bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Alpha, Bertahan Hidup di Alam Prasejarah

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Alpha
3.4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Dalam perburuan bison gunung, Keda terjatuh ke jurang dan dianggap sudah tewas. Setelah ditinggalkan sukunya dengan upacara kematian, ternyata Keda bangun dari pingsannya dengan banyak luka dan salah satu kakinya patah.

Dia kemudian bersahabat dengan seekor serigala yang pernah menyerangnya. Keda harus mencari jalan demi berjumpa dengan sukunya lagi.

Alpha adalah film petualangan di zaman prasejarah arahan Albert Hughes yang dirilis oleh Sony Pictures pada 17 Agustus 2018. Mengusung kisah fiktif dengan latar waktu zaman prasejarah, sudah mengundang rasa penasaran akan tampilan visual yang akan disuguhkan.

Merupakan film solo pertama Albert Hughes sebagai sutradara, tanpa saudara kembarnya Allen, banyak yang penasaran dengan apa yang akan disuguhkan olehnya dalam film ini. Apa kalian juga ikut penasaran? Simak terlebih dahulu review berikut sebelum menontonnya!

Sinopsis

review film alpha_sinopsis_

Eropa di penghujung zaman Paleolitikum, 20.000 tahun yang lalu, sebuah suku kecil mempersiapkan ekspedisi perburuan untuk bekal menghadapi musim dingin. Tau, kepala suku, mengizinkan putranya, Keda, untuk ikut dalam ekspedisi.

Meski Rho, istri Tau, masih belum yakin putranya siap untuk turut serta, Tau berhasil meyakinkan Rho bahwa Keda sudah siap.

Mereka menangkap seekor babi hutan dan Tau meminta Keda untuk membunuhnya, namun dia ragu-ragu. Suatu malam, saat mereka sedang membuat api unggun, seekor singa gua (Panthera Spelaea) yang besar tiba-tiba menyerang dan membawa Kappa, rekan Keda, untuk menjadi mangsanya.

Setelah melakukan upacara kematian dan membuat cairn (tugu dari tumpukan batu), mereka melanjutkan ekspedisi. Mereka kemudian bertemu sekawanan bison yang coba mereka giring menuju tebing.

Keda yang kebingungan dan kurang sigap, terdesak hingga ikut jatuh dari tebing. Sempat berpegangan di salah satu batu, namun akhirnya dia pun terjatuh ke sebuah langkan yang sulit diraih.

Tau yang mencoba turun dihalangi oleh pemburu lainnya yang melihat kondisi Keda sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Dalam kesedihan, Tau menggelar upacara kematian lagi untuk putranya sebelum mereka melanjutkan pemburuan.

Keda terbangun karena dipatuk oleh burung bangkai yang mengira dia sudah menjadi mayat. Dia kemudian mencari cara untuk bisa menuruni tebing yang tinggi itu. Hujan deras mendadak membasahi daerah itu dan membuat jurang di bawah banjir. Keda terjun ke dalam air tersebut.

Setelah menepi dan mengobati kakinya yang patah, Keda berjalan menuju puncak tebing dan melihat cairn untuknya. Dia sadar bahwa sukunya sudah pergi dan dia harus mencari jalan pulang sendiri.

Keda diserang oleh sekawanan serigala ganas, namun bisa selamat dengan naik ke atas pohon. Salah satu serigala terluka dan ditinggalkan sendiri.

Merasa kasihan, Keda membawanya ke sebuah gua dan mengobati lukanya. Dia kemudian memberinya minum dan makan. Untuk menunjukkan bahwa dia yang berkuasa, Keda memakan makanannya terlebih dahulu baru dibagikan kepada serigala itu.

Setelah merasa kondisi tubuhnya mulai membaik, Keda hendak melanjutkan perjalanan kembali ke sukunya dan meninggalkan serigala itu di sana. Namun, serigala itu justru terus mengikutinya.

Akhirnya Keda membawanya serta dan hubungan pertemanan pun mulai terjalin. Keda menamai serigala itu Alpha dan mereka berburu bersama.

Suatu malam, mereka bertemu lagi dengan sekawanan serigala. Alpha maju menyambut sehingga Keda aman dari niat jahat mereka. Alpha kemudian bergabung dengan kawanannya dan Keda melanjutkan perjalanan sendirian.

Musim dingin sudah datang. Di sebuah danau beku, Keda melihat kawanan serigala yang sedang memakan bangkai. Melihat Alpha, Keda berusaha menghampiri, namun justru terjatuh ke dalam rekahan es yang pecah.

Alpha datang dan menolong Keda. Mereka kemudian bersatu lagi dan Alpha pun kembali menemani Keda dalam perjalanannya.

Banyak rintangan dan bahaya yang mereka temui. Mereka menemukan mayat pria yang mati membeku di luar tendanya. Mereka mengambil panah dari dalam tenda.

Mereka juga bertemu sekawanan hyena hingga terdesak di dalam gua yang justru membuat mereka bertarung dengan seekor singa gunung. Keda membunuh singa itu dengan panah, namun Alpha terluka parah.

Sama-sama terluka parah, Keda juga mengalami pendarahan dalam, Keda menggendong Alpha dalam sisa perjalanan. Berhasilkah mereka sampai di tujuan? Atau harus menerima nasib di tengah kerasnya alam purbakala? Saksikan terus perjuangan mereka berdua hingga akhir dan kalian akan menemukan jawaban atas pertanyaan tadi.

Petualangan Seru Berskala Epik

review alpha (2018)_Petualangan Seru Berskala Epik_

Alpha mungkin memiliki alur cerita yang klise, yaitu kisah petualangan bertahan hidup di alam bebas. Ditambah lagi dengan kisah pertemanan antara manusia dan hewan peliharaannya.

Hal yang menarik dan berbeda dari film ini adalah latar waktunya terjadi di zaman prasejarah, yang tentunya akan membuat langkah dua karakter utama ini tidak semakin mudah.

Keda dan Alpha melalui banyak rintangan dari kerasnya alam bebas di zaman tersebut dan semua ditampilkan dengan sangat apik secara visual. Mulai dari berbagai hewan buas yang tampil dengan penggambaran yang menyeramkan, salah satunya singa gua yang menyerang para pemburu.

Meski kehadiran pertamanya singkat saja, tapi berhasil membuat jantung kita berdebar kencang. Apalagi dia berhasil membawa korban.

Adegan ini masih terasa mencekam meski sudah dilewati oleh beberapa adegan lain, hingga kemudian Keda bertemu lagi dengan singa ini di wilayahnya. Sehingga adegan pertarungan antara mereka berdua melawan singa itu terasa klimaksnya.

Adegan saat Keda tenggelam di danau beku juga sangat mendebarkan. Meski kita yakin Keda sudah pasti akan selamat, tapi proses untuk menyelamatkan dirinya sangat memacu adrenalin. Adegan ini sangat spektakuler, sehingga jika kita tonton ulang, adegan ini tetap mendebarkan.

Memiliki Nilai Autentik yang Tinggi

review film alpha_Memiliki Nilai Autentik yang Tinggi_

Hughes Brothers, termasuk Albert, dikenal dengan kedetailannya dalam membuat film. Di film Alpha ini, Albert ingin menggambarkan kehidupan manusia prasejarah secara autentik, salah satunya adalah penggunaan bahasa yang diucapkan oleh para karakternya.

Mengingat tidak ada yang tahu bahasa yang digunakan pada masa itu, tidak mengurangi antusiasme Albert dalam membesut film ini. Dia kemudian mengajak seorang profesor antropologi dari University of British Columbia untuk menciptakan bahasa baru.

Christine Schreyer, sang profesor antropologi, mengambil inspirasi dari berbagai bahasa kuno yang pernah dia pelajari. Beberapa di antaranya adalah Proto-Nostratic, Proto-Eurasiatic, dan Proto-Dene-Caucasian yang merupakan bahasa kuno yang pernah dipakai di kawasan Eropa hingga Asia kini.

Bahkan jika diperhatikan, saat sampai di kediaman sukunya, Keda memanggil Tau dengan sebutan “Ayah”. Bahasa Melayu memang merupakan turunan dari Proto-Eurasiatic, sehingga sangat wajar apabila kata ini digunakan oleh mereka.

Namun, bahasa baru yang digunakan khusus di film ini cukup aneh dalam pengucapannya, terutama ketika diterjemahkan ke bahasa Inggris yang muncul sebagai subtitle setiap kali mereka bicara.

Beberapa kali kita mendengar ucapan mereka yang cukup panjang, namun pada subtitle hanya diartikan menjadi beberapa kata saja.

Cukup membingungkan. Tapi ini bukanlah masalah karena kita menonton film ini bukan untuk mempelajari bahasa yang digunakan. Tetap, hasil kerja Schreyer dan Hughes dalam mengolah bahasa ini patut di apresiasi tinggi.

Akting Memukau Kodi Smit-McPhee dan Serigalanya

alpha (2018)_Akting Memukau Kodi Smit-McPhee dan Serigalanya_

Alpha memiliki alur cerita yang terfokus pada dua karakter utamanya, Keda dan Alpha. Biasanya film dengan jenis cerita seperti ini diperankan oleh aktor atau aktris senior. Sehingga kehadiran mereka dalam setiap adegannya bisa membawa kita tertarik dalam pusaran masalah dalam ceritanya.

Apalagi film ini tidak memiliki banyak dialog, sehingga murni mengandalkan ekspresi dan gestur aktornya. Beberapa aktor yang sudah pernah bermain dalam film seperti ini antara lain Robert Redford di All Is Lost (2013) dan Leonardo DiCaprio di The Revenant (2015).

Keputusan Albert Hughes memiliki Kodi Smit-McPhee yang masih berusia 20 tahun pada saat itu sangatlah tepat.

Meski masih muda, namun Kodi memiliki pengalaman akting yang sudah cukup panjang, sejak dia berusia 10 tahun. Dan talenta aktingnya terbukti di film ini, di mana dia berhasil membawa kita hanyut dalam petualangan Keda menemukan jalan kembali.

Selain Kodi Smit-McPhee yang berakting dengan apik di film ini, seekor anjing serigala hibrida bernama Chuck juga mampu tampil dalam akting yang prima. Dia adalah peranakan anjing yang dinamakan Czechoslovakian wolf-dog yang beraksi di film ini dengan bantuan seorang pelatih dan polesan CGI.

Kita bisa melihat ekspresi wajahnya dengan jelas, saat dia sakit, merasa kasihan, cemas dan berani dalam bertarung. Kombinasinya dengan Kodi Smit-McPhee sangat padu dan meyakinkan seolah mereka memang sahabat sejati dalam kehidupan nyata.

Menyajikan Visual yang Indah

review film alpha_Menyajikan Visual yang Indah_

Kualitas akting dan keautentikan film ini dilengkapi dengan keindahan sinematografi yang dikerjakan oleh Martin Gschlacht. Penggambaran alam di masa prasejarah sangat memanjakan mata. Seluruh pengambilan gambar memang dikerjakan di alam bebas kawasan Alberta dan Vancouver, Kanada.

Salah satu lokasi utamanya adalah Dinosaur Provincial Park yang memang memiliki nuansa prasejarah yang kental. Panorama alamnya tersaji dengan luas, seolah tak berujung. Kita dibuat merasa sendirian di tengah alam bebas yang sangat luas tanpa ada manusia lain di sekitarnya.

Selain itu, penempatan cahaya matahari dan bulan dibesut dengan sangat apik. Sering kali kita melihat Keda dan Alpha berjalan dengan latar belakang matahari yang membuat mereka tampak seperti siluet. Keindahan alam ini dibantu oleh polesan efek visual yang membuat musim dingin terasa sangat membeku dan mencekam.

Alpha digarap dengan indah dan didukung oleh performa akting apik dari dua pemeran utamanya. Petualangan yang mereka lalui juga seru dan mendebarkan, dengan segala rintangan dari kebuasan alam bebas yang terus mendominasi sepanjang durasi 1 jam 36 menit film ini.

Jalan ceritanya pun cukup memikat, meski awalnya terkesan klise. Pada intinya, Alpha menceritakan perubahan sikap dua karakter utamanya dari pengalaman yang mereka lalui.

Keda yang pemalu dan diragukan kesiapannya sebagai seorang pemburu, membuktikan kemampuannya bertahan hidup di alam bebas kepada sukunya. Begitu juga dengan Alpha yang awalnya hewan liar yang buas menjadi sahabat setia Keda yang jinak hingga rela terluka parah karenanya.

Bagi kalian yang suka dengan film petualangan, maka Alpha adalah film yang wajib ditonton. Kita akan dibuat takjub dengan kisah persahabatan antara manusia dan serigala serta keindahan panorama alam di zaman prasejarah yang disajikan di dalamnya.

Sekarang sudah tersedia di Netflix, jadi tidak ada alasan untuk melewatkan film ini begitu saja. Selamat menonton, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram