Sang Pencerah
Ahmad Dahlan
Siti Walidah
Ahmad Dahlan (Darwis)
Kyai Penghulu Kamaludiningrat
Sudja
Kyai Abu Bakar
Nyai Abu Bakar
Kyai Muhammad Fadlil
Nyai Muhammad Fadlil
Kyai Muhammad Noor
PLOT & SINOPSIS
Yogyakarta, abad ke-19. Di masa penjajahan Belanda, Islam di Yogyakarta bercampur dengan kesyirikan dan bid’ah (perkara baru dalam agama).
Tahun 1868 lahirlah Muhammad Darwis dari keluarga Kyai Haji Abu Bakar yang masih keturunan Maulana Malik Ibrahim, salah satu anggota Walisongo. Sedari kecil, Darwis dikenal kritis dan diajarkan oleh ayahnya Islam yang sesuai petunjuk Rasulullah.
Di usia 15 tahun, Darwis berangkat ke Makkah untuk melaksanakan haji dan menuntut ilmu disana. Lima tahun kemudian beliau kembali ke Indonesia dengan mengganti namanya menjadi Ahmad Dahlan dan melanjutkan tugas ayahnya untuk mengajarkan Islam kepada masyarakat. Dia menikah dengan Siti Walidah dan memiliki 6 anak darinya.
Dengan ilmu agama dan pengetahuan lain yang didapatnya selama belajar di Makkah, beliau berusaha meluruskan banyak hal yang salah dalam pelaksanaan ibadah, salah satunya adalah arah kiblat.
Hal ini mengundang keresahan dari para ulama senior yang menyebut beliau terkontaminasi pemikiran kaum barat, apalagi dengan menggunakan peralatan modern seperti peta dan kompas.