showpoiler-logo

Sinopsis & Review Film A Million Ways to Die in the West (2014)

Ditulis oleh Aditya Putra
A Million Ways to Die in the West
3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Genre Western di dunia film seringkali diterjemahkan sebagai film koboi oleh sebagian masyarakat Indonesia. Penampilan para karakternya yang khas dilengkapi topi koboi menjadi penyebab asumsi itu terbentuk.

Apalagi ketika ditambah dengan kuda, membawa pistol serta latar lokasi berupa padang pasir. Pasti terbayang cerita bahwa para karakter itu siap bertarung di tanah yang tandus.

Film Western mengalami puncak keemasan dari tahun 1930-an sampai 1960-an. Dalam sedekade terakhir, masih ada film dengan genre tersebut yang dirilis.

Salah satunya adalah A Million Ways to Die in the West. Tapi film ini bukan tipikal film Western biasa, melainkan menggunakan pendekatan komedi. Yuk simak sinopsis dan review filmnya berikut ini.

Sinopsis

a-million-ways-to-die-in-the-west-2_

Pada tahun 1882, Albert Stark adalah seorang penggembala domba di Old Stump, Arizona. Dia baru saja putus dari pacarnya, Louise. Penyebabnya adalah Albert nggak mau berpartisipasi dalam baku tembak. Albert pun mulai berpikir untuk meninggalkan kampung halamannya. Dia sudah nggak punya alasan yang kuat untuk tinggal. Tujuannya adalah San Fransisco.

Clinch Leatherwood, seorang kriminal sekaligus penembak handal baru saja melakukan perampokan dan pembunuhan. Lewis, tangan kanan Clinch, diberi tugas untuk membawa Anna, istri dari Clinch, ke Old Stump. Dengan begitu, Clinch bisa melaksanakan segala tindakan kriminalnya tanpa khawatir akan keselamatan sang istri.

Lewis dan Anna tiba di Old Stump. Mereka menyamar sebagai adik kakak yang mencoba membuat sebuah ladang. Lewis ditangkap Polisi karena menembak Pastur di sebuah bar.

Kejadian itu dipicu oleh perkelahian di bar. Albert berada di tempat yang sama. Dia menyelamatkan Anna yang nyaris diserang oleh dua orang pria. Albert dan Anna pun mulai menjalin kedekatan.

Albert dan Anna menghadiri sebuah festival besar di Old Stump. Mereka bertemu dengan Louise beserta pacar barunya, Foy. Foy menantang Albert untuk ikut lomba menembak. Albert dikalahkan dengan mudah oleh Foy. Anna maju dan menantang Foy. Foy berhasil dikalahkan dengan mudah oleh Anna. Semua tembakan Anna berhasil menjatuhkan target.

Foy mengatakan pada orang-orang bahwa Albert butuh sosok perempuan untuk membelanya. Dia kemudian menantang duel menembak dengan Albert.

Lomba itu akan diselenggarakan dalam waktu seminggu ke depan. Anna meminta Albert supaya nggak khawatir. Pasalnya, Anna sendiri yang akan mengajari Albert supaya bisa menembak secara akurat.

Semalam sebelum duel Albert dengan Foy, Albert dan Anna menghadiri pesta dansa. Anna memasukkan cairan bermuatan narkoba ke dalam minuman Foy. Sebelum pulang, Albert dan Anna berciuman. Lewis melihat mereka berciuman. Lewis berhasil kabur dengan cara membunuh sheriff. Dia melaporkan kedekatan Anna dan Albert pada Clinch.

Keesokan harinya, Foy terlambat datang ke tempat lomba menembak. Masalahnya dia terkena diare. Albert memutuskan mundur dari lomba.

Dia menilai bahwa Louise bukanlah wanita yang ingin dia perjuangkan. Albert pun pergi ke bar untuk minum-minum. Bar yang sama ternyata didatangi oleh Clinch. Clinch ingin tahu siapa pria yang mencium istrinya.

Clinch nggak mendapatkan jawaban memuaskan dari para pengunjung bar. Dia mengancam akan membunuh orang-orang apabila pria yang mencium istrinya nggak mengaku.

Tindakan itu akan dia hentikan apabila sang pria berani duel menembak melawannya besok hari. Clinch mendesak Anna untuk memberikan informasi. Maukah Albert berhadapan langsung dengan Clinch demi Anna?

Komedi ala Seth MacFarlane

a-million-ways-to-die-in-the-west-3_

Di A Million Ways to Die in the West (disingkat menjadi in the West), Seth MacFarlane bertindak sebagai sutradara, salah satu penulis skenario sekaligus aktor utama.

Kalau melihat CV sang aktor, ada ekspektasi yang tersematkan dalam karyanya ini. Pasalnya, dia baru saja memberi gebrakan lewat kehadiran Ted. Cetak biru komedi sang aktor juga bisa dilihat dari serial Family Guy.

In the West menggunakan cetak biru komedi ala MacFarlane. Banyak komedi yang vulgar, menyerempet ke arah rasis, sampai referensi penggunaan narkoba.

Di luar komedi situasi, ada juga slapstick serta dialog yang dibuat masuk ke era abad ke-19. Sebagaimana film lain, efektivitas komedi ini pun bisa dibilang hit and miss. Banyak lelucon yang mengandalkan kebodohan para karakternya.

Banyak adegan yang seharusnya nggak menyertakan unsur komedi, malah dibuat lucu. Cara seperti itu menguatkan asumsi bahwa film ini mencoba terlalu keras untuk berkomedi.

Walau begitu, beberapa adegan cukup memorable. Seperti seorang governor yang tiba-tiba diseruduk banteng di festival. Ada juga Albert yang menggunakan cara unik untuk bisa menang adu tembak.

Bagi penggemar film, in the West banyak memberikan referensi pada film-film lain. Beberapa film yang diparodikan adalah Django Unchained dan Back to the Future. Selain itu, nama Clinch Leatherwood akan mengingatkan kita pada Clint Eastwood. Eastwood dikenal sebagai salah satu aktor film Western paling terkenal.

Plot Terlalu Ramping

a-million-ways-to-die-in-the-west-4_

In the West bukanlah tipe film yang punya plot bagus. Pendalaman karakter pun sangat minim. Sebagai gantinya, plot lebih banyak dihiasi lelucon. Padahal plot merupakan unsur penting dalam film Western. In the West memang diniatkan sebagai parodi. Maka dari itu, kita perlu mengesampingkan keinginan untuk melihat konflik yang berat.

Premis film ini sangatlah sederhana yaitu upaya Albert mendapatkan Anna yang merupakan istri bos kriminal. Subplot Foy ditujukan sebagai pengantar agar Albert memiliki kemampuan dasar menembak. Di luar itu, lebih banyak dialog atau aksi yang berpotensi mengaburkan plot. Untungnya, screentime untuk unsur tersebut terbilang minim.

Secara sinematografi, film ini menyajikan suguhan khas film Western. Pergerakan kamera, interior, sampai kostum benar-benar memperlihatkan abad ke-19. Latar padang pasir benar-benar dimanfaatkan.

Salah satu yang paling ikonik adalah ketika Albert dan Anna mengonsumsi makanan berisikan ganja. Sebelum mereka berdua disorot, kamera menyoroti lokasi lewat long shot yang indah.

Penampilan Charlize Theron

a-million-ways-to-die-in-the-west-5_

In the West berisikan cast dengan nama-nama besar. Ada Giovanni Ribisi, Neil Patrik Harris, Amanda Seyfried sampai Liam Neeson. Sayangnya, mereka nggak diberi waktu yang cukup untuk bersinar.

Seth MacFarlane dan Charlize Theron tampil mendominasi. MacFarlane nggak kesulitan menjadi sosok Albert. Sebagai pembawa unsur komedi, sang aktor melakukannya dengan baik.

Charlize Theron berperan sebagai Anna di film ini. Sang aktor menunjukkan kemampuannya ketika harus berkomedi. Dia nggak perlu bertingkah gila seperti MacFarlane. Dia hanya perlu melempar sebuah line untuk dituntaskan MacFarlane. Salah satunya pada adegan di festival. Demi memanasi Louise, dia menarik Albert untuk mengaku bahwa mereka berdua berpacaran.

Kita perlu menurunkan ekspektasi ketika menonton A Million Ways to Die in the West. Dengan begitu, plot yang terlalu sederhana dalam durasi 115 menit nggak akan terasa mengganggu. Lelucon vulgar, slapstick sampai komedi situasional terus ditebar.

Beberapa adegan cukup memorable dengan timing lelucon yang tepat. Punya rekomendasi film komedi? Tulis di bawah yuk!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram