bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Apostle, Selamatkan Adik dari Sekte Sesat

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Apostle
3.7
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Mengetahui adik perempuannya, Jennifer, diculik sekte sesat, Thomas yang baru kembali dari Peking harus melakukan perjalanan lagi, harus menantang maut lagi. Dia melakukan hal berisiko dan berbahaya itu karena saat dia merasa Tuhan meninggalkannya, Jennifer tidak. Kasih sayang Thomas pada sang adik begitu besar hingga dia tak peduli nyawanya sendiri.

Thomas harus berhadapan dengan sekte, tiga orang lelaki paruh baya yang salah satunya mengaku sebagai nabi. Dia juga harus berhadapan dengan Dewi Pulau; sosok penunggu pulau yang diagungkan ketiganya. Lantas bisakah Thomas membawa pulang adiknya? Apostle (2018) bisa kamu tonton di Netflix saat ini juga, tapi tak ada salahnya mengintip cerita melalui sinopsis dan ulasan di bawah ini. setuju?

Sinopsis

Film dibuka dengan suara seorang perempuan yang terdengar membacakan sebuah surat untuk ayahnya tercinta. Dia berdo’a semoga sang ayah tak diliputi kekhawatiran sejak dirinya diculik. Perempuan tersebut menulis surat berharap ayahnya akan mengakhiri penderitaannya di pulau yang terpencil dan celaka itu. Menurut penculiknya, jika dia ingin selamat, sang ayah harus pergi ke pulau celaka seorang diri untuk menebus kebebasan putrinya.

Jika ada penegak hukum yang mewakilinya, hal buruk dapat terjadi. Dalam surat tertulis pula bahwa perempuan itu sangat lelah dan takut Tuhan tak mendengar lagi do’a-do’anya. Walau begitu dia tetap berdo’a, berharap diselamatkan oleh ayahnya. Perempuan dalam surat tersebut bernama Jennifer (Elen Rhys).

Film berlanjut memperlihatkan seorang lelaki yang tampak lusuh dengan tatapan mata penuh emosi. Dia adalah Thomas Richardson (Dan Stevens), kakak laki-laki Jennifer yang semula diduga sudah tewas.  Thomas kembali membaca surat yang dikirim adiknya bersama seorang pria paruh baya yang menjelaskan kondisi buruk sang ayah.

Ayah mereka dalam keadaan hilang arah dan hancur. Dia tak menyadari kehadiran Thomas. Dia juga tak tahu Jennifer diculik. Lelaki paruh baya itu menjelaskan bahwa keburukan yang terjadi adalah antara Thomas dan ayahnya bukan dengan Jennifer. Dia melanjutkan bahwa kehadiran Thomas sangat dibutuhkan sang ayah, lebih dari sebelumnya.

Thomas berencana pergi menyelamatkan Jennifer. Lelaki paruh baya tersebut mengatakan bahwa kedatangan Thomas pasti tidak akan mereka duga sehingga dia bisa bersembunyi atau menyamar di antara para jemaatnya. Namun, jangan bayar tebusan apa pun yang penculik itu minta sampai Thomas melihat Jennifer dalam keadaan hidup.

Para penculik tersebut adalah orang-orang yang menghujat Tuhan, sebuah kepercayaan yang lebih mirip dengan penyakit, maka dari itu Thomas harus berhati-hati. Perjalanan pun mulai ditempuhnya hingga Thomas sampai di sebuah tempat terpencil dan sepi, hanya terlihat beberapa orang di sana. Dia lalu menaikkan barang-barangnya ke sebuah kapal berukuran sedang.

Sebelum menaiki kapal, penumpang hanya boleh membawa pakaian dan benda pusaka, selain itu barang-barang lain akan dibakar. Sebelum menaiki kapal, Thomas curiga karena undangan yang dipegangnya memiliki tanda merah, tidak seperti penumpang lain. Diam-diam dia lalu menukar undangannya dengan milik seorang penumpang lain yang tampak sibuk.

Thomas dapat naik kapal dengan mudah, begitu pun penumpang yang dia tukar undangannya tadi. Namun, koper milik penumpang itu diberi tanda silang oleh petugas kapal. Kapal pun mulai melaju, menerjang badai yang cukup besar. Di dalam kapal seorang jemaat wanita menyapa dan mengatakan bahwa dia merasa belum pernah melihat Thomas di pertemuan do’a-do’a sebelumnya,  

Perjalanan Thomas rupanya masih sangat jauh. Setelah menaiki kapal, dia dan beberapa jemaat lain harus menggunakan perahu sampan sebelum berjalan cukup jauh di antara bukti-bukit batu yang berumput. Thomas melewati pemeriksaan terakhir dengan lancar, tapi tidak dengan penumpang yang dia tukar tiketnya tadi. Lelaki itu tampak dihadang oleh beberapa orang. Entah apa yang terjadi selanjutnya.

Setelah perjalanan jauh, Thomas akhirnya sampai ke Erisden. Sambil terus berjalan dia tampak dihampiri seorang pemuda. Di jalan itu pula dia disenyumi seorang gadis cantik yang diketahui bernama Ffion (Kristine Froseth). Jemaat atau warga yang baru datang langsung diminta untuk berbaris. Mereka diperiksa satu-satu secara teliti mulai dari mata, rambut sampai mulut.

Selanjutnya para jemaat didata. Mereka diminta menyebutkan nama, keahlian, sumbangan yang akan diberikan dan catatan kriminal. Jemaat pertama bernama Elaine, seorang wanita berusia 38 tahun yang berprofesi sebagai penjahit dan bersedia memberi pengabdian secara abadi, serta setiap tetes darah rela dia berikan pada Sang Ratu.

Tiba giliran Thomas mendapat pemeriksaan. Semua bagus dan lelaki itu tak menemukan halangan berarti. Kini Thomas sudah ada di dalam kamar yang memang telah disiapkan. Di samping tempat tidur terdapat sebuah kitab ajaran mereka berisi ayat suci menurut Nabi Malcolm, Bapak Erisden.

Acara ritual pertama dimulai tapi Thomas tampaknya terlambat. Selain dia ada juga seorang wanita yang terlihat telat dan bergegas menuju tempat acara. Sebelum melangkahkan kaki, dia melihat segerombol lelaki membopong seseorang dalam posisi tertelungkup. Orang itu ternyata adalah pemilik tiket yang dia tukar di awal keberangkatan.

Sesampainya di sebuah bangunan yang mirip gereja, seorang lelaki memulai khotbahnya. Secara menggebu dia menceritakan pengalamannya dibelenggu, dituduh radikal dan konspirator hingga harus menerima vonis mati. Menurutnya, kesalahan yang dia lakukan adalah semata berani memimpikan sebuah dunia yang hanya berisi kesetaraan.

Dia lalu bercerita, mengenang masa lalu mengapa sampai ada di pulau tersebut. Rupanya lelaki itu dibuang dari kapal bersama dua lainnya. Saat berhasil selamat sampai daratan, dia merasakan sebuah pengalaman spiritual. Terdengar suara yang syahdu yaitu suara dewi pulau yang menyelamatkan mereka dari kematian.

Dewi itulah yang menurutnya meminta dia jadi penyambung lidah; seorang perantara sang dewi pulau untuk berbicara pada yang lain. Lantas akankah keberadaan Thomas tetap aman sampai akhir? Bisakah dia membawa Jennifer pulang dalam keadaan selamat?

Mantan Misionaris Selamatkan Adik dari Sekte Sesat

Disutradarai oleh Gareth Evans, yang lebih dulu sukses dengan The Raid (2011), Apostle (2018) dibuat dengan jalan cerita yang jauh berbeda. Ia sebuah film tentang sekte sesat bentukan tiga orang korban pelarian yang merasa diselamatkan oleh Dewi Hutan. Konflik utama film ini dimulai ketika adik Thomas bernama Jennifer diculik oleh mereka dengan tujuan uang.

Mereka butuh uang karena persediaan makanan semakin menipis sebab sang Dewi Pulau seolah tak mau lagi memberikan kekayaan berupa hasil panen yang melimpah. Sekembalinya dari Peking setelah selamat dari peristiwa maut yang hampir merenggut nyawanya, mantan Misionaris tersebut kembali berhadapan dengan kematian karena harus menyelamatkan sang adik.

Baca juga: Sinopsis & Review The Conjuring, Kutukan Sekte Sesat

Kepercayaan Dewi Pulau dan Darah Persembahan

Alur penceritaan film Apostle (2018) digambarkan cukup detail. Ketegangan sudah coba diselipkan sejak awal film, misalnya pada scene ketika koper seorang jemaat diberi tanda silang. Di sini, kamu akan sekaligus bertanya dan penasaran mengenai kejadian mengerikan apa yang akan menimpanya.

Diceritakan sebagai tamu undangan “spesial”, kedatangan Thomas tentu harus diberi tanda. Pada bagian ini, sutradara Gareth Evans memperlihatkan kejeliannya. Sementara itu ketegangan bercampur kengerian mulai lebih banyak ditampilkan saat film masuk ke bagian pertengahan. Salah satunya ketika tanpa sengaja Thomas harus bersembunyi di lorong bawah tanah berisi darah dan bangkai hewan.

Thomas yang dalam keadaan terjepit harus melarikan diri dalam posisi sulit karena dia dikejar sosok wanita tua yang haus darah. Adegan berdarah-darah pada film ini terhitung vulgar dan brutal. Kamu dibawa ikut merasakan kengerian luar biasa saat menyaksikan Jeremy dihukum secara tidak manusiawi.

Siapkan mental untuk melihat luka bolong di kepala akibat dibor, ditambah detail helai-helai rambut, kulit dan darah yang menempel pada alatnya. Sinematografi yang sangat detail seperti itu tersaji hampir di sepanjang film; baik untuk memperlihatkan kesadisan mereka mempersembahkan darah untuk Dewi Pulau atau lanskap alam tempat sekte ini berada.

Subkonflik Memberi Kejutan

Pencitraan lokasi tempat sekte sesat yang sangat terpencil ditampilkan secara mengagumkan melalui setting dan sinematografinya. Pemandangan ketika Thomas menaiki perahu yang terakhir untuk sampai ke Erisden, juga ketika dia berjalan di atas bukit batu yang seolah melayang di awan, menyengarkan mata sekaligus memberi sensasi mengerikan.

Sepanjang 2 jam 10 menit film ini berlangsung, terdapat pula subkonflik menegangkan yang justru mengubah haluan cerita secara keseluruhan. Karakter yang di awal film tidak tampak punya peran besar, akan memberimu kejutan di pertengahan menuju akhir. Ketegangan dalam Apostle (2018) juga tak lepas dari musik dan scoring yang ternyata dipegang oleh dua anak bangsa lho! Mereka adalah Fajar Yuskemal dan Aria Prayogi.

Untuk film dengan ulasan beragam dari situs aggregator Rotten Tomatoes dan Metacritic dengan rating yang tidak begitu besar, Apostle (2018) cukup asyik dan menegangkan untuk ditonton walau tentu saja ada beberapa hal yang terasa kurang pas. Pertama, plot pada bagian ketika menceritakan keberadaan Dewi Pulau, lumayan nanggung. Kedua, para jemaat lain yang ada di sana terasa sekali hanya sebagai pelengkap.

Selain itu tak banyak ritual atau ibadah yang ditampilkan sehingga kesakralan sekte tidak begitu terasa dalam film ini, kecuali adegan-adegan persembahan penuh darah yang hanya bikin ngeri. Namun, jika kamu masih penasaran dengan keseluruhan jalan ceritanya, Apostle (2018) bisa disaksikan di Netflix. Tertarik?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram