showpoiler-logo

Sinopsis dan Review Drama Jepang Asuka High School March!

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Asuka High School March!
4.3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Nao Yoshino tak pernah berharap bersekolah di Asuka High School atau Asuko. Pasalnya sekolah tersebut sebagian besar dihuni oleh murid laki-laki, persentase lulusan yang melanjutkan ke jenjang ke universitas juga hanya 3%. Nao bimbang karena dia sudah membayangkan betapa repotnya menjadi satu-satunya siswi di kelas.

Benar saja, setiap hari Nao selalu melihat perkelahian antara siswa karena hal sepele. Dia juga kesulitan saat harus berganti pakaian karena locker room untuk murid perempuan berada cukup jauh dari kelas.

Belum lagi perkara seragam yang kebesaran dan anggapan dari murid laki-laki bahwa murid perempuan tak bisa apa-apa; hanya bisa nangis dan mengeluh sebagai senjata.

Hal semacam itu dihadapinya hampir tiap hari. Namun, keadaan mulai berubah ketika Nao bisa mengambil hati mereka. Di saat bersamaan pula dia justru ragu apakah akan tetap pindah sekolah atau bertahan di Asuka.

Seperti apa lengkapnya perjalanan Nao dan teman-teman? Sinopsis dan ulasan Asuka High School March! (2011) di bawah ini akan memberimu sedikit bocoran. Simak yuk!

Sinopsis

Asuka High School March_

Tak pernah terbayang sebelumnya oleh Nao Yoshino (Emi Takei) akan bersekolah di Asuka Technical High School, yaitu sekolah teknik yang didominasi oleh siswa laki-laki. Jumlah siswi perempuan untuk tahun angkatannya hanya tiga orang. Reaksi berbeda justru ditunjukkan sang kakek, Fujio Yoshino (Takashi Sasano), yang antusias mengantar cucunya mendaftar ke sekolah tersebut.

Andai Nao tak melakukan kesalahan sewaktu ujian dia mungkin sudah menjadi bagian dari sekolah impiannya; First Female High School. Sayangnya nasib berkata lain dan saat ini dia harus berhadapan dengan seperangkat peralatan yang sebelumnya tak pernah dia lihat dan ketahui.

Hari pertama sekolah pun tiba. Nao yang baru berdiri di depan kelas, sudah mendapat banyak godaan dari teman-teman sekelasnya. Semua lelaki, mereka berisik dan beberapa di antaranya tampak gemar membuat onar.

Tak lama wali kelas Nao masuk dan memperkenalkan diri sebagai Toru Omukai (Masanobu Katsumura). Dia dari Electrical Department dan merupakan pengantin baru.

Toru memperingatkan murid-muridnya untuk tidak membuat masalah karena dia bisa pulang terlambat karena hal itu. Toru juga mewajibkan murid memasang mode diam pada ponsel mereka selama pelajaran berlangsung.

Peraturannya tidak begitu ketat tapi bagi murid yang memang bengal, hal tersebut berlebihan. Toru mengatakan jika peraturannya tersebut tidak seberapa karena apabila dia ekstra ketat, pasti sudah banyak murid yang dropout.

Tahun ini, Toru akan memberi banyak toleransi karena tak ingin terlalu banyak mengeluarkan murid dari sekolah. Dia berencana untuk tidak mengeluarkan murid lebih dari lima.

Jeda jam pelajaran, Nao memisahkan diri, menyender ke pagar sekolah. Tiba-tiba seorang pemuda loncat dari arah luar dan seperti hendak menciumnya. Ternyata pemuda tersebut hanya bersembunyi dari wanita yang mengejar-ngejarnya. Saat Nao akan menampar, dia keburu pergi dan mengatakan akan melanjutkannya di lain waktu.

Nao kembali masuk kelas dan kali ini dia beserta murid yang lain dibawa ke laboratorium Electrical Department. Laboratorium tersebut adalah tempat mereka akan banyak belajar dan praktik seperti praktik pembubutan, pengelasan, dan pengecoran. Pihak sekolah menggunakan bagian-bagian dari mobil untuk melakukan hal tersebut.

Saat sedang disibukkan oleh aroma laboratorium yang tak sedap, seorang siswi bernama Maiko Tamada (Mika Akizuki) dari kelas B menyapa Nao dan mengejutkannya. Gadis itu terlihat sangat senang karena akhirnya bertemu murid perempuan di sana. Begitu halnya dengan Nao yang juga tampak antusias. Keduanya membuat janji untuk makan siang bersama esok hari.

Ketika sedang asyik ngobrol, salah satu siswa yang sedang praktik muncul dari arah bawah. Nao yang kaget coba melindungi diri, berjaga agar tidak diintip. Sial, dia justru terpeleset dan menyenggol rak perkakas yang ada di sana.

Hasilnya perkakas-perkakas yang ada di rak jatuh menimpanya, termasuk satu wadah oli. Nao pun pulang dengan memakai jaket pinjaman dari sang wali kelas.

Gadis itu tak menunda untuk membersihkan tubuh tapi tetap saja bau oli sulit hilang. Fujio Yoshino yang merupakan mantan koki profesional memasakkan makan malam untuk cucunya.

Sambil menyajikan sup hangat, lelaki paruh baya itu masih terlihat antusias bertanya mengenai hari pertama Nao di sekolah. Namun, Nao malah mengutarakan kemungkinannya untuk keluar dari sekolah tersebut.

Fujio lalu bertanya apa yang akan dilakukannya setelah keluar sekolah. Nao masih belum yakin tapi dia lebih memilih pindah sekolah. Fujio kemudian memberi cucunya nasihat bahwa batu terdingin sekali pun akan menjadi hangat jika didiamkan selama tiga tahun. Esok hari tiba, kelas Nao bersiap melakukan praktik di laboratorium.

Semua murid diminta segera berganti pakaian dengan yang pakaian yang sudah disiapkan. Murid laki-laki tanpa malu berganti pakaian. Mereka tak memedulikan Nao yang kerepotan karena merasa risih melihat mereka setengah telanjang.

Toru yang melihat siswinya tersebut bergegas memerintahkan Nao untuk ke lantai empat; tempat khusus kamar ganti murid perempuan berada.

Tanpa dia duga, locker room yang dimaksud Toru ternyata cukup jauh dari kelasnya. Sesampainya di sana Nao kembali dikejutkan dengan keberadaan murid perempuan. Kali ini dia berkenalan dengan Momo Aizawa (Ayame Gouriki) dari kelas D. Momo rupanya sudah mengetahui nama Nao karena Nao terkenal sebagai siswi baru yang paling cantik.

Dari pembicaraan mereka, Nao mengetahui bahwa murid dari kelas B yang dia temui kemarin sudah keluar sehingga kini hanya ada dua siswi yang tersisa di sekolah tersebut.

Berbeda dengan Nao, Momo jauh lebih semangat berada di sekolah itu. Menurutnya menjadi siswi di sekolah teknik punya keuntungan sendiri. Terutama karena dia bisa memilih siswa mana pun yang diinginkan karena semua anak lelaki di sana pasti mudah tergoda.

Momo lalu bercerita bahwa dirinya punya siswa incaran. Siswa itu adalah Aruto Yokoyama (Tori Matsuzaka), seorang mantan artis cilik yang pernah bermain film. Nao masih belum terlalu yakin yang mana siswa itu.

Sebelum berhasil mengingat, Momo sudah lebih dulu menekankan padanya bahwa mereka jangan sampai menyukai pria yang sama. Lalu, siapa Aruto Yokoyama yang dimaksud Momo? Apakah Nao mengenalnya?

Apa Jadinya Saat Seorang Gadis Bersekolah di STM?

Apa Jadinya Saat Seorang Gadis Bersekolah di STM_

Drama Jepang yang tayang di tahun 2011 ini bercerita tentang seorang siswi yang terpaksa bersekolah di STM. Sebagai sekolah yang khusus belajar tentang mesin atau apa pun yang masih masuk cakupan bidang manufaktur, sekolah seperti Asuka High School banyak diisi oleh para lelaki.

Kehadiran murid perempuan jadi sesuatu yang tak lazim. Ketidaklaziman inilah yang harus dirasakan oleh Nao Yoshino. Ketidaklaziman ini pula yang menjadi premis utamanya.

Alur Asuka High School March! (2011) secara detail menceritakan perjuangan Nao menjalani bulan-bulan pertama di sekolahnya.

Bagaimana dia struggling menghadapi perkelahian antara siswa setiap hari, harus pergi ke locker room khusus siswi yang letaknya di ujung bangunan sekolah sampai pakaian praktik yang kebesaran karena sekolah tak menyediakan ukuran untuk murid perempuan.

Penggambaran kesulitan yang harus dihadapi Nao secara rinci semacam itu membuat konflik batin tokoh utama dapat ikut dirasakan para penontonnya. Konflik antara Nao dengan para siswa atau karakter lain juga disajikan secara asyik karena diracik secara natural layaknya kehidupan remaja dan segala masalahnya.

Belajar Sesuatu dari Hal Tak Terduga

Belajar Sesuatu dari Hal Tak Terduga_

Asuka High School March! (2021) tayang sebanyak 9 episode dengan durasi sekitar 40 menit setiap episodenya. Selama itu Nao Yoshino dan para murid Asuko/Asuka akan mengajarkan kamu banyak hal, terutama kebaikan-kebaikan dari sumber yang tak terduga.

Para siswa yang terkenal sulit diatur dan lebih suka menyelesaikan sesuatu dengan kelahi, ternyata bisa menjadi sumber inspirasi bagi seorang gadis sekaligus tamparan baginya. 

Karakter yang diciptakan untuk drama ini juga dikembangkan sedemikian rupa hingga setiap episodenya terasa menghangatkan hati. Walau cukup cliché dan mudah ditebak, naik-turun emosi setiap karakternya tetap mengesankan dan memberi banyak pelajaran.

Dikemas dengan sinematografi yang cantik, pesan-pesan moral pada drama Jepang yang dibintangi Emi Takei ini semakin tersampaikan secara lebih dramatis.

Drama Remaja Tak Melulu Soal Cinta

Drama Remaja Tak Melulu Soal Cinta_

Jika kamu mencari drama remaja, coming of age ber-genre slice of life tanpa banyak adegan dewasa yang vulgar seperti kebanyakan serial remaja saat ini, Asuka High School March! (2021) adalah pilihan yang tepat. Ia menampilkan kehidupan remaja secara wajar, seperti yang ditemui di kehidupan sehari-hari.

Tema-tema seperti persahabatan, pencarian jati diri, sedikit bumbu romansa ala remaja yang malu-malu serta konflik orang dewasa diramu menggunakan porsi yang pas. Mereka dihadirkan untuk membangun cerita Asuka High School March! (2021)agar tetap terasa natural dan dekat dengan pengalaman para penonton.

Secara keseluruhan drama Jepang yang juga turut dibintangi oleh Tori Matsuzaka dan Kento Kaku ini merupakan tontonan yang menyenangkan. Walau cerita pada bagian akhir rasanya agak kurang cantik dan rapi, ia tak mengurangi kualitasnya, terutama pesan-pesan yang ingin disampaikan.

Jika kamu butuh tontonan yang punya pesan moral, jangan ragu untuk menontonnya. Bagaimana? Sudah siap mengenal Nao Yoshino dan kawan-kawan? Atau ingin berkenalan dengan para pemainnya dulu? Bisa langsung kunjungi artikel 10 Pemain Drama Jepang Asuko High School March! (2011) ini, ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram