showpoiler-logo

Sinopsis & Review Arrival, Alien dari Sudut Pandang Berbeda

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Arrival
4
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Di suatu hari yang tanpa pemberitahuan apa-apa, langit Montana kedatangan sebuah benda asing yang sangat besar. Montana adalah satu dari 12 tempat lainnya di seluruh dunia yang mengalami hal tersebut. Bingung menyikapi hal ini sekaligus khawatir, sebuah tim pun dibentuk. Louise yang berprofesi sebagai ahli bahasa kemudian ditunjuk sebagai penerjemah bahasa alien.

Arrival tidak menceritakan invasi yang dilakukan para alien untuk menguasai Bumi. Film ini mengambil sudut pandang lain; bahasa yang mereka gunakan dan bagaimana manusia serta alien dapat berkomunikasi menggunakan simbol-simbol. Penasaran seperti apa film ini berjalan? Anda harus menontonnya langsung tapi sebelum itu mari simak sinopsis dan ulasannya lebih dulu berikut ini!

Sinopsis

Louise Banks harus kehilangan anak perempuannya yang baru berusia 12 tahun akibat penyakit kanker. Cerita berlanjut saat Louise yang merupakan ahli bahasa melihat benda aneh berada di atas langit Montana. Dia tidak mengetahui apa pun sampai tiba di kelas, Louise diberi tahu bahwa benda itu datang dari luar angkasa. Benda tersebut baru mendarat sekitar 40 menit lalu di Montana dan rupanya mendarat juga di 12 negara lainnya.

Alarm kampus dibunyikan dan para mahasiswa dipulangkan termasuk Louise karena keadaan yang cukup mencekam. Dari dalam radio Louise mendengar bahwa para ahli juga tidak mengetahui apa pun mengenai objek misterius tersebut; datang dari mana dan untuk apa ia datang. Mereka khawatir jika benda-benda aneh tersebut bisa membahayakan penduduk Bumi.

Sampai di rumah, Louise terus memantau berita yang menyiarkan benda tersebut. Pagi hari Louise mengetahui bahwa di beberapa negara telah terjadi unjuk rasa besar-besaran. Sesampainya di kelas untuk mengajar dia pun tidak mendapati satu orang mahasiswa pun. Keadaan mulai berlangsung menegangkan karena perbatasan ditutup dan penerbangan dihentikan.

Pemerintah akhirnya menetapkan keadaan darurat dan mengirim sekitar 5.000 pasukan ke Montana. Louise kemudian kedatangan seorang kolonel bernama G.T. Weber (Forest Whitaker). Weber mendatanginya untuk menawarkan sebuah pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, yaitu menerjemahkan bahasa dari makhluk yang menghuni benda aneh tersebut.

Sebelumnya Louise berhasil menjalankan tugas menerjemahkan bahasa Persia untuk para intelijen Amerika, gara-gara kemampuan itulah Louise dipercaya melakukan tugas ini. Weber lalu memberikan tepatnya memperdengarkan rekaman suara dari makhluk asing tersebut kepada Louise. Suaranya tampak terdengar seperti monster, bergetar, mengaum tapi tidak jelas. Weber melanjutkan perkataannya bahwa jumlah makhluk asing yang menghuni benda aneh itu diperkirakan ada dua.

Louise kemudian menjelaskan bahwa akan sangat sulit menerjemahkan bahasa hanya dari suara. Dia harus bertemu langsung dengan makhluk tersebut. Weber tidak menyanggupi permintaannya. Louise lantas menitip pesan untuk Danvers melalui Weber untuk menerjemahkan kata ‘perang’ dalam bahasa Sansekerta. Louise berjaga-jaga barangkali bahasa tersebut terhubung dengan bahasa tersebut.

Malam harinya Louise terbangun saat Weber datang dan menyetujui permintaannya siang tadi untuk bertemu makhluk asing tersebut. Louise lalu berangkat ke Montana menggunakan helikopter. Di dalam sana rupanya sudah ada Ian Donnelly (Jeremy Renner) yang merupakan seorang ahli fisika. Ian bernasib sama dengan Louise; direkrut untuk memecahkan misteri benda aneh itu.

Tujuan tim adalah untuk mengetahui apa keinginan mereka, berasal dari mana dan bagaimana cara mereka sampai ke Bumi? Tiba di Montana mereka melihat kapal alien tersebut untuk pertama kalinya. Id begitu besar, berbentuk lonjong dan terlihat membuat Louise bingung sekaligus takjub. Louise dan Ian lantas langsung dibawa ke barak dan bertemu dengan Kapten Marks (Mark O’Brien).

Selanjutnya Louise dan Ian dimintai sample darah untuk dites. Setelah itu mereka diajak ke ruang kendali dan bertemu dengan Agen Halpern (Michael Stuhlbard). Terlihat para petinggi negara-negara di dunia tengah berdiskusi untuk mencari jalan keluar dari kejadian ini.

Sementara itu Ian menjelaskan bahwa benda asing yang tersebar di banyak negara tersebut punya tekanan atmosfer atau gravitasi yang berbeda. Oleh karena itu butuh waktu berjam-jam untuk menyeimbangkan oksigen dan tekanan. Hal ini dikhawatirkan bisa menyebabkan manusia mati lemas.

Cerita berlanjut saat Louise ditunjuk sebagai kepala untuk menerjemahkan bahasa dari makhluk asing tersebut. Mereka pun bersiap mengenakan pakaian pelindung lengkap guna menghindari paparan radiasi yang bisa saja berbahaya. Louise diberi penjelasan bahwa mereka hanya bisa melihat tapi tidak bisa menyentuh makhluk asing itu.

Rombongan pun berangkat dan Louise sudah berjarak sangat dekat dengan benda asing berukuran super besar tersebut. Louise bersama tim lalu masuk ke dalam benda tersebut melalui sebuah lubang berbentuk kotak berupa lorong panjang yang terletak di bagian bawah. Perkataan Ian mengenai gravitasi terbukti benar. Mereka bahkan bisa berjalan di dinding benda aneh tersebut.

Tim lalu berjalan kaki di atas dinding-dinding itu dan bersiap menuju ujung lorong yang terlihat bercahaya. Mereka akhirnya sampai di ujung lorong dalam keadaan berjalan terbalik dan mendapati kaca pembatas berukuran besar. Dari sana Louise dan tim mendengar suara gemuruh yang aneh dari balik tembok kaca tersebut. Tak lama, Louise segera melakukan tugasnya.

Setelah berhasil mendapatkan suara rekaman, mereka kembali ke markas dan Louise mulai menelitinya. Di sisi lain, kericuhan mulai terjadi di Amerika karena penduduk mendengar kabar keberadaan makhluk asing di Bumi. Louise yang mulai fokus sebenarnya merasa ketakutan tapi dia ingin memecahkan dan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dia pun membawa sebuah papan tulis untuk mencoba berkomunikasi.

Pada percobaan kedua, Louise membawa papan tersebut ke dalam kapal alien. Di sana dia bertemu dengan makhluk ajaib berkaki tujuh yang mengerikan. Simbol yang Louise kirimkan membuat mereka bereaksi. Louise juga berani membuka peralatan APD yang dia kenakan dan mengenalkan diri pada alien yang menurut Ian dikenal dengan jenis Heptapod. Lalu apa yang terjadi sebenarnya? Bisakah Louise menerjemahkan bahasa alien? Untuk apa mereka datang ke Bumi?

Film Fiksi Ilmiah dengan Penjabaran Realistis

Fokus utama film ini adalah karakter Louise yang diminta untuk berkomunikasi dengan makhluk luar angkasa. Permintaan yang disampaikan karakter Weber sebenarnya agak tidak masuk akal, karena jika Louise bisa menerjemahkan bahasa Persia, bukan berarti dia bisa menerjemahkan bahasa alien. Namun, cerita dalam film ini kembali terasa realistis ketika Louise tidak lantas merasa pintar dengan memperlihatkan metode-metode rumit yang tidak jarang terasa mengada-ada.

Wanita ini memosisikan dirinya sebagai seorang ahli yang memiliki keterbatasan pemahaman, apalagi menyangkut kehidupan makhluk luar angkasa dan bahasa mereka. Namun, dengan kecerdikannya, sesuatu yang bisa diperoleh dari pengalaman dan mengamati, dia  terpikir menggunakan metode yang sangat sederhana, yaitu sebuah papan tulis untuk berkomunikasi, setidaknya agar mendapat umpan balik dari alien di sana. Scene ketika Louise memperlihatkan sebuah papan tulis bertuliskan ‘human’ pun jadi salah satu yang memorable dalam film ini.

Dalam film juga disebutkan bahwa komponen kimia pembuatan pesawat alien tersebut tidak terdeteksi. Padahal bisa saja pesawat diceritakan terbuat dari bahan rumit dan belum pernah didengar sebelumnya agar terasa lebih bisa meyakinkan para penonton, tapi Arrival memilih untuk menyuguhkan sesuatu yang nyata; pemahaman manusia yang terbatas.

Saat akhirnya mereka bisa berkomunikasi, simbol gambar dipilih sebagai medianya. Ini pun sesuatu yang realistis karena tidak mungkin juga manusia bisa berkomunikasi menggunakan bahasa verbal dengan alien. Waktu lama yang dibutuhkan Louise dan tim untuk menerjemahkan simbol berupa bulatan-bulatan semakin menambah kesan nyata dalam film ini.

Baca juga: Film Bertema Alien Terbaik yang Wajib untuk Ditonton!

Ketidaktahuan dan Prasangka Jadi Penghancur

Arrival (2016) cukup berbeda dibandingkan dengan film tentang alien lainnya. Selama ini kita disuguhi cerita-cerita tentang invasi yang dilakukan para alien dengan maksud menguasai Bumi. Di sini, Anda tidak menemukan itu, melainkan akan ditarik secara emosi karena para alien yang diberi nama Abbott dan Costello tidak mengancam keberadaan umat manusia. Mereka hanya ingin menawarkan senjata.

Tawaran tersebut diartikan lain oleh para petinggi di film ini. Ketidaktahuan yang disertai prasangka, menggiring mereka untuk berpikir bahwa alien tersebut berbahaya. Kerusuhan yang terjadi di banyak negara, apalagi setelah foto alien tersebar semakin menguatkan hal tersebut. Manusia kadang tidak tahu apa-apa, tetapi malah mendulukan prasangka yang berakibat pada kehancuran diri sendiri.

Anda bisa melihatnya melalui scene ketika Amerika memasang bom pada pesawat alien tersebut. Didului China yang sudah mendeklarasikan perang terhadap alien, beberapa negara lain turut dalam agenda tersebut. Padahal, sejauh ini, terhitung sudah lebih dari satu bulan, tidak ada ancaman berarti yang diberikan oleh alien tersebut.

Film Alien yang Emosional

Dalam salah satu scene Anda akan melihat Louise mulai terkoneksi dengan mereka. Louise menjadi satu-satunya orang yang bisa bertemu langsung dengan alien tersebut tanpa batasan kaca sebelumnya. Visual efek dimainkan saat tiba-tiba Louise berubah tua beberapa tahun dari usianya sekarang. Louise juga jadi mahir berkomunikasi dengan mereka dan mendapat informasi terkait masa depan.

Louise melihat bagaimana kehidupannya nanti, terutama saat bersama sang putri yang bernama Hannah. Louise juga diberi tahu oleh alien mengenai keadaan Bumi di masa depan dan mereka membutuhkan manusia saat itu terjadi. Oleh karena itu mereka menawarkan ‘senjata’ yang nantinya bisa digunakan untuk membantu. Senjata yang dimaksud adalah bahasa alien itu sendiri.

Bagian ini menjadi cukup emosional karena alien yang selama ini digambarkan punya agenda jahat, justru meminta bantuan manusia. Belum lagi ketika Louise melihat keadaannya di masa depan saat dirinya memiliki putri dan mengajarkan bahasa Heptapod pada mahasiswanya.

Selain itu, sebuah teori yang diungkapkan Ian, Sapir-Whorf hypotesis, mengatakan bahwa kemampuan berpikir manusia bisa dipengaruhi oleh bahasa. Maka dari itu ketika Louise tenggelam meneliti bahasa-bahasa alien, kemampuan berpikirnya menyamai mereka; yang memiliki persepsi waktu berbeda.

Manusia hidup berjalan maju, tapi bagi alien tidak. Itulah mengapa kata yang mereka gunakan berupa bulatan-bulatan yang menandakan bahwa bagi mereka waktu itu  adalah berputar, tidak berawal dan tidak berakhir.

Saat Louise berhasil ‘masuk’ ke persepsi mereka soal waktu, dia bisa melihat masa depan dan mengetahui bahwa anaknya akan meninggal. Namun, Louise yang sudah mengetahui itu, tidak punya keinginan untuk melakukan sesuatu yang bisa mengubah takdir. Dia menerimanya. Pada bagian ini Anda akan merasa emosional karena betapa keputusan Louise adalah sesuatu yang paling berani sebab sudah bersedia menerima takdirnya sendiri.

Bagi para penggemar teori perjalanan waktu, Arrival bukan sekadar film alien biasa, ia juga menguji kecepatan berpikir, terutama mengenai kejadian di masa depan dan yang sedang terjadi sekarang. Penasaran dan ingin ikut menafsirkan teori-teori pada film ini? Saksikan Arrival segera!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram