bacaterus web banner retina

Review Film Gundala, Sang Patriot Pembuka Jagat Bumilangit

Ditulis oleh Syarip Ahmad D
Gundala
3.7
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Film bertema superhero seolah menjadi magnet kuat untuk menarik para penonton tanah air. Setelah sebelumnya kita diperkenalkan dengan beberapa jagoan dari Marvel Cinematic Universe dan DC Extended Universe di beberapa judul film.

Pada tahun 2019, Jagat Sinema BumiLangit atau BumiLangit Cinematic Universe, yang merupakan media waralaba untuk film adaptasi komik terbesar di Indonesia telah merilis sebuah film pertamanya. Film yang menjadi penanda dibukanya gerbang BCU berjudul "Gundala" besutan sutradara kondang, Joko Anwar.

Nah, bagaimana respon masyarakat tanah air terhadap jagoan asal Indonesia ini? Yuk, Simak ulasan yang akan Bacaterus berikan untuk kamu dalam artikel di bawah.

Sinopsis

Sinopsis

Gundala bercerita mengenai perjalanan Sancaka (Gundala), seorang anak yang sejak kecil dididik oleh kedua orang tuanya dengan nilai-nilai kebaikan. Sayangnya, karena sebuah peristiwa kehidupan Sancaka pun mulai berubah.

Sancaka harus menjalani kehidupan seorang diri setelah sang ayah tewas dalam sebuah kerusuhan yang terjadi di tempatnya bekerja. Sementara sang ibu yang mengalami kesedihan ditinggalkan oleh sang suami, tiba-tiba menghilang bagai di telan bumi.

Menjalani Kehidupan keras seorang diri. Ia pun kemudian dipertemukan dengan Awang (Farish Fadjar). Seorang anak pemberani yang mengajarinya ilmu beladiri. Keduanya lantas menjalani ikatan persaudaraan hingga keduanya pun harus terpisah.

Setelah dewasa Sancaka (Abimana Arya) pun bekerja sebagai petugas keamanan di sebuah perusahaan percetakan surat kabar. Ketakutannya terhadap petir justru menciptakan sebuah keajaiban.

Dimana suatu hari Sancaka tanpa sengaja tersambar petir yang membuatnya kemudian memiliki sebuah kekuatan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Pertemuannya dengan Wulan (Tara Basro), seorang perempuan yang berjuang melawan ketidakadilan pun pada akhirnya membawa Sancaka pada petualangan berbahaya menghadapi para preman yang diketahui memiliki kaitan dengan organisasi kejahatan terbesar yang dipimpin oleh Pengkor (Bront Palarea).

Film Pembuka Jagat BumiLangit yang Cukup Menghibur

Film Pembuka Jagat BumiLangit yang Cukup Menghibur

Gundala Putra Petir adalah karakter komik ciptaan Harya Suraminata (Hasmi) yang mulai diperkenalkan pada tahun 1969. Sempat diadaptasi ke dalam sebuah film pada tahun 1981. Joko Anwar pun kembali mengangkat karakter yang populer dengan kekuatan petir ini ke dalam sebuah cerita film pada tahun 2019.

Menggandeng aktor Abimana Arya sebagai Sancaka (Gundala). Film ini memang berhasil menyedot perhatian pecinta film tanah air, khususnya bagi para penikmat film laga yang dibumbui dengan spesial efek.

Meskipun alur cerita yang terdapat dalam film ini dinilai berbeda dengan seri komiknya, namun Joko Anwar sendiri telah berhasil mengemas film patriot pembuka Jagat Sinema Bumilangit ini dengan sangat menarik.

Mulai dari perkenalan karakter Sancaka, hingga akhirnya tumbuh dengan berbekal sebuah kekuatan unik sebagai bagian dari proses transformasinya menjadi karakter patriot, Gundala. Kehadiran karakter seperti Wulan (Tara Basro), yang merupakan kolaborator Joko dalam sejumlah film pun menjadi daya tarik tersendiri.

Sosok Wulan sendiri diketahui berperan penting dalam perkembangan salah satu patriot pertama yang terdapat dalam Jagat Sinema BumiLangit tersebut.

Meski masih saja ada sebagian penonton yang menganggap cara Joko Anwar membangun karakter Gundala dianggap tidak memiliki motivasi kuat, namun bagi sebagian penonton hal tersebut memang tidak terlalu penting. Mengingat menjadi seorang pahlawan memang tidak mesti memiliki motivasi yang kuat, melainkan memiliki hati nurani.

Di luar dari respon para penonton yang beragam. Beberapa aspek yang terdapat dalam film ini memang cukup berkesan mulai dari sinematografi, visual efek, sound effect, scoring music, adegan laga, serta setting lokasi film yang mampu menghipnotis para penonton yang haus akan lahirnya film berkualitas seperti Gundala.

Superhero dengan Sentuhan Berbeda

Superhero dengan Sentuhan Berbeda

Respons yang diberikan penonton terhadap film Gundala memang bervariasi. Sebagian pihak menganggap Gundala cukup berhasil memenuhi ekspektasi penonton melalui berbagai aspek yang tersaji di dalamnya.

Sementara di pihak lain, film pertama BCU ini dianggap kurang maksimal dari segi editing yang ditandai dengan perpindahan adegan per adegan yang cukup membingungkan sehingga membuat penonton harus tetap fokus serta memiliki konsentrasi yang cukup kuat agar tidak kehilangan arah cerita. Selain itu terdapat beberapa dialog yang dianggap kaku dan tidak menarik.

Meskipun demikian hal tersebut memang tidak berdampak pada antusiasme penonton untuk film yang satu ini. Bagi orang-orang yang berkiblat pada film-film Blockbuster Hollywood sekelas MCU dan DCEU, film produksi BCU mungkin jauh dari harapan, meskipun sebenarnya menjadikan kedua markas superhero tersebut sebagai pembanding memang bukan hal yang relevan.

Gundala sendiri merupakan salah satu film bertema kepahlawanan yang cukup mengesankan. Effort sang sutradara menghidupkan karakter Gundala lewat jalan cerita dengan kearifan lokal memang patut diacungi jempol.

Film Gundala sendiri memiliki ruh yang berbeda dengan film bertema serupa. Karakter tokoh utamanya yang terlihat lebih humanis membuatnya lebih dekat dengan penonton. Begitu pun alur cerita yang sejalan dengan berbagai kekacauan yang pernah terjadi di tanah air. Hal ini membuat film perdana BCU tersebut jauh lebih menarik.

Visual yang Artistik

Visual yang Artistik

Gundala memiliki efek visual yang cukup bagus untuk ukuran film Indonesia. Kepiawaian Joko memanfaatkan kreativitas tim produksi memang berhasil dituangkan dengan baik dalam film ini. Joko sendiri diketahui menggunakan efek yang lebih praktis serta bersifat organik selama proses shooting.

Pemilihan lokasi adegan hingga aksi pertarungan yang bisa dibilang minim sentuhan efek CGI telah sukses menghidupkan atmosfer di dalam jalan cerita. Sentuhan artistik yang kerap Joko suguhkan dalam setiap karyanya mampu menggugah imajinasi penonton, membawa nostalgia masa lalu yang membuat film berdurasi 123 menit cukup menyenangkan selama pemutaran.

Totalitas Para Pemain

Totalitas Para Pemain

Kesuksesan film Gundala memang tidak terlepas dari para pemain yang terlibat di dalamnya. Abimana sebagai tokoh Gundala cukup merepresentasikan karakter utama yang kuat, namun terlihat sangat rapuh dan humanis. Sementara aktris kolaborator Joko Anwar dalam sejumlah film Tara Basro tak kalah memukau.

Meskipun karakternya berbeda dengan versi asli komiknya, namun kehadirannya sendiri cukup dinanti-nanti. Mengingat Wulan (Merpati) merupakan bagian dari patriot sekaligus kekasih Gundala. Memiliki karakter yang menggebu-gebu, aktris yang sukses lewat film Pengabdi Setan dan Perempuan Tanah Jahanam ini telah kembali menunjukkan kembali kualitas aktingnya yang mumpuni.

Namun diantara karakter tokoh utama di atas. Kehadiran karakter antagonis utama Pengkor yang diperankan oleh Bront Palarea tentu yang paling berkesan. Sebagai penjahat. Pengkor terlihat sangat total memerankan seorang pemimpin organisasi kejahatan yang memiliki masa lalu kelam.

Dengan karakter suaranya yang khas, Bront memang berhasil merepresentasikan dirinya sebagai otak dalam setiap kejahatan yang terjadi di dunia Jagat BumiLangit.

Nah, itulah Review Gundala, patriot pembuka Jagat Bumilangit yang berhasil Bacaterus ulas untuk kamu. Sebagai pintu pembuka untuk film BCU selanjutnya, Gundala memang berhasil  menyuguhkan tontonan yang menghibur. Semoga informasi di atas bisa menjadi referensi film lokal terbaik yang bisa kamu tonton di akhir pekan.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram