8 Karakter Don't F**k with Cats: Hunting an Internet Killer

Don't F**k with Cats: Hunting an Internet Killer (2019) mengangkat kasus pembunuhan paling fenomenal di tahun 2012. Kasus yang didakwakan pada Luka Rocco Magnotta ini membuat banyak orang geram, pasalnya pria benar-benar sadis. Magnotta juga dianggap sebagai salah satu psikopat dan serial killer pada hewan yang manipulatif.

Pria ini berhasil membuat banyak orang masuk ke dalam jebakannya, bahkan ia berhasil mempermainkan polisi. Tapi tanpa bantuan Deanna Thompson dan John Green, Magnotta mungkin tidak akan pernah diketahui keberadaannya.

Selain itu keterangan dari ibu Magnotta juga tidak kalah penting, pasalnya wanita ini tetap percaya putranya tidak bersalah.

Kali ini Bacaterus akan membagikan beberapa karakter penting yang harus kamu ketahui sebelum menonton dokumenter kasus Luka Magnotta. Mau tahu ada siapa saja? kamu bisa membaca informasi lebih lengkapnya di bawah ini.

1. John Green

John Green adalah salah satu orang yang sangat ahli dalam memakai komputer, tak heran jika berbagai clue bisa dipecahkan olehnya dengan mudah.

Awalnya John Green hanya penasaran dengan sosok di balik pembuat video penyiksaan terhadap para kucing ini. Namun penelitian ini semakin lama semakin menjerumuskannya, hingga ia berhadapan dengan seorang psikopat dan serial killer.

John Green adalah orang yang pertama kali melihat video pembunuhan Jun Lin yang dilakukan oleh Magnotta. Ia juga orang yang mengirimkan berbagai bukti dan melaporkan hal ini kepada kepolisian Toronto. Selain itu, John Green berhasil menemukan dimana Magnotta melakukan pembunuhan pada Jun Lin hanya lewat sebuah foto dan google maps.

Pria memiliki kemampuan berpikir sangat cepat, bahkan ia adalah orang yang menyadari berbagai macam clue yang ditinggalkan Magnotta dalam video pembunuhannya. Salah satunya adalah clue kemana Magnotta akan pergi untuk bersembunyi, hanya lewat poster film Casablanca (1942).

2. Deanna Thompson (Baudi Moova)

Deanna Thompson awalnya hanya ingin menyalurkan patah hatinya pasca putus dengan sang kekasih di Internet.

Tapi dari Facebook yang digunakannya, pemilik akun bernama Baudi Moovan ini malah berurusan dengan seorang psikopat yang super narsis. Awalnya Deanna Thompson hanya ingin menangkap pelaku penyiksaan dan pembunuhan anak kucing.

Hingga ia tidak sadar, bahwa dirinya sudah terbawa dalam permainan Luka Magnotta. Psikopat yang sangat narsis itu telah membuatnya jatuh bangun, hanya untuk mendapatkannya.

Deanna Thompson adalah orang yang paling semangat memimpin grup untuk mencari Magnotta. Perempuan ini sampai menghabiskan waktu lebih dari belasan jam dalam sehari, hanya untuk mencari Magnotta.

Ia berhasil menemukan keberadaan Magnotta hanya lewat bungkus rokok dan vacuum cleaner yang ada di video.Deanna hampir menjadi korban Magnotta, namun video yang ditujukan padanya hanyalah untuk menakut-nakutinya saja.

Tapi Deanna juga menjadi sosok yang sangat mengenal Magnotta, ia tahu apa yang diinginkan dan pola apa yang sedang dimainkan pria itu. 

3. Claudette Hamlin (Kepolisian Montreal)

Claudette Hamlin adalah polisi yang bertugas untuk mengusut penemuan mayat dalam sebuah koper di belakang sebuah apartemen. Anggota kepolisian Montreal ini awalnya mengira bahwa mayat yang ditemukannya bernama Luka Magnotta. Pasalnya, dalam beberapa kasus identitas korban selalu ditemukan bersamaan dengan jenazah.

Namun pemikirannya ini salah, Claudette sangat shock saat melihat video “one lunatic and ice patch” buatan Magnotta.

Pada awalnya Claudette tidak menyangka bahwa laporan dari sekelompok grup Facebook ini memang benar. Hingga ia melihat sendiri bukti-bukti yang ada dan meyakini bahwa Luka Magnotta adalah pelaku pembunuhan bukan korban.

Bahkan saat menggeledah apartemen milik Magnotta, Claudette merasa merinding. Ia merasa seperti sedang bermain film, di mana Magnotta adalah pemeran utamanya.

Tidak hanya itu, Claudette juga meyakini bahwa Magnotta akan mencari korban lainnya. Pasalnya pria ini menuliskan sebuah puisi yang bisa diartikan bahwa “Magnotta tidak merasa bersalah”.

4. Anna Yourkin (Ibu Luka Magnotta)

Berbeda dengan polisi dan keterangan para pecinta hewan. Anna Yourkin sangat yakin putranya tidak bersalah. Perempuan ini mengisahkan hal apa saja yang sudah terjadi pada putranya sejak kecil, salah satunya soal bullying.

Saat masih sekolah putranya kerap dirundung sebagai gay, sehingga putranya lebih banyak tinggal di rumah dan menghabiskan waktu dengan menonton film.

Anna Yourkin percaya, bahwa putranya tidak melakukan aksi pembunuhan ini sendirian. Dari salah satu video yang dibuat putranya, terlihat ada tangan lain yang diyakini sebagai tangan Manny Lopez.

Anna juga mengatakan bahwa Luka Magnotta sangat takut pada sosok Manny Lopez. Ia percaya bahwa Manny Lopez adalah dalang utama yang seharusnya dicari oleh polisi.

5. Benjamin Xu (Sahabat Jun Lin)

Benjamin Xu adalah sahabat baik dari korban pembunuhan Luka Magnotta yang bernama Jun Lin. Pria ini menuturkan alasan kenapa Jun Lin sampai pindah ke Kanada. Ia mengatakan bahwa sahabatnya tidak pernah terbuka mengakui dirinya gay. Sahabatnya itu sangat baik dan agak pemalu sehingga Jun Lin hanya memiliki segelintir teman dekat dan salah satunya adalah dirinya.

Benjamin mengatakan bahwa ia mendapatkan berita hilangnya Jun Lin dari mantan kekasih sahabatnya itu. Saat ia mendatangi apartemen Jun Lin, terlihat bahwa kucing milik sahabatnya terlihat kelaparan.

Padahal bagi Jun Lin, kucingnya sudah seperti bayi yang tidak mungkin ditinggalkannya begitu saja. Benjamin merasa sangat sedih dan sakit hati atas apa yang terjadi pada sahabatnya di tangan Magnotta.

6. Joe Panz (Rescue Ink Leader)

Joe Panz adalah pemimpin dari kelompok penyelamat dan pecinta hewan bernama Rescue Ink di New York. Pria ini melihat video penyiksaan anak kucing yang sedang ramai di internet, sehingga ia yakin bahwa pria itu adalah seorang psikopat. Pasalnya, dari penuturan sepupunya bahwa pria dalam video itu memiliki ciri-ciri psikopat yaitu gila atensi dan menyiksa hewan.

Joe Panz beserta teman-temannya berusaha mencari siapa pelaku dalam video tersebut. Awalnya mereka berhasil mendapatkan nama seorang pengguna Facebook, yang dicurigai sebagai pelaku.

Ternyata penilaian mereka salah, orang yang mereka tuduh sebagai pelaku asli. Hal yang paling menyakitkan, orang tersebut diketahui bunuh diri karena tidak kuat mendapat hujatan.

7. Romeo Salta (Pengacara dan Penasihat Magnotta)

Romeo Salta adalah pengacara yang pernah menjadi penasihat hukum Luka Magnotta sebelum kasus ini terjadi. Dari penuturan Rome Salta, Luka Magnotta secara teratur selalu memberikan update mengenai dirinya dengan Manny Lopez. Pria ini mengatakan Magnotta pernah mengirimkan email berupa daftar kekerasan apa saja yang dilakukan oleh pria itu.

Bahkan Rome Salta pernah mendapatkan telepon dari kepolisian Miami yang mengatakan, Magnotta diculik dan jadi korban pemerkosaan.

Tersangka dalam kasus ini adalah seorang pria bernama Manny Lopez, sehingga tidak aneh jika Romeo Salta merasa sosok Manny Lopez memang nyata. Bahkan saat mendengar kasus Magnotta, ia tidak percaya bahwa kliennya itu bisa membunuh seseorang.

Alasannya karena Magnotta yang ia ketahui adalah sosok yang sangat lembut dan lemah. Sehingga Rome Salta membutuhkan waktu untuk mencerna kasus ini dengan baik. Tapi dari berbagai bukti yang ada, akhirnya Romeo Salta percaya bahwa Manny Lopez itu tidak pernah ada.

8. Joe Warmington (Jurnalis Toronto Sun)

Joe Warmington adalah seorang jurnalis dari Toronto Sun, ia adalah orang yang berhasil mewawancarai Magnotta.

Awalnya Warmington mengetahui soal Magnotta saat ia mendengarkan radio di pagi hari, ada seorang pria yang mengaku hidupnya terancam. Pria itu mengatakan dirinya disangkut pautkan dengan salah satu pembunuh terkenal di Kanada yaitu “Ken & Barbie Killer”.

Magnotta mengatakan bahwa ia tidak memiliki hubungan romansa dengan Karla Homolka. Ia meminta semua orang untuk berhenti mengganggunya, karena ia telah kehilangan hidupnya. Joe Warmington juga mengatakan bahwa Magnotta terlihat begitu percaya diri, saat membicarakan hal ini.

9. Luka Rotto Magnotta

Jika melihat Magnotta dari luarnya saja, tidak ada yang akan menyangka pria berwajah tampan dan mungil ini adalah seorang pembunuh sadis.

Magnotta kerap melakukan penyamaran untuk menipu banyak orang, bahkan ia menipu pengacara dan polisi. Gagal meraih impiannya menjadi seorang aktor, Magnotta memilih jalan yang nekat untuk meraih popularitas.

Magnotta mengaku dirinya dihubungkan secara romantis dengan perempuan paling dibenci Kanada yaitu Karla Homolka. Lalu ia memposting beberapa video penyiksaan pada hewan, hingga melakukan pembunuhan sadis pada Jun Lin.

Menurut laporan polisi, Magnotta terobsesi dengan beberapa serial killer dan film, sehingga ia berusaha membuat filmnya sendiri dengan cara yang tidak wajar.

Inilah beberapa karakter penting yang perlu kamu ketahui saat menonton dokumenter Netflix bertema kriminal Don't F**k with Cats: Hunting an Internet Killer (2019). Kalau dilihat dari keterangan beberapa orang, bisa dilihat bahwa Luka Magnotta memang sosok yang penuh muslihat dan gila.