bacaterus web banner retina

Review & Sinopsis Serial Oktoberfest: Beer and Blood (2020)

Ditulis oleh Aditya Putra
Oktoberfest: Beer and Blood
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Kota Munich dikenal bukan hanya karena tim sepakbolanya yang bereprestasi tapi juga karena punya perayaan unik. Perayaan itu bernama Oktoberfest yang dilaksanakan selama dua minggu di akhir bulan September dan awal bulan Oktober. Bir, makanan, musik, dan hiburan lain disajikan di sana dengan pengunjungnya menggunakan pakaian tradsisional khas Batavia.

Dari sekian banyak orang, selalu ada orang yang melihat sebuah peristiwa sebagai kesempatan. Curt Prank yang pada tahun 1900 punya ide gila untuk membuat Oktoberfest jauh lebih besar. Masalahnya ada pihak-pihak lain yang juga berkepentingan dan membuat adanya benturan. Seperti apa review dan sinopsis Oktoberfest: Beer and Blood? Mari simak di sini!

Sinopsis

Oktoberfest

Curt Prank adalah seorang pria paruh baya pendatang di kota Munich. Keberadaan Oktoberfest menarik perhatiannya. Menurutnya, acara itu bisa dibuat jauh lebih megah dan mendatangkan lebih banyak penghasilan untuknya. Oleh karena itu, dia punya ide untuk membangun sebuah tenda yang bisa memuat 6.000 orang.

Ide Prank langsung ditolak oleh petinggi kota Munich, Urban. Menurut Urban ide Prank terlalu gila dan dia nggak bisa mengorbankan kedai-kedai kecil yang berjualan di Oktoberfest.

Prank nggak kehabisan akal, dia mencoba mengintimidasi Urban dengan bermain dengan anaknya. Urban ketakutan sementara Prank memperingatkannya agar bermain dengan halus.

Urban menaikan harga sewa untuk kios dan tenda di Oktoberfest. Prank menemui Mrs. Brockmann, seorang sosialita kelas atas di Munich.

Dia meminta agar anak Brockmann mau membantunya tapi ditolak. Pada pagi hari keesokan harinya, Mrs. Brockmann menemukan kucingnya sudah mati dan mencurigai bahwa itu adalah tindakan Prank.

Mrs. Browmann menemui Prank lagi untuk membicarakan bisnis. Prank membawa anaknya, Clara, yang diperkenalkan pada Anatol Stifter, seorang pebisnis kaya raya. Clara pada malam harinya menyelinap menghadiri sebuah pesta dan bertemu dengan Roman. Mereka berdua menghabiskan malam bersama.

Pagi hari, Roman datang ke tempat pembuatan bir untuk bekerja. Dia menemukan bahwa Ignatz tewas terbunuh. Keluarga Hoflinger mencurigai ada yang mendalangi pembunuhan anggota keluarganya itu.

Sementara itu, Prank bekerja sama dengan Grogauer yang memperkirakan akan ada persaingan besar dua pabrik bir antara keluarga Prank dan Hoflinger.

Sinopsis Oktoberfest Beer and Blood

Prank menemui Stifter untuk membicarakan bisnis. Dia berhasil mengintimidasi Stifter dan mengijinkan bir buatan Prank untuk dijual di Oktoberfest. Selain itu, Stifter juga akan mendapat keuntungan sebesar 10% dari penjualan. Sementara itu, Stifter punya permintaan lain yaitu menikahi Clara. Dia belum tahu bahwa Clara sedang mengandung anak Roman.

Maria Hoflinger menemui Prank dan berniat untuk balas dendam. Pertemuan itu diawali dengan ucapan belasungkawa dari Prank. Tapi berakhir dengan tensi panas setelah Maria menyebut Prank pembunuh.

Clara yang setuju menikah dengan Stifter melarikan diri. Prank yang tahu bahwa Roman merupakan ayah biologis dari kandungan sang anak, menghajar Roman.

Prank berhasil membuat bir buatannya dijual di Oktoberfest padahal perlu prosedur panjang untuk bisa melakukannya. Stifter yang gagal mencapai tujuannya berniat untuk mengambil alih kedai milik Prank pada Oktoberfest berikutnya. Dia nggak ingin gagal lagi, karena itulah dia ingin melakukannya dengan cara halus.

Sementara itu Maria semakin gusar pada Prank yang perlahan-lahan mencelakakan orang-orang terdekatnya. Inilah drama berdarah, antara ambisi, persaingan bisnis, dan tentu saja dendam.

Kalau kamu menyukai tontonan menegangkan dengan latar belakang cerita yang kuat dan solid, serial yang satu ini layak ditonton.

Karakter yang Bermain di Area Abu-Abu

Karakter yang Bermain di Area Abu-Abu

Curt Prank dari awal episode Oktoberfest: Beer and Blood digambarkan sebagai sosok antagonis. Dia rela melakukan apa saja agar ambisinya bisa terpenuhi. Bahkan dia termasuk nggak pandang bulu ketika meneror lawannya. Dimulai dari Urban, Stifter, sampai keluarga Hoflinger menjadi sasarannya. Dari cara halus sampai kekerasan akan dia lakukan demi ambisinya.

Maria Hoflinger tampak seperti seorang protagonis. Satu per satu orang terdekatnya dilukai oleh Prank. Menuju akhir season, dia terjerat masalah dan dihadapkan pada pilihan sulit.

Antara sosok sebenarnya akan terungkap atau bekerja sama dengan Prank yang bisa mewujudkan segala keinginan, termasuk di bidang bisnis.

Clara, anak Prank pun berada di area abu-abu. Dari awal, dia bertingkah menggoda pada Stifter yang kemudian ingin menikahinya. Hubungan cintanya dengan Roman menjadi bumbu yang makin memanaskan persaingan Prank dan Hoflinger.

Hanya saja, di akhir Clara menolong Colina, seorang petugas ketika diganggu oleh mantan suaminya, Rupp. Stifter dan Urban tampak menjadi korban intimidasi Prank. Diam-diam, Stifter ingin menjatuhkan Prank dengan bantuan Urban.

Dia mengiming-imingi Urban posisi sebagai walikota kalau mau membantu. Semua karakter di serial ini memperlihatkan perubahan karakter. Nggak ada protagonis dan antagonis sejati ketika berhubungan dengan ambisi dan upaya menyelamatkan diri.

Baca juga: Film Bertema Mafia yang Menarik untuk Ditonton

Plot Solid

Plot Solid

Oktoberfest: Beer and Blood secara sekilas menyoroti bagaimana pertentangan antara tradisi dengan modernisasi. Festival Oktoberfest merupakan sebuah tradisi yang sudah mengakar dan diciptakan sedemikian rupa agar bisa menemukan jalan tengah dari semua pihak. Kehadiran Prank yang ingin memodernisasi acara itu menimbulkan masalah.

Dari episode satu ke episode lainnya, serial ini bisa dengan jelas membangun plot yang solid. Setiap karakter dibangun dengan motivasi masing-masing.

Motivasi itu yang kemudian berkembang menjadi percikan masalah ketika bersinggungan dengan yang lain. Bahkan masalah itu bukan saja tentang siapa yang menjadi penguasa di Oktoberfest melainkan melibatkan konflik-konflik personal.

Penggunaan Tempo yang Tepat

Penggunaan Tempo yang Tepat

Drama merupakan fondasi dari Oktoberfest: Beer and Blood. Banyak adegan yang menampilkan dialog para karakter. Hebatnya, dialog itu sama sekali nggak membosankan karena mengungkap sifat dan motivasi masing-masing karakter. Bahkan dialog itu terkesan tanpa basa-basi dan langsung tertuju pada inti masalah.

Unsur thriller di serial ini bertebaran. Intimidasi, pembunuhan, dan penyiksaan selalu muncul di setiap episodenya. Walau nggak sekental unsur drama tapi cukup untuk membuat masalah yang ada benar-benar mengakar. Sebagaimana kata darah di judul serial ini, benar saja banyak adegan kekerasan dan darah berlumuran tapi masih dalam batas wajar.

Drama dan thriller dikomposisikan secara tepat dalam tiap episode serial ini. Dalam menontonnya, kita mungkin akan terjebak dalam perkiraan Prank dan Hoflinger akan seperti Montague dan Capulet.

Untungnya, serial ini semakin berjalan justru mementahkan prediksi tersebut karena bergerak ke arah yang nggak diperkirakan tapi sangat menarik. Nggak mengherankan kalau sudah menonton satu episode langsung ingin menonton episode selanjutnya sampai selesai.

Temponya benar-benar dijaga. Nggak dibuat lambat, tapi juga nggak dibuat terlalu cepat. Sesuatu yang terkesan sepele, tapi sulitnya bukan main. Permainan tempo sangat berpengaruh pada pemahaman penonton akan jalan cerita.

Serial ini diadaptasi dari kisah nyata. Tentu dibumbui unsur fiktif agar serialnya menjadi menarik. Saking menariknya mungkin bisa membuat kita melupakan tentang seberapa akuratnya peristiwa terjadi. Sebuah tontonan wajib bagi yang menyukai drama dan thriller dengan berlatar masa lalu. Bagian mana yang menarik buat kamu? Bagikan di kolom komentar, yuk!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram