showpoiler-logo

Sinopsis & Review American Psycho, Perspektif Pekerja Kerah Putih

Ditulis oleh Aditya Putra
American Psycho
4
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Bagi sebagian yang bekerja kantoran, mendapat promosi ke jabatan yang lebih tinggi merupakan sebuah target yang harus dicapai. Semakin tinggi jabatan, maka penghasilan pun akan semakin besar. Ketika penghasilan besar, hidup diperkirakan akan berjalan dengan lebih mudah serta banyak hal yang bisa dibeli.

Mempunyai tempat tinggal mewah serta kendaraan mahal merupakan bayangan yang terlintas tentang orang yang sudah mempunyai jabatan. Tapi apakah di antara mereka ada yang mempunyai tindakan yang nggak biasa? Di film American Psycho, Patrick Bateman merupakan kaum kerah putih yang punya perspektif nyentrik. Kalau penasaran, intip dulu sinopsis dan review filmnya, yuk!

Sinopsis

  • Tahun Rilis: 2000
  • Genre: Horror, Dark Comedy
  • Produksi: Edward R. Pressman Productions, Muse Productions
  • Sutradara: Mary Harron
  • Pemain: Christian Bale, Willem Dafoe, Jared Leto, Josh Lucas, Reese Witherspoon, Chloe Sevigny

Patrick Bateman adalah seorang banker yang bekerja di perbankan investasi. Di usianya ke-27, dia sudah memiliki semua yang diharapkan oleh manusia. Pekerjaan yang stabil, penghasilan yang besar, apartemen yang mewah dan pasangan yang cantik merupakan rentetan hal yang sudah dicapainya dalam usia yang relatif muda.

Hanya saja, dia nggak menyukai rekan-rekannya sesama pekerja kalangan atas. Pada saat rapat, Bateman dan rekan-rekannya memamerkan kartu nama mereka satu per satu.

Semakin unik desain kartu, semakin bangga mereka. Bateman terganggu karena merasa kartu nama milik rekannya, Paul Allen lebih bagus darinya. Dia pun melampiaskan kemarahannya dengan menghabisi seorang tunawisma dan anjingnya.

Pada saat pesta malam Natal, Bateman mencoba mengajak Allen untuk makan malam. Allen malah salah mengira Bateman sebagai Halbestram, rekan kerjanya yang lain. Kedengkian Bateman atas sosok Allen bertambah ketika Allen bisa mereservasi tempat di restoran mewah bernama Dorsia. Setelah pergi minum-minum, Bateman membujuk Allen untuk datang ke apartemennya.

Allen yang sudah mabuk, hanya bisa duduk sambil melihat-lihat apartemen Bateman. Bateman memutar musik kemudian menjelaskan sisi artistik dari lagu yang diputarnya.

Dia kemudian pergi ke kamar mandi, menggunakan jas hujan kemudian mengambil sebuah kapak. Sambil terus membicarakan musik, Bateman bergerak ke belakang Allen kemudian mengayunkan kapaknya berkali-kali sampai Allen tewas.

Bateman kemudian membuang mayat Allen dan pergi ke apartemen Allen. Agar enggak ada orang yang curiga kalau Allen sudah tewas, Bateman merekam suaranya ke mesin penjawab dengan berpura-pura sebagai Allen. Bateman mengatakan bahwa Allen sedang pergi ke London untuk kepentingan bisnis.

Di kantor, Bateman ditemui oleh seorang detektif swasta bernama Donald Kimball. Kimball sedang mengumpulkan informasi tentang Allen yang dinyatakan hilang. Dia pun menanyai Bateman. Bateman menyatakan bahwa dia enggak kenal dekat dengan Allen dan hanya pernah sekali makan malam dengannya.

Bateman menyewa jasa dua PSK dan memperkenalkan dirinya sebagai Paul Allen. Kedua PSK itu dinamainya Christie dan Sabrina. Sebelum bercinta, Allen menjelaskan tentang kesukaannya pada album band Genesis. Selesai bercinta, Bateman menghajar dua PSK sampai mereka terluka. Barulah Bateman membayar mereka dan mempersilakan mereka pergi.

Kondisi kejiwaan Bateman semakin berbahaya. Dia nyaris mencekik rekan kerjanya, Luis karena memperlihatkan kartu nama yang mirip dengan Allen. Begitu juga dengan nasib sekretarisnya, Jean yang diundang ke apartemennya untuk minum-minum. Bateman nyaris menembak Jean dengan pistol paku sebelum mendengar pesan Evelyn di mesin penjawab.

Kimball mengajak Bateman bertemu sambil makan siang. Dia mengatakan bahwa Bateman sudah dalam pengawasan lagi dalam kasus hilangnya Allen. Dia menambahkan kalau salah satu rekan Bateman memberi keterangan bahwa baru-baru ini melihat Allen di London. Bateman merasa lega sekaligus bingung terhadap dirinya sendiri. Apa yang sebenarnya dilakukan Bateman?

Penampilan Memukau Christian Bale

Sekilas melihat Bateman, maka kita akan mengira bahwa dia orang kalangan atas biasa. Yang mencolok adalah bagaimana caranya merawat badan, menggunakan produk kecantikan sampai menggunakan setelan jas mahal.

Ketika berkumpul, dia akan berbicara tentang moral, keadilan, anti-rasisme, sampai perdamaian. Hubungannya dengan Evelyn pun hanyalah formalitas untuk membuat seakan-akan hidupnya sempurna.

Yang nggak Bateman perlihatkan pada orang-orang adalah seorang narsistik, sosok yang gila, dan menganggap kekerasan adalah hal biasa. Bahkan di catatan meja kerjanya, dia menggambar berbagai hal mengerikan yang mungkin dia lakukan pada orang lain.

Saking dengkinya pada Paul Allen, dia melakukan berbagai tindakan jahat dengan memperkenalkan diri sebagai Allen. Christian Bale yang memerankan karakter Bateman benar-benar bermain sempurna.

Di satu sisi, dia bisa menjadi seorang kalangan atas yang likeable ketika bersosialisasi dengan orang lain, tapi di sisi lain dia seperti nggak punya rasa kemanusiaan. Untuk film ini, Bale harus rela memperbesar badannya sehingga benar-benar berotot.

Dark Comedy yang Terlampau Gelap

American Psycho dibuat berdasarkan novel berjudul sama karya Bret Easton Ellis. Filmnya sendiri berhasil menunjukkan bagaimana kehidupan kelas atas yang kompetitif. Mereka membuat reservasi di restoran mahal, memesan menu-menu yang nggak biasa, dan membicarakan topik hangat dunia. Dengan uang yang banyak, mereka bisa mendapatkan narkoba dan menggunakannya di mana saja.

Film American Psycho seperti dibuat untuk mengolok-olok orang-orang kalangan atas. Mereka digambarkan sebagai orang yang seperti tahu segalanya padahal kehidupan mereka dangkal. Kedangkalan kalangan atas dijadikan sebagai bahan komedi. Film ini banyak bicara soal hedonisme, dan kultur sosial kalangan atas yang kompetitif.

Saking kompetitifnya persaingan di kalangan atas, Bateman sebagai peran utama enggak bisa menahan perasaannya ketika merasa tersaingi. Dia nggak senang dengan Allen yang punya kartu nama lebih bagus serta keberhasilan Allen reservasi di Dorsia. Sebagai pelampiasan atas rasa dengkinya, dia akan melakukan kekerasan.

Dari segi cerita, film karya sutradara Mary Harron ini terbilang cukup gelap dengan banyak adegan kekerasan. Secara sinematografi, pengambilan adegan ini cukup memuaskan terutama ketika adegan-adegan yang menampilkan kekerasan. Kamera akan bergerak mengikuti Bateman yang mengendap-endap untuk menghajar korbannya.

Twist yang Brilian

Bagi yang mengira American Psycho hanya berisi adegan kekerasan, maka harus bersiap-siap terkejut. Pasalnya, film ini menyajikan twist di ending yang nggak disangka-sangka.

Twist itu akan membuat kita sebagai penonton berpikir ulang tentang sosok Bateman yang diperlihatkan dari awal hingga akhir film. Durasi selama 101 menit nggak akan terasa lama mengingat kita ingin menonton ulang untuk mencoba menginterpretasikan twist-nya.

Mary Haron yang berlaku sebagai sutradara seperti sengaja membiarkan ending menggantung untuk membuat pemikiran penonton menjadi liar. Nggak ada penjelasan lebih lanjut dari akhir cerita yang dipilihnya.

Nggak mengherankan kalau saking ikoniknya, film ini dianggap sebagai cult film dengan penggemar yang masih suka mendiskusikan ending-nya.

American Psycho bukanlah film yang menjadi selera banyak orang. Banyaknya adegan telanjang dan kekerasan menjadi alasan utamanya. Bagi yang menyukai dark comedy dan adegan berdarah-darah, luangkan waktumu untuk film ini! Buktikan sendiri apakah film ini cukup ikonik untukmu? Kamu bisa memberi tahu pembaca di kolom komentar, teman-teman!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram