bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film 365 Days: This Day (2022)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
365 Days: This Day
1.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Massimo dan Laura kini sudah menikah dan cinta mereka semakin kuat, meski kadang Laura masih tidak mengerti sikap Massimo yang terlalu protektif.

Melihat Massimo berselingkuh, Laura memilih pergi bersama Nacho ke sebuah pulau terpencil. Ternyata yang tidak disadari oleh Laura, dia terlibat dalam pertikaian dua kelompok mafia.

365 Days: This Day adalah film thriller erotis karya Barbara Bialowas dan Tomasz Mandes yang dirilis oleh Netflix pada 27 April 2022.

Merupakan sekuel dari film 365 Days (2020), film ini melanjutkan kisah cinta Laura dan Massimo setelah terjadinya kecelakaan mobil di akhir film pertamanya.

Mengingat kualitas film 365 Days dinilai buruk, apakah film sekuelnya ini bisa memperbaiki kekurangan yang ada pada film pertamanya? Atau justru tampil sebaliknya? Simak review berikut untuk mengetahui ulasan lebih mendalam dari film produksi Polandia ini.

Sinopsis

Sinopsis

Laura mengenakan gaun pengantin di balkon rumah mewah dan bercumbu dengan Massimo. Olga datang merusak momen. Setelah pernikahan, Laura dan Massimo berbulan madu.

Namun setelah pulang ke Sisilia, kehidupan Laura menjadi membosankan karena Massimo selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Laura lebih sering pergi jalan-jalan dengan Olga ke pantai, restoran dan butik mewah. Tapi tanpa sepengetahuan Laura dan Olga, anak buah Massimo selalu berada di dekat mereka.

Hingga saat Laura dan Olga sedang makan di restoran, Massimo menjemput paksa dan terjadi pertengkaran diantara mereka.

Saat sedang sendiri, Laura dihampiri oleh Nacho, tukang kebun Massimo. Laura langsung terpikat dengan pria tampan itu. Malamnya, Laura menemani Massimo ke sebuah pesta.

Laura mengajak Massimo pergi karena bosan, tapi Massimo harus berbincang dengan seseorang. Laura kemudian melihat Massimo bercumbu dengan mantan kekasihnya, Anna.

Laura berlari ke taman dan bertemu dengan Nacho, lalu mereka berdua pergi ke sebuah pulau terpencil. Laura merasa nyaman dengan keramahan Nacho.

Dia juga bertemu dengan adik Nacho yang sangat mengagumi kakaknya. Laura selalu mimpi bercumbu dengan Nacho yang mulai mengganggu pikirannya.

Saat Laura dan Nacho semakin dekat, terjadi insiden mengejutkan di suatu malam. Ada orang yang berusaha masuk ke rumah, namun berhasil diatasi oleh Nacho.

Laura mulai bertanya dalam hati, siapa sosok Nacho sebenarnya. Sementara itu, Massimo sibuk mencari keberadaan istrinya, juga dimarahi oleh mertuanya yang langsung pulang ke Polandia.

Laura akhirnya tahu bahwa Nacho ada hubungan dengan Massimo. Mereka pergi bertemu dengan ayah Nacho yang ternyata adalah pimpinan mafia saingan Massimo.

Nacho langsung menghadap ayahnya yang sedang menggelar pertemuan dengan Massimo, sementara Laura dibawa oleh para bodyguard ayah Nacho.

Nacho menyadari bahwa yang membawa Laura bukanlah bodyguard suruhan ayahnya. Nacho dan Massimo langsung mencari keberadaan Laura yang sedang berhadapan dengan sosok yang membuat dia sangat terkejut.

Siapakah orang itu? Berhasilkah Nacho dan Massimo menemukan Laura sebelum terlambat? Tonton terus ketegangan film ini dan temukan jawabannya di akhir film.

Visualisasi ala Kompilasi Video Klip

Visualisasi ala Kompilasi Video Klip

Secara mengejutkan, film 365 Days (2020) begitu populer ketika ditayangkan oleh Netflix di platform streaming-nya. Padahal mayoritas kritikus film memberi rating buruk untuk film ini, termasuk kami yang hanya menyematkan rating 1.5/5 atas film produksi Polandia tersebut.

Lalu apa yang hendak ditawarkan oleh duet sutradaranya di film sekuel ini? Tentunya kita mengharapkan semua kekurangan yang ada di film pertamanya, terutama dari sisi naskah dan akting, tampil lebih baik.

Mengambil cerita dari novel kedua dari trilogi 365 Days berjudul This Day, film ini seharusnya memulai kisahnya tepat dari akhir film pertamanya. Tapi ternyata, kisah dimulai beberapa waktu setelah kecelakaan mobil yang menimpa Laura di terowongan.

Berdasarkan pernyataan Laura sendiri, kecelakaan itu cukup parah sehingga membuat dia keguguran. Tapi tidak terlihat sama sekali bekas-bekas luka di tubuhnya dari kecelakaan tersebut saat dia berkali-kali tampil tanpa busana bersama Massimo.

Dan Massimo juga bilang, salah satu anak buahnya yang berada di mobil saat kecelakaan terjadi mengundurkan diri karena mengalami trauma.

Dari dua fakta yang diberikan, sudah pasti kita menduga bahwa kecelakaan yang dialami Laura sangat parah dan fatal. Dan kita masih menyimpan harapan kejadian itu diceritakan kembali, bukan dilewatkan begitu saja.

Tidak hanya peristiwa kecelakaan itu saja yang tidak diulas, film berdurasi 1 jam 51 menit ini juga melewatkan beberapa momen penting penunjang cerita, seperti proses akad nikah Laura dan Massimo.

Tidak seperti film lain yang menampilkan momen ini dengan sakral, yaitu saat kedua mempelai berkata, “I do!”, film ini malah menggantinya dengan lantunan musik hingar bingar.

Mungkin maksudnya mau tampil beda, tapi justru dengan cara seperti ini, nuansa romantis pernikahan hilang begitu saja.

Dan memang, durasi film ini 80% tampak seperti kompilasi video klip dengan deretan playlist hingga 35 lagu. Jika kita mau detail menghitungnya, hanya sekitar 15-20 menit saja adegan yang berisi cerita dan dialog, sisanya adalah montase adegan seksual.

Persaingan Cinta yang Kurang Kuat

Persaingan Cinta yang Kurang Kuat

Dari sisi cerita, film dengan latar lokasi di Italia yang indah ini juga tidak menawarkan hal yang berbeda dari kisah romantis lainnya.

Apa hal yang bisa memecah sebuah ikatan cinta pasangan seperti Laura dan Massimo ini? Rasanya faktor ekonomi tidaklah mungkin, mengingat Laura sehari-harinya berkeliling Sisilia dan menghabiskan waktu di tempat-tempat mewah.

Tentu saja yang paling mudah adalah menyelipkan orang ketiga. Di dalam film ini sosok tersebut adalah Nacho, sang tukang kebun yang tampan dan gagah.

Dia datang di saat yang tepat dan berhasil mengisi hati Laura dengan hangat. Sifat dan sikapnya berbanding terbalik dengan Massimo. Nacho sangat lembut dan perhatian.

Namun, muncul pertanyaan yang akhirnya dilemparkan oleh Laura, yaitu bagaimana seorang tukang kebun bisa memiliki kehidupan yang mewah.

Memang agak membingungkan apabila kita melihat rumah dan keseharian Nacho yang tampak mewah, bahkan mobilnya adalah mobil limited edition yang tidak semua orang kaya punya.

Mungkin kita berpikir bahwa Nacho ini adalah adik dari Massimo, seperti yang hendak dia beri tahu kepada Laura. Tapi semua tertepis ketika Nacho mengenalkan Laura kepada adiknya.

Dan tiba-tiba, tanpa jembatan cerita yang cukup, Laura diberi tahu oleh Nacho bahwa dia adalah putra pimpinan mafia saingan Massimo. Laura langsung marah dan benci. Semua waktu bersamanya seolah tak mau diingatnya lagi.

Tapi apakah Nacho rival yang sepadan dengan Massimo bagi Laura? Jika kita analisa secara cepat, sebenarnya Nacho memang lebih cocok bagi wanita yang mendambakan keromantisan maksimal.

Tapi Laura bukanlah wanita seperti itu. Dia lebih mengidamkan gairah pemuas birahi yang hanya dia dapatkan dari Massimo. Kalau menurut kalian, Laura lebih tepat bersama Massimo atau Nacho?

Intrik yang Mudah Ditebak dan Kurang Mendalam

Intrik yang Mudah Ditebak dan Kurang Mendalam

Sejak film pertama, kita tahu bahwa Massimo adalah pimpinan mafia dari Sisilia. Tapi apakah pekerjaan seorang mafia di film ini?

Jangan bandingkan dengan Don Corleone di trilogi The Godfather, pekerjaan mafia di film ini hanya mengenakan setelan jas rapi layaknya sedang berada di gelaran fashion show dan berbicara dengan cara berbisik-bisik. Itu saja!

Dan ketika mafia rival menjalankan rencana rahasia yang dengan mudahnya kita tebak setelah tahu Massimo memiliki adik kembar, tensi film mulai naik.

Tapi secara konyol pula, adegan akhirnya tidak terasa mencapai klimaks. Apalagi ketika kita melihat cara para mafia ini menembak, sungguh tidak meyakinkan.

Secara keseluruhan, 365 Days: This Day tampil tidak lebih baik dari film pertamanya. Harapan kita akan adanya perbaikan di semua sisi tidak dijawab sama sekali oleh dua sutradaranya yang asyik dengan konsep video klip yang sungguh tidak mengagumkan.

Akting dua pemeran utamanya juga berada di bawah performa film pertamanya, sehingga menggenapi rasa kecewa kita.

Dengan kualitas seperti ini, entah kenapa Netflix berani membeli lisensi film ini dan membuatnya menjadi sebuah trilogi yang syutingnya dilakukan secara back-to-back.

Satu-satunya nilai lebih film ini ialah sinematografi yang apik dalam menampilkan keindahan alam Sisilia. Namun jika dicermati, penempatan kamera terasa monoton karena pergerakan yang sama diulang beberapa kali.

Apakah kalian masih mau melanjutkan kisah cinta penuh nafsu Laura dan Massimo ini ke film ketiganya? Jika berminat, tonton dulu film ini sebelum disambung ke film penutupnya nanti. Selamat menyaksikan!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram