bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review A Perfect Pairing, Cinta Pewaris Kaya

Ditulis oleh Yanyan Andryan
A Perfect Pairing
2.8
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

A perfect Pairing adalah film komedi romantis yang tayang di layanan streaming Netflix sejak tanggal 19 Mei 2022 kemarin.

Film ini sendiri dibintangi oleh aktris Victoria Justice sebagai Lola Alvarez, seorang sales eksekutif yang bekerja di sebuah perusahaan wine. Ada juga aktor asal Australia Adam Demos berperan menjadi Max Vaughn, seorang pebisnis dan juga pemilik peternakan domba.

Secara ringkasnya, A perfect Pairing bercerita tentang perjalanan Lola yang mencoba memulai bisnisnya sendiri di bidang wine. Ia lalu pergi ke Australia untuk meyakinkan perusahaan Vaughn Family Wines supaya mereka menjadi kliennya.

Petualangannya pun dimulai, dan kehidupannya berubah dalam sekejap ketika dirinya berada di sana hingga mulai jatuh cinta dengan Max. Seperti apa kelanjutan kisah Lola? Simak ulasannya berikut ini.

Sinopsis

a perfect pairing-1_

Lola Alvarez sudah lama bekerja sebagai sales eksekutif di perusahaan yang bernama Mythos Wines. Ia pun rencananya bakal mendapatkan promosi jabatan karena kinerjanya yang sangat baik. Teman baiknya sekaligus rekan kerjanya, Audra, tentu sangat senang dengan kabar tersebut. 

Lola lalu mengatakan padanya bahwa ia akan mencoba untuk mengajak perusahaan terkemuka, Vaughn Family Wines, agar mau bekerjasama dengan Mythos Wines. Dia pun segera pulang ke rumah untuk merayakan rencana promosinya itu dengan ayahnya.

Pada saat rapat keesokan harinya, Lola merasa terkejut karena Audra ditunjuk untuk mengurusi kerjasama dengan Vaughn Family Wines.

Selain itu, atasannya yang bernama Frank Calder menganugerahkan promosi jabatan kepada Audra, dan bukan dirinya. Merasa dicurangi dan juga dikhianati, Lola seketika marah. Ia langsung mengundurkan diri dari Mythos Wines.

Setelah resmi resign, ia langsung memutuskan untuk membangun bisnisnya sendiri di bidang wine. Lola lalu meluncurkan perusahaannya yang bernama Salud Imports. Selepas berpikir secara matang, dia pun pergi ke Australia untuk mencoba membujuk Vaughn Family Wines agar bisa bekerjasama dengan perusahaan miliknya tersebut.

Setibanya di sana, Lola lalu menuju ke Vaughn Estate yang memiliki banyak pondok-pondok menawan dan mewah. Dia secara tidak sengaja memasuki rumah utama keluarga Vaughn. Ia pun mencoba mencari pemilik rumah tersebut, yang sekarang dimiliki oleh Hazel Vaughn.

Ketika sedang asyik mengamati arsitektur di sudut-sudut ruangan, Lola bertemu dengan Max Vaughn, pemilik peternakan domba yang menganggapnya sebagai pengunjung biasa. Pada pertemuan itu, Lola masih belum mengetahui jika Max adalah adik dari Hazel sekaligus salah satu pemilik perusahaan Vaughn Family Wines.

Selepas keduanya berkenalan, Lola melihat Hazel berjalan menuju ke arahnya. Dengan cekatan, ia langsung memperkenalkan diri kepadanya. Ia kemudian mengatakan rencananya secara jelas pada Hazel, dan memberinya proposal kerjasama. Namun sayangnya, Hazel malah menolak dan masih belum tertarik dengan ide tawarannya tersebut

Tidak ingin menyerah dengan penolakan itu, Lola secara gigih meminta izin kepada Hazel untuk bekerja di peternakan milik Max. Awalnya Max menolak untuk menjadikannya pegawai, namun Hazel secara santai menyerahkan keputusan sepenuhnya pada adiknya tersebut.

Selanjutnya, Lola memulai petualangan barunya di Australia dengan bekerja di peternakan milik Max sekaligus belajar tentang perkebunan anggur milik keluarga Vaughn. Secara bertahap, ia pun mendapatkan pelajaran tentang cara memotong bulu domba dan beragam cara beternak hingga pertanian.

Singkat cerita, Lola semakin terbiasa dengan pekerjaannya itu. Ia juga menjadi lebih dekat dengan Max. Di suatu waktu, Max membawakannya sebotol anggur milik Vaughn Family Wines yang memiliki citarasa khas dan juga nikmat.

Pada momen itu, Lola akhirnya mengetahui jati diri Max sebenarnya. Lagi-lagi, ia pun merasa dibohongi oleh seseorang yang sangat ia pedulikan.

Percikan Asmara yang Kurang Kuat

a perfect pairing-2_

Victoria Justice sebagai Lola Alvarez memerankan sosok wanita muda yang sederhana dan juga percaya diri. Ia tidak terlihat seperti gadis manja dari metropolitan. Ia malah mampu mempelajari segala sesuatu di peternakan domba dalam waktu yang cukup cepat.

Karakternya ini terlihat sangat pandai bergaul, dan ia langsung mendapatkan sejumlah teman baru di tempat barunya itu.

Dalam film ini, Lola menjadi karakter yang sangat mudah untuk disukai oleh siapa saja. Selain parasnya yang cantik, ia juga memberikan keceriaan dan kesenangan di sepanjang film berjalan.

Bukan hanya itu saja, Lola tidak hanya berhubungan baik dengan orang-orang disekitarnya, ia juga diperlihatkan memiliki pertemanan yang unik dengan seekor domba yang ia beri nama Barbra.

Sementara itu, Adam Demos sebagai Max Vaughn adalah seorang pria yang sebenarnya kaya raya dan salah satu pemilik perusahaan Vaughn Family Wines.

Meski begitu, ia merupakan seseorang yang idealis. Ia juga menyembunyikan identitas aslinya dari Lola. Dia tidak ingin tampil ke publik sebagai pewaris dari Keluarga Vaughn dan hanya ingin dikenal sebagai pemilik peternakan saja.

Victoria Justice dan Adam Demos memainkan kedua karakter tersebut secara cukup apik lewat kharismanya masing-masing. Akan tetapi, chemistry yang berusaha mereka kembangkan sayangnya terasa biasa-biasa saja.

Meski masih tetap menarik untuk melihat perjalanan cinta mereka, namun keduanya kurang berhasil menjadi duet pasangan yang benar-benar meyakinkan.

Terlepas dari itu, A Perfect Pairing mempunyai visual sinematografi yang menawan karena bertempat di bentangan lanskap peternakan Australia yang begitu asri dan juga hijau. Tekstur warna dalam film ini terlihat menyegarkan dan nampak cemerlang. Pada siang dan malam hari, keindahan lanskap Australia berhasil dipotret dengan cukup sempurna.

Visual yang sangat indah tersebut kemudian menjadi daya pikat terbaik selama keseluruhan film ini. Selain itu, A Perfect Pairing mencoba menggambarkan kehidupan peternakan domba di Australia secara nyata apa adanya.

Dengan latar belakang indah yang seperti itu, perjalanan romansa diantara mereka berdua mampu terlihat lebih menyenangkan.

Masih Terasa Klise untuk Film Komedi Romantis

a perfect pairing-3_

Selama 1 jam 41 menit, A Perfect Pairing bisa dibilang cukup bisa memberikan apa yang diharapkan oleh para penikmat film-film ber-genre komedi romantis.

Dari menit awal hingga akhir, film ini berjalan sangat menghibur, dan juga tidak terlalu membosankan. Semua kesenangan mampu dibangun secara hangat dan tidak ada suguhan drama yang terlalu berlebihan.

Sayangnya, film ini sebenarnya tidak memberikan sesuatu yang baru dan segar dalam genre komedi romantis. Dari aspek alur ceritanya, A Perfect Pairing sejujurnya terasa klise dan biasa saja.

Walaupun begitu, film ini untungnya saja tersaji secara menyenangkan dan sangat mudah dinikmati oleh siapapun, apalagi bagi kalian pecinta film romantis.

Selain itu, penggambaran sosok Lola pun masih terasa umum dan bukan menjadi sebuah karakter yang seutuhnya terlihat istimewa.

Lalu, Max juga masih terlihat sebagai tipikal pria mempesona yang bisa kita temui di kebanyakan film-film serupa. Dari segi karakterisasi, keduanya monoton. Namun untuk kualitas penampilan, mereka masih tidak terlalu mengecewakan.

Lola dan Max adalah tokoh sentral, tetapi karakter lain juga kurang lebih bisa menarik perhatian bagi kita yang menontonnya. Aktris Samantha Tolj sebagai Hazel Vaughn terlihat begitu elegan, sedangkan aktor Craig Horner berperan menjadi Frank Calder, mantan atasannya Lola yang menyebalkan dan juga licik. 

Lalu, Luca Asta Sardelis memerankan karakter Breeze, teman baru Lola di peternakan domba yang baik padanya. Ada juga Lucy Durack sebagai Audra, sahabat sekaligus rekan kerja Lola di perusahaan Mythos Wines yang terpaksa mencurangi dirinya.

Meski mendapatkan jatah tampil yang tidak terlalu banyak, tetapi kemunculan mereka membuat jalan cerita A Perfect Pairing lebih dinamis lagi. Mereka semuanya pun memberikan suasana tontonan yang menenangkan dan sekaligus juga mengesalkan.

Patut Diperhitungkan Masuk dalam Daftar Tontonan

a perfect pairing-4_

A Perfect Pairing menawarkan sebuah cerita dengan aura yang positif, menghibur, para pemain yang menawan, dan tentunya disajikan lewat visual lanskap Australia yang mempesona. Suguhan tersebut setidaknya cukup menjamin bahwa film ini bisa diperhitungkan untuk masuk ke dalam daftar rekomendasi tontonan kalian.

Meskipun secara keseluruhan ceritanya terasa klise, namun A Perfect Pairing masih bisa menghangatkan perasaan bagi kita yang menontonnya.

Ini memang bukanlah film komedi romantis terbaik yang pernah ada di Netflix, tetapi perjalanan kisah cinta klasik diantara Lola Alvarez dan Max Vaughn masih tetap memberikan suasana manis, nyaman, serta menarik untuk diikuti. 

Kesimpulannya, A Perfect Pairing adalah salah satu film terbaru dari Netflix yang tidak boleh terlewatkan bagi kalian penyuka genre komedi romantis. Film ini tidak berjalan rumit, sangat mudah untuk dinikmati, dan pastinya bisa disaksikan kapan saja. Selamat menonton!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram