bacaterus web banner retina

Inilah Review & Sinopsis Film 365 Days, Layak Ditonton?

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
365 Days
1.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Film drama produksi Polandia ini adalah adaptasi novel karya Blanka Lipinska dengan judul 365 dni yang merupakan buku pertama dari sebuah trilogi. Pertama kali dirilis di Polandia pada 7 Februari 2020, film yang menggunakan tiga Bahasa ini (Polish, English, dan Italian) kemudian dirilis secara luas di Netflix yang meningkatkan popularitas film ini secara global.

Sinopsis

sinopsis
  • Tahun: 2020
  • Genre: Drama/Romance
  • Produksi: Ekipa
  • Sutradara: Barbara Bialowas & Tomasz Mandes
  • Pemeran: Anna-Maria Sieklucka, Michele Morrone, Bronislaw Wroclawski

Film dibuka dengan sebuah adegan tragis yang terjadi pada Massimo Torricelli. Pertemuan bisnis yang dilakukan keluarganya berakhir dengan baku tembak dan menewaskan ayahnya serta melukainya.

Cerita berpindah ke lima tahun setelahnya, dimana Massimo telah menjadi pemimpin bisnis yang ditinggalkan oleh ayahnya dan telah sukses menjadi kaya raya dengan semua fasilitas hidup dan kemewahannya. Tetapi dia memiliki sifat yang kasar, mungkin karena efek peristiwa tragis di awal film.

Sementara itu, Laura Biel, seorang manajer perusahaan, sedang melangsungkan perayaan ulang tahunnya bersama kekasih dan teman-temannya di Sisilia, Italia. Hubungan mereka mulai retak karena Martin, kekasih Laura, bersikap egois dalam segala hal dan akhirnya terjebak dalam perselingkuhan. Kemudian, Laura diculik oleh Massimo.

Di vilanya yang mewah bak benteng sekaligus istana, Massimo berkata jika Laura adalah wanita yang pernah dilihatnya lima tahun lalu saat peristiwa tragis yang menimpa keluarganya terjadi dan dia tidak bisa melupakannya sejak itu, hingga pada suatu hari dia melihat Laura di airport.

Massimo berencana untuk menyekap Laura dalam istananya dan akan memberikan segala fasilitas mewah yang dimilikinya selama 365 hari hanya untuk membuat Laura jatuh cinta padanya.

Dalam kemarahan Laura dan kekasaran sikap Massimo, anehnya ternyata cinta mereka mulai bersemi. Tetapi hubungan cinta mereka ini mulai membahayakan bisnis dan kehidupan Massimo secara keseluruhan. Emosi Massimo yang menjadi tidak terkendali ketika ada rekan-rekan bisnisnya, termasuk juga mantan kekasihnya, mulai mengganggu Laura, membuat Massimo banyak melakukan pembunuhan.

Massimo kemudian mengizinkan Laura untuk kembali ke Warsawa menemui keluarganya. Tapi hari demi hari, Massimo tidak juga menghubunginya.

Pada suatu malam dimana Laura dan temannya berpesta di klub malam, dia bertemu dengan Martin yang ingin hubungan mereka terjalin kembali. Tapi Laura menolaknya meski terus diikuti oleh Martin sampai ke pintu apartemen yang ternyata di dalamnya Massimo sudah menunggu.

Setelah Martin pergi, Laura menemukan bekas luka pada tubuh Massimo yang mengisyaratkan telah terjadi baku tembak antara kelompoknya dengan kelompok mafia lainnya. Massimo pun melamar Laura dan menemui orang tua Laura. Untuk pesta pernikahannya, Olga akan menjadi bridesmaid dan diminta datang ke Italia.

Saat menjemput sahabatnya dari bandara, dan sempat bercerita jika dirinya tengah hamil, mereka tidak diketahui lagi nasibnya setelah memasuki sebuah terowongan di tepian laut dalam perjalanan menuju istana Massimo. Disinyalir jika kejadian itu adalah pembalasan kelompok mafia yang sedang berseteru dengan kelompok Massimo.

Apakah Layak untuk Ditonton?

layak kah untuk ditonton

Ketika mulai menonton film ini, kita akan banyak menemukan kesamaan cerita dan tone yang hampir sama dengan Fifty Shades of Grey [2015], hanya saja karakter alpha male-nya ditampilkan lebih arogan sedari awal film.

Ceritanya sendiri mengalir dengan lancar hingga kita pun dibuat tidak tahu bagaimana Laura bisa mencintai Massimo yang menyekapnya. Ini adalah satu dari sekian banyak lubang cerita yang tidak mampu digarap dengan baik oleh duet sutradaranya.

Kedua karakter utamanya ditampilkan hanya dalam sisi nyaris satu dimensi saja yang membuat jalan cerita hanya fokus pada emosi cinta mereka, dan kita dibuat tidak peduli dengan hal-hal lainnya dari kehidupan masing-masing mereka. Apakah teman, perusahaan dan keluarga Laura tidak mencari dan melaporkan kehilangan dirinya?

Naskah yang Lemah

naskah yang lemah

Bagaimana Massimo bisa memiliki lukisan Laura yang sangat mirip dengan dirinya dalam ukuran besar di kamarnya, padahal dia hanya melihatnya sekali dan itu pun dari sebuah teropong saja? Memang ditampilkan sebuah adegan flashback dimana Massimo melihat Laura dari dekat, meski sebenarnya samar-samar, ketika dirinya sedang menderita kesakitan ketika peristiwa penembakan.

Tapi ini pun rasanya tidak akan cukup untuk membuat ingatan Massimo menjadi kuat. Dan ada urusan apa Laura menghampiri lokasi penembakan? Padahal sebelumnya dia berada di pantai yang berada cukup jauh?

Hal-hal seperti ini menyiratkan kelemahan naskah atau cerita film yang mendapat popularitas setelah ditayangkan secara global di Netflix ini. Film ini menduduki peringkat pertama dalam top search di beberapa negara, Indonesia salah satunya. Ekspektasi yang kita harapkan akan film produksi Eropa dengan ciri khas perfilman benua biru ini tidak akan terbalas dengan baik.

Nuansa film-film khas Eropa tidak menonjol disini dan cenderung beraroma Hollywood. Bahkan keindahan kota Sisilia dengan Gunung Etna dan bangunan-bangunan tuanya tidak terekspos dengan baik, hanya ditampilkan sekilas saja.

Kemungkinan Sequel yang Dipertanyakan

sequel yang dipertanyakan

Ending film yang dibuat sedikit menggantung, karena kita tidak tahu apa yang terjadi pada Laura dan sahabatnya di terowongan itu, semakin menambah rasa kecewa, bukan menambah rasa penasaran. Mungkin saja ending ini akan mengantarkan kita ke film sequel-nya kelak, sesuai dengan kelanjutan novelnya, tapi apakah kita masih ingin menontonnya jika ada?

Kenapa saya begitu pesimis dengan adanya sequel film ini? Selain beberapa poin yang sudah dijelaskan di atas, film ini juga mengundang reaksi negatif dari masyarakat luas, terkait cerita yang seolah-olah menghalalkan penculikan dan beberapa hal negatif lainnya yang ditampilkan. Bahkan sudah ada petisi untuk mencabut film ini dari Netflix, yang membuat saya semakin ragu dengan masa depan film ini.

Salah satunya dari sebuah organisasi anti pemerkosaan bernama Pro Empower yang secara resmi sudah melayangkan sebuah petisi kepada Netflix untuk mencabut penayangan film ini di channel-nya. Termasuk kritikus film di Polandia yang menganggap film ini sebagai anti feminin.

Tapi kabarnya, rencana syuting untuk sequel-nya sudah dimulai, hanya saja terkendala karena pandemi COVID-19. Bisa dipastikan, duet Michele Morrone dan Anna Maria Sieklucka akan kembali memerankan karakter masing-masing.

Siapa Michele Morrone?

michile morrone

Ada sebuah cerita unik sebelum proses produksi film ini dimulai. Michele Morrone saat itu sudah menyerah akan karirnya di dunia film dan televisi, ditambah baru saja bercerai dengan istrinya. Kemudian dia pindah ke sebuah desa kecil di utara Italia dan menjadi pengelola kebun. Setelah lima bulan bekerja disana, Morrone mendapat panggilan dari agennya untuk casting sebuah produksi film Polandia.

Apa yang dilakukan Morrone saat itu? Dia bilang ke pemilik kebun jika dia merasa sakit perut dan tidak akan masuk bekerja hari itu, kemudian dia menuju airport untuk segera terbang ke Polandia. Sudah dijamin, jika dengan kepopulerannya saat ini, dia tidak akan kembali berkebun, karena sudah banyak proyek film yang menanti untuk dibintangi olehnya.

Meski populer, kualitas 365 Days tidak berbanding lurus. Masih banyak plot cerita yang bisa digali lebih dalam dan banyak adegan yang tidak penting yang harusnya bisa diminimalisir, sehingga durasi nyaris dua jam saat menontonnya tidak akan terbuang percuma.

Jadi jangan heran jika banyak website dan majalah movie review, seperti IMDb dan Rotten Tomatoes, memberikan rating yang buruk dan ulasan yang terkesan sadis.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram