bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Adrift (2018), Hidup Mati di Atas Laut

Ditulis oleh Gerryaldo
Adrift
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sebenarnya film berjudul Adrift ini sudah banyak sekali di pasar film. Selain judulnya sama, kisahnya pun beberapa sama juga; yakni berusaha untuk bertahan hidup di laut karena kecelakaan di kapal yang membuat para penyintas tidak bisa kemana-mana. Meski demikian, walaupun sudah banyak film serupa berjudul sama, premis tersebut digemari.

Buktinya adalah film Adrift yang akan kita bahas kali ini. Film ini rilis di tahun 2018 silam karya sutradara Baltasar Kormákur yang sebelumnya mengeluarkan beberapa judul film seperti 2 Guns, Everest sampai film Beast yang tayang tahun ini. Plotnya adalah sepasang kekasih yang berlayar menggunakan yacht mewah namun tersapu ombak.

Sinopsis

Adrift (2018)_Poster (Copy)

Tami Oldham (Shailene Woodley) merupakan seorang nomaden. Ia hidup berpindah-pindah dari dermaga satu ke dermaga lainnya untuk menyambung hidup dengan bekerja di beberapa kapal yang membutuhkan jasanya. Sampai satu waktu saat di Tahiti, ia bertemu dengan seorang pelaut bernama Richard (Sam Claflin); mereka berkenalan lantas dekat.

Sampai di satu waktu mereka berdua berniat untuk berlayar bersama menggunakan kapal milik Richard untuk ke Jepang. Belum sempat melaksanakan petualangan, mereka bertemu dengan sepasang suami istri jutawan bernama Peter (Jeffrey Thomas) dan Christine Crompton (Elizabeth Hawthorne), pasangan itu memberikan penawaran untuk Richard.

Richard diminta untuk membawa yacht mewah jenis Trintella milik mereka untuk dibawa sampai ke San Diego, California dari Tahiti. Sebagai imbalan, mereka akan memberikan uang sebesar $ 10.000 dan tiket kembali ke Tahiti menggunakan penerbangan first-class. Richard jelas menerima tawaran tersebut dengan syarat Tami juga akan ikut dengannya.

Perjalanan melintasi samudera lepas pun dimulai. Yacht bernama Hazaña itu berlayar. Semua berjalan dengan baik. Hal mengejutkan pun diterima oleh Tami yang dilamar oleh Richard di atas kapal tersebut. Sebuah cincin buatan tangan yang indah disematkan di jari Tami. Tami senang bukan main dan menerima lamaran Richard.

Setelah beberapa hari di laut, Tami dan Richard menerima berita tentang badai topan yang mendekat, yakni Badai Raymond. Alih-alih memutar arah, Richard memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan ke San Diego. Benar saja, apa yang dikhawatirkan terjadi, badai Raymond menerjang dan dengan cepat menghadang kapal Hazaña.

Di Tengah badai tersebut Tami mencoba meminta bantuan melalui radio, namun nihil. Tidak ada respon badai. Tidak sampai disitu saja masalah yang dihadapi oleh mereka berdua, kini badai membuat kapal menjadi berubah arah dan masuk tepat ke mata badai. Tidak punya pilihan, mencegah kapal terbalik dan tenggelam, Richard dan Tami pun menurunkan layar. 

Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Petualangan Laut yang Paling Seru

Kapal terombang-ambing dengan keras membuat Tami hampir jatuh dari kapal. Khawatir sesuatu hal buruk terjadi pada tunangannya itu, Richard meminta Tami untuk pergi ke dek bawah sementara ia menjaga kapal untuk tetap stabil. Tak lama kemudian, gelombang besar menggulung kapal hingga terbalik. Tami terlempar dan Richard jatuh ke laut.

Saat sadar dari pingsannya, Tami yang terluka berusaha untuk naik ke dek atas untuk mencari Richard yang hilang. Tami histeris saat mengetahui Richard sudah hilang, ia merasa sedih karena ia kini seorang diri di tengah laut tanpa bantuan. Mesin kapal tak hidup begitupun radio. Disaat kesulitan itu, ia menemukan sebuah sekoci yang terapung.

Tami yakin kalau Richard terapung bersama sekoci kapal. Ia akhirnya berusaha mati-matian untuk membuat perahu bisa menuju ke arah Richard dengan mendirikan kembali tiang dan membentangkan layar kapal lagi. Setelah berhasil mengangkat Richard ke atas kapal, Tami segera membalut luka-luka Richard, ia mengalami patah tulang rusuk dan tulang kering.

Baca Juga: Sinopsis & Review Film Poseidon, Bencana di Kapal Mewah

Mereka terapung-apung tak jelas arah, beruntung Tami menemukan suplai makanan dan air yang meski sedikit tapi bisa membuat mereka berdua bertahan hidup, setidaknya sampai mereka menemukan daratan atau mendapatkan bantuan. Namun semakin lama, keadaan Richard semakin parah, infeksi mulai menggerogotinya. Tami mulai cemas.

Suatu malam, dia melihat sebuah kapal kargo besar menuju langsung ke arah kapal mereka. Melihat itu, Tami lantas menembakkan beberapa suar, tetapi kapal itu berlayar melewati mereka. Ia mulai berpikir apakah yang dilewatinya barusan hanyalah halusinasi saja? Keesokan paginya masalah kembali muncul, Richard mengalami demam tinggi.

Tami mulai putus asa, ia mulai memainkan gitar dan bernyanyi sendu yang mengingatkan Tami pada Richard, setelahnya ia mulai berbaring di samping Richard yang sudah semakin melemah. Tiba-tiba Richard berbicara sambil mengusap rambut Tami mengatakan bahwa ini saatnya Tami harus merelakan dirinya. Tami mengangguk sambil menangis.

Begitu bangun dari tidurnya, Richard sudah menghilang. Tami sadar bahwa Richard yang terluka di kapal bersamanya selama ini hanyalah halusinasi karena ia tidak terima kenyataan bahwa Richard hilang di laut. Pada hari ke-41, Tami akhirnya melihat daratan dan kapal penelitian Jepang di kejauhan.

Tami segera melepaskan peluru suar dan berhasil menarik perhatian kapal tersebut yang langsung menuju ke arah kapal Tami. Para petugas kapal lantas langsung memberikan makanan dan minuman sementara kapal Hazaña bersama dengan Tami yang tetap di dalamnya, ikut dibawa ke daratan. 

Setelah pulih, Tami kembali ke Tahiti dan lantas mendatangi perahu milik Richard dengan sejuta ceritanya yang pernah Richard sampaikan pada Tami. Ia menangis melihat fotonya dan Richard yang yang terpasang. Tami merasa kehilangan kekasih hatinya. Setelah merenung di kapal, ia pergi ke tepi pantai.

Ia membawa sebuah bunga kamboja dan memasukan cincin pertunangannya di kelopak. Lantas ia melepaskan bunga itu ke air. Cerita pun akhirnya berakhir dengan tayangan beberapa artikel mengenai Tami dan Richard, foto-foto mereka, dan informasi bahwa Richard benar-benar tidak pernah ditemukan kembali. 

Kisah Nyata

Adrift (2018)_Real Story (Copy)

Adalah Tami Ashcraft Oldham dan Richard Sharp, mereka berdua merupakan sepasang kekasih. Pada bulan September 1983, Tami yang berusia 23 tahun saat itu berlayar bersama Richard dengan skenario yang sama dengan yang ada di dalam film. Mereka berlayar dari Tahiti ke San Diego sejauh 4.000 mil. Namun badai Raymond membuat mereka tersesat.

Dalam pengakuannya pada Chicago Tribune di tahun 2003 silam, Tami mengatakan bahwa hal paling menyakitkan selama bencana itu terjadi adalah kehilangan Richard. Untuk mengenangnya, akhirnya Tami menceritakan semuanya dalam buku Red Sky in Mourning yang rilis di tahun 2002. 

Imajinasi Tami

Adrift (2018)_Tami (Copy)

Selama 41 hari terapung, Tami sebenarnya seorang diri. Rasa kehilangannya lah yang membuat Tami memproyeksikan sosok Richard masih ada bersamanya di atas kapal. Dalam pernyataannya di dunia nyata, Tami mengatakan bahwa sosok yang ia terus bayangkan itulah yang tetap membuatnya berusaha untuk hidup dan tidak menyerah.

Para penonton akan dibuat kaget karena kita sudah terlanjur dibawa ke dalam cerita perjuangan Tami dan Richard selama hampir setengah film tayang. Namun begitu mendekati bagian akhir film, kita baru sadar kalau semua itu adalah bayangan atau imajinasi dari Tami saja. Nice job Baltasar!

Chemistry yang Super Minim

Adrift (2018)_Chemistry (Copy)

Mungkin karena kita diberi sepotong-sepotong cerita dari kehidupan Tami dan Richard, kemistri dari keduanya terkesan minim atau sedikit sekali dalam film ini, padahal dalam kenyataannya, hubungan Tami dan Richard bounding sekali. Menit pertama, mereka bertemu, jalan bersama, makan malam, ke pantai terus tiba-tiba mereka sudah dalam badai.

Setelah itu kembali lagi dimana mereka masih di daratan dan memulai perjalanan mereka sampai sebelum badai, Richard melamar Tami, sehabis itu kembali lagi pada scene badai dan mereka berdua terluka. Ini membuat kita para penonton tidak bisa merasakan hubungan Tami dan Richard yang super erat.

Film berdurasi 96 menit cocok berhasil mengumpulkan keuntungan sebesar $ 59.9 juta dari seluruh penayangannya di bioskop-bioskop beberapa negara; selain itu, film Adrift ini juga sukses mendapat nilai B dari CinemaScore, sedangkan Bacaterus sendiri memberi nilai 3/5 untuk film yang diambil dari kisah nyata ini.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram