiga ini, tapi film yang melakukan syuting di California dan Arizona ini masih menyimpan satu elemen dalam cerita yang tetap dipertahankan dengan baik seperti dua film sebelumnya, yaitu keromantisan.

Jika di film pertama Marty berusaha menyatukan cinta ayah dan ibunya, di film kedua Marty berurusan dengan kehidupan cintanya sendiri, maka kali ini kisah romantis itu mendarat pada Doc dan cintanya, Clara. Setiap adegan yang melibatkan mereka berdua terlihat sangat romantis, bahkan dialog-dialog klise antara mereka terdengar sangat manis sekali, seperti meminum sirup di dalam madu.

Rekap Tiga Film Back to the Future

back-to-the-future-1990-4_

Sebagai penutup, mari kita coba rekap pencapaian ketiga film dalam trilogi Back to the Future ini sebagai perbandingan film manakah yang terbaik. Kita mulai dari film Back to the Future (1985) yang mendobrak genre science fiction menjadi lebih menyenangkan dan menghibur tanpa mengorbankan keilmiahan.

Meraup pendapatan sejumlah $210 juta dan cap certified fresh dari Rotten Tomatoes serta satu Oscar dari kategori Best Sound Effects Editing, ditambah lagi lagu soundtrack-nya, “The Power of Love”, memuncaki tangga lagu Billboard Hot 100 menjadikan film ini masuk ke dalam deretan film terbaik sepanjang masa.

Berpindah ke film Back to the Future Part II (1989) yang meraup pendapatan sejumlah $118 juta, film ini dikritik karena memiliki plot cerita yang rumit. Dan film Back to the Future Part III ini hanya meraup pendapatan sejumlah $87 juta saja, di-cap certified fresh dari Rotten Tomatoes berkat plot cerita sederhana yang menuai pujian dari para kritikus menjadikan film ini penutup trilogi yang cukup baik.

Dengan berbagai prestasi yang telah dicapai ketiga film ini, rasanya akan sangat rugi apabila kita belum menontonnya minimal sekali dalam seumur hidup, apalagi kini semua film ini tersedia secara lengkap di Netflix. Persiapkan waktu dan camilan lalu langsung berpetualang menembus waktu bersama Marty dan Doc yang seru dan menghibur ini hanya di Netflix.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram