showpoiler-logo

Sinopsis & Review A Bridge Too Far, Misi Menguasai Jembatan

Ditulis oleh Siti Hasanah
A Bridge Too far
3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Dalam perang, pihak-pihak yang tengah bertempur nggak melulu melakukan penyerangan ke markas militer. Ada juga tempat-tempat lain yang dianggap strategis untuk melancarkan serangan yang lebih dahsyat ke titik yang lebih krusial.

Maka dari itu seringkali lokasi-lokasi yang dijadikan medan pertempuran kadang berada di wilayah yang nggak terkira.

Jembatan bagi orang biasa merupakan sebuah sarana untuk menghubungkan dua tempat yang dulunya terpisah oleh air, bisa itu sungai atau bahkan danau. Tapi ketika perang, jembatan bisa menjadi tempat yang diperebutkan oleh dua pihak yang bertarung demi tujuan yang lebih besar.

Film A Bridge Too Far menyajikan cerita tentang perang dengan misi menguasai jembatan. Langsung ke sinopsis dan reviewnya yuk!

Sinopsis

a-bridge-too-far-2_

Pada perang dunia kedua, sekutu menjalankan Operation Market Garden, sebuah misi untuk menguasai wilayah di Belanda agar bisa masuk ke wilayah yang dikuasai Jerman.

Sekitar 35.000 orang diterbangkan dari Inggris untuk diterjunkan tepat di wilayah yang dikuasai musuh. Dua pasukan terjun tempur dikirim oleh Amerika untuk menguasai jalan dan jembatan di Nijmegen.

Para penerjun tempur Inggris, di bawah komando Mayor Jenderal Roy Urquhart ditugaskan untuk mendarat di Arnhem.

Mereka diperintahkan untuk menguasai kedua sisi jembatan yang akan dibantu oleh penerjun tempur kiriman Polandia di bawah komando Jenderal Stanislaw Sosabowski. Pasukan Inggris bernama XXX Corps mendapat tugas untuk membantu misi dari jalur darat.

Pasukan penerjun tempur yang dikirim Urquhart terkejut karena mereka mendarat jauh dari titik yang direncanakan. Hal itu dapat membuat sinyal radio hilang sama sekali.

Mereka diprediksi akan mendapat hambatan dari pasukan Jerman yang sudah bersiap dengan tank di Arnhem. Keterangan itu didapat dari foto udara. Jenderal Browning mengacuhkan keterangan itu dan menganggap misi akan terlaksana dengan sukses.

Jembatan Son yang direncanakan akan dikuasai oleh sekutu berhasil dihancurkan Jerman terlebih dahulu. Pasukan yang dipimpin oleh Urquhart mengalami kendala.

Mobil mereka nggak bisa sampai di lokasi yang direncanakan, beberapa malah dihancurkan oleh Jerman. Selain itu, radio yang menghubungkan mereka dengan Urquhart pun nggak berfungsi.

XXX Corps yang menyerang lewat jalur darat pun mendapatkan hambatan karena pasukan Jerman yang memberikan perlawanan yang kuat.

Rute yang sempit serta kebutuhan untuk membangun Jembatan Bailey menjadi dua alasan utamanya. Jembatan Bailey diproyeksikan akan digunakan untuk membuat jalur baru setelah Jembatan Son dihancurkan.

XXX Corps harus berhenti di Nijmegen. Pasukan penerjun tempur Amerika berhasil menyeberangi sungai untuk menguasai Jembatan Nijmegen.

Tapi hal itu belum cukup untuk mengamankan Nijmegen yang dikuasai Jerman. XXX Corps harus menunggu pasukan infanteri yang akan datang untuk memberi bantuan padahal sudah melewati batas waktu penyelesaian misi.

Jerman berhasil menjebak penerjun tempur Inggris dengan menduduki Arnhem. Pasukan Polandia terlambat datang setelah mengalami masalah di Inggris.

Keterlambatan itu mengakibatkan mereka nggak bisa membantu para penerjun tempur Inggris. Para penerjun tempur Inggris dengan personel seadanya harus melawan Jerman yang dilengkapi infanteri serta tank selama berhari-hari.

Kalah dalam jumlah pasukan dan alat membuat penerjun tempur Inggris harus tertangkap dan sebagian dipaksa mundur ke Oosterbeek. Urquhart mendapat perintah untuk menarik mundur pasukannya.

Sementara itu anggota sekutu lain menyalahkan banyaknya masalah yang menyebabkan bantuan gagal tiba pada waktu yang tepat. Apakah Urquhart akan menarik mundur pasukannya ataukah akan mencari cara untuk menyelesaikan misi?

Mengangkat Strategi dalam Perang

a-bridge-too-far-3_

A Bridge Too Far mengangkat cerita Operation Market Garden berdasarkan novel dengan judul yang sama karangan Cornelius Ryan. Misi itu merupakan salah satu yang paling terkenal.

Pasalnya, 35.000 penerjun tempur sekutu serta 20.000 tank diturunkan untuk menguasai wilayah di Belanda yang akan memudahkan rute serangan mereka ke Jerman.

Operation Market Garden diproyeksikan berjalan selama tujuh hari. Sayangnya berbagai masalah bermunculan dari mulai radio nggak berfungsi, lokasi pendaratan penerjun tempur terlalu jauh dari koordinat yang direncanakan, sampai perlawanan Jerman yang lebih kuat dari yang diperkirakan.

Sebagian besar penerjun tempur harus tewas dan mengakibatkan hanya 2.000 yang tersisa untuk mempertahankan Jembatan Arnhem. Jumlah itu semakin menyusut seiring dengan bergulirnya hari.

Film garapan sutradara Richard Attenborough ini dengan jelas menjelaskan strategi dalam perang. Kehadiran Browning, Roy Urquhart dan Stanislaw Slabowski bukannya tanpa alasan melainkan untuk memperlihatkan bagaimana mereka dijadikan andalan oleh sekutu.

Mereka juga yang turun langsung ke lapangan dan berkewajiban mencari jalan keluar dalam keadaan yang mendesak.

Jajaran Cast yang Mewah

a-bridge-too-far-4_

A Bridge Too Far memiliki daftar panjang untuk aktor yang tampil. Daftar panjang itu bahkan diisi oleh jajaran cast yang mewah dalam dekade 70-an.

Ada nama-nama macam Sean Connery, James Caan, Robert Redford, Michael Caine, Ryan O’Neal, Anthony Hopkins, Laurence Olivier sampai Gene Hackman. Nama-nama itu juga yang dikabarkan dijual agar film ini mendapat distribusi yang luas.

Sebagaimana film dengan jajaran aktor mewah, kesalahan serupa pun terjadi di A Bridge Too Far. Mereka nggak diberikan kesempatan yang proporsional untuk tampil. Kesalahan dalam skenario menjadi penyebabnya. Alhasil, kemunculan mereka terasa dipaksakan. Pengaruh kehadiran mereka pada plot utama, terasa seperti formalitas belaka.

Sean Connery diberi pendalaman yang cukup kuat dan dapat menghidupkan karakter Urquhart. Laurent Olivier menjadi orang Belanda yang mengobati pasukan sekutu yang terluka.

Michael Caine berperan sebagai Letnan Kolonel Vandeleur yang jahat tapi disiplin dan kerap menyisipkan humor. Sementara Gene Hackman menjadi Slabowski yang logat Polandia-nya terasa terlalu dibuat-buat.

Pendalaman karakter yang kurang solid pada para jajaran aktor membuat mereka seperti tampil kemudian hilang begitu saja. Unsur emosional dan drama yang kerap menjadi andalan dalam film perang nggak berhasil dibangun di sini. Persepi akan kehadiran mereka hanya untuk mengangkat penjualan tiket pun semakin sulit untuk dibantah.

Pengemasan Medan Pertempuran yang Meyakinkan

a-bridge-too-far-5_

Keunggulan utama A Bridge Too Far adalah kecermatannya dalam mengemas pertempuran. Secara sinematografi, wide shot banyak digunakan untuk merekam bagaimana wilayah Belanda merupakan tempat yang berbahaya karena akan menjadi medan pertempuran.

Penggunaan sound effect pun cukup efektif dalam membangun suasana mengerikan. Salah satu adegan paling ikonik dalam film ini adalah ketika para penerjun tempur harus menyeberangi Jembatan Waal dengan pasukan Jerman menembaki mereka.

Penerjun tempur merupakan karakter yang dijadikan andalan dalam plot utama. Penampilan mereka pun dibuat senyata mungkin bahkan Attenborough menggunakan penerjun yang asli untuk membuat adegan terasa realistis.

A Bridge Too Far memiliki cerita yang seru tapi pendalaman karakter yang minim menjadikannya terasa kurang greget. Kekurangan itu cukup tertutupi oleh pengemasan adegan peperangan yang meyakinkan.

Durasi selama 176 menit terasa terlalu panjang, kecuali kalau kamu memang suka nonton film perang. Kalau punya rekomendasi film perang yang seru, boleh banget loh dibagikan di kolom komentar!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram