bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film A Walk on The Moon (1999)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
A Walk to the Moon
3.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Pearl melahirkan di usia 17 tahun. Sejak itu dia merasa kehilangan kebebasannya sebagai seorang wanita. Tugas domestik dan tanggung jawab mengurus dua anak dan suami menjadi beban yang membuatnya bosan. Tak ada rencana melarikan diri dari tugas-tugas itu sampai dia bertemu seorang penjual blouse yang menarik perhatiannya sejak awal.

Pearl membebaskan hasrat mudanya dengan berselingkuh. Dia tak memikirkan apa pun kecuali kesenangan yang selama ini seperti hilang di hidupnya. Dia menemukan Walker sebagai pengisi kekosongannya pasca menikah. Lantas, bagaimana dengan kehidupan rumah tangganya?

Sepenggal cerita barusan merupakan bagian dari film A Walk on The Moon (1999) yang dibintangi Diana Lane, Viggo Mortensen, dan Liev Schreiber. Penasaran dengan kisah mereka? Kamu boleh menyimaknya melalui sinopsis dan ulasan sebelum nonton langsung!

Sinopsis

a-walk-to-the-moon-1_

Pearl Kantrowitz (Diane Lane), suaminya, Marty Kantrowitz (Live Schreiber), ibu dan dua anak mereka, Allison yang beranjak remaja dan Danny mengikuti kamping musim panas yang diadakan para Jewish di Catskills, tepatnya di bungalows milik Dr. Fogler. Di sana Pearl cerewet dengan pilihan baju Allison yang terlalu terbuka.

Hal itu menyadarkannya bahwa mereka sudah punya putri yang beranjak remaja. Pearl hanya khawatir Allison berakhir seperti dirinya yang memiliki anak di usia muda. Sayang, Marty ternyata mendapat panggilan tugas sehingga harus pergi meninggalkan keluarganya di acara camp tersebut.

Hari itu para wanita di camp sibuk memilih pakaian yang dibawa seorang penjual bernama Walker Jerome (Viggo Mortensen). Cara Walker memperlakukan pembelinya dengan memberi diskon dan hadiah membuat Pearl tertarik.

Dia juga sangat mengerti blouse yang cocok untuk masing-masing pelanggan. Di tempat berbeda Allison juga terlihat mulai tertarik pada lawan jenis.

Bersama temannya Pearl berandai-andai jika dia jadi seseorang yang bebas; tidak memiliki anak di usia remaja, hidupnya pasti akan berbeda. Pearl kadang-kadang menginginkan hal itu di sela kebosanannya mengurus rumah tangga. Esoknya dia melihat Danny memakan permen pemberian Walker. Pearl keberatan dan menegurnya.

Lagi-lagi Walker sangat tahu memperlakukan wanita. Pria muda itu malah memberi Pearl blouse sebagai hadiah. Pearl lalu mencoba sebuah kaos yang dia pilih sendiri tapi dia tetap boleh mengembalikannya jika tidak suka. Pearl yang tampak tertarik mencari tahu jadwal kedatangan pria itu ke camp mereka, Walker pun memberinya nomor telepon.

Malam itu Marty yang sudah kembali ke camp berdansa dengan Pearl di sebuah pesta khusus peserta. Sampai di rumah Pearl ingin mencoba sesuatu yang baru dengan suaminya untuk merekatkan hubungan. Pagi hari Marty pergi untuk bekerja lagi.

Pearl yang baru pulang dari toko daging harus kehujanan di tengah jalan. Walker dan toko berjalannya kebetulan melintas dan memberi tumpangan. Meski awalnya menolak. Pearl mengiyakan tawaran tersebut. Cerita berlanjut saat Pearl dan ibu mertuanya, Lillian, begitu senang karena mengetahui Allison mendapat menstruasi pertamanya.

Bersama temannya Allison mencari pembalut. Tanpa sengaja dia bertemu anak lelaki yang sudah ditaksirnya beberapa waktu lalu yang diketahui bernama Ross Epstein (Joseph Perrino).

Allison minta izin pada ibunya untuk pergi bersama Ross menghadiri fun fair. Marty sendiri terlihat sangat sibuk karena semua orang ingin televisinya diperbaiki, sehingga tidak bisa pulang akhir minggu ini.

Pearl yang tampak gelisah ternyata memikirkan Walker. Dia pun menghubungi pria itu dan mengajaknya nonton peristiwa pendaratan manusia ke bulan untuk pertama kali di camp-nya. Bersama peserta camp lainnya, Pearl menyaksikan pesawat luar angkasa akhirnya mendarat di bulan.

Namun, sebelum Neil Amstrong akan melangkahkan kakinya untuk pertama kali di bulan, Pearl mengeluh pusing pada ibu mertuanya. Di tempat berbeda Allison menikmati waktu berduanya bersama Ross. Pemuda itu memberi Allison pengalaman ciuman pertama. Pearl sendiri terlihat menunggu Walker di pinggir jalan.

Walker tiba dan Pearl pun masuk ke dalam mobil besarnya. Walker tak perlu menunggu lama untuk menggoda Pearl, walau terlihat ragu, Pearl tak bisa lagi menahan hasratnya. Malam itu saat peserta camp lain bersorak menyaksikan pendaratan Neil Amstrong, Pearl dan Walker bercumbu penuh gairah.

Liliian yang menidurkan Danny tampak gelisah karena Pearl tidak ada di rumah. Pagi harinya Walker kembali datang menjual blouse-blouse-nya. Dia memberi Pearl sebuah kalung dan memakaikannya. Mereka kembali menikmati waktu berdua bagai muda-mudi dimabuk cinta dan Pearl terlihat melupakan statusnya sebagai seorang istri dan ibu.

Lillian secara mengejutkan mengetahui kalau Pearl tertarik dengan pemuda penjual blouse. Saat memastikan pada menantunya itu, Pearl malah bertanya apakah Lillian akan memberi tahu Marty mengenal perselingkuhannya; dia tidak menunjukkan ekspresi penyesalan.

Lillian lalu bercerita tentang mimpi-mimpi Marty yang harus dia lepaskan saat menikah. Dia lantas membuat Pearl terdiam ketika mengatakan bahwa Marty juga punya mimpi yang tidak sempat dia dapatkan, bukan hanya dirinya.

Pearl mendatangi Walker dan mengambil keputusan untuk tidak lagi berhubungan. Hari itu Marty datang mengejutkan Danny yang sedang asyik berenang dengan Pearl.

Marty mengajak istrinya bermesraan berdua di mobil tapi Pearl terlihat tidak baik-baik saja. Esok harinya Marty kembali pergi bekerja.

Setelah menjalani hari yang biasa, kecuali memergoki Allison berciuman dengan Ross, Pearl mendapat telepon dari Marty yang mengabarkan dirinya tak bisa pulang karena jalan raya ditutup oleh banyaknya hippies. Lantas, apakah Pearl akan mengulangi hubungannya dengan Walker?

Ibu Muda Rindukan Kebebasan

a-walk-to-the-moon-2_

Menikah dan punya anak di usia muda membuat Pearl kurang puas menikmati gejolaknya sebagai seseorang yang bebas. Kesibukan domestik dengan dua buah hati dan suami yang sibuk bekerja, adalah kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi.

Sampai akhirnya seorang pria tampan penjual blouse menarik perhatiannya dan dianggap sebagai jalan bagi Pearl untuk merasakan kebebasan yang hilang sejak dini.

Rilis tahun 1999, A Walk on the Moon (1999) menampilkan setting waktu tahun 1969. Menariknya alur cerita tentang perselingkuhan antara Pearl dan pemuda tampan bernama Walker yang disuguhkan film ini masih relevan di zaman sekarang.

Konflik batin antara seorang ibu muda yang rindukan kebebasan dan tanggung jawabnya, terasa begitu dekat dan nyata; kita serasa ditarik ke dalam ceritanya dan merasakan emosi-emosi di dalam sana tanpa perlu berimajinasi terlalu jauh.

Drama Rumah Tangga Libatkan Anak-anak

a-walk-to-the-moon-3_

A Walk on The Moon (1999) merupakan film drama dewasa yang berkisah soal naik-turun kehidupan pernikahan yang melibatkan anak-anak.

Diarahkan Tody Goldwyn, selama kurang lebih 1 jam 47 menit, kita bukan hanya melihat perselingkuhan Pearl dan Walker, melainkan kisah Allison, si anak baru gede yang mendapat pengalaman serba pertama, termasuk menstruasi pertama.

Seru sekali karena di tahun itu, diperlihatkan bahwa menstruasi pertama, disambut sukacita karena merupakan sebuah tanda bahwa seorang remaja, secara fisik, sudah siap memasuki kehidupan wanita dewasa.

Bukan hanya itu, karakter Alison di film ini sedikit banyak memperlihatkan dampak perselingkuhan kedua orangtua dan dampak kelahiran di usia remaja, terutama soal kesiapan mental yang belum stabil.

Selipkan Makna Kebebasan dan Tanggung Jawab

a-walk-to-the-moon-4_

Dilihat secara luas, A Walk on the Moon (1999) memberi makna dan pelajaran tentang kebebasan dan tanggung jawab seorang manusia yang punya keinginan. Konflik perselingkuhan yang ditampilkan di sini boleh dikatakan hanya menambah dramatisasi karena pesannya sendiri sudah sangat kuat.

Ada salah satu scene antara Lilliana dan Pearl yang menarik untuk direnungkan, yaitu ketika sang ibu mertua itu tahu menantunya berselingkuh.

Lilliana langsung bisa menebak bahwa tindakan Pearl adalah karena dia merasa kebebasannya direnggut yang seketika berganti jadi tanggung jawab. Dia lalu mengatakan bahwa seseorang yang berkorban melepaskan kebebasannya bukan hanya dia, melainkan juga Marty atau sang suami.

Kenyataannya, ketika kita sudah merasa berkorban untuk orang lain dan merasa berhak melukai, maka ketahuilah kalau kita bukan satu-satunya yang berusaha melepaskan kebebasan dan keinginan itu.

Bagaimanapun orang dewasa yang punya tanggung jawab sudah harus tahu pilihan mana yang benar; berlaku untuk apa saja, terutama menyangkut orang lain.

Dibungkus dengan sinematografi yang cantik serta setting tempat, busana dan ambience yang meyakinkan, film A Walk on The Moon (1999) salah satu film perselingkuhan yang tidak sekadar berisi adegan vulgar, tapi juga menampilkan parade emosi setiap karakternya. Bagaimana? Tertarik menonton film yang dibintangi Diana Lane ini?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram