bacaterus web banner retina

Review dan Sinopsis Film Anime The Garden of Words

Ditulis oleh Yanyan Andryan
The Garden of Words
3.7
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

The Garden of Words atau dalam bahasa Jepang Kotonoha no Niwa merupakan sebuah film anime yang ditulis, disutradarai dan diedit oleh Makoto Shinkai, yang pernah membuat film anime terkenal seperti 5 Centimeters per Second, Kimi no Na wa, dan Weathering with You. Film The Garden of Words sendiri dianimasikan oleh studio CoMix Wave Films, dan didistribusikan oleh Perusahaan Toho.

Film ini tayang secara perdana di di Gold Coast Film Festival di Australia pada 28 April 2013 dan dirilis secara umum pada 31 Mei 2013 di Jepang. The Garden of Words memenangkan Penghargaan Film Teater Kobe tahun 2013, dan juga meraih penghargaan di Festival Film Internasional Fantasia, serta Festival Film Animasi Stuttgart.

 Sinopsis

Sinopsis

Takao Akizuki adalah seorang siswa SMA berusia 15 tahun yang mempunyai mimpi menjadi pembuat sepatu. Pada awal musim hujan di Tokyo, Takao bolos sekolah pada kelas pertamanya, dan pergi ke sebuah taman di Shinjuku untuk menggambar sketsa sepatu.

Di tempat tersebut, ia bertemu dengan Yukari Yukino, seorang wanita dewasa berusia 27 tahun yang membolos kerja. Di taman tersebut, Yukari nampak sedang santai sembari menikmati sebotol kaleng bir, dan sepotong cokelat.

Keduanya kemudian terus bertemu satu sama lain di taman yang sama di pagi hari di saat hujan. Yukari dan Takao lalu mulai mengobrol, namun masih belum saling memperkenalkan namanya masing-masing.

Yukari kemudian mengatakan kepada Takao bahwa ia sangat tertarik pada keterampilannya dalam membuat sketsa sepatu. Karena hal itu, Takao pun berencana membuatkannya sepasang sepatu sesuai dengan ukuran kaki Yukari.

Tapi di sisi lain, musim hujan telah berakhir, dan Takao juga mulai berhenti mengunjungi taman, dan fokus pada pekerjaan paruh waktunya. Selepas liburan musim panas berakhir, Takao kembali ke sekolah, dan tidak sengaja melihat Yukari, yang sedang berjalan di lorong.

Yukari ternyata adalah seorang guru sastra di sekolahnya, yang menjadi bahan perundungan oleh murid-muridnya. Yukari selama ini memilih bolos dari pekerjaannya, dan menyendiri di taman itu, berharap bahwa ia bisa mengatasi rasa ketakutan dalam dirinya.

Akan tetapi, Yukari pun akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya, dan meninggalkan sekolah. Takao lalu pergi ke taman, dan menemukan Yukari, yang juga sedang berada di sana. Cuaca lalu menjadi gelap, dan mendung. Hujan besar dan badai kemudian turun, serta membasahi tubuh mereka.

Yukari lalu mengajak Takao ke apartemennya untuk mengeringkan bajunya yang basah. Mereka lalu menghabiskan waktu bersama-sama di sore itu dengan makan berdua sambil mengobrol. Takao secara tiba-tiba mengungkapkan perasaan sukanya kepada Yukari.

Namun, Yukari mengingatkan kepadanya bahwa ia adalah seorang guru, dan sebentar lagi pun dirinya bakal kembali ke kota asalnya di Shikoku.

Dengan jawaban seperti itu, Takao pun langsung pamit pulang. Karena menyadari kesalahannya, Yukari mengejarnya, dan menemukannya di tangga. Takao, yang masih kesal, lalu mencabut perkataan suka kepadanya, dan mengatakan kepadanya kenapa begitu tertutup, dan tidak mau membuka dirinya.

Yukari selanjutnya memeluk Takao, dan mengungkapkan jika kebersamaan dengannya di taman telah menyelamatkan dirinya dari rasa ketakutan.

Perspektif Kisah Romansa yang Unik

Perspektif Kisah Romansa yang Unik

The Garden of Words adalah salah satu karya dari Makoto Shinkai yang mempunyai premis cinta yang unik, dan dikembangkan lewat citarasa yang mempesona. Meski mengusung tema drama romansa, film ini tidaklah terlalu monoton dalam jalan penceritaannya.

Justru, sepanjang durasi film ini, yang cukup pendek sekitar 45 menit, The Garden of Words mampu memikat kita untuk terus melihat kehidupan dari Takao serta Yukari. Film ini juga rasanya selalu menghadirkan beberapa dialog yang disusun lewat metafora yang kompleks.

Semuanya disajikan sangat mendalam mulai dari percakapan tentang aspek kehidupan seperti hubungan manusia, pertumbuhan menuju kedewasaan, hingga cara penemuan jati diri di usia yang berbeda diantara Takao dan Yukari.

The Garden of Words juga memiliki perspektif yang unik dalam menggambarkan hubungan antara Takao dan Yukino. Semuanya dimulai dari pertemuan mereka di taman, dan perkembangan romantis keduanya terlihat klasik, namun begitu berkesan.

Seorang pria, dan seorang wanita hidup penuh masalah, mereka bertemu di situasi yang tepat, mereka berbicara, hingga mereka jatuh cinta. Pada awalnya, itu terasa seperti hubungan biasa saja, tapi menjadi jauh lebih menarik karena perbedaan usia mereka yang cukup jauh.

Dari beberapa percakapan dan narasi singkatnya, film ini juga memberikan gambaran tentang kehidupan masing-masing karakter, dan pada akhirnya memperlihatkan bagaimana hubungan mereka bisa berubah secara drastis ketika keduanya saling membuka diri.

Sederhana Namun Elegan

Sederhana Namun Elegan

Selain menonjolkan perkembangan romansa dari menit awal hingga akhir, film ini juga menyuguhkan momen-momen sederhana diantara Takao dan Yukino. Kesederhanaan itu tidak hanya terlihat pada mereka, tapi disajikan juga melalui narasi ceritanya, dengan visual gambar yang mampu menyampaikan citarasa filmnya secara emosional sehingga penonton bisa memahami situasinya.

Seperti semua karya film garapan Makoto Shinkai, Comix Wave selalu menangani visual animasinya dengan cara yang sangat indah, dan elegan. Latar belakang dan seni lingkungan, pewarnaan, animasi, semuanya benar-benar menakjubkan. CGI pun berhasil diterapkan saat memfasilitasi bagian hujan agar sepanjang film terlihat realistis.

Setiap karakter juga digambar cukup detail, meyakinkan, dan dibuat sungguh istimewa. Makoto Shinkai, dan Comix Wave selalu memberikan potensi terbaiknya dalam menggambarkan visual animasi lingkungan yang memanjakan mata, khususnya Taman Nasional Shinjuku Gyoen yang menjadi lokasi penting dalam jalan cerita film The Garden of Words ini.

Selain itu, ciri khas dari Shinkai lainnya adalah, ia bersama timnya mampu memberikan tambahan latar belakang musik maupun soundtrack yang pas untuk membuat film-film nya semakin berkesan.

Dalam The Garden of Words, dentingan piano yang sendu menjadi pengiring yang cocok di keseluruhan film ini, apalagi ditambah dengan Lagu soundtrack 'Rain,' yang dinyanyikan oleh Motohiro Hata menjadi penutup cerita untuk film yang spesial.

Salah Satu Karya Brilian dari Makoto Shinkai

Salah Satu Karya Brilian dari Makoto Shinkai

Makoto Shinkai adalah sutradara yang brilian, dan sangat kreatif. Karya animasinya terlihat sempurna, indah, dan menyenangkan. Ia cukup baik menawarkan aspek tersebut untuk memanjakan mata para penontonnya. Shinkai mampu menggunakan warna-warna cerah, dan dengan sekejap juga dirinya bisa mengubah seluruh atmosfer dari keadaan yang mempesona menjadi sesuatu yang bersifat sepi, hingga hampir membuat depresi.

Meskipun hanya berdurasi 46 menit, kita secara langsung bisa memahami kepribadian mereka, dan juga keadaan emosional masing-masing karakter dalam waktu yang sangat singkat. Film ini berhasil menyampaikan kepada kita tentang perasaan 'kesepian' yang mereka berdua miliki. Plotnya bagus, sangat berkesan, dan rasanya tidak banyak film anime yang membahas tentang kisah cinta perbedaan usia, khususnya antara siswa laki-laki, dan guru perempuan.

Plot dalam The Garden of Words diceritakan dengan cara yang elegan karena tidak bertele-tele dalam penyajiannya. Film ini memiliki kemampuan untuk mendorong rasa emosi, dan haru kepada para penontonnya tanpa banyak melodrama.

Satu kekurangan untuk The Garden of Words rasanya terletak pada durasinya filmnya yang sangat pendek, dan ending yang sedikit menggantung antara Takao dan Yukino. Tapi, secara keseluruhan, film ini terasa memuaskan, dan membuktikan jika Makota Shinkai adalah salah satu maestro Jepang dalam pembuatan film anime.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram