bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Asakusa Kid, Kisah Seniman Legendaris Jepang

Ditulis oleh Yanyan Andryan
Asakusa Kid
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Asakusa Kid adalah sebuah film biografi yang menceritakan tentang perjalanan seorang komedian Jepang yang bernama Takeshi Kitano. Cerita film ini diadaptasi dari buku karya Takeshi sendiri dengan judul yang sama terbitan tahun 1988. 

Nama Takeshi Kitano sempat menghibur penonton televisi di Indonesia pada awal tahun 2000an lewat acara yang bernama Takeshi's Castle alias Benteng Takeshi. Selain itu, Takeshi pun bermain dibeberapa film layar lebar mulai dari Battle Royale (2000), live action Ghost in the Shell (2017), Johnny Mnemonic (1995) bersama dengan Keanu Reeves, dan masih banyak lagi.

Di film ini, sosok Takeshi Kitano alias Beat Takeshi diperankan oleh aktor Yuya Yagira. Lalu ada juga aktor Yo Oizumi sebagai Senzaburo Fukami, dan Nobuyuki Tsuchiya sebagai Kiyoshi Kaneko alias Beat Kiyoshi yang menjadi partner Takeshi dalam berkomedi dengan grupnya yang bernama Two Beats.

Baca juga: Daftar Film Jepang Terbaik Sepanjang Masa

Sinopsis

Asakusa Kid__

Pada tahun 1972, Takeshi “Take” Kitano bekerja sebagai penjaga lift di sebuah teater pertunjukan dan juga klub striptis bernama France-za di Asakusa, Tokyo. Tempat tersebut dikelola oleh Senzaburo Fukami, seorang komedian yang dikagumi di Asakusa. 

Di suatu hari, Take melihat Fukami tampil begitu hebat di atas panggung. Karena hal itu, ia lalu menemui Fukami dan mengungkapkan keinginannya untuk menjadi seorang entertainer seperti dirinya. Namun, Take tidak mempunyai kemampuan apa-apa untuk dipentaskan dan alasan tersebut membuat Fukami ragu padanya.

Ketika berada di dalam lift, Fukami kemudian memperlihatkan keahlian tap dance kepada Take. Setelah dari situ, Take lalu berusaha belajar tap dance dan membuktikan bahwa ia bisa menjadi seorang seniman yang hebat seperti Fukami.

Selepas melewati hari-hari yang melelahkan, kemampuan Take untuk melakukan tap dance semakin lincah. Fukami lalu memutuskan melatih Take untuk menjadi seorang penghibur sejati. Bakat Take pun perlahan-lahan terasah dengan baik. 

Fukami ternyata menaruh harapan yang lebih kepada Take. Ia menginginkan anak didiknya itu untuk bisa meraih kesuksesan di dunia hiburan. Fukami selalu berpesan kepada Take bahwa ia harus memiliki pola pikir yang cerdas sebagai seorang entertainer, bukan hanya di atas panggung tapi juga di dalam kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, kemunculan televisi membuat kondisi teater di dalam France-za menjadi sepi dan orang-orang lebih memilih datang ke klub striptis yang ada di tempat tersebut. Kondisi itu tidak membuat Fukami menyerah dan tetap memainkan pementasan sandiwaranya meski penonton tidak seramai biasanya.

Namun, Fukami tidak bisa bertahan lama dengan kondisi tersebut karena biaya menjalankan France-za sangat membebani kehidupannya dan kekasihnya, Mari, yang juga merupakan seorang penari di tempatnya bekerja. Mari pun berencana untuk menjadi seorang Geisha agar keberlangsungan France-za tetap berjalan.

Salah satu kenalan Fukami, Azuhachi, memberikan saran kepadanya untuk menjual teater tersebut. Ia lalu menawarkan pekerjaan kepada Fukami di sebuah perusahaan pabrik.

Awalnya, Fukami memang menolak menjual teater karena ia takut tidak bisa mengajari Take lagi. Oleh karena itu, ia memberikan seluruh keterampilan yang ia miliki kepada Take agar sang murid siap menghadapi tantangan di dunia luar.

Take selanjutnya bertemu dengan Kiyoshi Kaneko, seorang komedian yang kemudian menjadi partner kerjanya. Take sendiri sudah merasa jenuh di dalam teater karena penonton semakin sepi. Ia lalu memberitahu kepada Fukami bahwa dia ingin pergi mencari tantangan baru.

Fukami menyadari bahwa perpisahan dengan Take akan segera tiba. Dengan berat hati serta rasa kecewa ia melepaskan muridnya itu untuk pergi dari France-za. Take dan Kiyoshi lalu membuat grup komedi bernama Two Beats dan masing-masing mereka mempunyai nama panggung Beat Takeshi serta Beat Kiyoshi.

Keduanya kemudian melakukan Manzai, pertunjukan seperti stand-up comedy di atas panggung yang dilakukan oleh dua orang yang saling bersahutan satu sama lain. Lewat pertunjukan tersebut, Take dan Kiyoshi lambat laun semakin terkenal, hingga bisa tampil di televisi.

Sementara itu, Fukami akhirnya menjual France-za dan mulai bekerja di sebuah pabrik. Di tengah-tengah kebanggaannya melihat Take sukses, Fukami tewas terbakar di dalam kediamannya.

Banyak Interaksi yang Menyentuh

Asakusa Kid_Banyak Interaksi yang Menyentuh_

Sepanjang dua jam, Asakusa Kid mempunyai alur cerita yang sangat hangat dan tulus lewat peran yang dimainkan oleh aktor Yuya Yagira (Takeshi Kitano) dan Yo Oizumi (Senzaburo Fukami). Mereka mampu memerankan secara apik dua sosok karakter yang begitu legendaris di dalam dunia komedi Jepang. 

Yagira berhasil menggambarkan sosok Takeshi “Take” Kitano tanpa menghadirkan gimik-gimik yang berlebihan dan memberikan kepribadian yang tulus serta penuh kegigihan. Selain itu, momen-momen dialognya bersama dengan Fukami selalu terasa mengesankan, benar-benar terlihat seperti hubungan guru dan murid yang saling mendukung satu sama lain.

Sebagai sebuah film biopik, Asakusa Kid juga menawarkan suatu jalan cerita yang terkesan melodramatis dan sentimental. Fitur tersebut diciptakan dengan cara yang bermakna karena Yagira dan Oizumi tampil sangat selaras untuk menyeimbangkan aspek drama juga sisi realistis atau kenyataan yang menimpa keduanya.  

Oleh karena itu juga, setiap kesedihan atau kemarahan yang dirasakan ole Take dan Fukami akhirnya bisa tersampaikan secara berarti. Hubungan keduanya pun bukan hanya terlihat sebagai guru dan murid saja, namun ada sisi persahabatan dan kekeluargaan dengan kedalaman emosional yang cukup bermakna.

Eksplorasi cerita yang coba diperlihatkan antara mereka memang terasa menyentuh dan tentunya juga menyenangkan. Selain itu, film ini tidak hanya memperlihatkan interaksi mereka berdua saja, namun juga menggambarkan hubungan dengan seluruh pekerja di teater France-za mulai dari para penari striptis, pemain teater beserta krunya, penjaga loket tiket hingga para penontonnya.

Visual yang Elegan

Review Asakusa Kid_Visual yang Elegan_

Satu hal yang benar-benar paling mengesankan dari film ini adalah bagaimana desain produksinya digarap dengan cara yang sangat indah dan memikat. Sinematografinya terasa halus dan memberikan nada biru dan kuning yang bersahaja, namun juga terkadang memperlihatkan warna yang sedikit suram. 

Suasana teater France-za pun digambarkan sangat hidup, apa adanya, dan cukup mampu menawarkan atmosfer klasik tahun 1970an. Selain itu, nuansa retro di era 70an juga terasa kental karena film ini banyak memberikan latar belakang musik dengan genre swing jazz. Lalu, ada penambahan momen tap dance yang dilakukan oleh Take serta Fukami

Kualitas visual film ini pun harus diakui terlihat sangat cemerlang dan skor musik yang disajikan pada momen-momen tertentu membuat aspek melodramatisnya teresap dengan baik. Asakusa Kid bisa dikatakan menjadi film biopik yang sangat elegan dari sosok legendaris Takeshi Kitano. Film ini berjalan hangat, terkesan lugu, dan jalan ceritanya sangat menarik perhatian.

Film yang Penuh Kehangatan

Review Asakusa Kid_Film yang Penuh Kehangatan_

Layaknya film-film inspiratif asal Jepang, film ini tetap mengedepankan pesan moral tentang kerja keras dan semangat pantang menyerah dalam menggapai mimpi apapun. Take, sang karakter utamanya, memperlihatkan hal tersebut di seluruh jalan cerita film.

Masa-masa keluar dari France-za adalah momen tersulitnya. Ia juga melakukan Manzai bersama Kiyoshi dan harus menerima respon yang sangat buruk dari penonton.

Lewat usahanya yang gigih dengan dukungan moral dari sang guru, ia bersama Kiyoshi pun mampu menjadi sukses. Take pada akhirnya berhasil membuktikan janjinya kepada Fukami bahwa ia bisa menjadi seorang entertainer sejati.

Walaupun film ini berakhir miris untuk perjalanan hidup Fukami, namun sang guru memendam perasaan bangga luar biasa kepada Take. Momen-momen kebersamaan keduanya dari awal pertemuan hingga ia meninggal berjalan sangat penuh kasih sayang.

Secara keseluruhan, Asakusa Kid adalah film yang bagus dengan konsep cerita biopik yang menyentuh dan juga sangat berkesan. Film ini tampil sangat hangat serta melankolis. Asakusa Kid rasanya sangat layak menjadi film yang harus ditonton pada paruh awal tahun 2022 ini. Selamat menonton!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram