bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Moga Bunda Disayang Allah (2013)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Moga Bunda Disayang Allah
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Perjalanan seorang Karang tidak mudah. Hati baiknya harus terus-menerus diuji oleh berbagai peristiwa tragis. Salah satunya bahkan berhasil ‘mengalahkan’ pemuda ini. Karang berubah jadi pribadi yang pesimis dan kerap mabuk. Dia tak ingin hidup tapi juga enggan untuk mati. Namun, siapa mengira, sebuah pertemuan dengan gadis kecil dapat mengubah hidupnya.

Premis tersebut dikembangkan dalam film Moga Bunda Disayang Allah karya sutradara Jose Purnomo. Pemain yang terlibat antara lain Fedi Nuril, Shandy Aulia, Alya Rohali, Donny Damara dan aktris cantik muda berbakat Chantika Zahra. Penasaran dengan jalan cerita film ini? Anda boleh menontonnya setelah membaca sinopsis dan review-nya berikut ini! Simak yuk!

Sinopsis

Moga Bunda Disayang Allah
Tahun Rilis 2013
Genre
Sutradara
Pemeran Fedi Nuril Shandy Aulia
Review Baca di sini

Sebuah kejadian tragis yang merenggut nyawa banyak orang, pasti meninggalkan trauma bagi korban yang selamat. Trauma tersebut bisa bertahan selama bertahun-tahun dan mengubah kepribadian seseorang jika tidak segera mendapat bantuan dari profesional. Hal mengerikan seperti itu, terjadi pada hidup seorang pemuda tampan dan baik hati bernama Karang (Fedi Nuril).

Kebaikan hati Karang membuatnya jadi sosok yang disegani oleh masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Dia juga memiliki hubungan yang sangat baik dengan Kinarsih (Shandy Aulia), seorang dokter cantik yang tak kalah baik. Mereka menjalani hubungan yang cukup serius sampai sebuah bencana merusak segalanya.

Ketika itu Karang membawa anak-anak kurang mampu di tempat tinggalnya untuk berdarmawisata menggunakan kapal laut. Nahas, kapal tersebut mengalami kecelakaan. Di tengah perjalanan ia dihadang ombak dan badai yang membuat semua penumpang celaka. Karang yang kewalahan tidak mampu menyelamatkan anak-anak tersebut. Mereka meregang nyawa di hadapan Karang.

Karang yang selamat memilih menjauh dari kehidupan normalnya. Dia trauma dan berubah jadi seseorang yang menyedihkan. Kecintaannya pada anak tidak bisa ditemukan lagi pada dirinya. Karang merasa sangat bersalah  sehingga memilih meninggalkan dunia anak-anak yang dicintainya. Dia pun memilih memutuskan hubungan dengan Kinarsih karena merasa sangat berdosa dan tidak layak untuk wanita itu.

Kepribadian Karang lambat-laun berubah. Dia yang semula penuh semangat menjadi seperti mayat hidup. Karang gemar sekali menyendiri sembari minum minuman keras hampir setiap hari.  Tampilannya tidak karuan, selayaknya manusia tanpa harapan.

Keberadaan Karang di desa terpencil, di tempat persembunyiannya diketahui oleh Bunda HK (Alya Rohali) dan Tuan HK (Donny Damara). Mereka mendengar cerita dari Kinarsih bahwa Karang adalah pemuda yang baik hati dan sangat mencintai anak-anak. Mendengarnya, Bunda HK dan Tuan langsung mendatanginya dan mengutarakan niat.

Sinopsis Moga Bunda Disayang Allah

Mereka ingin Karang menjadi guru bagi Melati (Chantika Zahra). Melati merupakan anak semata wayang yang tidak bisa melihat, dia juga bisu sekaligus tulis. Melati berbeda dari anak kebanyakan yang ceria dan banyak beraktivitas. Dia kerap agresif dan sulit didekati.

Ketika pertama bertemu dengan Karang, Bunda HK terkejut dengan penampilannya. Namun, dia masih ingin memberi Karang kesempatan sehingga tawaran tersebut tetap diajukannya. Walau awalnya menolak, Karang merasa tertantang dengan hal ini. Dia akhirnya menyanggupi.

Kepribadian Karang sudah banyak berubah. Dia yang kerap minum alkohol menjadi tidak lagi selembut dan sesabar itu terhadap anak-anak. Pria tersebut kerap kasar, meneriaki Melati, menarik tubuhnya dan memperlakukan sang gadis seperti hilang kendali. Perlakuannya yang demikian tentu membuat Bunda HK kaget. Pasalnya Karang tidak seperti yang dikatakan dan direkomendasikan oleh Kinarsih.

Lalu, apakah Bunda HK masih mau memberi Karang kesempatan untuk mendidik Melati? Bagaimana Melati yang tidak berdaya bisa mengubah Karang, perlahan kembali ke jati dirinya yang semula? Keseluruhan cerita Moga Bunda Disayang Allah sudah bisa Anda saksikan di Netflix mulai 10 Desember 2020.

Diperankan Aktor dan Aktris Berpengalaman

Diperankan Aktor dan Aktris Berpengalaman

Saat akan menonton sebuah film, cast atau jajaran pemain cukup menjadi pertimbangan tersendiri. Jika Anda tahu kualitas aktor atau aktrisnya baik, jalan cerita sebuah film pun akan tersaji dengan baik. Begitu halnya pada film Moga Bunda Disayang Allah. Di sini, Anda akan menemukan jajaran pelakon berpengalaman dengan akting yang baik.

Siapa yang meragukan kemampuan akting Fedi Nuril dan Shandy Aulia? Pada masa itu, nama keduanya menjadi salah satu daya tarik yang selalu berhasil untuk sebuah film. Beberapa kali Fedi sukses dengan karakter yang dibawakannya. Begitu halnya dengan Shandy. Belum lagi nama Alya Rohali dan Donny Damara yang sudah senior, sehingga tidak ada kecanggungan dalam berperan.

Ketika Fedi berakting sebagai Karang yang depresi dan menjauhkan diri dari keramaian, Anda akan ikut merasakannya. Pembawaan karakter yang pemarah, keras, mampu dilakukan Fedi yang selama ini lekat dengan kesan baik-baik dan lurus-lurus saja. Hanya memang Anda mungkin akan terganggu dengan penampilannya, mulai dari rambut gondrong hingga brewok. Semua itu tampak kurang rapi dan tidak alami.

Akting ‘Melati’ yang Menarik Hati

Akting ‘Melati’ yang Menarik Hati

Di antara nama-nama bintang yang terlibat dalam film ini, Chantika Zahra adalah yang paling asing di telinga. Namun, kemampuan aktingnya patut diacungi jempol. Gadis cilik tersebut menjiwai sekali berperan sebagai Melati yang agresif, buta, tuli dan bisu. Akting ketika Melati teriak-teriak, atau ketika dia sulit sekali makan dengan rapi dan saat dia harus menarik rambut perawatnya terlihat tidak dibuat-buat.

Jalinan emosi antara dirinya dan karakter Karang terbangun dengan baik. Begitu pun ketika dia harus beradu akting dengan Alya Rohali. Emosi antara ibu dan anak ini akan membuat Anda terharu, apalagi pada bagian ketika Melati pertama kalinya memanggil ‘bunda’.

Jalan Cerita Mengharukan

Jalan Cerita Mengharukan

Storyline film Moga Bunda Disayang Allah berjalan dengan runut. Plotnya tidak berbelit-belit sehingga cukup nyaman untuk diikuti. Hal menarik lainnya adalah cerita dalam film ini dari awal hingga akhir terasa mengharukan, sedih dan perih. Bagaimana tidak sedih ketika premis film ini adalah mengenai seseorang yang semula penuh semangat berubah jadi tidak memiliki keinginan hidup karena trauma yang dimilikinya.

Konflik kemudian berkembang penuh pergolakan ketika karakter tersebut harus kembali berhadapan dengan traumanya, yaitu anak-anak. Sikap yang kasar dan keras Karang kepada Melati, menjadi mudah diterima sebab pada saat bersamaan, lelaki itu sedang membenci dirinya. Namun, hal yang lebih mengharukan adalah ketika Karang dan Melati sama-sama ‘sembuh’, keduanya sama-sama saling membutuhkan dan menjadi penolong untuk masing-masing.

Hidup Karang dalam film ini tergambar penuh kemalangan. Setelah berhasil sedikit demi sedikit menyembuhkan trauma, satu kejadian kembali mengorek lukanya. Di sini penonton akan diajak melihat perjuangan Karang yang lain, yaitu ketika dia benar-benar harus lepas dari ketakutannya.

Adaptasi dari Novel Tere Liye

Adaptasi dari Novel Tere Liye

Nama Tere Liye sebagai penulis novel best seller di Indonesia sudah diakui secara luas. Beberapa karyanya juga sudah diangkat ke dalam layar lebar. Novelnya yang berjudul Moga Bunda Disayang Allah adalah karya ketiga miliknya yang resmi diadaptasi menjadi sebuah film. Dua karya sebelumnya yaitu Hafalan Surat Delisa (2011) dan Bidadari-bidadari Surga (2012) mendapat sambutan hangat dari pemirsa di tanah air.

Cerita yang dibangun Tere Liye mengenalkan para pembaca dan penonton pada karakter-karakter kuat. Sebut saja Delisa, seorang anak gadis yang harus kehilangan kaki dan ibunya akibat musibah tsunami, tapi tetap tegar menjalani hidup, kemudian ada Laisa dalam film Bidadari-bidadari Surga yang tabah terlahir sebagai perempuan yang tidak cantik secara fisik. Kali ini kita diajak mengenal Karang dan Melati yang kuat dengan bebannya masing-masing.

Moga Bunda Disayang Allah menjadi sebuah tontonan yang penuh pelajaran. Kekuatan seorang Karang yang hilang, dapat kembali dia dapatkan setelah berkali-kali dihajar oleh kenyataan. Sama halnya Melati yang tak kalah menginspirasi. Tersentuh dan ingin menyaksikan film ini secara utuh? Anda bisa menyaksikannya melalui layanan streaming Netflix. Selamat menyaksikan!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram