bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Night in Paradise (2020)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Night in Paradise
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Keputusannya untuk menolak ajakan Pimpinan Doh dari Klan Bukseong bergabung ternyata menjadi awal petaka bagi kehidupan Park Tae Goo. Pembunuh bayaran yang berada di bawah pimpinan Presdir Yang ini harus kehilangan kakak perempuan serta keponakannya melalui sebuah kecelakaan yang diatur oleh Pimpinan Doh.

Duka ini menjadi dendam. Tanpa ampun dan takut, Tae Goo mencoba menghabisi Pimpinan Doh dan beberapa anak buahnya. Kekacauan terjadi dan dia pun dikirim pergi ke Jeju oleh Yang sebelum bersiap diberangkatkan ke Rusia. Di sana Tae Goo bertemu dengan Jae Yeon, seorang gadis yang hidupnya tak lama lagi sebab sebuah penyakit. Walau demikian Jae Yeon tipikal gadis-gadis yang dingin, keras dan tak suka dikasihani. Dia bahkan mahir menembak.

Lalu, mampukah Tae Goo menghadapi rencana balas dendam dari Klan Bukseong? Apakah Jae Yeon bisa membantunya? Night in Paradise tayang untuk pertama kali pada 3 September 2020 di 77th Venice International Film Festival. Film arahan sutradara Park Hoon Jung ini siap memanjakan para pencinta film gangster. Seperti apa persisnya? Mari baca sinopsis dan ulasannya di bawah ini terlebih dulu!

Sinopsis

Sinopsis
  • Tanggal/Tahun Rilis: 3 September 2020
  • Genre: Action, Crime, Drama
  • Produksi: Goldmoon, Peppermint & Company
  • Sutradara: Park Hoon Jung
  • Pemeran: Uhm Tae Goo, Jeon Yeo Bin, Cha Seung Won, Lee Ki Young

Park Tae Goo (Uhm Tae Goo) diutus Presdir Yang Do Soo (Park Ho San) untuk menemui seseorang guna melepaskan anggota mereka yang ditawan dan disiksa. Dari percakapan dengan seseorang tersebut diketahui bahwa Tae Goo sebenarnya diincar oleh Pimpinan Doh (Son Byong Ho), pimpinan Klan Bukseong, geng rivalnya untuk menjadi bawahan. Namun, tawaran tersebut dengan berani ditolaknya.

Di tempat berbeda, di Rumah Sakit Seoul Yongsan, Tae Goo dibantu anak buah, menjemput saudara perempuan, Jae Kyung (Jang Young Nam) yang sakit dan keponakannya yang menggemaskan bernama Ji Eun. Jae Kyung meminta Tae Goo menepati ucapannya untuk berhenti dari pekerjaan yang dilakukan sekarang. Jae Kyung dan Ji Eun lantas pergi lebih dulu mengenakan mobil yang dikendarai salah satu anak buah Tae Goo.

Saat semua sudah pergi, Tae Goo kembali ke dalam. Rupanya dia berniat menyumbangkan organ untuk sang kakak, sayangnya setelah melalui serangkaian tes, dokter mengatakan dia tak bisa melakukan itu. Dokter mengatakan bahwa hasil tes Tae Goo jauh berbeda dengan Jae Kyung sehingga tak bisa mendonorkan organ. Tae Goo kemudian mengatakan jika memang mereka berdua adalah saudara berbeda ayah.

Scene berganti saat Tae Goo duduk di ruang tunggu dan sudah membawa sekantung plastik obat untuk Jae Kyung. Tak lama teleponnya berbunyi; Jae Kyung menelepon tapi hanya sebentar setelah itu tidak terdengar suara apa pun dari seberang telepon. Ternyata, mobil yang membawa Jae Kyung dan Ji Eun mengalami kecelakaan hebat yang membuat keduanya meninggal dunia.

Di pemakaman, Presdir Yang hadir. Dari pembicaraan antara keduanya, Presdir Yang tampak yakin bahwa Pimpinan Doh adalah dalang kecelakaan itu. Tae Goo kemudian meminta izin pada bosnya tersebut untuk menemui Pemimpin Doh.   

Tae Goo dan Pimpinan Doh kini sudah berada di sebuah spa. Pemimpin dari gang saingannya tersebut mengucapkan bela sungkawa. Dia lantas berjanji akan menangkap siapa pun pelakunya. Tae Goo menolak karena Pimpinan Doh menganggapnya sebuah ketidaksengajaan, maka lelaki itu memilih untuk menganggap peristiwa ini sebagai murni kecelakaan.

Namun, siapa yang tahu gemuruh di dada Tae Goo. Saat berpamitan untuk membilas, dia sudah menyiapkan sebuah pisau. Sedetik kemudian emosinya tak terkendali, Tae Goo menghabisi Pimpinan Doh dan beberapa anak buahnya yang ada di sana. Lelaki itu lantas diam-diam keluar dari sana.

Keesokan harinya, Tae Goo bertemu dengan Presdir Yang. Sang atasan sudah menyiapkan segala keperluannya untuk pergi dari sana sekaligus menyuruh Tae Goo pergi ke Pulau Jeju selama kurang lebih seminggu. Dari Jeju, Tae Goo akan naik sebuah kapal yang membawanya ke Vladivostok, Rusia. Yang sengaja mengirim Tae Goo ke Rusia karena Klan Bukseong dinilai tidak akan mencapai ke sana.

Di sisi lain, untuk mengamankan posisi, Presdir Yang mengutus anak buahnya untuk menyerang Klan Bukseong. Sementara itu, Tae Goo sudah sampai di Jeju dan bertemu dengan penjemputnya. Dia adalah Jae Yeon (Jeon Yeo Bin) yang menggantikan tugas Kuto (Lee Gi Young) sang paman karena mendadak ada urusan. Rupanya urusan yang dimaksud adalah transaksi jual beli senjata bersama Busan Gang. 

Tak lama berselang Tae Goo sampai di kediaman Kuto. Jae Yeon terlihat tidak menyukai kehadiran Tae Goo. Tanpa sopan-santun, perempuan itu membereskan piring makan Tae Goo, yang padahal belum sempat disentuhnya. Jae Yeon mengatakan tak ingin berurusan lama-lama dengan kelompok mereka hanya untuk uang yang tidak seberapa.

Di Seoul, Presdir Yang menerima laporan bahwa Director Ma Sang Gil (Cha Seung Won) lolos dari penyerangan beberapa saat lalu. Mengetahui hal ini, Yang Do Soo khawatir. Kekhawatirannya bertambah saat tersiar kabar bahwa Pimpinan Doh belum meninggal dan sedang menjalani operasi.

Rencananya untuk melenyapkan Klan Bukseong gagal sementara dia sendiri sudah mengirim sang jagoan pergi jauh. Tak lama Director Ma menelepon dan mengancam akan membunuhnya. Benar saja, beberapa anak buah Yang Do Soo berhasil ditangkap dan dihajar hingga babak-belur.

Di Pulau Jeju, Tae Goo terbangun mendengar suara tembakan. Rupanya Jae Yeon sedang berlatih menembak tapi tiba-tiba perempuan itu mengarahkan ujung pistol ke kepalanya. Melihat itu dari kejauhan, Tae Goo berteriak mencoba menghentikannya. Namun, Jae Yeon tidak sungguh-sungguh. Pistol yang diarahkan padanya tidak berisi peluru.

Di tempat lain, di dalam mobil, Presdir Yang menyanding sebuah kotak. Dia menyerahkan itu kepada Kepala Park (Lee Moon Sik) sekaligus untuk meminta pertolongan agar diselamatkan. Sejurus kemudian lelaki itu menelepon Ma Sang Gil untuk membuat perjanjian. Scene berpindah pada Tae Goo yang tampak datang ke sebuah kamar mayat untuk memeriksa jasad seseorang.

Keesokan harinya, Tae Goo mendapati Jae Yeon pingsan di dalam mobil dengan jarum suntik menempel di lengannya. Kuto yang datang langsung panik dan meminta Tae Goo segera membawa mereka ke rumah sakit. Apa yang sebenarnya terjadi pada Jae Yeon? Bagaimana Tae Goo menghadapi masalah di luar masalahnya? Bisakah dia lepas dari Klan Bukseong?

Lahir dari Tangan Sutradara Terkenal

Lahir dari Tangan Sutradara Terkenal

Night in Paradise akan mengingatkan Anda pada beberapa film gangster Korea Selatan yang sudah lebih dulu terkenal dengan adegan-adegan perkelahian antara dua kelompok. Darah, luka tusuk, luka tembak, pengkhianatan, serta upaya melarikan diri dan bernegosiasi menjadi formula yang juga disuguhkan dalam film ini.

Adegan demi adegan berisi kekerasan menciptakan aura kelam serta keterancaman yang membuat penonton turut was-was saat menyaksikannya. Disebut oleh James Mottram dari South China Morning Post bahwa Night in Paradise adalah satu dari 10 film terbaik yang diputar di Venice International Film Festival 2020, rasanya wajar karena film ini lahir dari tangan sutradara yang ahli merangkai cerita-cerita thriller mendebarkan.

Park Hoon Jung sudah lebih dulu sukses mengaduk-aduk emosi sekaligus menebarkan kebencian dan kengerian dalam film I Saw the Devil (2010). Dia juga berhasil menciptakan sosok psikopat dalam V.I.P (2017), belum lagi The Tiger: An Old Hunter’s Tale (2015) yang super epic. Tidak mengherankan jika Hoon Jung tampak mulus menyutradarai Night in Paradise hingga jadi tontonan yang solid, baik dari segi cerita, plot hingga adegan-adegan perkelahian penuh darah.

Kualitas Sinematografi Jangan Diragukan

Kualitas Sinematografi Jangan Diragukan

Night in Paradise punya kecantikan sinematografi yang bisa membuat Anda lupa bahwa film ini berisi cerita dan adegan-adegan brutal serta kelam. Apalagi pada scene saat Tae Goo berada di Pulau Jeju. Ia seperti menyuguhkan dua sisi dunia yang berbeda melalui tangkapan kameranya; Seoul adalah gambaran dunia yang brutal dan tak kenal kompromi, sementara Pulau Jeju tetap cantik dan tenang dengan kemisteriusannya.

Lanskap Pulau Jeju yang indah seolah disuguhkan sebagai hadiah setelah penonton diajak menyaksikan adegan berdarah-darah. Terlihat pada scene ketika Tae Goo dan Jae Yeon melarikan diri setelah Kuto ditembak mati oleh Busan Gang.

Di sana, Jae Yeon menghubungi kerabatnya untuk menumpang tinggal. Malam hari setelah kejadian, keduanya menghabiskan waktu di bawah lampu jalan dan langit yang gelap. Beberapa kali kamera mengambil keduanya dari kejauhan dan untuk sedetik Night in Paradise terlihat seperti film romansa.

Sisi Humanis dalam Film Drama Kejahatan

Sisi Humanis dalam Film Drama Kejahatan

Sebagai film gangster yang berisi adegan laga, bercerita tentang pembalasan dendam sebuah klan preman, Night in Paradise bukan berarti tanpa sisi-sisi humanis. Karakter Tae Goo sendiri memperlihatkan hal tersebut ketika bertemu dengan kakak perempuan dan keponakannya. Sang pembunuh bayaran yang terkenal ahli ini tidak segan mendonorkan organnya. Dia juga manis saat berbicara dengan keponakannya.

Selain sisi humanis, Night in Paradise juga punya sisi melankolis yang dipertontonkan dalam scene yang melibatkan antara karakter Tae Goo dan Jae Yeon. Jae Yeon yang sangat dingin berubah setelah bersama dengan Tae Goo selama beberapa hari. Perempuan yang diceritakan mengidap penyakit parah ini juga sempat menahan Tae Goo pergi ke bandara, menemui Presdir Yang, dengan alasan yang bersifat pribadi.

Chemistry antara Uhm Tae Goo dan Jeon Yeo Bin terbangun dengan pas tanpa sesuatu yang berlebihan.  Karakter Tae Goo sebagai lelaki dengan masalah berat di hidupnya tetap terlihat, terutama di awal-awal, jJuga Jae Yeon yang matang berperan sebagai perempuan pesakitan. Keduanya berinteraksi sebagai dua orang dewasa yang sama-sama terancam mati oleh keadaan.

Night in Paradise mungkin akan cukup membosankan bagi Anda yang mengharapkan adegan perkelahian secara penuh dari awal hingga akhir film. Pasalnya film ini memuat itu hanya di awal film, sedikit di pertengahan dan mulai banyak di bagian akhir.

Namun, jika Anda suka dengan film drama kejahatan ‘berbumbu’ yang bisa meningkatkan emosi, ia adalah pilihan yang segar dan sesekali terasa manis! Penasaran dengan ceritanya? Saksikan film ini hanya di Netflix ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram