bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Reuni Z, Reuni SMA Berujung Malapetaka

Ditulis oleh Syuri K.N.
Reuni Z
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Ketika saya googling "Apa film zombie pertama Indonesia?", maka jawaban yang keluar adalah "Zeta" (2019). Memang, "Zeta" merupakan film zombie yang 'serius' pertama di Indonesia. Tapi, kalau menurut saya, film zombie pertama Indonesia adalah "Reuni Z", walaupun genre-nya 'tidak serius'.

Karena, ini adalah film komedi, tapi ada zombie-nya! Nah, loh, bagaimana jadinya zombie dalam balutan komedi, ya? Apalagi dengan pemain-pemain kocak seperti Tora Sudiro dan Soleh Solihun, serta aktor dan aktris yang biasanya bermain dalam genre drama seperti Ayushita, Dinda Kanya Dewi, Surya Saputra, dan Anjasmara? Yuk, intip keseruan film zombie komedi ini bersama Bacaterus!

Disclaimer: artikel ini mengandung spoiler alias bocoran film. Jika kamu belum menonton filmnya, maka dengan membaca artikel ini bisa membuat kamu bete karena sudah tahu garis besar ceritanya. Kecuali jika kamu tidak peduli akan hal itu, silakan lanjut membaca, ya.

Sinopsis

"Reuni Z", judulnya agak mirip dengan film zombie 'serius' yang dirilis pada tahun 2013, yaitu "Word War Z". Akan tetapi, walaupun sama-sama ada huruf 'Z' dan sama-sama mengandung konten zombie, film "Reuni Z" ini lebih mengarah pada komedi.

Film yang dirilis pada tanggal 12 April 2018 ini disutradarai oleh Monty Tiwa dan salah satu pemain filmnya sendiri yaitu Soleh Solihun. Menurut mereka, film "Reuni Z" ini bukan terinspirasi dari "World War Z", melainkan dari film "Shaun of the Dead" (2004) yang sama-sama ber-genre zombie komedi.

Berlokasi di SMA Zenith yang akan mengadakan reuni siswa-siswi tahun 1997. Film dimulai dengan masa di mana para tokoh utama masih SMA. Juhana (Soleh Solihun), Jeffri (Tora Sudiro), Lulu (Ayushita Nugraha), dan Mansur a.k.a Marina (Dinda Kanyadewi) yang tergabung dalam band Kagok Edan, mereka akan tampil di panggung sekolah.

Namun, terjadi konflik pada masa itu, Jeffri dan Juhana bertengkar dan saling jotos akibat pandangan band dan masa depan masing-masing anggota, yang membuat mereka menjadi jauh satu sama lain. Nampaknya, Juhana ingin berhenti nge-band untuk fokus belajar masuk STAN supaya bisa jadi PNS, meninggalkan Jeffri yang kekeuh dengan band-nya.

Mereka juga takut awkward kalau bertemu di reuni nanti. Pada masa sekarang, Jeffri ternyata menikah dengan Lulu dan sudah memiliki anak. Acara reuni pun berlangsung. Walaupun berlokasi di sekolah, acaranya cukup meriah dan ada juga angkatan anak SMA Zenith yang sekarang-sekarang untuk menambah keseruan acara tersebut. Namun, tiba-tiba saja ada zombie apocalypse saat penampilan cheerleader dari anak Zenith angkatan sekarang.

Ternyata, para anggota pemandu sorak itu makan bakso Mang Ujang dulu sebelum tampil. Nah, Mang Ujang ternyata sedang mengalami 'gejala aneh' seperti kulitnya pucat dan hidungnya mengeluarkan cairan hijau misterius. Si cairan itu tidak sengaja menetes ke adonan bakso.

Jika ditarik mundur lagi, Mang Ujang mengambil mangkuk baksonya dari pembeli di Kantor Zygot Medika sebelum membuat adonan baksonya. Di kantor tersebut, Mang Ujang malah mengajak seekor monyet bermain dulu, bukannya langsung pulang. Ternyata, monyet itu harusnya dimusnahkan sesegera mungkin, karena dia memiliki virus berbahaya yang mematikan.

Tanpa sepengetahuan siapapun, Mang Ujang tergigit oleh monyet itu. Terus, bukannya mencari pertolongan, Mang Ujang malah mengemut lukanya. Dari situlah Mang Ujang terjangkit virus zombie yang kemudian menyebar ke anak-anak cheerleader dan membuat zombie apocalypse di acara reuni SMA Zenith.

Bermula dari mengunyah bakso, sekarang para zombie jadi mengunyah manusia lainnya dan mengubah semua orang jadi zombie. Seperti slogan filmnya "Waktunya Teman Makan Teman"!

Film yang Seru & Kocak

Ini film horor komedi paling tidak alay dan tidak membuat kita mengatakan "Apa, sih?" yang diproduksi dan dimainkan oleh orang Indonesia. Karena, mungkin kamu sudah tahu, tapi genre horor dan komedi adalah dua hal yang sulit dipadukan. Tapi, mungkin karena latar belakang Soleh Solihun dari stand-up comedy dan para aktornya juga banyak yang sering bermain dalam genre serupa, jadinya film ini 'berhasil'.

Yang seru itu kayak pemain drama serius tiba-tiba di sini berubah drastis banget aktingnya, seperti Surya Saputra yang memainkan Jody, tokoh bully di sekolah tapi sudah lewat 20 tahun tetap saja seperti itu.

Walaupun pada saat-saat terakhirnya kita bisa lihat karakternya grow jadi lebih baik. Keseluruhan filmnya sangat seru dan kocak. Banyak scene yang berbau Indonesia banget, kita akan dibawa ke reference yang kita semua alami sebagai orang Indonesia.

Makeup Zombie-nya Oke Punya

*

Buat para pecinta zombie sejati seperti pengikut serial "The Walking Dead" pasti kecewa karena tidak terlalu banyak pertumpahan darah yang diperlihatkan, tapi menurut saya makeup zombie di film "Reuni Z" ini sudah cukup bagus, kok. Kelihatan kalau budget-nya ada, nggak asal-asalan. Tepuk tangan buat makeup artist untuk efek spesialnya!

Memang, ada yang 'aneh' kayak kostum zombie-nya masih rapi-rapi banget, bahkan yang hijaban pun tetap stay gitu, padahal ketika jadi zombie kan mereka jadi bar-bar, gigit orang makan orang. Tapi outfit mereka necis banget kayak mau photoshoot. Tapi, tetap patut diapresiasi karena belum banyak film Indonesia yang mengangkat tema ini, dengan kualitas film dan cerita yang sangat baik juga.

Walaupun "Reuni Z"  itu film komedi, tetap saja kehadiran zombie-nya lumayan bikin sport jantung. Soalnya ada jumpscare di mana-mana, dan dapet, nggak garing, nggak ketebak. Akting para zombie-nya juga bagus-bagus, loh. Tapi, tetap saja lebih banyak komedinya dalam film ini, jadi kalau kamu yang penakut bisa, kok, nonton ini sendirian juga!

Banyak Pesan Sosialnya!

Di balik kesenangan dan kelucuan filmnya, ternyata "Reuni Z" menyelipkan komentar sosial yang menggigit di sana-sini, loh. Saya mulai dari mana, ya? Yang ringan dulu dari scene para cheerleader yang tidak peduli dengan bakso hijau aneh dan percaya saja pada celetukan salah satu teman mereka yang bilang itu bakso green tea yang viral di Singapura. Indonesia banget, nggak, sih, cepet kemakan hoax?

Scene ketika Kagok Edan yang masih pada muda nge-band, deh. Mereka kan genre musiknya lebih ke rock gitu kali, ya, kurang diterima dan diapresiasi oleh teman-teman sekolah mereka. Tapi, ketika Juhana dan Jeffri adu jotos di panggung, tiba-tiba semua nge-hype bahkan ngerekam dengan lebih antusias. Saat video itu ditampilkan kembali di acara reuni pun, orang-orang lebih berkerumun saat adegan perkelahiannya saja. Orang Indonesia banget, kan?

Juhana dan Jeffri yang pernah nge-band bareng jadi jauh karena perbedaan persepsi akan band mereka. Walaupun gagal jadi PNS, ternyata Juhana tetap sukses dan tenar sebagai aktor juga bintang iklan (walaupun genre-nya tidak senonoh semua, namun teman-teman SMA mereka tetap memuji dia sebagai seleb).

Sedangkan Jeffri kerja kantoran biasa dan punya kanal YouTube yang berisi permainan gitarnya yang sering menerima hujatan dari netizen, sehingga Jeffri tetap merasa terkalahkan oleh Juhana walau 20 tahun telah berlalu. Jeffri masih menyalahkan Juhana yang hengkang dari band mereka atas kegagalan hidupnya sekarang. Ini pesan sosialnya ngena banget, sih, karena di kehidupan nyata masih banyak orang yang seperti ini.

Begitu pula dengan Lulu yang mengeluh akan kehidupannya yang tidak maju, karena ia menjadi ibu rumah tangga, sedangkan Raina menjadi EO yang sukses. Akan tetapi, ternyata Raina (Fanny Fabriana) justru iri pada Lulu dan Jeffri karena ia tidak bisa memiliki anak, sehingga ia ditinggalkan oleh suaminya.

Akhirnya, setelah zombie apocalypes dan perbincangan dengan orang lainnya selama kabur-kaburan dari zombie, akhirnya Jeffri dan Lulu sama-sama belajar untuk bersyukur kalau keluarga kecil mereka, walau pas-pasan, tetap anugerah terbaik. Terkadang manusia kan begitu, ingin jadi seperti seseorang, iri dengan prestasi orang lain. Padahal, siapa tahu orang yang kamu idam-idamkan kehidupannya itu menginginkan kehidupan seperti kamu.

Terus, ketika scene Raina dan Jody CS terlihat takut, jijik, dan awkward sama transgender. Padahal tadinya Jody CS rebutan Marina, namun setelah mengetahui dia adalah Mansur yang dulu sering mereka tarik celana dalamnya, langsung deh balik ke mode bully mereka. Teman-teman Marina juga belum terbiasa memanggil dengan nama barunya.

Sekedar informasi jika kamu belum tahu, di dunia luar sana, kalau seseorang sudah come out sebagai trans, itu harus dihormati dengan nama baru dan pronoun baru mereka (misalnya he/him, she/her, he/they, macem-macem dan itu pilihan mereka sendiri). Dan, nama mereka yang lama itu disebut dead name. Jadi, nggak sopan untuk memanggil mereka dengan nama lamanya lagi yang tidak mereka sukai.

Akan tetapi, setelah melalui pelarian panjang bersama Marina, akhirnya Jody jadi bisa lebih open minded dan bahkan ia meminta maaf akan sikapnya dari dulu dan memanggil Marina dengan nama barunya. Saya appreciate perkembangan karakternya, sih. Walaupun saat ia tergigit zombie dan mengira akan dicium Marina, ia lebih memilih bunuh diri, hmph.

Lalu ada Hilbram yang telah 'hijrah' mengatakan pada Lulu kalau 'istri harus dirumah, suami saja yang kerja', padahal dirinya sendiri menjadi ayah rumah tangga mengurus anak-anak dan istrinya yang kerja di luar rumah dari pagi sampai malam. Hilbram juga mencemooh lagunya band Kagok Edan, karena biasanya bagi sebagian orang muslim musik itu haram, kan. (Perdebatan musik haram atau halal masih hot sampai sekarang).

Dia juga mempertanyakan orang tua para cheerleader apa tidak marah ketika anak-anaknya joget di depan banyak orang dengan pakaian minim, namun langsung disemprot oleh Nining (Dian Nitami). Terus saat zombie mulai menyerang, dia nyerocos terus kalau mereka sedang diazab karena tidak mau bertaubat.

Terus dia 'menyerahkan' orang di sebelahnya ke zombie karena merasa lebih suci dari dia, jadi belum pantas untuk mati ditangan 'setan' alias zombie (akhirnya dia disamber dan jadi zombie juga, kok).

Celetukan-celetukan lainnya seperti teman-teman Jody si bully yang mengatakan "Di Indonesia jadi pedofil boleh, gak, sih?", terus Juhana yang takut masuk @lambeturah (akun gosip Indonesia terbesar di Instagram) dan perkataannya tentang "Ruang kelas dikunci, gimana pendidikan mau maju?", Nining yang nggak mau anak-anaknya dengan Rudy (Anjasmara) nonton @awkarin (karena dulu Awkarin sempat punya image yang kurang baik, kan).

Ada juga, nih, scene polisi. Ketika Jeffri menelepon polisi, bukannya langsung sigap, oknum polisinya malah bicara "Yakin, mau melibatkan polisi? Kita kan orang Indonesia, tidak mau dibicarakan secara musyawarah dan mufakat dulu?". Tau, lah, yaaaa Indonesia banget, kan? Waktu karakter Cassandra Lee, yaitu Prilly, mengatakan dia akan dicabuli, baru deh polisinya pada datang, hadeuh.

Film Horor Komedi yang Nggak Cheap

Menurut saya, "Reuni Z" adalah film yang cukup baik, dari sisi genre-nya juga berkembang banget. Ada thriller, misteri, komedi, petualangan, aksi, persahabatan, isu masyarakat, ada semua. Komedinya pun dikemas secara pas dan nggak ada yang murahan. Ceritanya juga seru buat ditonton ulang terus bareng keluarga atau teman-teman.

Oh, ya, akhir cerita film ini kan menggantung. Ternyata para zombie bakal nganggep kamu 'teman' atau lebih tepatnya sebangsa kali, ya, kalau kamu bau! Ada scene di mana Jody kentut saat sedang melarikan diri bersama Marina. Itu membuat area di sekitar Jody dan Marina "Bau bangke!" kalau kata Marina.

Tapi, berkat bau kentut itu yang menyelamatkan mereka dari gigitan zombie. Terus, ternyata para zombie juga nggak kuat dengan musiknya Kagok Edan. Mereka semua mati setelah mendengarkan lagu Kagok Edan.

Tapi, tidak ada penyelesaian dari para zombie dan Zygot Medika juga nggak muncul lagi. Anehnya, Mang Ujang si tukang bakso satu-satunya zombie yang 'sadar' dan masih berakal, sedangkan zombie lainnya seperti walking dead saja.

Mang Ujang masih berjualan dan akhirnya zombie-zombie baru pun bermunculan. Jadi, apakah kira-kira nanti bakal ada sekuel? "Reuni X" atau "Reuni Y" gitu? Kalau saya, sih, percaya sama Joko Anwar untuk sisi misterinya dan Soleh Solihun untuk komedinya.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram