bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review American Sniper, Kisah Penembak Jitu

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
American Sniper
3.6
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Chris Kyle adalah anggota Navy SEAL yang memiliki kehandalan dalam menembak. Keakuratannya membidik target menjadikannya seorang legenda yang menjadi incaran lawannya di medan perang.

Mengikuti empat kali masa tugas, dia berusaha menjaga keutuhan rumah tangganya meski berat baginya mengatasi beban psikologis efek dari trauma yang berdampak dalam hidupnya setelah pensiun.

American Sniper adalah film drama biografi berlatar belakang Perang Irak karya Clint Eastwood yang dirilis oleh Warner Bros. Pictures pada 16 Januari 2015. Berdasarkan memoir karya Chris Kyle sendiri yang dibantu penulisannya oleh Scott McEwan dan Jim DeFelice, film ini termasuk sebagai salah satu film biografi terbaik, juga film perang terbaik.

Berjalan seimbang antara kualitas dan nilai komersil, film ini masuk sebagai nominasi Oscar di enam kategori dan juga menjadi film blockbuster dengan penghasilan sebesar $350 juta.

Bagi Clint Eastwood, film ini adalah karyanya yang paling sukses sejauh ini. Simak artikel berikut yang akan mencoba mengulas lebih dalam dari film yang syutingnya dilakukan di Maroko ini.

Sinopsis

American Sniper (Copy)

Chris Kyle yang tumbuh besar di Texas diajari oleh ayahnya menembak dan berburu rusa. Beranjak dewasa, Chris menjadi seorang koboi rodeo yang diselingkuhi oleh kekasihnya.

Ketika sedang menonton televisi bersama adiknya, Chris melihat berita pengeboman kantor kedutaan besar Amerika Serikat di Afrika yang membuatnya hatinya tergerak dan segera mendaftarkan diri ke militer.

Chris menjalani pelatihan berat di pasukan Navy SEAL dan berhasil menjadi penembak jitu di pasukan elit tersebut. Chris bertemu Taya di bar, saling jatuh cinta dan menikah.

Di hari pernikahannya, setelah peristiwa 9/11, Chris dan timnya dikirim ke Irak. Tugas pertamanya adalah mengawal pasukan marinir dimana dia membunuh seorang anak kecil dan wanita yang hendak melemparkan granat ke tank.

Dari misi ke misi, aksinya sebagai sniper semakin terlihat dengan banyaknya korban yang telah dibunuhnya hingga dia digelari “Sang Legenda”. Saat ditugaskan menangkap pimpinan Al-Qaeda, Abu Musab al-Zarqawi, Chris dan timnya mendapat informasi tentang keberadaan “Sang Penjagal” yang merupakan tangan kanan Al-Zarqawi.

Tapi, misi ini gagal dengan dibunuhnya anggota keluarga yang memberikan informasi itu oleh Sang Penjagal dimana Chris dan timnya terdesak oleh tembakan dari sniper musuh yang bernama Mustafa, seorang juara Olimpiade dari Suriah.

Chris kembali ke Amerika dan menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Pergulatan jiwa dalam dirinya membuatnya kembali ke Irak untuk masa tugas kedua. Chris diangkat sebagai Chief Petty Officer yang memimpin misi untuk memburu Sang Penjagal.

Setelah mendapat informasi keberadaan targetnya dari intelijen, Chris dan timnya memantau lokasi dari rumah yang ada di seberangnya yang ternyata dimiliki oleh salah satu dari simpatisan Al-Qaeda. Terjadi baku-tembak dimana Chris berhasil meledakkan mobil yang dikendarai Sang Penjagal dan menewaskannya.

Kembali ke Amerika, Chris menyaksikan kelahiran anak keduanya, tapi pikirannya selalu tertuju ke medan perang yang membuatnya kembali ke Irak untuk masa tugas ketiga. Chris kini menjadi salah satu target Al-Qaeda. Misi Chris kini adalah memburu Mustafa yang justru membuat satu rekannya terluka parah dan satu lagi tewas.

Kembali ke Amerika lagi untuk menghadiri pemakaman rekannya, Chris segera kembali ke Irak demi menuntaskan dendamnya kepada Mustafa, meski sudah dilarang oleh Taya.

Dalam sebuah misi, Chris melihat keberadaan Mustafa yang menembak salah satu tentara Amerika. Meski jaraknya sangat jauh, Chris yakin bahwa itu adalah Mustafa dan dia mampu untuk menembaknya.

Apakah Chris kali ini berhasil menuntaskan dendamnya kepada Mustafa? Dan apakah Chris juga mengalami gangguan psikologis seperti rekan-rekannya? Bagaimana hubungannya dengan keluarganya? Semua pertanyaan ini akan terjawab dengan menonton filmnya hingga selesai.

Pengarahan Penuh Magis Clint Eastwood

American Sniper [2014] (Copy)

Bisa dibilang, film American Sniper ini penuh keajaiban yang mendapat pengaruh besarnya dari daya magis sang sutradara, Clint Eastwood. Bagaimana tidak, Clint Eastwood menerima proyek ini dari Steven Spielberg, yang tadinya akan mengarahkan film ini, sesaat setelah menyelesaikan film musikalnya, Jersey Boys (2014).

Bahkan saat film itu dirilis di bulan Juni 2014, Clint Eastwood masih melakukan syuting film berdurasi 2 jam 13 menit ini di Seal Beach, California. Persiapan produksi dilakukan dengan cepat hingga semua berjalan sangat efektif.

Membuka film dengan adegan yang menegangkan, cerita kembali terlebih dahulu ke masa lalu Chris Kyle sejak kecil hingga nanti sampai ke adegan pembuka tadi.

Clint Eastwood dengan apiknya membangun cerita dengan sabar dan telaten sehingga semua detail yang diperlukan untuk menumpuk dan mengaduk emosi di adegan klimaks ditampilkan dengan sangat baik.

Pikiran kita dibuat berkecamuk ketika Chris sekali lagi berada pada situasi seperti adegan pembuka, yaitu menjadikan anak kecil yang membawa senjata sebagai targetnya.

Jika dalam adegan pertama Chris menembaknya karena terpaksa, di adegan kedua kita dibuat menahan napas lebih lama dahulu sebelum akhirnya bisa bernapas lega setelah anak kecil itu melepaskan senjatanya.

Kekerasan dalam perang juga ditampilkan dengan sangat baik dan realistis, dengan pergerakan dan strategi militer yang akurat, baku-tembak yang tidak terkesan berlebihan dan beberapa kejahatan perang yang dilakukan oleh pihak musuh, menghiasi sebagian besar adegan dalam film dengan sinematografi yang apik ini, terutama saat menampilkan adegan baku-tembak dari udara.

Totalitas Akting Bradley Cooper

Totalitas Akting Bradley Cooper_

Saat proyek ini mulai diumumkan oleh Warner Bros. Pictures pada bulan Mei 2012, Bradley Cooper menjadi pilihan utama yang disetujui oleh Chris Kyle sendiri.

Cooper dan Kyle beberapa kali saling berbincang saat proses pra-produksi berlangsung. Setelah wafatnya Chris Kyle pada bulan Februari 2013, pengerjaan film ini semakin digencarkan, bahkan nyaris disutradarai oleh Steven Spielberg.

Clint Eastwood kemudian dipercaya untuk menyutradarai film ini atas saran dari Spielberg dan proses casting mulai dijalankan dan syuting dimulai pada bulan Maret 2014. Setelah menyelesaikan syuting film Aloha (2015), yang justru dirilis empat bulan setelah film ini tayang, Bradley Cooper langsung membentuk badannya supaya sesuai dengan fisik Chris Kyle.

Dengan bantuan seorang instruktur fisik, Cooper berhasil menaikkan berat badan sebanyak 18 kilogram dan menumbuhkan brewok yang lebat.

Menurut rekan satu tim Chris Kyle, mereka sampai terpana dengan kemiripan fisik Bradley Cooper dengan mantan rekannya itu. Selain itu, Cooper juga dilatih oleh instruktur militer dalam menggunakan senjata dan pergerakan dalam pertempuran.

Jadi sangat wajar apabila semua usaha Bradley Cooper itu membuatnya masuk nominasi Oscar di kategori Best Actor. Kedekatannya dengan Clint Eastwood selama proses syuting, dimanfaatkan olehnya untuk menimba ilmu mengarahkan film yang kemudian dibuktikannya lewat film perdananya sebagai sutradara, A Star Is Born (2018).

Kisah Tragis Sang Legenda

Kisah Tragis Sang Legenda_

Chris Kyle hingga kini masih tercatat sebagai penembak jitu paling mematikan dengan jumlah korban terkonfirmasi sebanyak 160 jiwa. Setelah menjalani empat masa tugas di Irak, dia kembali ke Amerika untuk menata rumah tangga bersama istri dan kedua anaknya yang sempat terbengkalai.

Ada beberapa fakta yang kurang akurat di dalam film, antara lain usia Chris Kyle saat mendaftarkan diri ke militer adalah 25 tahun, sedangkan di dalam film diceritakan dia sudah berusia 30 tahun. Lalu adegan dimana Chris menembak mati anak kecil, pada kenyataannya penyerangan itu hanya dilakukan oleh seorang wanita saja.

Untuk menanggulangi PTSD (post-traumatic stress disorder) sebagai efek trauma peperangan, Kyle membantu sesama veteran melaluinya dengan menemani mereka beraktivitas.

Tragisnya, kegiatan ini justru mengantarkan dirinya pada kematian dengan tewas ditembak oleh salah satu veteran tersebut. Sang penembak dibebaskan karena dianggap memiliki gangguan jiwa.

Naskah awal film ini dibuat ketika Kyle masih hidup, dan setelah kematiannya, naskah ditulis ulang untuk bagian akhir yang ditutup dengan berita tewasnya Sang Legenda.

Atas permintaan keluarga Kyle, adegan penembakan mematikan itu tidak ditampilkan di dalam film, meski sudah diselesaikan adegannya, dan diganti dengan sebaris kalimat yang mengabarkan tentang peristiwa tersebut.

Mungkin agak sedikit berbeda dengan ending film biografi lain yang menutup filmnya dengan kesuksesan sang tokoh, American Sniper memilih cooling down setelah adegan klimaks keberhasilan misi terakhir Kyle. Kita dibawa untuk memahami proses penyembuhan psikologis Kyle dan usahanya dalam mempererat tali keluarga.

Ditutup dengan berita peristiwa tragis kematian Chris Kyle, film American Sniper menampilkan credit title dalam nuansa berkabung dengan beberapa foto dan video proses pemakamannya. Saking sedihnya, tidak ada iringan musik hingga credit title-nya usai. Ending yang sangat tidak biasa bagi produksi Hollywood.

Di bawah pengarahan yang apik dan detail, meski ada kekonyolan di satu adegan yang menggunakan boneka bayi untuk digendong oleh Chris dan Taya, Bradley Cooper berhasil menampilkan performa akting terbaiknya di film American Sniper ini.

Ketegangan pertempuran dan sisi drama tentang dampak psikologis pasca perang, dipaparkan dengan sangat baik dan membuat kita betah menontonnya hingga usai.

Tidak akan terasa dua jam lebih kita menyimaknya, film ini meraih Oscar di kategori Best Sound Editing dan termasuk salah satu film terbaik dan terlaris di tahun 2014. Rasanya kita akan sangat rugi jika belum menonton film yang diberikan cap certified fresh dari Rotten Tomatoes ini. Film ini wajib tonton, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram