bacaterus web banner retina

Ini Bedanya Jagat Sinema Bumilangit dan Satria Dewa Universe

Ditulis oleh Suci Maharani R

Berkat kesuksesan Sri Asih (2022), belakangan ini banyak orang yang mulai penasaran dengan waralaba superhero buatan dalam negeri. Banyak orang yang tidak menyadari, bahwa tidak semua film superhero yang ditayangkan berasal dari universe yang sama. Fyi, Indonesia memiliki dua waralaba pahlawan super yang bersaing ketat terutama di tahun 2022.

Jagat Sinema Bumilangit dan Satria Dewa Universe adalah dua waralaba pahlawan super terbesar di Indonesia. Keduanya sudah merilis beberapa film pembukanya, yaitu Gundala (2019) dan Satria Dewa: Gatotkaca (2022) yang kerap disangka berasal dari satu universe.

Selain fakta tadi, sebenarnya ada beberapa perbedaan signifikan mengenai dua waralaba pahlawan super Indonesia ini. Bagi kamu yang ingin mengenal dan tahu perbedaan keduanya. Jangan lupa untuk mencari informasi lebih lengkapnya hanya di Bacaterus.

1. Bumilangit Berkarir Lebih Lama

perbedaan bumilangit dan satria universe-1_Sumber: bumilangit

Persaingan ini tidak akan terasa seru jika kamu tidak mengenal seluk beluk mengenai Jagat Sinema Bumilangit dan Satria Dewa Universe.

Banyak yang belum tahu, Bumilangit Studios adalah wadah bagi para komikus berbasis pahlawan super di Indonesia. Perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 2003 ini memiliki 1.200 karakter pahlawan yang sudah diterbitkan selama enam puluh tahun terakhir.

Bekerjasama dengan Screenplay Films, mereka membuat rumah produksi yang memproduksi film dan series dalam Jagat Sinema Bumilangit.

Dipimpin oleh Bismarka Kurniawan, Wicky V. Olindo, dan Joko Anwar, Bumilangit sudah memproduksi dua film yaitu Gundala (2019) dan Sri Asih (2022). Proyek film untuk tokoh superhero lainnya juga sedang dipersiapkan untuk tayang.

Ketika Bumilangit sudah eksis cukup lama, maka Satria Dewa Studi baru lahir di tahun 2018. Rumah produksi yang didukung oleh Erick Thohir dan Wishnutama ini mulai merencanakan untuk membangun universe-nya sendiri.

Seperti namanya, Satria Dewa Studio hanya memproduksi film dan series yang berhubungan dengan tokoh pewayangan. Sejauh ini Satria Dewa Studio baru saja merilis satu film, yaitu Satria Dewa: Gatotkaca (2022).

Film garapan sutradara Hanung Bramantyo ini merupakan pembuka dari Satria Dewa Universe. Sayangnya, film pertamanya bisa dikatakan kurang menggugah. Pasalnya, alur cerita yang ditampilkan dalam film ini kurang bisa mengeksplor karakter hingga kisah mengenai pewayangan Mahabarata.

2. Pahlawan Komik Vs Pahlawan Pewayangan

perbedaan bumilangit dan satria universe-2_Sumber: Youtube Polemik

Perbedaan lainnya antara Jagat Sinema Bumilangit dan Satria Dewa Universe adalah ide mengenai karakter pahlawannya.

Seperti yang sudah disinggung di atas, Jagat Sinema Bumilangit memang lebih memfokuskan diri pada karakter-karakter superhero yang berada dalam naungannya. Hal inilah yang menjadi keunikan dan kekuatan terbesar dari Jagat Sinema Bumilangit.

Pasalnya, banyak sekali generasi muda yang tidak tahu dan menyadari bahwa Indonesia juga memiliki tokoh pahlawan super sendiri.

Diperkenalkannya tokoh-tokoh dari komik legendaris ke generasi muda, diharapkan membuat mereka jadi lebih kreatif dan mencintai produk dalam negeri. Selain itu, tokoh-tokoh ini diharapkan bisa menjadi inspirasi dan panutan untuk banyak anak Indonesia.

Beralih ke Satria Dewa Universe, dari namanya saja sudah dipastikan bahwa tokoh yang diadaptasi berhubungan dengan mitologi.

Mengadaptasi tokohnya dari pewayangan populer Mahabarata, tentu Satria Dewa Universe jadi salah satu film yang diincar banyak orang. Pasalnya, kisah mengenai Mahabarata ini memang dekat dengan berbagai kalangan baik muda ataupun tua.

3. Superhero Bumilangit Lebih Banyak

perbedaan bumilangit dan satria universe-3_

Harus dikatakan, Jagat Sinema Bumilangit memang lebih unggul jika berbicara mengenai jumlah superhero yang dimilikinya.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Bumilangit memiliki lisensi untuk 1.200 karakter pahlawan super dari komik naungan mereka.

Jumlah karakter yang banyak ini membuat Bumilangit bisa mengekspor dan menampilkan karakter superhero hingga villain beragam. Sebut saja karakter Gundala dan Sri Asih yang sangat berbeda meski mereka sama-sama pahlawan super

Ketika Gundala mendapatkan kekuatannya setelah tersambar petir, maka Sri Asih terlahir dengan takdir dan kekuatan yang dahsyat. Karakter lainnya yang sudah di-spoiler oleh Jagat Sinema Bumilangit adalah Virgo dan Godam yang bikin para penonton semakin penasaran.

Beralih ke Satria Dewa Universe, semua orang sudah mengetahui karakter-karakter inti dalam pewayangan ini. Delapan film sudah dikonfirmasi menjadi line up dan akan mengisahkan karakter yang berbeda-beda.

Film pertama yang digarap oleh Hanung Bramantyo mengisahkan mengenai penjaga para pandawa yaitu Gatotkaca yang sangat perkasa.

Selanjutnya, Satria Dewa Universe akan merilis film mengenai Arjuna, Srikandi, Yudhistira hingga Bima. Sementara tiga film lainnya akan mengisahkan peperangan dahsyat antara gen Pandawa dan gen Kurawa.

Film pertama akan mengisahkan perang Kurusetra di era modern, sedangkan dua film lainnya adalah perang terbesar Bharatayudha yang terbagi dalam dua bagian.

4. Satria Dewa Terasa Lebih Lokal dan Etnik

perbedaan bumilangit dan satria universe-4_

Jika Jagat Sinema Bumilangit unggul soal jumlah superhero dan villain yang ditampilkan dalam film-filmnya. Maka Satria Dewa Universe lebih unggul dalam sisi tradisional, alias terasa lebih etnik dan lokal dari film superhero lainnya. Hal ini dibuktikan dengan berbagai aksen dan sejarah yang ditampilkan dalam film Satria Dewa: Gatotkaca (2022).

Dalam film ini, tidak hanya mitologi mengenai Pandawa dan Kurawa saja yang ditampilkan. Kearifan lokal juga terpancar dari set seperti candi, berbagai aksara jawa kuno yang ditampilkan hingga budaya sembahyang juga ditampilkan dengan baik.

Sisi etnik ini membuat pahlawan-pahlawan dari Satria Dewa Universe terasa lebih dekat dengan masyarakat.

Sedikit berbeda dengan pahlawan super dari Jagat Sinema Bumilangit, sebenarnya aksen tradisional juga dimunculkan. Kamu bisa melihatnya dalam film Sri Asih (2022), aksen budaya Jawa diperlihatkan cukup baik.

Namun karakter superhero dari universe ini memang sengaja dibuat lebih universal. Tujuannya, agar tokoh manusia super ini bisa disukai dan pas dengan taste banyak orang secara general.

5. Aktor Papan Atas VS Aktor Muda

perbedaan bumilangit dan satria universe-5_Sumber: Uussfeed

Perbedaan lain dari kedua universe yang sangat mencolok adalah dari jajaran pemerannya. Sejak awal mengumumkan proyeknya, Jagat Sinema Bumilangit mencuri perhatian dengan deretan aktornya. Bayangkan saja, jajaran aktor papan atas Indonesia yang sudah melanglang buana dan meraih banyak penghargaan akan berkumpul disini.

Abimana Aryasatya, Chicco Jerikho, Pevita Pearce, Chelsea Islan, Adhisty Zara, hingga Nicholas Saputra didapuk sebagai aktor utamanya.

Sementara untuk karakter villainnya, ada Dian Sastro Wardoyo sebagai Dewi Api, Reza Rahadian sebagai Roh Syetan hingga Ario Bayu sebagai Ghani. Kehadiran mereka dalam universe ini, tentu jadi salah satu daya tarik yang tidak bisa ditolak banyak orang.

Sementara untuk Satria Dewa Universe, mereka cenderung memilih jajaran aktor muda dan berbakat Indonesia.

Sesuai dengan ide cerita mengenai gen Pandawa dan Kurawa di era modern, aktor muda seperti Rizky Nazar, Omar Daniel, Yasmin Napper hingga Aghniny Haque didapuk sebagai pemeran utamanya. Selain itu dua aktor laga Indonesia Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman juga hadir dalam film ini.

Kehadiran deretan selebriti muda ini, membuat film-film dari Satria Dewa Universe ini lebih digandrungi oleh anak muda. Sehingga fokus utama filmnya untuk memperkenalkan tokoh pewayangan kepada anak muda, bisa dikatakan berhasil dicapai.

Ketampanan, kecantikan hingga kualitas akting mereka yang mumpuni, tidak kalah dari deretan aktor senior yang ada di Jagat Sinema Bumilangit.

Itu dia beberapa perbedaan dari Jagat Sinema Bumilangit dan Satria Dewa Universe yang mungkin belum kamu ketahui. Secara garis besar, sebenarnya kedua universe tidak hanya menampilkan sosok pahlawan super modern namun memiliki sisi etnik.

Tak hanya itu, persaingan soal kualitas film terutama dalam alur, akting hingga CGI memang bikin penonton penasaran.  

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram